Anda di halaman 1dari 5

A.

Tahap Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum, Boleh Saya kenalan dengan Ibu? Nama
Saya……. boleh panggil Saya ……. Saya mahasiswa S1
keperawatan/semester 5 di STIKIM Jakarta Selatan. Saya praktik pada pagi
hari dari pukul 07.00 – 14.00 WIB. Kalau boleh Saya tahu nama Ibu siapa dan
senang dipanggil dengan sebutan apa?”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada
keluhan tidak?”
3. Kontrak
a. Topik
“Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut ibu
sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
suara dan sesuatu yang selama ini Ibu dengar dan lihat tetapi tidak tampak
wujudnya?”
b. Tujuan
Tujuan kita berbincang- bincang agar Ibu dapat mengenal isi halusinasi
Ibu, dan dapat mengontrol halusinasinya dengan baik dan di lakukan
secara terus menerus.
c. Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya berapa menit?
Bagaimana kalau 10 menit? Bisa?”
d. Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang ?”
“Bagaimana kalau di ruang tamu saja?”

B. Fase Kerja
“Apakah Ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah Ibu melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?”
“Seperti apa yang kelihatan?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu
saja?”
“Kapan paling sering Ibu melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?”
“Berapa kali sehari Ibu mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang Ibu rasakan pada saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Ibu lakukan saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Ibu lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau
bayangan agar tidak muncul?”
“Ibu ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini:
1) Saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang dalam hati, “Pergi
Saya tidak mau dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.
Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu
peragakan! Nah begitu………….. bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu
sudah bisa.”
2) Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi Saya
tidak mau lihat………………. Saya tidak mau lihat. Kamu palsu.
Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Ibu
peragakan! Nah begitu……….. bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah
bisa.”
C. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang
tidak dengan latihan tadi?”
4. Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, sekarang coba Ibu simpulkan pembicaraan kita
tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar
tidak muncul lagi.”
5. Rencana tindak lanjut
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan Ibu coba cara
tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa
saja latihannya?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian klien, Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan
M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau
teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T.
apakah ibu mengerti?).
6. Kontrak yang akan datang
a. Topik
“Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara
dengan orang lain saat bayangan dan suara-suara itu muncul?”
b. Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 10 pagi,
bisa?”
c. Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai
jumpa besok.
FASE KERJA VERSI 2
Perawat : Apakah Ibu sering mendengar suara-suara bisikan? Atau
sering melihat bayangan yang tak nampak wujudnya?
Pasien : Iya Sus, saya sering mendengar suara-suara bisikan.
Perawat : Pada saat apa ibu mendengar suara - suara bisikan itu?
Dan suara bisikan itu mengatakan apa bu?
Pasien : Suara bisikan itu mengatakan, ayo loncat, ayo loncat, gitu
sus.
Perawat : Ibu Sumi, yang Ibu dengar, suara bisikan itu tidak nyata,
itu hanya halusinasi Ibu saja. Apakah ibu tahu cara mengontrol
halusinasinya ?
Pasien : Hmm... Tidak tahu sus
Perawat : Baiklah Bu sekarang Saya akan ajarkan Ibu cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Pertama - tama Ibu angkat
kedua tangan Ibu, menutup kedua telinga Ibu, lalu Ibu katakan pergi -
pergi, kamu tidak nyata, kamu suara palsu, saya tidak mau mendengar.
Apa Ibu mengerti?
Pasien : Iya mengerti sus.
Perawat : Baiklah bisa Ibu coba ulangi lagi apa yang Saya ajarkan
tadi?
Pasien : Pergi - pergi, kamu tidak nyata, kamu suara palsu, saya
tidak mau mendengar.
Perawat : Baik Ibu Sumi, Ibu jangan lupa masukin ke jadwal
kegiatan harian ibu ya. Jika Ibu melakukannya sendiri Suster akan tulis M,
lalu jika Ibu lakukan dengan bantuan suster, maka Suster akan tulis B, dan
jika Ibu tidak melakukannya, Suster akan tulis T.

C. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Perawat : Bagaimana perasaan Ibu setelah diajarkan cara
menghardik?
Pasien : Agak mendingan suster.
b. Evaluasi Objektif
Perawat : Coba Ibu mengulanggi lagi cara menghardik?
Pasien : Pergi - pergi kamu tidak nyata, kamu suara palsu, saya
tidak mau mendengar.
c. Rencana Tindak Lanjut
Perawat : Ibu besok kita berbincang-bincang lagi ya ibu,
mengulanggi cara menghardik yang saya ajarkan tadi.
Pasien : Iya Sus
d. Kontrak Yang Akan Datang
• Topik
mengulangi cara menggontrol halusinasi dengan cara
menghardik.
• Waktu
Perawat : Ibu maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 10?
Pasien : Iya sus jam 10 saja
Perawat : Berapa lama kita berbincang-bincang? bagaimana kalau
10 lagi?
Pasien : Iya Sus 10 menit lagi saja
• Tempat
Perawat : Ibu mau di mana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
meja makan saja?
Pasien : Iya di meja makan saja Sus
Perawat : Baik Bu, Saya pamit dulu ya! Sampai ketemu besok Ibu!

Anda mungkin juga menyukai