Fitriyah
Naziah dwi amalia
Niska fitria
Mega silvia
Siti alfiyah
Hertati
Strategi pelaksanaan
tindakan keperawatan
Masalah : halusinasi ganggua persepsi sensori
pendengaran
Pertemuan : 1
A. Proses keperawatan
1. Petugas mengatakan klien sering menyendiri dikamar
2. Klien sering tertawa dan menyendiri
3. Klien sering menutup telinga
4. Klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan
untuk membenturkan kepalanya.
Kasus
Di sebuah rumah sakit terdapat pasien dengan halusinasi
pendengaran yang bernama Ny.A yang berusia 25 thun.
Ny.A mengatakan selalu mendengar bisikan seorang laki
laki yang memerintahkan Ny.A untuk membentur- bentur
kan kepalanya,klien suka menyendiri dan selalu
memandang pada satu arah, dan juga mengarahkan telinga
pada satu titik, NyA juga sering menutup telinga karena
takut mendengar bisikan yang menyuruhnya membentur –
bentur kan kepalanya, klien sering menyendiri dikamar,
klien sering tertawa dan tersenyum sendiri.
2. diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi ( pendengaran)
3.TUK/SP1
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Membantu klien mengenali halusinasinya.
Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan
menghardik halusinasi.
4. Tindakan keperawatan
• Membantu klien mengenal halusinasi.
• Melatih klien mengontrol halusinasi.
1. orientasi
Salam terapeutik
“selamat pagi bu, saya perawat yang akan merawat anda.
Saya suster wulan, yang bekerja dari pukul 08pagi sampai jam
2 siang, boleh saya tau nama ibu siapa? Dan senang dipanggil
apa?”
Evaluasi/ validasi
“bagaimana perasaan ibu hari ini? Saat ini apa yang ibu
keluhkan?? Ibu bisa menceritakan kepada saya..”
Kontrak
“ baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara
yang selama ini ibun denger, tetapi tidak tampak wujudnya??
dimana kita akan berbincang-bincang? Berapa lama waktu
yang akan ibu berikan??”
2.kerja
“ apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?? Apa
yang dikatakan suara itu??”
“ibu mendengar suara itu secara terus-menerus atau
sewaktu-waktu saja? Kapan ibu paling sering mendengar
suara itu? Lalu berapa kali sehari ibu mengalaminya?”
“ biasanya kapan suara itu terdengar bu?? Apa pada saat
ibu sendiri??”
“ bagaimana yang ibu rasakan saat mendengar suara itu??
Lalu apa yang ibu lakukan jika mendengar suara itu??”
“ apa dengan cara yang ibu sebutkan suara itu bisa hilang??
Baik ibu bagaiamana kalau kita belajara cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul??”
“ ibu ada empat cara untuk mencegah susra-suara itu
muncul yang pertama dengan menhardik suara tersebut
yang kedua
“ ibu ada empat cara untuk mencegah susra-suara itu
muncul yang pertama dengan menhardik suara tersebut
yang kedua dengan cara ibu bisa mengobrol dengan orang
lain, yang ketiga ibu bisa melakuakn kegiatan yang suadah
terjadwal, dan yang keempat ibu bisa meminum obat
dengan teratur.”
“ sekarang bagaimana kalau kita belajar satu cara terleboh
dahulu yah bu, yaitu dengan menghardik, caranya itu
adalah saat suara suara itu muncul, lanngsung ibu bilang,
pergi saya tidak mau untuk mendengar.. Saya tidak mau
dengar!! Kamu suara palsu!! Lakukan itu berulang ulang
sampai suara tersebut tidak terdengar lagi. Coba sekarang
ibu lakukan!”
“ nah bagus bu seperti ibu... Coba kita lakukan lagi yah bu..!
“ yah... Bagus sekali.. Ibu sudah bisaa....
3. terminasi
Evaluasi subjektif
“ bagaimana perasaan ibu setelah memeragakan latihan tadi??”
Evaluasi objektif
“ ibu masih ingat bagaiamana cara untuk mengatasi masalah ibu tadi
?? Coba ibu sebutkan bagaimana caranya...??
Rencana tindak lanjut
“ jika suara itu muncul lagi, ibu bisa melakukan cara tersebut yah
bu...’”