Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan ke 1

1. Kondisi pasien
Klien dibawa ke RSJ karena sering berbicara tidak jelas, klien juga
mengatakan sering mendengar suara seorang perempuan, tampak berbicara sendiri
dengan gesture sering mengarahkan telinga kearah tertentu dan menatap hanya ke satu
arah, pasien juga lebih suka menyendiri dank lien sudah tau suara-suara itu tidak
nyata.
2. Diagnose keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran (D. 0085)
3. Tujuan umum : klien dapat mengontrol halusinasi
Tujuan khusus :
1. klien bisa mengenal halusinasi yang dialaminya
2. klien bias menjelaskan cara-cara menontrol halusinasi
3. klien bias mengontrol halusinasi
4. Intervensi
1. Membantu klien mengenal halusinasi
2. Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi
3. Mengjarkan klien mengontrol halusinasinya dengan cara :
a. Menolak halusinasi yang muncul
b. Bercakap-cakap dengan orang lain
c. Menggunakan obat secara teratur
d. Melakukan aktivitas yang sudah terjadwal

SP 1 pasien : Membantu pasien mengenal apa itu halusinasi, menjelaskan cara-cara


mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien untuk mengontrol halusinasi dengan cara
menolak halusinasi

Fase orientasi
“selamat pagi pak. X. saya Jenyfer mahasiswa keperawatan, Universitas Kristen Satya
Wacana, saya perawat yang bertugas untuk shift siang ini untuk merawat pak. X. bapak lebih
enaknya dipanggil siapa pak ?”

“bagaimana perasaan bapak hari pak. X hari ini ?”ada keluhan apa hari ini pak ?”

“Baiklah, bagaimana kalua kita bercakap-cakap tentang keluhan yang yang selama ini pak,
x lakukan ?” “enaknya kita duduk dimana pak ?” “diruang tamu ?” “Berapa lama ?”
“bagaimana kalua sekitar 30 menit pak ?”

Fase kerja

“apakah pak. X mendengar suara tanpa ada wujudnya ?” “apa yang dikatakan suara itu ?”
“apakah terus-menerus atau hanya sesekali saja mendengarnya pak ?” “Kapan yang paling
sering pak. X mendengar suaranya ?” “pada keadaan seperti apa pak. X mendengar suara
itu ?” “apakah saat pak. X sedang sendiri ?”

“apa yang pak. X rasakan pada saat mendengar suara itu ?” “apa yang pak. X lakukan saat
suara itu muncul ?” “pak. X, ada 4 cara cara untuk mencegah suara-suara itu muncul,
pertama, dengan menolak suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Dan yang terakhir, minum
obat secara teratur”

”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menolak halusinasi”.

”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, pak. X bias langsung bilang, pergi
saya tidak mau dengar, Saya tidak mau dengar, atau kamu suara palsu. Begitu diulang-
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Bias pak. X peragakan yang sudah saya
katakana tadi ? Nah begitu pak bagus! Coba lagi! Ya bagus pak. X sudah bisa”

Fase terminasi

”Bagaimana pak, perasaan pak. X setelah mencoba cara yang tadi pak ?” Kalau suara-suara
itu muncul lagi nanti, pak. X bias mencoba dengan cara yang sama tadi ya pak, bagaimana
kalua kita buat jadwal latihannya ya pak ?. pak. X mau dijam berapa saja setiap harinya ?.
(bias memasukkan jadwal kegiatan latihan menolak halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
pasien) Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-
suara dengan cara yang kedua? Jam berapa pak ? Bagaimana kalua 5 jam kedepan pak ?
Berapa
lama kita akan berlatih ? Dimana tempatnya ?”

”Baiklah pak, Sampai jumpa, Selamat pagi pak”

SP 2: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua yaitu bercakap-cakap dengan
orang lain

Fase Orientasi

“selamat siang pak” bagaimana perasaan pak. X sekarang ?” apakah suara-suaranya masih
muncul ? “apakah pak. X sudah melakukan latihan menolak hsuara yang muncul dengan
cara yang sudah kita lakukan bersma tadi pak ?” “Berkurang suara-suaranya ya, Bagus
sekali !” “sesuai janji kita tadi, saya akan latih dengan cara yang kedua untuk mengontrol
halusonasi dengan cara pak. X bias bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan lakukan
selama 25 menit kedepan. Mau dimana pak ? disini aja ?”

Fase Kerja

“Cara kedua untuk mencegah/mnolak/mengontrol halusinasi yang muncul adalah dengan


cara bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalua pak. X mulai mendengar suara-suara,
langsung saja cari teman yang ada disekitar pak. X dan ajak ngobrol. Misalnya gini pak,
tolong saya mulai mendengar suara-suara. Bisakah mengobrol dengan saya, atau bias ajak
anak bapak saat dirumah jika suara itu muncul misalnya, nak ayo ngobrol, bpak mulai
mendengar suara-suara. Seperti itu ya pak, bias bapak praktekan seperti yang sudah saya
katakana tadi pak ? Ya begitu, Bagus! Coba sekali lagi ya pak. Bagus sekali pak, seperti itu
ya pak, pak. X bias berlatih terus dengan cara yang sudah diajarkan ya pak”

Fase terminasi

“bagaimana perasaannya pak, setelah melakukan latihan tadi ? Jadi sudah ada berapa cara
tadi pak, yang sudah dipelajari tadi ? Bagus ! pak. X bias mencoba kedua cara ini kalua pak.
X mulai mendengar suara-suara lagi. Bagimana kalai kita masukkan dalam jadwal kegiatan
harian pak. X Mau jam berapa latihan bercakap-cakap ? Nah, nanti pak. X bias lakukan
latihan ini secara teratur jika sewaktu-waktu suara itu muncul lagi ya pak. Besok pagi lagi
saya akan kembali kesini lagi. Bagaimana kalua kita latih cara yang ketiga yaitu dengan
melakukan aktivitas terjadwal ? mau jam berapa pak ? bagaimana kalua jam 10.00 ? mau di
mana pak ? disini lagi ? baiklah pak sampai besok ya pak. Selamat pagi.”

SP 3: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga yaitu dengan melakukan
aktivitas terjadwal

Fase orientasi

“Selamat pagi pak. X Bagaimana perasaannya hari ini pak ? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah pak. X sudah mencoba 2 cara yang telah kita latih sebelumnya pak ?
Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai waktu yang sudaj kita sepakati. Hari ini kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah atau menolak halusinasi dengan melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal. Kita bicaranya dimana enaknya pak ? Baik kita duduk di
ruang tamu saja, Berapa lama kita bicara ? Bagaimana kalua 30 menit pak ? Baiklah

Fase kerja
“Apa saja yang biasa pak. X lakukan ? setiap pagi kegiatan apa yang sering dilakukan pak.
X ?, terus jam berikutnya (terus diajak bicara sampai didapatkan kegiatan klien sampai
malam). Wah banyak sekali kegiatannya pak. Untuk sekarang mari kita latih dua kegiatan
(latih kegiatan tersebut). Bagus sekali pak. X bisa melakukannya. Kegiatan ini dapat pak. X
lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar
dari pagi sampai malam ada kegiatan sehingga membantu untuk mengontrol halusinasi ya
pak ! Baiklah

Fase terminasi
“Bagaimana perasaannya pak, setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah/menontrol suara-suara yang muncul pak ? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara
yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara yang muncul pak. Bagus sekali. Mari kita
masukkan dalam jadwal kegiatan harian pak. X
Coba lakukan sesuai jadwal ya pak ! (Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada
pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana
kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta
penggunaan obat. Mau dijam berapa pak ? Bagaimana kalau jam 14.00 siang ? Di teras
depan ya. Sampai jumpa dan selamat pagi pak.

SP 4: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur


Fase orientasi
“Selamat pagi pak. X , Bagaimana kabarnya hari ini pak ? apakah masih mucul suara-suara
? apakah pak. X suah mencoba tig acara yang sudah dilatih Bersama pak ? Apakah jadwal
kegiatannya sudah dilakukan pak ? untuk pagi ini apakah pak. X sudah minum obat ?. baik
hari ini kita akan memdiskusikan tentang obat-obatan yang bpa minum ya pak. Kita akan
diskusi kurang lebih selama 20 menit sambil menunggu makan siang Di sini saja ya pak ?”

Fase kerja
“pak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur ? Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang pak. X dengar dan
mengganggu bapak selama ini tidak muncul lagi. Ada beberapa macam obat yang pak. X
minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari pada
jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk membantu menghilangkan suara-
suara. Ini yang putih (THP) 3x/hari jam nya sama gunanya untuk membantu pak. X merasa
lebih rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3x/hari jam nya sama
gunanya untuk membantu pak. X agar pikiran bapak lebih tenang. Nanti jika suara-suara
yang sering pak. X dengar sudah hilang, obatnya tidak boleh diberhentikan ya pak. Nanti
konsultasikan dengan
dokter, sebab kalau pak. X berhenti minum obatnya halusinasi pak. X akan kambuh dan sulit
untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obatnya habis pak. X bisa minta lagi ke
dokter untuk mendapatkan obat lagi. Pak. X juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan
ini ya pak. Pastikan obatnya benar, artinya pak. X harus memastikan bahwa obat yang
dimiinum pak. X itu benar-benar obat bapak ya Jangan sampai keliru dengan obat milik
orang lain. Pak. X bis abaca nama kemasannya. Pastikan obat yang diminum pak. X tepat
waktu juga dengan cara yang benar. yaitu diminum sesudah makan dan tepat waktunya. Pak.
X juga harus memperhatikan berapa jumlah obat dalam sekali minum, dan harus cukup
minum 8 gelas/hari”

Fase terminasi
“Bagaimana perasaannya setelah kita berdiskusi tentang obat pak ? bisa bapak sebutkan
sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol atau mencegah halusinasi ? Coba
sebutkan pak! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya
dalam jadwal kegiatan pak. X ya. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau
pada keluarga kalau di rumah. Nah karena makanan siang pak. X sudah datang. Besok kita
ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara yang sudah dilatih untuk mencegah suara yang
telah kita bicarakan. Mau jam berapa ? Bagaimana kalau jam 10.00 saja ya pak. Sampai
jumpa dan selamat pagi pak.

Anda mungkin juga menyukai