Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN OVERDOSIS

EMERGENCY NURSING B

Di Susun Oleh :

Jenyfer Trifena Febiola Tibali 462018015

Aprilia Kinanti Amiman 462018048

Eklesya Margaret Siaya 462018069

Maya Santika Ubro 462018104

Chrisva Dhea Ardela Ory 462018110

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa yang harus dilakukan
tindakan segara untuk menghindari kecacatan bahkan kematian (Hutabarat & Putra,
2016). Keperawatan gawat darurat adalah pemberian asuhan keperawatan gawat darurat
secara komprehensif yang efektif dan efisien kepada pasien yang mengalami keadaan
mengancam kehidupan. Pelayanan pasien gawat darurat harus cepat, tepat dan cermat
[ CITATION Set13 \l 1057 ].
Salah satu bentuk kejadian gawat darurat adalah Overdosis. Overdosis atau
dikenal dengan istilah OD adalah kelebihan takaran pemakaian yang menyebabkan
seseorang dapat kehilangan kesadarannya (Siti R. Azmiyati, 2014). Overdosis menurut
kamus Marriam Webster adalah sejumlah zat atau obat yang jumlahnya terlalu banyak
dan biasanya berbahaya bagi tubuh. Hampir semua zat seperti alkohol, Tylenol
(asetaminofen), opioid, kokain, digunakan secara berlebihan untuk mendapatkan rasa
nyaman pada seseorang (Subandi, 2013). Overdosis membahayakan karena beberapa hal,
salah satunya adalah karena overdosis menekan pusat pernapasan sehingga orang menjadi
sulit bernafas.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah pemahaman mahasiswa
terkait overdosis dan tindakan penanganannya, serta asuhan keperawatan pada pasien
dengan kegawatdaruratan overdosis.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Overdosis atau dikenal dengan istilah OD adalah kelebihan takaran pemakaian yang
menyebabkan seseorang dapat kehilangan kesadarannya (Siti R. Azmiyati, 2014).
Overdosis menurut kamus Marriam Webster adalah sejumlah zat atau obat yang
jumlahnya terlalu banyak dan biasanya berbahaya bagi tubuh. Hampir semua zat seperti
alkohol, Tylenol (asetaminofen), opioid, kokain, digunakan secara berlebihan untuk
mendapatkan rasa nyaman pada seseorang (Subandi, 2013).
Overdosis membahayakan karena beberapa hal, salah satunya adalah karena overdosis
menekan pusat pernapasan sehingga orang menjadi sulit bernafas. Jika seseorang tidak
bisa bernafas atau bernafas cukup, maka kadar oksigen dalam darah menurun (Subandi,
2013).
Dapat disimpulkan bahwa overdosis adalah keadaan dimana seseorang mengonsumsi
obat yang melebihi dosis yang bisa diterima oleh tubuh sehingga menimbulkan efek
buruk bagi kesehatan.

B. Etiologi
1. Keadaan ini sering terjadi dan faktor penyebabnya adalah :
a) Usia. Lansia sering lupa bahwa ia sudah minum obat, sehingga sering terjadi
kesalahan dosis karena lansia minum lagi.
b) Merek dagang. Banyak merek dagang untuk obat yang sama, sehingga pasien
bingung, misalnya furosemide (antidiuretik) dikenal sebagai Lasix, uremia dan
unex.
c) Penyakit. Penyakit yang menurunkan metabolisme obat dihati atau sekresi obat
melalui ginjal akan meracuni darah
d) Gangguan emosi dan mental. Menyebabkan ketagihan penggunaan obat untuk
terapi penyakit (habituasi) misalnya barbiturate, antidepresan dan tranquilizer.
e) Mengkonsumsi lebih dari satu jenis narkoba misalnya mengkonsumsi putau
hamper bersamaan dengan alcohol atau obat tidur seperti valium,
megadom/BK,dll.
f) Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya, misalnya jika
seseorang memakai narkoba walaupun hanya seminggu, tetapi apabila dia
memakai lagi dengan takaran yang sama seperti biasanya kemungkinan besar
terjadi OD (overdosis)
2. Faktor Ketidakpatuhan terhadap pengobatan :
a) Kurang pahamnya pasien tetang tujuan pengobatan itu
b) Tidak mengertinya pasien tentang pentingnya mengikuti aturan pengobatan yang
ditetapkan sehubungan dengan prognosisnya
c) Sukarnya memperoleh obat itu diluar rumah sakit
d) Kurangnya perhatian dan kepedulian keluarga, yang mungkin bertanggung jawab
atas pembelian atau pemberian obat itu kepada pasien
e) Efek samping dapat timbul akibat menaikan dosis obat yang biasanya tidak
bereaksi, mengganti cara pemberian obat, atau memakai obat dengan merek
dagang lain

C. Tanda dan Gejala


Secara umum tanda dan gejala dari overdosis yaitu :
 Sakit perut
 Mual
 Muntah
 Diare
 Kesulitan bernafas
 Nyeri dada
 Detak jantung lebih cepat
 Penurunan kesadaran, bahkan hingga koma
 Hilang keseimbangan
 Pusing dan sakit kepala

D. Patofisiolgi
Overdosisi obat sering disebabkan oleh pemakaian atau penggunaan obat yang
berlebihan seperti pada kasus kami dimana ditemukan obat tramadol disamping
pasien yang bisa dicurigai adanya percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh pasien
sehingga kita dapat mengangkat diagnosa keperawatan resiko bunuh diri. Selain itu,
dilihat dari tanda dan gejala yaitu adanya muntah 15 kali yang menandakan adanya
penurunan cairan dan elektrolit didalam tubuh sehingga diagnosa keperawatan
selanjutnya yang bisa diambil adalah defisit volume cairan. Selain adanya penurunan
cairan dan elektrolit dalam tubuh, terjadi penurunan oksigen dalam darah karena
oksigen tidak dapat ikat ... begitu juga respirasi juga menurunan yang mengakibatkan
cr >2 karena oksigen tidak sampai ke partiket-partikel kecil didalam tubuh seperti
kapileri. Karena manifetasi itulah bisa diangkat diagnosa keperawatan terakhir yaitu
ketidak efektifan perfusi jaringan perifer.
E. Pathway

Overdosis

Pemakaian atau penggunaan


obat berlebihan

Muntah

Cairan dan elektrolit Defisit volume cairan


dalam tubuh ↓

O₂ dan RR ↓

CRT >2 detik

sianosis

Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer Gangguan pertukaran gas
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus Overdosis
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang dengan penurunan kesadaran setelah
muntah sebanyak 15 kali. Alamat jalan Kartini 11 A Kota Salatiga. Agama Katolik.
Nomor RM: 12345. Tanggal masuk RS 21 September 2020 dengan sepeda motor.
Keluarga mengatakan, ditemukan botol obat Tramadol di kamar pasien. Pasien Nampak
sianosis , CRT > 2 detik, RR: 16x/ menit, TD: 100/60 mmHg, HR: 65x/menit, suhu 35oC.

B. Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama :-
b. Usia : 20 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Jl. Kartini 11 A Kota Salatiga
e. Agama : Katolik
f. Tanggal MRS : 21 September 2020
g. No. RM : 12345
h. Diagnosa Medis : Penurunan kesadaran

2. Data Pre-hospital
a. Cara tiba ke RS : Dengan sepeda motor
b. Tanda-tanda Vital : RR: 16x/ menit, TD: 100/60 mmHg, HR: 65x/menit,
suhu 35oC.
c. Tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan : Tidak ada
d. Keluhan utama : Penurunan Kesadaran

3. Pengkajian Primer
a. Airway : Tidak ada sumbatan, tidak ada secret
b. Breathing
a. Warna kulit : Nampak sianosis
b. Pola napas : Tidak normal
c. Kerja napas : Normal
d. Menggunakan obat bantu nafas : Tidak
e. Suara napas : Vesikuler
f. Jejas : Tidak ada
g. Deviasi trakea : Tidak
h. Pengembangan dada :
i. Distensi vena jugularis : Tidak
c. Circulation
a. Kualitas nadi : Normal
b. Ritme jantung : Normal
c. EKG : Normal
d. CRT : > 2 detik
e. Warna kulit : Nampak sianosis
f. Suhu kulit : Dingin
g. Diaphoresis :
d. Disability
a. Tingkat kesadaran : Menurun
b. GCS :
e. Eksposure

4. Pengkajian Sekunder
a. Riwayat kesehatan sekarang: Klien datang dengan penurunan kesadaran
setelah muntah sebanyak 15 kali. Masuk RS 21 September 2020 dengan
sepeda motor. Keluarga mengatakan, ditemukan botol obat Tramadol di
kamar pasien. Pasien Nampak sianosis, CRT > 2 detik, RR: 16x/ menit,
TD: 100/60 mmHg, HR: 65x/menit, suhu 35oC.

5. Pengkajian Head to Toe


a. Kepala : Inspeksi dan palpasi:
a) Rambut : Bersih
b) Wajah : Simetris
c) Mata : Simetris
d) Hidung : Bentuknya simetris dan bersih
e) Telinga : Bentuknya simetris dan bersih
f) Mulut : Bentuknya simetris

b. Leher: inspeksi dan palpasi:


a) Nyeri : Tidak
b) Bendungan vena jugularis : Tidak

c. Thorax
1) Inspeksi (Paru dan jantung)
a) Bentuk thorax : Normal
b) Jumlah napas : 15x/menit
c) Pola napas : Normal
d) Pengembanga dada : Normal
e) Pulsasi : 65x/menit

2) Palpasi (Paru dan jantung)


a) Nyeri : Tidak
b) Krepitasi : Tidak
c) Iktus cordis : Normal
d) Irama jantung : Normal

3) Auskultasi (Paru dan jantung)


a) Bunyi napas : Vesikuler
b) Bunyi napas abnormal : Tidak ada
c) Bunyi jantung : Normal
d) Kelainan bunyi jantung : Tidak ada

4) Perkusi (Paru dan jantung)


a) Paru : Sonor
b) Jantung : Pekak
d. Abdomen
a. Inspeksi
1. Bentuk : Tidak ada data
2. Kelainan : Tidak ada data
b. Palpasi
1. Nyeri : Tidak
2. Distensi : Tidak
c. Auskultasi
1. Suara peristaltic : Normal
2. Jumlah : Tidak ada data
d. Perkusi
1. Timpani : Tidak ada data
2. Kelainan : Tidak ada data

e. Ekstremitas
a. Inspeksi
1. Warna : Nampak sianosis
b. Palpasi
1. Nyeri : Tidak ada data
2. Krepitasi : Tidak ada data
3. Edema : Tidak ada data
4. Pulse : Tidak ada data

f. Genetalia : Tidak ada data

6. Pemeriksaan Penunjang dan Terapi Medis

Radiologi Lab. Darah Pemeriksaan lain Terapi Medis


Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

C. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: Muntah Ketidakefektifan
DO: perfusi jaringan
1. Klien datang dengan Penurunan jumlah cairan perifer
penurunan kesadaran
2. CRT > 2 detik intravaskuler (00204)
3. Klien nampak sianosis
4. TTV
RR: 16x/ menit Penurunan Hb dalam
TD: 100/60 mmHg
HR: 65x/menit darah
Suhu: 35oC.
Suplai O2 ke jaringan
menurun

Hipoksia jaringan

Sianosis, CRT>2 detik,


penurunan tekanan darah

Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
DS: Muntah Defisien volume
DO: cairan
1. Klien muntah sebanyak Kehilangan cairan aktif, (00027)
15 kali
kekurangan intake cairan
2. CRT > 2 detik
3. Klien nampak sianosis
4. TTV
Tubuh kekurangan cairan
RR: 16x/ menit
TD: 100/60 mmHg dan elektrolit
HR: 65x/menit
Suhu: 35oC.
Sianosis, CRT>2 detik,
penurunan tekanan darah

Defisien volume cairan


DS: Muntah Gangguan pertukaran
Keluarga mengatakan, gas
ditemukan botol obat Tubuh kekurangan cairan
Tramadol di kamar pasien. dan elektrolit

DO: Tubuh kekurangan


1. Klien muntah sebanyak oksigen dan darah
15 kali
2. CRT > 2 detik
3. Klien nampak sianosis Suplai O2 ke jaringan
4. TTV
menurun
RR: 16x/ menit
TD: 100/60 mmHg
HR: 65x/menit
Hipoksia jaringan
Suhu: 35oC.
Gangguan ventilasi

Gangguan pertukara gas

D. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan suplai O2 menurun
2. Defisien volume cairan berhubungan dengan asupan cairan kurang
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

E. Intervensi Keperawatan

No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Resional

Setelah dilakukan tindakan Terapi oksigen (NIC


keperawatan selama 1x24 jam, 3329)
diharapkan masalah
 Agar perawat
Ketidakefektifan perfusi jaringan
O:
dapat memantau
perifer dapat teratasi. dengan  Monitor efektifan kadar oksigen
terapi oksigen
dalam tubuh
kriteria hasil: dengan tepat
pasien
1. Klien mulai sadar
2. CRT kembali normal
3. Klien tidak nampak sianosis lagi  Agar pasien
4. TTV kembali normal N:
dapat bernapas
RR: 16x/ menit  Pertahankan
dengan baik
TD: 100/60 mmHg kepatenan jalan
HR: 65x/menit napas
Suhu: 35oC.
 Agar pasien
E:
dapat
 Atur dan ajarkan
pasien mengenai mengetahui
penggunaan penggunaan
perangkat oksigen perangkat
yang memudahkan oksigen dan
mobilitas pasien membuat
mobilitas pasien
lebih mudah

C:  Agar dalam
 Konsultasikan pemberian
dengan tenaga oksigen
kesehatan lain tambahan tidak
mengenai terjadi kesalahan
penggunaan
oksigen tambahan
selama kegiatan
dan/tidur
Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan
keperawatan selama 1x24 jam, (NIC 4120)
diharapkan masalah Defisien
Agar perawat dapat
volume cairan dapat teratasi dengan O :
memonitor dan
kriteria hasil:  Monitor tanda –
tanda vital pasien mengetahui tanda
1. Muntah klien berkurang
2. CRT kembali normal dan gejala abnormal
3. Klien tidak nampak sianosis lagi
yang dapat dilihat
4. TTV kembali normal
RR: 16x/ menit dari pemeriksaan
TD: 100/60 mmHg
tanda-tanda vital
HR: 65x/menit
Suhu: 35o C.

 Agar intake dan


N:
output pasien
 Jaga intake/asupan seimbang dan
yang akurat dan kebutuhan cairan
catat output pasien pasien terpenuhi
dengan baik

Manajemen muntah
(NIC)
 Agar perawat
dapat
O: mengetahui
apakah
 Monitor kebutuhan cairan
keseimbangan dan elektrolit
cairan dan pasien sudah
elektolit terpenuhi atau
belum

 Agar pasien
lebih merasa
nyaman

 Agar pasien atau


N: keluarga dapat
secara mandiri
 Posisikan untuk
dalam
mencegah aspirasi
pengendalian
muntahnya
E:
 Informasikan
penggunaan teknik
non-farmakologis
bersama dengan
tindakan
pengendalian
muntah lainnya
Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan
keperawatan selama 1x24 jam, nafas (NIC 3140)
diharapkan masalah gangguan
pertukaran gas dapat teratasi dengan O: monitor status - Agar perawat
dapat
kriteria hasil: pernafas dan
mengetahui
1. 1. Saturasi oksigen 5 tidak ada oksigenasi, sebagai perkembanga
devisiasi dari kisaran normal n status
mana mestinya
(040211) pernafasan
2. 2. Keseimbangan ventilasi dan dan
perfusi 5 tidak ada deviasi dari oksigenasi
kisaran normal (040214) pasien
3. 3. Sianosis 5 tidak ada (040206)
4. 4. Gangguan kesadaran 5 tidak ada
- Agar jalan
(040216).
nafas pasien
5.
paten dan
pasien dapat
bernapas
N: buka jalan nafas
dengan baik
dengan teknik lift atau
jaw thrust, sebagai
- Agar tidak
mana mestinya
terjadi
kesalahan
dalam
pemberian
obat pada
pasien

C: kolaborasi dengan
tenaga medis dalam
pemberian obat.
DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat, R. Y., & Putra, C. S. (2016). Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan.


Bogor: In Media.

Siti Riza Azmiyati, Widya Hary Cahyati, Oktia Woro Kasmini Handayani. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. KESMAS 9 (2) (2014) 137-143

Setyaningsih, Y., & Amriyati. (2013). Analisis Lama Waktu Tindakan Perawat
Pelaksana pada Pasien IGD Berdasarkan Klasifikasi Kegawatdaruratan di Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 8 (2), 111-
120.

Subandi, (2013). Analisa dan Visualisasi Data Mengenai Tingkat Kematian Akibat
Overdosis Penggunaan Narkoba.

Widya Citra Andini (2018). Tanda-Tanda-Overdosis-Obat. Diakses dari;


https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/gejala-overdosis-obat/#gref

Finit, Maria (2015). Asuhan Keperawatan Overdosis dari :

https://dokumen.tips/documents/askep-overdosis-jadi.html

Anda mungkin juga menyukai