K DENGAN HIPERTENSI
DI RUANG CATTLEYA RUMAH SAKIT dr.GONDO SUWARNO UNGARAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Hipertensi adalah faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan
kematian dini, terjadinya gagal jantung sertapenyakit gangguan otak.
Penyakit ini dipengaruhi oleh cara dan kebiasaan hidupseseorang, sering
disebut sebagai the killer disease karena merupakan penyakitpembunuh,
dimana penderita tidak mengetahui kalau dirinya mengidap hipertensi,
sehingga penderita datang berobat setelah timbul kelainan organ akibat
hipertensi (Lisiswanti & Dananda, 2016).
Berdasarkan JNC VII, seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan
sistolik nya melebihi 140 mmHg dan atau diastoliknya melebihi 90 mmHg
berdasarkan rerata dua atau tiga kali kunjungan yang cermat sewaktu
duduk dalam satu atau dua kali kunjungan (Yogi, 2019). Hipertensi
merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya di dunia,
karena hipertensi merupakan faktor risiko utama yang mengarah kepada
penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke
dan penyakit ginjal (Siswanto et al., 2020).
2. Etiologi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi
hipertensi primer/essensial dengan insiden 80-95% dimana pada hipertensi
jenis ini tidak diketahui penyebabnya. Selain itu terdapat pula hipertensi
sekunder akibat adanya suatu penyakit atau kelainan yang mendasari,
seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma,
hiperaldosteronism, dan sebagainya (Yogi, 2019).
Penyakit hipertensi timbul karena berbagai faktor yaitu faktor risiko
yang tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, usia, genetik dan faktor
risiko yang dapat diubah seperti kegemukan, psikososial dan stress,
merokok, olahraga, konsumsi alkohol berlebih, konsumsi garam berlebih,
dan hiperlipidemia (Lisiswanti & Dananda, 2016).
3. Manifestasi klinis
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat terjaga,
kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan
darah intrakranial. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat
hipertensi. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan
saraf pusat. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita
hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari
hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny.K
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ungaran
Umur : 68 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn.E
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 24 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Ungaran
Hubungan dengan Klien : Anak
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
Rentang gerak Bebas Terbatas, karena
terpasang infus
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2) Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
Rentang gerak Bebas Bebas
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan/minum ˅
Mandi ˅
Toileting ˅
Berpakaian ˅
Mobilitas ditempat tidur ˅
Berpindah ˅
Ambulasi/ROM ˅
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Laboratorium
2) Pemeriksaan Diagnostic
DO :
- Wajah tampak meringis
- Sering terbangun saat tidur
karena nyeri kepala
- TTV
TD : 171/87 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36’C
SPO2 : 96%
- Terpasang infus RL 20 tpm
- NS drip /24 jam
- Candesartan via oral 1x16 mg
- Betahistin via oral 3x1 mg
- ISDN via oral 2x1 mg
- Aspilet via oral 1x80 mg
2 Jumat, 08 DS : Ketidakstab Gangguan
Desember Ny.K mengatakan pusing berputar, ilan Kadar toleransi
2023, 06.10 lemas Glukosa glukosa darah
WIB DO : Darah
- KU Tn.S sedang (D.0027)
- Ny.K tampak gemetar
- Ny.K tampak berkeringat
- GDS 210 mg/dL
- Metformin via oral 2x500 mg
Siswanto, Y., Widyawati, S. A., Wijaya, A. A., Salfana, B. D., & Karlina, K. (2020).
Hipertensi pada Remaja di Kabupaten Semarang. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1), 11–17.
https://doi.org/10.15294/jppkmi.v1i1.41433