Anda di halaman 1dari 45

ANALISIS MASALAH KESEHATAN KELUARGA

PASIEN HIPERTENSI

NIRMALASARI , S.Ked (K1A1 10 072)


NUR HANDAYANi, S.Ked (K1A1 13 109)
Pembimbing : dr. Juriadi Paddo, M.Kes
PENDAHULUAN

Meningkatnya tekanan darah merupakan faktor risiko utama


kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Prevalensi hipertensi di
Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun
sebesar 25,8 %, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa
Barat (29,4%).
TUJUAN
Tujuan Umum
Melakukan pendekatan kedokteran keluarga terhadap
pasien hipertensi dan keluarganya untuk mewujudkan
keadaan sehat di Kelurahan rahandouna kecamatan poasia
,, Kendari

Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik (fungsi keluarga, bentuk keluarga, dan siklus
keluarga) keluarga pasien Hipertensi.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah
kesehatan pada pasien Hipertensi dan keluarganya.
3. Mendapatkan pemecahan masalah kesehatan pasien Hipertensi dan
keluarganya.
TUJUAN

Bagi Penulis
Menerapkan dan menambah pengetahuan penulis tentang kedokteran keluarga, serta
penatalaksanaan hipertensi dengan pendekatan kedokteran keluarga.
Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan agar setiap memberikan
penatalaksanaan kepada pasien hipertensi dilakukan secara haolistik dan komprehensif
serta mempertimbangkan aspek keluarga dalam proses penyembuhan.
Bagi Pasien Keluarga
Memberikan informasi dan pemahaman tidak hanya untuk pasien tetapi juga keluarga
pasien mengenai peranan keluarga dalam menangani penyakit yang diderita.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah


peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang.
EPIDEMIOLOGI
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih
mempunyai berbagai macam masalah kesehatan dalam
masyarakat, salah satunya adalah hipertensi. Kejadian
prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari total
penduduk dewasa yang dilakukan pemeriksaan tekanan darah,
dengan jumlah mencapai 6,8% menyumbang proporsi
penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.
ETIOLOGI

Etiologi hipertensi dibedakan menjadi dua


yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Sekitar 90% penyebab yang
mendasari terjadinya hipertensi belum dapat
diketahui yang seringkali disebut hipertensi
primer (esensial atau idiopatik).Hipertensi
ini merupakan suatu kategori umum untuk
peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya.
FAKTOR RISIKO
Usia Lifestyle

Jenis Kelamin Makanan

Genetik Aktifitas Fisik

Etnik Obesitas
GEJALA KLINIS

Pada umumnya penderita hipertensi tidak mempunyai


keluhan, hipertensi sendiri dijuluki sebagai the silent killer.
Pada penderita hipertensi dapat timbul beberapa gejala
klasik yang ditandai dengan sakit kepala, epistaksis, pusing
dan tinnitus yang dihubungkan dengan naiknya tekanan
darah.
KOMPLIKASI
Stroke

Infark Miokard

Gagal Ginjal

Ensefalopati

Kejang
PENATALAKSANAAN

Terapi farmakologis yaitu obat anti Mengurangi makanan yang


hipertensi yang di ajukan oleh JNC VII mengandung garam berlebih,
yaitu diuretik, terutama jenis thiazid atau Menurunkan berat badan, Membatasi
aldosteron antagonis, beta blocker, calcium alcohol, Aktivitas fisik, Pola diet,
chanel blocker atau calcium antagonist, Berhenti merokok, Lingkar perut
angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACEI), angiotensin II receptor blocker
(ARB)atau ATI receptor antagonist/blocker.
DATA PEMERIKSAAN KESEHATAN
Identitas Pasien

 Nama : Ny.M
 Umur : 51 tahun
 Status : Menikah
 Pekerjaan : Petani
 Golongan Darah : O
 Pendidikan Terakhir : SMA
 Agama : Islam
 Suku : Bugis
 Alamat : Jl Andonuhu Kemilau No 67
 Tgl pemeriksaan : Kamis 10 oktober 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluhan utama pasien adalah nyeri kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sering merasa nyeri kepala yang dirasakan hilang timbul sejak
kurang lebih 10 tahun yang lalu.Nyeri kepala timbul tidak menentu
namun semakin memberat saat beraktivitas dan biasanya membaik
setelah istirahat.Nyeri kepala seperti terikat dan terasa berat disertai
dengan tegang pada area leher belakang.Pasien sudah sering
mengalami hal tersebut namun jarang memeriksakan diri ke fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu pasien (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Suami pasien menderita Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.
Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki riwayat kebiasaan konsumsi makanan yang asin dan
memasak menggunakan penyedap rasa.
Riwayat Pengobatan
Hingga sekarang Pasien mengaku sering mengkonsumsi obat anti
hipertensi seperti amlodipin dan vitamin B kompleks.
ANAMNESIS
Riwayat Sosial Ekonomi
Aspek ekonomi keluarga Ny. M tergolong menengah kebawah. Saat ini
perekonomian keluarganya ditanggung oleh suaminya yang bekerja sebagai
petani.Pembiayaan kesehatan keluarga menggunakan Kartu KIS (kartu
Indonesia Sehat).Akses pelayanan kesehatan sulit terjangkau.Hubungan sosial
pasien dengan anak dan hubungan antara pasien dengan masyarakat sekitar
baik, saling peduli, tolong menolong dan komunkatif dengan baik.
Riwayat Gizi
Pasien memiliki kebiasaan makan sehari-hari 3x sehari untuk makan utama
yang terdiri dari ikan, nasi, sayur dan kadang-kadang mengkonsumsi buah-
buahan. Pasien juga senang mengkonsumsi makanan yang asin (garam
berlebih)
Riwayat merokok dan minum alcohol
Tidak ada riwayat
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
• Sakit Ringan

Kesadaran
• Compos Mentis
Status Gizi
Tekanan Darah IMT = BB (kg) / TB2 (m2)
• 160/100 mmHg = 59 / (1,6)2 = 30,4
Status gizi = Gizi Baik
Pernapasan
• 20 x/menit

Nadi
• 88 x/menit

Suhu
• 36,6 C
KEADAAN REGIONAL
Kulit berwarna sawo matang, ikterus (-), sianosis(-)

Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut tidak mudah dicabut.

OD : Bentuk normal, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,


OS : Bentuk normal, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,

Bentuk normal, liang telinga lapang, tidak ada sekret, tidak ada serumen

Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada deviasi septum nasi
Paru-paru :
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamic, tidak ada retraksi
Palpasi : Tidak teraba massa
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler +/+, ronchi -/-, whezzing -/-
Jantung :
Inspeksi : Pulsasi iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS IV linea midclvicula sinistra,
tidak kuat angkat
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler
Abdomen
Inspeksi : Gambaran vena dan usus tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), hepar & lien
tidak teraba, turgor kulit baik
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+), Normal
Pemeriksaan penunjang :
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS

Diagnosis dari segi sosial dan ekonomi :


Diagnosis dari segi biologis : Aspek ekonomi keluarga Ny.M tergolong
-Hipertensi Grade I menengah kebawah.Saat ini perekonomian
Diagnosis dari segi psikologis : keluarganya ditanggung oleh suaminya yang
- Dari segi psikologis, Ny.M dan bekerja sebagai petani.Pembiayaan kesehatan
keluarga tidak terdapat masalah.Ny.M keluarga menggunakan Kartu KIS (kartu Indonesia
menyadari bahwa dirinya sakit setelah Sehat).Akses pelayanan kesehatan sulit
dilakukan kunjungan ke rumahnya. terjangkau.Hubungan sosial pasien dengan anak
Namun kesadaran untuk dan hubungan antara pasien dengan masyarakat
memeriksakan diri ke dokter sebelum sekitar baik, saling peduli, tolong menolong dan
kunjungan rumah masih kurang komunkatif dengan baik.
PENATALAKSANAAN
• Mengkonsumsi Amlodipine • Diet rendah garam
20 mg 1x1 • Olahraga ringan
• Rajin memeriksakan
kesehatan terutama
tekanan darah ke fasilitas
layanan terdekat

Non
Farmakologi
Farmakologi
PROGNOSIS

Penyakit : dubia ad bonam


Keluarga : dubia ad bonam
Masyarakat : dubia ad bonam
PEMBAHASAN ASPEK KEDOKTERAN
KELUARGA
Profil Keluarga

 Nama Pasien : Ny M
 Nama Kepala Keluarga : Tn D
 Alamat : Jl Andonuhu Kemilau
 Bentuk Keluarga : Keluarga Besar (Extended
Family)
IDENTITAS KELUARGA

Keluarga Ny.M adalah extended family yang terdiri atas


5 orang yang tinggal dalam satu rumah. Dalam
anggota keluarganya, ibu kandung dan suami pasien
mengalami hal serupa. Sedangkan saudara dan anak
tidak pernah menderita sakit berat.
KEADAAN RUMAH
PENILAIAN STATUS SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN HIDUP
PENILAIAN STATUS SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN HIDUP

Pola Konsumsi Makanan Keluarga :


Pasien dan keluarga biasanya makan 3x sehari
untuk makanan utama yang diolah sendiri
dengan anggota keluarga.Pasien terbiasa
mengkonsumsi makanan yang asin.

Pola Dukungan Keluarga :


Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam
keluarga :
Dalam menyelesaikan masalah, Ny.M selalu
berkomunikasi dengan keluarganya (Suami) dalam
mengambil keputusan. Tidak ada masalah dalam
keluarga, suami serta anak-anaknya sangat mendukung
kesehatan Ny M
FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR
SCORE

Adaptasi (Adaptation) :
Penilaian : dari tingkat kepuasan pasien dan anggota keluarga
dalam menerima bantuan yang dibutuhkan.
Hasil : pasien merasa puas, karena pada saat dibutuhkan mereka
bersedia datang membantu (score 1)

Kemitraan (Partnership):
Penilaian : tingkat kepuasan pasien dan anggota keluarga
terhadap komunikasi dalam mengambil keputusan dan
menyelesaikan masalah.
Hasil : sangat jarang terjadi masalah dalam keluarga, kalaupun
ada hanya masalah kecil namun diselesaikan sendiri (score 2)
FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR
SCORE

Pertumbuhan (Growth):
Penilaian : tingkat kepuasan pasien dan anggota keluarga terhadap
kebebasan yang diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan
kedewasaan semua anggota keluarga.
Hasil : hampir selalu (score 2)

Kasih Sayang (Affection) :


Penilaian : tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih
sayang serta interaksi emosional yang berlangsung.
Hasil : Kasih sayang keluarga terhadap pasien puas dengan
kehangatan atau kasih sayang yang diberikan keluarga (score1)
FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR
SCORE

Kebersamaan (Resolve) :
Penilaian : tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap
kebersamaan dalam membagi waktu, kekayaan dan ruang atas
keluarga.
Hasil : Pasien puas dengan waktu yang disediakan keluarga
untuk menjalin kebersamaan (Score 2)
FUNGSI PATOLOGIS DENGAN ALAT SCREEM SCORE
GENOGRAM
Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan

Faktor Perilaku Keluarga

Pengetahuan :
Tingkat pendidikan akhir Ny. M dan suami mencapai lulusan SD, namun anak-anak Ny. M
mendapat pendidikan yang baik. Ny. M memiliki pengetahuan yang kurang tentang
penyakitnya namun dapat memahami penjelasan yang diberikan mengenai penyakitnya.
Sikap :
Sikap keluarga Ny, M sangat mendukung Ny. M untuk dapat mengubah pola hidup
menjadi lebih baik sehingga tidak memperberat penyakitnya.
Tindakan :
Tindakan keluarga terhadap kondisi Ny. M sangat baik dengan membantu mengingatkan
Ny. M rutin meminum obatnya serta pemperbaiki pola makan dan lebih sering
mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan

Faktor Perilaku Non Keluarga


Lingkungan
• Lingkungan sekitar rumah Ny. M tergolong kurang bersih, memiliki
sanitasi yang kurang baik. Rumah Ny. M memiliki sirkulasi udara dan
pencahayaan yang kurang.

Pelayanan Kesehatan
• Tarif pelayanan kesehatan menggunakan fasilitas kartu KIS. Akses pelayanan
kesehatan berjarak 4 km dengan tempat tinggal Ny. M sehingga sulit
dijangkau.

Usia, Keturunan dan Jenis Kelamin


• Pada penyakit gastritis yang dialami oleh Ny. M dipengaruhi oleh faktor
genetik dari keluarga Ny. M dikarenakan dari ibunya memiliki riwayat
menderita hipertensi.
DAFTAR MASALAH
Masalah Medis :
Hipertensi grade I

Masalah Non Medis :


Pasien tidak memiliki masalah psikologis, terdapat hubungan yang baik dengan keluarga
pasien, kerabat maupun tetangga.Ny. M rutin berkumpul bersama keluarga dan sering
mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungan tetangganya. Dan terdapat masalah dalam
menjangkau fasilitas layanan kesehatan.Akan tetapi pasien memiliki kesadaran yang kurang
dalam hal kebersihan rumah dan kesehatan.Pasien juga memiliki kebiasaan yang buruk yaitu
sering mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam yang agak berlebihan.
Kunjungan Rumah
Kunjungan Pertama Selasa 3 Oktober 2019
• Melakukan kunjungan rumah di Kelurahan Watulondo
• Melakukan pendekatan pada pasien dan anggota keluarga
• Menggali informasi tentang keluarga pasien. Hasilnya didapatkan data
tentang keluarga pasien
• Mencari faktor risiko penyebab terjadinya hipertensi. Didapatkan hasil
penyebab pasien mengalami hipertensi adalah pola konsumsi pasien yang
senang mengkonsumsi gorengan dan makanan yang asin (garam berlebih)
• Memantau kondisi dan lingkungan rumah pasien. Didapatkan hasil
lingkungan
Kunjungan rumah
kedua, pasien
Kamis 12kurang bersih.
Oktober 2019Serta terdapat sanitasi yang
kurang.
• Melakukan edukasi kepada pasien mengenai definisi, penyebab, gejala
klinis, terapi dengan gaya hidup dan obat, serta komplikasi dari penyakit
yang diderita
• Melakukan edukasi agar pasien mengetahui pola makan yang sehat dan
bergizi.
• Menyarankan kepada pasien agar meminum obat secara teratur sesuai
arahan dokter.
Kunjungan Rumah
Kunjungan ketiga, Jumat 20 Oktober 2019
• Pasien sudah mengetahui tentang hipertensi, faktor
resiko, pengobatan dan cara mencegah agar keluhan
tidak bertambah berat,
• Keluarga pasien menyadari pentingnya peran keluarga
dalam pengobatan pasien.
• Pasien sudah mencoba mengubah pola makan dan
kebiasaan makan pasien
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai