multifaktor
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran
pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung
Nama : Tn. A
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Desa
Tanggal masuk : 16 Januari 2018
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Jaminan Kesehatan : BPJS mandiri
Keluhan utama :
Sakit kepala, tengkuk terus tegang
Riwayat Pengobatan/Perilaku
Pasien baru mulai berobat dengan mengonsumsi amlodipin 5 mg. Namun
pengobatan sering terputus karena kehabisan obat. Pasien biasanya
mendapatkan obat dari Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Usia Lanjut yang
diadakan oleh PKM Singgani setiap bulan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan bahwa ibunya riwayat hipertensi dan kakaknya juga
menderita hipertensi tetapi melakukan pengobatan hipertensi. Pasien anak
keempat dari 5 bersaudara.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Pasien suku kaili. Pasien mengaku sangat menggemari makanan khas kaili seperti
sayuran bersantan, tumisan, ikan asin, ikan teri, kaledo, ikan goreng, daging kari, udang
dan lain-lain. Pasien sering menghadiri pada setiap acara di sekitar kompleks rumahnya
atau acara-acara keluarga lainnya.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
• Penatalaksanaan
Amlodipin 10 mg 1x1 tablet (pagi)
Multivitamin, 1x1 tablet
Konseling
• Penyakit yang diderita adalah penyakit hipertensi yang tidak menular, tidak bisa sembuh
dan hanya bisa dikontrol.
• Menjelaskan kepada pasien tentang gejala-gejala pada penyakit hipertensi dan faktor
resiko hipertensi.
• Menganjurkan pasien agar mengurangi konsumsi makanan yang asin, makanan yang
digoreng dan makanan yang berlemak/santan.
• Menganjurkan pasien agar rutin berolahraga ringan seperti jalan kaki atau berenang 3-
4x/minggu sekitar 30 menit.
• Menjelaskan kepada pasien agar tekun meminum obat dan rutin memeriksakan dirinya
ke Puskemas atau dokter, meskipun pasien tidak memiliki keluhan.
atau sama dengan 140 mmHg dan atau diastolik lebih atau sama dengan
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Menurut The
Pada pasien ini faktor genetik yang mendukung rentannya pasien untuk mengalami
hipertensi adalah riwayat keluarga,di mana ibu dari penderita juga memiliki riwayat
hipertensi ,dahulunya kebiasaan ibu memasak makanan dengan menggunakan garam
yang lebih banyak. Karena anggota keluarga sering mengomentari masakan ibu yang
terlalu asin. Saudara kandung pasien juga mengalami hal yang sama dengan pasien.
Menurut Davidson, bila kedua orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 45% akan
turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka
sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya.
Perilaku
• Faktor perilaku pada pasien ini yang mendukung terjadinya hipertensi adalah
kebiasaan diet tinggi garam, makanan tinggi lemak, dan jarang berolahraga
• Pola makan pada pasien dan keluarga yang sering makan makanan yang digoreng dan
bersantan merupakan salah satu faktor terjadinya hipertensi
• Kondisi aktivitas fisik pasien tergolong cukup, pasien sehari-hari beraktivitas dalam
rumah seperti menyapu, memasak dan membersihkan rumah dengan begitu
kebutuhan fisik dalam berolahraga terpenuhi dengan aktivitas tersebut
• Faktor perilaku lainnya yang dapat dinilai yaitu kurangnya kontrol terhadap penyakit
yang diderita oleh pasien.
Lingkungan
Faktor lingkungan yang mendukung pada pasien ini adalah tingkat pendidikan
dan sosial. Masalah hipertensi sering timbul karena ketidaktahuan atau
kurangnya informasi yang memadai tentang penyakit ini.
Kehidupan sosial pasien sering diundang pada setiap acara di sekitar kompleks
rumahnya atau acara-acara keluarga lainnya. Pasien yang merupakan suku kaili
yang terbiasa menjadikan makanan bersantan seperti sayur kelor, makanan
berlemak seperti kaledo, makanan digoreng seperti ikan teri, dan kurangnya
konsumsi sayuran dan buah-buahan pada setiap jamuan makan membuat pasien
semakin sulit untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak dan tinggi garam.
Dalam hal ini, peran keluarga sangat penting untuk memberi dukungan kepada
pasien mengenai menjaga kesehatan.
Aspek pelayanan kesehatan
Puskesmas Singgani memiliki Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Usia lanjut yang
dilaksanakan setiap bulan. Puskesmas telah rutin melakukan kegiatan promotif dan
preventif dengan cara penyuluhan baik secara masal ataupun edukasi perindividu
mengenai penyakit yang sering diderita oleh lansia khususnya hipertensi. Sering juga
Pada pasien ini, faktor resiko yang paling mempengaruhi terjadinya hipertensi
PENEGAKKAN DIAGNOSA SECARA DINI DAN PENGOBATAN YANG CEPAT DAN TEPAT
(EARLY DIAGNOSIS AND PROMPT TREATMENT)
1. Jika munculnya keluhan seperti nyeri tengkuk serta sakit kepala segera bawa
kebidan desa untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah, jika tekanan darah
meningkat maka segera dilakukan penegakkan diagnosa dan pengobatan yang
cepat dan tepat.
PEMBATASAN KECACATAN (DISSABILITY LIMITATION)
1. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak
terjadi komplikasi, sehingga apabila telah ditegakkan diagnosa hipertensi
diberikan pengobatan yang sesuai disarankan untuk selalu kontrol tekanan
darah dan obat jika telah habis.