Anda di halaman 1dari 23

PENDAHULUAN

• Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta

kematian pada tahun 2005 (WHO)

• 80% kematian tersebut terjadi di negara-negara yang berpendapatan

rendah dan menengah akibat penyakit jantung dan pembuluh darah

(30%), penyakit pernapasan kronik dan penyakit kronik lainnya (16%),

kanker (13%), cedera (9%), dan diabetes mellitus.

• Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan

hemodinamik sistem kardiovaskular, yang mana patofisiologinya adalah

multifaktor
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran

pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung

(30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur

(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%), Sulawesi Tengah sendiri menempati

urutan kelima dengan angka presentase 28,7%.


PERMASALAHAN
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Desa
Tanggal masuk : 16 Januari 2018
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Jaminan Kesehatan : BPJS mandiri
Keluhan utama :
Sakit kepala, tengkuk terus tegang

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien mengeluhkan Sakit kepala, tengkuk terus tegang yang dirasakan sejak
kemarin, sebelum tengkuk tegang pasien menghadiri pesta dan mengkonsumsi
daging. Keluhan tersebut dirasakan sangat menganggu terutama dalam
aktivitasnya sehari-hari, keluhan kadang disertai dengan adanya nyeri kepala,
pusing, tangan dan kaki yang kram, serta rasa tidak nyaman saat tidur malam
hari ketika nyeri itu timbul. Pasien juga merasa kelelahan, namun pasien
mengaku tidak merasa mual atau sampai muntah. BAB dan BAK (+) normal
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi yang diketahui sejak sekitar 1 tahun yang lalu. Riwayat
penyakit jantung (-), DM (-), riwayat operasi (-), asma (-), bronkitis (-),
riwayat alergi (-). Pasien mengatakan pernah memeriksakan kadar gula darah
sewaktunya sekitar 3 bulan lalu di Puskesmas dan hasilnya normal.

Riwayat Pengobatan/Perilaku
Pasien baru mulai berobat dengan mengonsumsi amlodipin 5 mg. Namun
pengobatan sering terputus karena kehabisan obat. Pasien biasanya
mendapatkan obat dari Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Usia Lanjut yang
diadakan oleh PKM Singgani setiap bulan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan bahwa ibunya riwayat hipertensi dan kakaknya juga
menderita hipertensi tetapi melakukan pengobatan hipertensi. Pasien anak
keempat dari 5 bersaudara.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Pasien suku kaili. Pasien mengaku sangat menggemari makanan khas kaili seperti
sayuran bersantan, tumisan, ikan asin, ikan teri, kaledo, ikan goreng, daging kari, udang
dan lain-lain. Pasien sering menghadiri pada setiap acara di sekitar kompleks rumahnya
atau acara-acara keluarga lainnya.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Keluarga-keluarga dilingkungan rumahnya rata-rata bersuku kaili


sehingga kebiasaan makannya sama dengan pasien, baik sehari-hari
maupun menu makanan saat acara. Pasien tergolong kelas menengah.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaaan umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Frek. Nadi : 90 x/menit
Frek. Nafas : 22 x/menit
Suhu : 36,7 º C
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 165 cm
Status Gizi : Normal
• Diagnosis Kerja
Hipertensi Grade II

• Penatalaksanaan
Amlodipin 10 mg 1x1 tablet (pagi)
Multivitamin, 1x1 tablet
Konseling

• Penyakit yang diderita adalah penyakit hipertensi yang tidak menular, tidak bisa sembuh
dan hanya bisa dikontrol.

• Menjelaskan kepada pasien tentang gejala-gejala pada penyakit hipertensi dan faktor
resiko hipertensi.

• Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan untuk


meningkatkan daya tahan tubuh

• Menganjurkan pasien agar mengurangi konsumsi makanan yang asin, makanan yang
digoreng dan makanan yang berlemak/santan.

• Menganjurkan pasien agar rutin berolahraga ringan seperti jalan kaki atau berenang 3-
4x/minggu sekitar 30 menit.

• Menjelaskan kepada pasien agar tekun meminum obat dan rutin memeriksakan dirinya
ke Puskemas atau dokter, meskipun pasien tidak memiliki keluhan.

• Menjelaskan kepada pasien tentang komplikasi dari penyakit hipertensi


PEMBAHASAN

Hipertensi lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah penyakit


tekanan darah tinggi. Batas tekanan darah yang dapat digunakan
sebagai acuan untuk menentukan normal atau tidaknya tekanan
darah adalah tekanan sistolik dan tekanan diastolic. Berdasarkan
JNC VIII, seorang dewasa dikatakan mengalami hipertensi jika
tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolic 90 mmHg atau
lebih pada umur 60 tahun (PERKI, 2010).
Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari

atau sama dengan 140 mmHg dan atau diastolik lebih atau sama dengan

90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit

dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Seseorang dinyatakan mengidap

hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Menurut The

Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High

Blood Pressure (JNC-VII)


Klasifikasi TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)

Normal < 120 < 80

Pre hipertensi 120-139 80-89

Grade I 140-159 90-99

Grade II ≥160 ≥100


ASPEK ILMU KESEHATAN MENURUT H.L BLOOM:
Genetik

Pada pasien ini faktor genetik yang mendukung rentannya pasien untuk mengalami
hipertensi adalah riwayat keluarga,di mana ibu dari penderita juga memiliki riwayat
hipertensi ,dahulunya kebiasaan ibu memasak makanan dengan menggunakan garam
yang lebih banyak. Karena anggota keluarga sering mengomentari masakan ibu yang
terlalu asin. Saudara kandung pasien juga mengalami hal yang sama dengan pasien.

Menurut Davidson, bila kedua orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 45% akan
turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka
sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya.
Perilaku

• Faktor perilaku pada pasien ini yang mendukung terjadinya hipertensi adalah
kebiasaan diet tinggi garam, makanan tinggi lemak, dan jarang berolahraga

• Pola makan pada pasien dan keluarga yang sering makan makanan yang digoreng dan
bersantan merupakan salah satu faktor terjadinya hipertensi

• Kondisi aktivitas fisik pasien tergolong cukup, pasien sehari-hari beraktivitas dalam
rumah seperti menyapu, memasak dan membersihkan rumah dengan begitu
kebutuhan fisik dalam berolahraga terpenuhi dengan aktivitas tersebut

• Faktor perilaku lainnya yang dapat dinilai yaitu kurangnya kontrol terhadap penyakit
yang diderita oleh pasien.
Lingkungan

Faktor lingkungan yang mendukung pada pasien ini adalah tingkat pendidikan
dan sosial. Masalah hipertensi sering timbul karena ketidaktahuan atau
kurangnya informasi yang memadai tentang penyakit ini.

Kehidupan sosial pasien sering diundang pada setiap acara di sekitar kompleks
rumahnya atau acara-acara keluarga lainnya. Pasien yang merupakan suku kaili
yang terbiasa menjadikan makanan bersantan seperti sayur kelor, makanan
berlemak seperti kaledo, makanan digoreng seperti ikan teri, dan kurangnya
konsumsi sayuran dan buah-buahan pada setiap jamuan makan membuat pasien
semakin sulit untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak dan tinggi garam.
Dalam hal ini, peran keluarga sangat penting untuk memberi dukungan kepada
pasien mengenai menjaga kesehatan.
Aspek pelayanan kesehatan

Puskesmas Singgani memiliki Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Usia lanjut yang

dilaksanakan setiap bulan. Puskesmas telah rutin melakukan kegiatan promotif dan

preventif dengan cara penyuluhan baik secara masal ataupun edukasi perindividu

mengenai penyakit yang sering diderita oleh lansia khususnya hipertensi. Sering juga

dilakukan penyuluhan tentang penyakit-penyakit degenaratif, gizi, kesehatan jiwa,

olahraga lansia, dan lain-lain serta pembagian pamflet tentang kesehatan.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :

Pada pasien ini, faktor resiko yang paling mempengaruhi terjadinya hipertensi

adalah faktor perilaku di mana konsumsi terhadap makanan yang menjadi

pemicu terjadinya hipertensi,selain itu perilaku olahraga yang kurang juga

berperan menyebabkan hipertensi.


SARAN
 PROMOSI KESEHATAN (HEALTH PROMOTION)
1. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas) dalam hal ini
berupa kurangi makanan yang berlemak dan tinggi garam
2. Memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga pentingnya mengontrol
tekanan darah dan menambah obat jika habis.

 PERLINDUNGAN UMUM DAN KHUSUS TERHADAP PENYAKIT-PENYAKIT TERTENTU


(GENERAL AND SPECIFIC PROTECTION)
1. Selalu melakukan pemeriksaan tekanan darah dibidan desa ataupun juga dapat
melakukan pemeriksaan kadar kolesterol di puskesmas sebagai perlindungan
khusus atau penyakit yang berhubungan dengan hipertensi.
2. Buku

 PENEGAKKAN DIAGNOSA SECARA DINI DAN PENGOBATAN YANG CEPAT DAN TEPAT
(EARLY DIAGNOSIS AND PROMPT TREATMENT)
1. Jika munculnya keluhan seperti nyeri tengkuk serta sakit kepala segera bawa
kebidan desa untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah, jika tekanan darah
meningkat maka segera dilakukan penegakkan diagnosa dan pengobatan yang
cepat dan tepat.
 PEMBATASAN KECACATAN (DISSABILITY LIMITATION)
1. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak
terjadi komplikasi, sehingga apabila telah ditegakkan diagnosa hipertensi
diberikan pengobatan yang sesuai disarankan untuk selalu kontrol tekanan
darah dan obat jika telah habis.

 PEMULIHAN KESEHATAN (REHABILITATION)


1. Pada tingkat ini, pasien diberikan konseling tentang jika munculnya gejala
baru, bertambah parah sampai tidak sadarkan diri agar segera dibawa ke
puskesmas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai