Anda di halaman 1dari 21

Article Review

Kedokteran Keluarga
Pelayanan Kedokteran Keluarga Pada
Wanita Lansia dengan Hipertensi Grade II Tidak Terkontrol
dan Obesitas

Stephanie Manuella Christianto (2102612003)


Teresa Maria Pontoh (2102612004)

Pembimbing: dr. Putu Aryani, S. Ked, MIH, Sp. KKLP


GAMBARAN KASUS
1

PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA
2

DAFTAR ISI PEMBAHASAN


3

SARAN
4

KESIMPULAN
5
Gambaran Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. I
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 65 tahun
Pekerjaan: ibu rumah tangga

Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke Puskesmas Kedaton Bandar Lampung dengan keluhan
nyeri pada bagian belakang leher yang timbul sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan ini diakui sering terjadi dalam sehari – hari dan semakin
memberat ketika pasien sedang stres. Stres dipicu akibat penyakitnya
yang dirasa tidak membaik. Keadaan stres terbaru yang dialami oleh
pasien dikarenakan adanya konflik dengan anak pertamanya. Keluhan
nyeri dirasakan seperti tertekan benda berat pada bagian belakang
leher. Pasien mengaku tidak ada keluhan jantung berdebar-debar,
gangguan penglihatan, serta tidak ada keluhan BAB dan BAK.

2022 4
Gambaran Kasus
Riwayat penyakit dahulu
Pasien pertama kali di diagnosa Hipertensi pada 6 tahun yang lalu ketika pasien
sedang berobat ke puskes keluarga. Tekanan darah pasien saat pertama kali terdiagnosa
hipertensi adalah 170/100 dan pasien mendapatkan obat Amlodipine, pasien rutin
minum obat dan kontrol ke puskesmas, namun lama – kelamaan pasien mengaku

Click icon to add picture


bosan untuk meminum obat tersebut dan akhirnya hipertensi nya tidak terkontrol
pasien juga sudah jarang memeriksakan tekanan darah nya ke puskesmas.

Riwayat keluarga
Ibu kandung pasien memiliki riwayat hipertensi.

Riwayat sosial
Pasien mengaku tidak melakukan diet atau pantang makanan apapun.
Pasien seringkali mengkonsumsi makanan yang asin dan makanan gorengan
hampir setiap hari. Menantu pasien mengatakan bahwa setiap ia memasak untuk
pasien namun pasien merasakan masakan nya hambar dan kurang asin. Pasien juga
jarang melakukan olahraga.

2022 5
Gambaran Kasus
Pemeriksaan Fisik
• Keadaaan umum tampak sakit ringan
• Kesadaran: compos mentis
• Tekanan darah: 170/100 mmHg
• Frekuensi nadi: 85 x/menit, irreguler
• Frekuensi napas: 20 x/menit
• Suhu: 36,5C
• Berat badan: 65kg; Tinggi badan: 150 cm; IMT: 28,9 kg/m² ; lingkar perut: 92cm  status gizi obesitas
grade 1
• Rambut, mata, telinga, hidung dan tenggorokan kesan dalam batas normal
• Kelenjar getah bening leher tidak teraba
• Cor dan pulmo dalam batas normal
• Abdomen tampak datar
• Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal dan teraba hangat

2022 6
Gambaran Kasus
Genogram & Family Map
• Pasien merupakan anak pertama dari empat
bersaudara.
• Pasien tinggal bersama anak pertama nya,
menantu dan cucunya.
• Menurut siklus Duvall, siklus keluarga ini pada
tahap V (keluarga dengan anak yang telah dewasa
dan telah menikah).
• Suami pasien sudah meninggal 8 tahun yang lalu.
• Anak pertama pasien berusia 40 tahun, sudah
menikah dan bekerja sebagai wakil ketua RT. Saat
ini anak pertama pasien tinggal dalam satu rumah
dengan pasien beserta 1 orang anaknya yang
berusia 18tahun. Anak kedua berusia 32 tahun
bekerja sebagai ibu rumah tangga.

7
Pendekatan
Kedokteran
Keluarga
Diagnostik Holistik Awal
• Aspek personal
• Alasan kedatangan: keluhan nyeri seperti tertekan benda berat pada bagian belakang leher yang timbul sejak 1 hari yang
lalu.
• Kekhawatiran: pasien merasa takut keluhan memberat.
• Harapan: keluhan hilang dan tidak kambuh sehingga dapat beraktivitas seperti biasa.
• Aspek klinik
• Hipertensi derajat II (ICD-10 I15.2)
• Obesitas (ICD-10 E66)
• Aspek risiko internal
• Pola berobat kuratif (ICD X-Z92.3)
• Aspek risiko eksternal
• Dukungan dan pengetahuan keluarga kurang mengenai penyakit (ICD X- Z55.9)
• Faktor stres (ICD X-Z73.3)
• Derajat fungsional
• Derajat 2 yaitu masih mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam maupun di luar rumah.
Penatalaksanaan (Patient centered)
Non-farmakologis
1. Konseling mengenai penyakit yang sedang diderita oleh pasien,
Farmakologis
faktor resiko yang memengaruhi hipertensi dan komplikasi dari
hipertensi 1. Amlodipin 1 x 10 mg
2. Konseling mengenai gaya hidup dan pola makan (rendah garam dan
rendah lemak) yang baik bagi penderita hipertensi dan obesitas yang 2. Paracetamol 2 x 500 mg
dijelaskan dengan tabel makanan yang perlu dihindari dan
diperbolehkan 3. Vit. B Complex 1 x 1
3. Melakukan aktivitas fisik seperti lari-lari kecil atau jalan santai
minimal 30 menit per hari sebanyak 2-3 kali seminggu
tab
4. Konseling kepada pasien untuk kontrol teratur dalam memeriksa
tekanan darah, serta skrining ke arah komplikasi mengingat
hipertensi pasien sudah dialami selama 6 tahun di poskeskel terdekat
5. Edukasi kepada pasien mengenai faktor risiko eksternal yaitu stres
yang sering dirasakan pasien
6. Edukasi kepada pasien mengenai pentingnya dan manfaat mengikuti
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Porlanis)

2022 presentation title 10


Penatalaksanaan
Family focused Community oriented
1. Edukasi kepada keluarga pasien untuk berperan dalam
mengingatkan pasien dengan pola makan dan gaya 1. Menjaga kondisi
hidup, serta rutinitas minum obat. lingkungan sekitar pasien
2. Edukasi kepada keluarga pasien mengenai faktor risiko terutama dalam rumah
eksternal terutama lingkungan sekitar pasien yang agar bebas asap rokok
harus bebas asap rokok dan mengkondisikan suasana yang dapat memperparah
keluarga agar pasien tidak mudah stres, serta
memberikan dukungan kepada pasien untuk
penyakit.
mengontrol tekanan darah secara rutin.
3. Memberi tahukan kepada keluarga bahwa ini
merupakan penyakit degeneratif dan keluarga
mempunyai resiko untuk terkena hipertensi, maka dari
itu keluarga pun harus menjaga pola makan dan gaya
hidup yang sehat.

2022 presentation title 11


Diagnostik Holistik Akhir Studi
• Aspek personal
• Alasan kedatangan: keluhan berkurang, tekanan darah terkontrol.
• Kekhawatiran: kekhawatiran pasien berkurang dengan meningkatnya pengetahuan dan perilaku pengobatan jarang minum obat antihipertensi
dan tidak menjaga pola makan rendah garam.
• Harapan: keluhan hilang dan penyakit tidak memburuk.
• Aspek klinik
• Tidak ada perubahan
• Aspek risiko internal
• Pasien memiliki gaya hidup yang baik. Pasien berolahraga rutin dan menjaga pola makan yang rendah garam seperti tidak makan makanan asin
dan mengurangi konsumsi makanan berlemak, serta menerapkan pola diet rendah kalori.
• Pengetahuan pasien meningkat terhadap penyakit hipertensi, faktor resiko yang memengaruhi hipertensi, serta komplikasi
• Pasien berencana akan rajin kontrol tekanan darah dan skrining komplikasi ke poskeskel terdekat atau puskesmas
• Pasien berencana mengikuti program prolanis
• Aspek risiko eksternal
• Pengetahuan keluarga mengenai faktor risiko hipertensi serta komplikasinya meningkat.
• Dukungan keluarga seperti pemantauan untuk minum obat dan diet rendah garam kepada pasien meningkat, serta keluarga pasien dapat
mengkondisikan keadaan suasana rumah agar pasien tidak stres.
• Keluarga menjaga pola makan dan gaya hidup sehat untuk menghindari risiko hipertensi
• Derajat fungsional
• Derajat fungsional 1 (satu) yaitu mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit

2022 presentation title 12


Pembahasan
PERBANDINGAN DENGAN TEORI YANG ADA

20XX 13
Pelayanan kedokteran keluarga
Personal

Kolaborasi Preventif

Pelayanan
kedoktera
n keluarga
Komprehensif Berkelanjutan

Holistik
Personal
Personal
• Berpusat pada kebutuhan pasien
sesuai dengan permasalahannya
• Terdapat proses identifikasi
masalah dan faktor risiko
perburukan kondisi penyakit
pasien
• Intervensi berdasarkan
permasalahan utama pasien
(kontrol pemeriksaan fisik &
pemberian edukasi)
2022 15
Preventif
Preventif
• Fokus pada upaya pencegahan
baik dari sisi pasien hingga
orang-orang disekitarnya
• Mencegah komplikasi dan
perburukan hipertensi pada
pasien dengan melibatkan peran
keluarga

2022 16
Holistik & Berkelanjutan
• Pendekatan dilakukan dengan melihat kebutuhan pasien
sebagai individu yang utuh
• Intervensi diberikan tidak hanya pada satu titik / waktu,
namun secara terus menerus
• Menunjuk PMO agar terjadi keberlangsungan intervensi
medikamentosa untuk kesembuhan pasien
• Pendekatan kedokteran keluarga pada kasus ini sudah
memusatkan kebutuhan pasien sebagai seseorang yang
utuh, tidak sporadis pada keperluan-keperluan terpisah
seperti hanya penyakit saja, fungsi, dan lainnya.
• Ditemukan adanya perubahan perilaku dari hasil intervensi
yang dapat mendukung proses perubahan gaya hidup.

2022 17
Komprehensif & Kolaborasi
• Pendekatan dilakukan lintas aspek secara meluas terkait kebutuhan pasien
• Intervensi pada pasien tidak hanya melibatkan pasien itu sendiri, namun juga
keluarga dan komunitas
• Intervensi tidak hanya berfokus pada penyakit namun juga aspek lain seperti
kebiasaan berolahraga, PHBS, dan status gizi pasien untuk mendukung proses
penyembuhan.
• Aspek sosial juga digalakkan untuk meningkatkan dukungan dan perhatian
keluarga untuk kesembuhan pasien.
• Intervensi melibatkan partisipasi keluarga.

2022 presentation title 18


Saran
• Dapat menjelaskan intervensi dalam community
oriented: Memotivasi pasien untuk mengikuti
kegiatan di lingkungan terdekat yang dapat
meningkatkan kebugaran namun dalam batas
toleransi pasien
• Mengikuti diet rendah garam, rendah lemak, dan Click icon to add picture
kalori yang cukup sesuai dengan angka kecukupan
gizi pasien.
• Diberikan saran makanan untuk membantu diet pada
pasien mengingat pasien mempunyai faktor resiko
berupa obesitas.
• Diberikan saran pengelolaan stres pada pasien, pola
olahraga ringan-sedang yang harus dilakukan
minimal 30 menit dalam sehari.
• Dan melakukan kontrol tekanan darah dan menebus
obat di fasilitas layanan kesehatan terdekat.

2022 presentation title 19


Simpulan
•Ny. I, pasien wanita berumur 65 tahun
merupakan seorang ibu rumah tangga, di
diagnosis Hipertensi grade II dan kondisi gizi
obesitas.
•Penulis mengidentifikasi masalah pasien sesuai
dengan kompetensi kedokteran keluarga serta
menerapkan 6 nilai utama dokter keluarga.
•Pelayanan dilakukan dengan pendekatan patient-
centered, family focused dan community oriented.
•Penulis memberikan intervensi medikamentosa
serta non medikamentosa yang sesuai

2022 presentation title 20


thank you

Anda mungkin juga menyukai