Anda di halaman 1dari 33

Studi Kasus : Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Tipe 2 dengan Hiperkolesterolemia pada


Seorang Pria Usia 60 Tahun dengan
Pendekatan Kedokteran Keluarga

Oleh :
Putu Ari Paramitha Widiani (1902612050)
Hearty Indah Oktavian (1902612059)
Anak Agung Ngurah Satya Pranata (1902612071)
GAMBARAN KASUS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien pria berusia 60 tahun datang dengan keluhan
terasa tebal pada kedua telapak kaki yang dirasakan
sejak 2 bulan lalu
• Pasien belum pernah merasakan keluhan seperti ini
sebelumnya
• Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus
Tipe 2 dan hiperkolesterolemia yang didapat sejak 2
bulan lalu
Riwayat Sosial

Sekarang Dulu

• Pekerjaan pasien • Riwayat pekerjaan


adalah seorang yaitu menjadi supir
wiraswasta. truk
• Pasien merokok 3 • Gaya hidup pasien
bungkus per hari. saat menjadi supir
• Pasien tinggal dengan truk kurang baik
istri, anak, menantu,
dan 2 cucu.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital Status Generalis
TD : 130/80 Keadaan umum : tampak sakit ringan
mmHg
HR : 80x/menit Mata, telinga, dan hidung : batas normal
RR : 18x/menit Tekanan vena jugular : tidak meningkat
T : 36,7°C Pemeriksaan dada : fremitus taktil
simetris, tidak didapatkan rhonki dan
wheezing, batas normal
Jantung : tidak ditemukan kelainan, batas
normal
Abdomen : datar dan supel, tidak
didapatkan organomegali ataupun asites,
batas normal
Pemeriksaan Penunjang

• Dilakukan pada tanggal 28 Desember 2015 di Puskesmas


Kemiling.
• Hasil :
o Gula darah saat puasa : 272 mg/dl
o Kolesterol : 244 mg/dl
Lingkungan Tempat Tinggal

• Rumah pasien dekat dengan Puskesmas .


• Ukuran rumah cukup besar sesuai untuk 6 orang, ventilasi
bagus, tidak lembab, namun pencahayaan dari sinar
matahari kurang sehingga dibantu dengan penerangan dari
lampu bohlam.
• Sanitasi dan kebersihan lingkungan rumah baik .
PENDEKATAN / ASPEK KEDOKTERAN
KELUARGA YANG DILAKUKAN
Pendekatan / Aspek Kedokteran
Keluarga yang Dilakukan
DIAGNOSIS HOLISTIK
 Aspek Personal
 Aspek Klinis
 Aspek Perancu (Faktor Internal)
 Aspek Penentu (Psikososial Keluarga)
 Aspek Fungsional

PENATALAKSANAAN
Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal
• Alasan kedatangan pasien: kontrol gula darah dan kolestrol.
• Kekhawatiran: takut gula darah dan kolesterol yang tinggi serta
tidak ingin MRS.
• Harapan: tidak MRS, memiliki gula darah dan kolesterol yang
terkontrol.

• 2. Aspek Klinis
2. Aspek Klinis
• Diabetes melitus tipe 2 (E10‐E11)  berdasarkan hasil
pemeriksaan GDP pasien yang menunjukkan hasil 272
mg/dL
• Hiperkolesterolemia (E78.0)  berdasarkan hasil
pemeriksaan kolesterol pasien yang menunjukkan hasil 244
mg/dL
Diagnosis Holistik

3. Aspek Perancu (faktor internal/perilaku pasien)

• Pasien berusia lanjut >50 tahun.


• Kebiasaan pola makan yang salah pada pasien.
• Kurangnya pengetahuan tentang gaya hidup yang baik.

4. Aspek Penentu (Aspek Psikososial dan Keluarga)


• Kurangnya keinginan keluarga untuk memotivasi pasien dengan
mengingatkan pasien untuk kontrol dan minum obat.
• Kurangnya kesediaan istri pasien untuk memasakkan pasien makanan
rendah kalori karena istri pasien sibuk bekerja.
• Kurangnya pengetahuan keluarga tentang komplikasi, cara
pencegahan komplikasi lanjutan DM tipe 2 dan hiperkolesterolemia.
Diagnosis Holistik

5. Aspek Fungsional

• Nilai 2 : mampu melakukan aktivitas ringan


sehari‐hari di dalam dan di luar rumah
Penatalaksanaan

1. Non Medikamentosa

1. Memberikan penjelasan mengenai penyakit pasien dan


komplikasi yang dapat timbul kepada pasien dan
anggota keluarga.

2. Memberikan penjelasan tentang efek pola makan yang


salah bagi penderita DM dan hiperkolesterolemia kepada
pasien dan anggota keluarga.

3. Memberikan penjelasan tentang gaya hidup sehat dan pola


makan yang baik bagi penderita DM dan
hiperkolesterolemia, dengan memperhatikan aktivitas fisik
keseharian.
4. Memberikan motivasi untuk minum obat secara kontinu
dan mengambil obat sekaligus mengontrol gula darah
dan kolesterol setiap obat mau habis.

5. Memberikan edukasi kepada keluarga untuk selalu


mengingatkan pasien dengan pola makan dan gaya hidup
sehat, serta rutinitas minum  obat.
Penatalaksanaan

2. Medikamentosa

1. Metformin tab 2x500 mg

2. Glibenklamid tab 1x5 mg

3. Simvastatin tab 1x10 mg


PEMBAHASAN
DENGAN TEORI KEDOKTERAN KELUARGA
PEMBAHASAN

MASALAH KESEHATAN PADA


PASIEN PRIA
BERUSIA 60 TAHUN
DENGAN :

- DIABETES MELLITUS TIPE 2


(E10-E11)
- HIPERKOLESTEROLEMIA
(E78.0(E78.0)
6 NILAI UTAMA DOKTER KELUARGA
(3 PLUS 3)

1. Pelayanan kesehatan 1. Kemampuan menangani


yang berpusat pada gejala awal yang tidak
pasien (hubungan jelas.
antara dokter-pasien) 2. Menangani pasien dari
2. Pendekatan holistik seluruh kelompok usia.
Dokter keluarga adalah
(Model bio-psiko-
specialist in breadth,
sosial) bukan specialist in
3. Menekankan depth.
pencegahan 3. Dokter keluarga
bersedia menangani
pasien di mana saja.
1. Pelayanan kesehatan yang berpusat pada
pasien (hubungan antara dokter-pasien)

Pada saat kunjungan yang dilakukan oleh penulis menerangkan


memperoleh data primer melalui anamnesis (autoanamnesis dan
alloanamnesis dari anggota keluarga) perihal penyakit yang
diderita tuan S dan melakukan pemeriksaan fisik.

• Pasien merupakan seorang wiraswasta berusia 60 tahun yang


memiliki Riwayat diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia
sejak 2 bulan yang lalu.
• Pemeriksaan tanda vital normal, pemeriksaan dada, jantung dan
abdomen dalam batas normal.
2. Pendekatan holistik (Model bio-
psiko-sosial)

Penulis menyebutkan terdapat aspek psikososial pada diagnosis holistik


awal dan diagnosis holistik akhir studi
• Secara umum, lingkungan rumah pasien terlelat cukup dekat dengan
puskesmas (+ 500 meter), kedaan kebersihan dinilai baik namun sinar
matahari tidak dapat mencapai ke dalam rumah.
• Adanya peran penulis dalam merubah perilaku kelurga untuk
memotivasi pasien untuk kontrol dan minum obat serta memiliki
pengatahui mengenati diabetes mellitus tipe 2, hiperkolesterolemia,
komplikasinya dan cara pencegahan komplikasi lanjutan dari yang
sebelumnya keluarga kurang memotivasi dan istri kurang bersedia
menyediakan makanan rendah kalori kepada pasien.
• Pada aspek personal pasien, terdapat perubahan positif dari yang
takut untuk dilakukan pengecekan gula darah dan kolesterol, sekarang
menjadi mengerti pentingnya pemeriksaan tersebut.
3. Menekankan pencegahan

Penulis memberikan pembinaan keluarga tidak hanya mengenai


penyakit pasien, namun juga memberikan konseling untuk
menghindari hal-hal yang menyebabkan semakin parahnya
keluhan, perilaku terhadap sarana kesehatan, dengan memberikan
konseling mengenai pengobatan preventif bukan hanya kuratif dan
perilaku untuk menjaga pola makan, faktor lingkungan rumah
dengan konseling tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan rumah
1. Kemampuan menangani gejala awal
yang tidak jelas.

Pasien saat melakukan kontrol menceritakan kedua telapak kaki


terasa seperti tebal yang dialaminya sejak 2 bulan yang lalu. Pasien
belum pernah merasakan keluhan seperti ini sebelumnya.

• Dari intervensi yang diberikan, belum menyebutkan


penatalaksanaan untuk keluhan “kaki terasa tebal” yang dialami
oleh pasien.
2. Menangani pasien dari seluruh kelompok usia. Dokter
keluarga adalah specialist in breadth, bukan specialist in depth.

• Penulis mampu menangani penyakit diabetes mellitus dan


hiperkolesterolemia yang dialami oleh pasien dan dapat dengan
baik memahami alasan pemberian terapi farmakologis dari
puskesmas.
• Serta memberikan intervensi non-farmakologis baik terhadap
pasien maupun pembinaan pada keluarga pasien.

3. Dokter keluarga bersedia menangani pasien di mana saja.

Penulis bersedia memberikan pelayan ke rumah pasien


untuk dapat menangani masalah pasien secara lebih
komprehensif
TUGAS DAN PERAN DOKTER KELUARGA

Dalam kasus ini penulis sudah melaksanakan


peran tugas dan peran dokter keluarga yang
bisa dirawat di layanan primer :

PELAYANAN BERKELANJUTAN DARI


PENYAKIT KRONIS SEPERTI
HIPERKOLESTEROLEMIA DAN DIABETES
TANPA PENYULIT
PENGETAHUAN DOKTER KELUARGA
1. PENGETAHUAN KLINIS DASAR DAN POLA PENYAKIT DI LAYANAN
PRIMER
• Penulis memiliki pemahaman yang baik mengenai penegakan
diagnosis dan pentalaksanaan farmakologis&non-farmakologis pada
pasien.

2. PENGETAHUAN MENGENAI TREND DALAM MASYARAKAT

• Penulis dapat memberikan penatalaksanaan non-farmakologis dengan


melibatkan partisipasi aktif dari pasien dan keluarga untuk menangani
penyakitnya (seperti menentukan olahraga apa yang disenangi pasien).

3. PENGETAHUAN MENGENAI TREND DALAM KOMUNITAS PROFESIONAL


• Penulis dapat melakukan pemeriksaan penunjang (cek gula darah dan
kolesterol) di Puskesmas Kemiling.
DOKTER KELUARGA DAN PENGELOLAAN
PELAYANAN
1. Personal
2. Pencegahan
(Patient-Centered)
Pentalaksanaan farmakologis & Penulis memberikan KIE megenai
non-farmakologis berdasarkan penyakit dan cara mencegah
tanda dan gejala yang dikeluhkan terjadinya komplikasi pada
pasien. pasien dan keluarga

3. Berkelanjutan 4. Holistik

Penulis mengharapkan pasien


Penulis telah melakukan
dapat menerapkan pola hidup
pendekatan secara
yang diajarkan secara terus
menerus dan dapat kontrol rutin biopsikososial
DOKTER KELUARGA DAN PENGELOLAAN
PELAYANAN

5. Komprehensif 6. Kolaboratif

Penulis mampu mengajak


keluarga untuk memotivasi
pasien dalam hal kontrol
dan minum obat.
Serta membuat istri pasien
bersedia memasakkan
makanan rendah kalori.
SARAN
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik, pasien belum dilakukan
pemeriksaan fisik neurologi seperti pemeriksaan sensibilitas. Hal
ini penting dilakukan mengingat keluhan pasien yang merasakan
tebal pada kedua telapak kaki, sehingga dengan pemeriksaan
sensibilitas ini kita dapat mencari tahu apakah sudah terdapat
gangguan fungsi saraf perifer pada pasien yang bisa saja terjadi
sebagai akibat dari penyakit gula darah pasien yang tidak
terkontrol.

Selain itu, dokter dapat menyarankan kepada anak pasien untuk


melakukan pengecekan kesehatan rutin atau deteksi dini seperti
cek glukosa, kolesterol, tensi, dll, mengingat faktor risiko turunan
penyakit DM dan hiperkolesterolemia dari ayahnya.

Untuk terapi non-farmakologis sebaiknya pasien dianjurkan untuk


melakukan senam kaki yang bisa dilakukan di rumah untuk
mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran
darah pada bagian kaki.
SIMPULAN
Pasien laki-laki berusia 60 tahun dengan keluhan terasa tebal pada
kedua telapak kaki yang dirasakan sejak 2 bulan lalu dan memiliki
riwayat Diabetes Melitus tipe 2 dan Hiperkolesterolemia. Pada
pasien telah dilakukan diagnosis holistik dan penatalaksanaan
berbasis layanan kedokteran keluarga dengan sangat baik

Penegakkan diagnosis dan pemberian terapi pada penyakit


Diabetes Melitus tipe 2 dan Hiperkolesterolemia sudah sesuai
literatur berdasarkan EBM
Studi Kasus : Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Tipe 2 dengan Hiperkolesterolemia pada
Seorang Pria Usia 60 Tahun dengan
Pendekatan Kedokteran Keluarga

~ TERIMAKASIH ~

Anda mungkin juga menyukai