Anda di halaman 1dari 11

SOSIAL DETERMINAN

TEORI MOSLEY & CHEN


Disusun oleh :

Luh Putu Putri Sanjiwani- 1902612083


Putu Satyakumara Upadhana- 1902612107
Nsurrasimmha Shaastie Naidu - 1902612194

Pembimbing :

Dr. Komang Ayu Kartika Sari, MPH


DEPARTEMEN/KSM KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RSUP SANGLAH
2020
PENDAHULUAN
Theori Mosley dan Chen dapat diterapkan
dalam analisis penyebab rhinofaringitis Menurut teori Mosley dan Chen (1984)
pada balita variable-variable yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup balita menjadi dua

Eksogenous Endogenous

Rhinofaringitis adalah salah satu penyakit yang mudah


menular lewat udara. Gangguan kesehatan ini terjadi
akibat infeksi yang terjadi di rongga hidung hingga
tenggrokan atau faring.Sebagian besar kasus
rhinofaringitis disebabkan oleh virus (sekitar 40–
60%).Rhinofaringitis termasuk dalam pola 10 besar
penyakit pada pasien rawat jalan di RSUD di Provinsi
Bali tahun 2015, yaitu sebanyak 3.519
TEORI MOSLEY & CHEN
Determinan Sosial – Ekonomi

Faktor Faktor
Faktor Ibu Pencemaran Tersedianya Faktor Luka
Lingkungan Gizi

Terhambatnya
Sehat Sakit
Faktor pertumbuhan
Pengendalian
Penyakit
Perorangan Pencegahan Pengobatan Mati
PENERAPAN TEORI MOSLEY (Rhinofaringitis)
FAKTOR PENGENDALIAN
FAKTOR IBU PENYAKIT PERORANGAN
Adanya riwayat atopi Tindakan pencegahan dan
FAKTOR
ini merupakan faktor pengobatan
predisposisi genetic PENCEMARAN
terhadap pembentukan LINGKUNGAN
IgE Paparan virus secara
langsung dan tidak
langsung

FAKTOR FAKTOR LUKA


TERSEDIANYA GIZI Pada daerah hidung dan
gizi kurang dapat tengkorok
menyebabkan imunitas
menurun
Faktor Ibu

Riwayat Ibu
Beberapa studi menunjukkan bahwa riwayat ibu dan
Kehamilan keluarga yang mengalami rhinofaringitis merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya rhinofaringitis pada
Pola konsumsi ibu saat kehamilan juga
balita. Adanya riwayat atopi ini merupakan faktor
menentukan risiko terjadinya predisposisi genetic terhadap pembentukan IgE, dan
rhinofaringitis pada balita. Konsumsi ikan menjadi alergen dalam patofisiologi rhinofaringitis
dan vitamin D pada usia awal kehamilan pada balita. Respon ini akan melepas mediator

dapat berperan sebagai faktor protektif histamine sehingga timbul kongesti pada rongga
hidung. Kemudian ini akan menimbulkan reaksi
dari terjadinya rhinofaringitis pada balita,
inflamasi pada hidung. Adanya virus juga mampu
karena dapat meningkatkan imunitas
melepaskan mediator histamine pada tubuh.
tubuh
Faktor Pencemaran Lingkungan

Lingkungan yang Kelompok virus yang dapat


tercemar dengan paparan berperan sebagai etiologi adalah Paparan bakteri seperti group
virus antar manusia rhinovirus, coronavirus, A streptococcus,
merupakan salah satu respiratory syncytial virus arcanobacterium, group C
etiologic dari (RSV), parainfluenza virus,
rhinofaringitis. influenza virus, dan adenovirus. streptococcus.

Selain itu transmisi melalui


kontak langsung/tidak langsung Paparan asap rokok juga Adanya kontak dekat pada
dari benda di lingkungan yang dapat meningkatkan balita di lingkungan dengan
dicemari oleh virus (hand to risiko terjadi infeksi perkumpulan banyak orang,
hand transmission) juga saluran nafas bagian atas seperti sekolah, dapat
merupakan salah satu penularan pada balita, salah satunya
meninggkatkan risiko
rhinofaringitis. adalah rhinofaringitis. rhinofaringitis pada balita
Faktor Gizi

Pada kasus gizi kurang dapat menyebabkan


imunitas menurun sehingga akan mudah terjadi
suatu infeksi dan individu akan lebih rentan
terhadap infeksi akibat menurunnya kekebalan
tubuh terhadap invasi patogen. Selain itu,
ketahanan tubuh menurun dan virulensi patogen
lebih kuat sehingga menyebabkan keseimbangan
yang terganggu dan akan terjadi infeksi

Malnutrisi akan menurunkan imunitas seluler, kelenjar timus dan


tonsil menjadi atrofik dan jumlah T-limfosit berkurang sehingga
tubuh akan lebih rentan terhadap infeksi.
Faktor luka
Apabila seorang anak mengalami luka pada hidung dan tenggorokan, baik itu luka acquired berupa luka bakar,
luka keracunan maupun luka fisik (luka akibat benda asing yang masuk ke hidung/tenggorokan maupun luka
akibat makanan yang masuk ke tenggorokan seperti tulang dan makanan tajam/keras lainnya, luka akibat
kecelakaan maupun disengaja) maupun luka congenital (kelainan anatomis tertentu yang membuat hidung dan
tenggorokan menjadi rentan terinfeksi), pada keadaan luka tersebut, anak akan lebih rentang untuk mengalami
infeksi di daerah hidung dan tenggorokan, salah satunya yaitu rhinofaringitis.

LUKA LUKA
ACQUIRED CONGENIT
AL

Re
n tan
ksi
ter RHINOFARINGI f e
in
fe TS ir n
ks te
i an
ent
R
Faktor Pengedalian Penyakit Perorangan

PENCEGAHAN
PENGOBATAN
• Membiasakan cuci tangan
teratur dengan sabun dan usaha-usaha yang
air mengalir dilakukan untuk mengobati
• Hindari kontak langsung penyakit setelah timbulnya
dengan penderita penyakit seperti berobat
• Konsumsi vitamin, buah ke dokter dan mengikuti
dan sayur untuk pengobatan yang
memperkuat imun dianjurkan (meminum obat
• Menjaga permukaan dengan teratur mematuhi
sekitar rumah tetap bersih apa yang dianjurkan dan
• Imunisasi dilarang oleh dokter dalam
upaya penyembuhan)
SAKIT
• Otitis media akut
• Sinusitis
• Laringitis
• Diare, muntah, dehidrasi
• Hipertermia
• Abses retrofaringeal, torticollis

TERHAMBATNYA
RHINOFARINGITIS KOMPLIKASI
PERTUMBUHAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai