DISUSUN OLEH :
Tiva Ismadyanti Christine Prabowo (42190380)
DOKTER PEMBIMBING :
dr. Florentina Sita Murti
Dr. Deta Intan Herdyan
Nama : Ny. L
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 63 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat :Turen Dk. Canden RT 002
Jaminan kesehatan : Kartu Indonesia Sehat
Keluhan Utama
KU : Baik
GCS : E4 V5 M6
BB : 54 kg
TB : 149 cm
IMT : 24.32
(obese level 1)
Vital Sign :
• Tekanan darah : 156/81 mmHg
• Nadi : 72 kali/menit
• Respirasi : 20 kali/menit
• Suhu : 36,4oC
• Kepala : Normochepali, konjungtiva Abdomen
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) • Inspeksi : Distensi (-), asites (-)
• Leher : pembesaran KGB (-), nyeri tekan • Auskultasi : peristaltik usus (+) normal
(-) (12 kali/menit)
• Perkusi : Timpani 9 regio abdomen
• Palpasi : Supel (+), nyeri tekan
epigastrik (-), hepatomegali (-),
Thorax
splenomegali (-)
Paru
• Inspeksi : Gerakan dada simetris
• Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus kanan
dan kiri simetris, ketinggalan gerak (-)
• Perkusi : sonor seluruh lapang paru
• Auskultasi : vesikuler (+/+), ronki (-/-), • Ekstremitas : Akral hangat, nadi kuat angkat, CRT <2
wheezing (-/-) detik, edema (-)
Jantung : suara jantung S1/S2 normal
(reguler), S3 (-) dan S4 (-) • Pemeriksaan kekuatan otot
DIAGNOSIS
Hipertensi derajat 1
DM tipe 2
DIAGNOSIS KOMUNITAS
Dapat dimodifikasi
1. Kegemukan (obesitas)
2. Diet tidak seimbang
3. Konsumsi garam berlebih
4. Aktivitas fisik
5. Merokok dan konsumsi alkohol
6. Stress
Umumnya gejala yang dikeluhkan
berkaitan dengan :
Manifestasi Klinis • Peningkatan tekanan darah : sakit
Umumnya penderita hipertensi tidak memiliki kepala (pada hipertensi berat),
keluhan (the silent killer) paling sering di daerah occipital dan
Baru ada keluhan setelah mengalami komplikasi dikeluhkan saat bangun pagi,
dari TOD (Target Organ Damage). selanjutnya berkurang secara
spontan setelah beberapa jam,
dizziness, palpitasi, dan mudah
lelah.
• Gangguan vaskuler : epistaksis,
hematuria, penglihatan kabur
karena perubahan retina, episode
kelemahan oleh karena transient
cerebral ischemia, angina pectoris,
dan sesak karena gagal jantung.
• Penyakit yang mendasari
TERAPI NON FARMAKOLOGI
JNC 7 merekomendasikan :
- Menurunkan berat badan, TERAPI FARMAKOLOGI
- pembatasan asupan kurang atau • Diuretika, terutama jenis Thiazide atau
sama dengan 100 meq/L/hari Aldosterone Antagonist
(2.4 natrium g atau 6 natrium g), • Beta Blocker (BB)
- Meningkatkan konsumsi buah dan • Calcium Channel Blocker atau Calcium
sayur, antagonist (CCB)
- Menurunkan konsumsi alkohol • Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
- Meningkatkan aktivitas fisik (ACEI)
paling tidak berjalan 30 • Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1
menit/hari selama 5 hari/minggu receptor antagonist/blocker (ARB)
- Menghentikan kebiasaan merokok • Direct renin inhibitor (DRI)
DEFINISI
Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang DIABETES MELITUS TIPE 2
terjadi ketika insulin yang dihasilkan oleh pankreas
tidak adekuat atau insulin yang dihasilkan tidak
dapat digunakan oleh tubuh secara efektif. Hal ini FAKTOR RISIKO
dapat menyebabkan konsentrasi glukosa dalam 1. Tidak dapat dimodifikasi
darah meningkat (hiperglikemia) - Keturunan
- Usia
KLASIFIKASI
- Ras
- Riw. melahirkan bayi dengan BB > 4000 gr / riw.
1. DM tipe 1 (insulin dependent diabetes melitus) DM gestasional
2. DM tipe 2 (non insulin dependent diabetes
- Riw. BBLR
melitus
3. Diabetes pada kehamilan (gestasional diabetes 2. Dapat dimodifikasi
- Obesitas, lingkaran perut lebih dari batas
melitus)
4. Diabetes Melitus tipe lain normal
- Kurang aktivitas fisik
- Diet tidak sehat
- Menderita PCOS
- Menderita sindrom metabolik
- Konsumsi alkohol dan merokok
Kriteria Diagnosa
1. Keluhan klasik DM : polydipsia (sering minum),
polyuria (sering kencing), polifagia (sering makan)
dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya
2. Keluhan lain : badan lemas, kesemutan, gatal,
penglihatan kabur, disfungsi ereksi pada pria,
serta pruritus vulva pada wanita
3. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥1 26 mg/dL
4. Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dL 2 jam
setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
5. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200mg/dL
dengan keluhan klasik DM
6. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5%.
TUJUAN
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Obat antihiperglikemia oral
- Pemacu sekresi insulin : Sulfonilurea, Glinid
- Meningkatkan sensitivitas terhadap insulin : Metformin,
Thiazid
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Agen
• Faktor makanan konsumsi camilan
• Faktor fisik kurangnya aktivitas
fisik
Lingkungan
• Dukungan keluarga namun jauh dari
anak-anaknya
• Dukungan tenaga kesehatan
• Akses ke pelayanan kesehatan yang
mudah
STRATEGI PENANGGULANGAN
DI KELUARGA Kegunaan Strategi
Penanggulangan Penyakit
• Pemberian edukasi mengenai definisi penyakit
hipertensi-DM, penyebab, hal yang boleh
dilakukan dan patut dihindari, komplikasi • Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas
hipertensi dan diabetes kesehatan, kader dan masyarakat mengenai
• Keluarga diberi edukasi untuk mengawasi dan penyakit hipertensi.
memfasilitasi pasien agar dapat mengontrol Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada
tekanan darah-gula darah dan menerapkan masyarakat seperti melakukan penyuluhan mengenai
gaya hidup sehat hipertensi dan diabetes serta pola makan sehat.
• Memberikan motivasi kepada pasien untuk Mengontrol setiap dusun dan menghimbau bapak/ibu
dapat mengatur asupan gizi dan aktivitas fisik dukuh dan kader untuk rutin melaksanakan posyandu
sehari-hari sehingga pasien dapat memperoleh balita, remaja maupun lansia.
istirahat, aktivitas fisik, dan asupan gizi yang Dalam kondisi pandemi, penyuluhan dan pelatihan
seimbang dapat difasilitasi menggunakan video yang disebar
• Suami pasien juga diminta untuk menjadi melalui grup whatsapp ataupun pertemuan online
pendamping minum obat bagi pasien agar Memfasilitasi seperti menyediakan alat tensi otomatis
pasien dapat mengonsumsi obat tepat sesuai dan POCT gula darah pada posyandu lansia dan
jamnya. menghimbau para kader untuk melakukan edukasi
pada para lansia yang berisiko maupun terdiagnosis
hipertensi dan diabetes
Kegunaan Strategi
Penanggulangan Penyakit
• Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan, kader dan masyarakat mengenai
penyakit hipertensi dan diabetes
• Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat seperti melakukan penyuluhan
mengenai hipertensi dan diabetes serta pola makan sehat
• Mengontrol setiap dusun dan menghimbau bapak/ibu dukuh dan kader untuk rutin melaksanakan
posyandu balita, remaja maupun lansia
• Dalam kondisi pandemi, penyuluhan dan pelatihan dapat difasilitasi menggunakan video yang
disebar melalui grup whatsapp ataupun pertemuan online
• Memfasilitasi seperti menyediakan alat tensi otomatis dan POCT gula darah pada posyandu lansia
dan menghimbau para kader untuk melakukan edukasi pada para lansia yang berisiko maupun
terdiagnosis hipertensi dan diabetes
• Meningkatkan komitmen dan peran serta aktif pimpinan daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat
untuk bersama-sama mencegah penyakit hipertensi dan diabetes
• Kerjasama puskesmas dengan laboratorium klinik, psikolog, dan instalasi gizi untuk melakukan
skrining atau pemeriksaan secara berkala, seperti misalnya pada program prolanis atau posyandu
lansia dan kemudian melakukan monitoring gizi dan tingkat kepatuhan pasien dengan kuesioner
sebagai salah satu media.
ANALISIS SWOT
Pembinaan
Acara ini dilaksanakan pada : Tujuan pembinaan mengenai hipertensi :
Hari, tanggal : Senin, 22 Maret 2021 • meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
Waktu : 12.00 – selesai masyarakat akan penyakit hipertensi dan
Tempat : Rumah pasien diabetes
Dokter muda : Tiva ICP • Membuat masyarakat lebih waspada sehingga
rutin memeriksakan diri untuk mengontrol
tekanan darah dan gula darah
• Penyakit hipertensi-DM merupakan masalah
kesehatan golongan penyakit tidak menular yang • Pembinaan ini dihadiri :
paling banyak dijumpai di wilayah kerja Puskesmas • Pasien dan suami pasien
Imogiri 1. Pengelolaan penyakit hipertensi • Terjadi komunikasi dua arah, dimana
memerlukan terapi medis dan non medis yang
dokter muda menjelaskan dan pasien juga
berkesinambungan untuk mencegah komplikasi.
keluarga aktif bertanya.
• Terdapat berbagai macam komplikasi dari hipertensi
yaitu stroke, gagal ginjal, gagal jantung, jantung
koroner.
• Dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
mengenai penyakit hipertensi-DM, sehingga kualitas Pengukuran Tekanan Darah saat Pembinaan :
hidup masyarakat dengan hipertensi dapat 17 Maret 2021 : 163/95 mmHg
ditingkatkan dan mencegah terjadinya komplikasi. 22 Maret 2021 : 159/89 mmHg
GDS 222 Maret 2021 : 219
(Kemenkes RI, 2018)
(Kemenkes RI, 2018)
(Kemenkes RI, 2018)
(Kemenkes RI, 2018)
(Kemenkes RI, 2018)
Kesimpulan
dan
Saran
Kesimpulan
Hipertensi dan diabetes adalah penyakit tidak
menular yang paling banyak dialami oleh para lansia.
Penyebab hipertensi-DM terkadang tidak diketahui
penyebabnya dan dapat disebabkan karena gaya hidup
yang salah.
Pada kasus ini, tekanan darah dan gula darah yang
tidak kunjung normal disebabkan karena kesadaran
pasien kurang dalam hal menjaga pola makan dan Saran
pengetahuan pasien yang menganggap hipertensi dan
diabetes bisa diobati hanya dengan minum obat
• Untuk ke depannya lebih diperlukan
Pembinaan dilakukan untuk meningkatkan
pembinaan berupa penyuluhan hipertensi
pengetahuan mengenai penyakit hipertensi dan
dan diabetes ke masyarakat luas
diabetes, serta cara mengontrol kondisi tersebut
• Melibatkan psikolog untuk konsultasi
masalah kepatuhan pasien
• Melibatkan petugas gizi untuk
membuatkan menu diet
• Melakukan monitoring self management
melalui media kuesioner sebagai salah
satu contoh
Refleksi
Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit yang paling banyak dialami para lansia.
Perlu mengetahui bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan bagi lansia dengan hipertensi-DM
supaya tekanan darah dan gula darah dapat terkontrol dan mencegah munculnya berbagai
komplikasi
Kunjungan rumah merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat, tidak hanya bagi pasien tetapi
juga untuk keluarga pasien
Bahwa banyak faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi-DM (usia, gaya hidup,
aktivitas fisik, tingkat pendidikan, tingkat kepatuhan, dan lingkungan sosial)
Pada kasus ini, pasien telah rutin memeriksakan dirinya ke Puskesmas serta RS dan rutin minum
obat hipertensi dan diabetes, faskes juga mudah dijangkau
Untuk menangani masalah PTM membutuhkan kerja sama yang cukup kompleks, tidak hanya
dokter dan keluarga, namun juga harus melibatkan masyarakat, psikolog, dan gizi
Sebagai dokter, tidak hanya menangani keluhan pasien dan memberikan terapi medis, tetapi
juga penting untuk memberikan edukasi dan memberikan penangan secara holistik, membuat
strategi program penanganan penanggulangan penyakit
kuratif bukanlah satu-satunya tugas dokter tetapi juga melakukan upaya promotif dan prenventif
agar tercapai kesehatan yang menyeluruh
Daftar Pustaka
American Diabetes Association (ADA). (2018). American Diabetes Association Standards Of Medical Care In Diabetes—
2018. https://diabetesed.net.
Dalimartha, S. (2008). Care Yourself Hipertensi. Jakarta. Penebar Plus.
Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th ed. Philadelphia (PA): Elsevier, Inc.; 2016.
Kemenkes RI. Hipertensi. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2018; (Hipertensi):1-7
McPhee SJ & Ganong WF. (2010). Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Edisi 5. Alihbahasa oleh
Brahm U Pendit. Jakarta: EGC.
Mohani., Chandra I. (2014). Hipertensi Primer In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II (ed VI) Jakarta: Interna
Publishing. pp:2285-2286
Muhadi. (2016). Jnc 8 : Evidence-Based Guideline Penanggulangan Pasien Hipertensi Dewasa. CDK-236, 43(1) : 54-59.
PERKENI. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. pbperkeni.or.id.
Ponto LW, Kandou GD, Mayulu N. (2016). Hubungan Antara Obesitas, Konsumsi Natrium, dan Stres dengan Kejadian
Hipertensi pada Orang Dewasa di Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa. Paradigma, 4(2): 115-129.
Pranawa, Artaria Tjempakasari. (2015), Hipertensi, In: Askandar Tjokroprawiro, Poernomo Budi Setiawan, Chairul
Effendi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr.Soetomo
Surabaya. Ed.2. Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair, Surabaya.pp. 514-524
Tedjakusuma, P., 2012. Tatalaksana Hipertensi, Cermin Dunia Kedokteran. Volume 39 no. 4 tahun 2012.
WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health Organization; 2016.
Yogiantoro, M. Pendekatan Klinis Hipertensi. In : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI; 2015 p. 2259-61
LAMPIRAN
Sebelum Pembinaan
Saat Pembinaan
TERIMAKASIH