EDEMA PAPIL
Disusun Oleh:
Arina Hygea
1810221007
Pembimbing :
dr. Andi Elizar Asriyani, M. Kes, Sp.M
LAPORAN KASUS
EDEMA PAPIL
Disusun Oleh :
Arina Hygea
1810221007
Pembimbing :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya, tidak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Edema papil”, yang merupakan salah satu
syarat dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Departemen Mata Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Minggu.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada dr. Andi Elizar Asriyani, M. Kes,
Sp.M selaku pembimbing dalam penyusunan presentasi kasus ini. Disamping itu,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan teman-teman
dokter muda yang telah memberikan dukungan moril dalam penyusunan laporan kasus
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan presentasi kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak dalam penyempurnaan presentasi kasus ini agar menjadi
lebih baik lagi.
1. IDENTITASPASIEN
Nama : Tn. S
Usia : 52 Tahun
JenisKelamin : Laki-Laki
Alamat : Jagakarsa
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status :Menikah
Agama :Islam
2. ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara auto anamnesis pada tanggal 6 November 2019 di
Poliklinik Mata RSUD Pasar Minggu.
1. KeluhanUtama
Pengelihatan mata kiri bawah tidak melihat sejak 2 minggu SMRS.
5. Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya berobat ke poli mata RS dr. Suyoto dan dirujuk ke spesialis
bedah saraf. Kemudian dilakukan CT-scan dan MRI serta dberikan obat minum
mecobalamin. Hasil CT-Scan tersebut menunjukkan tidak ada kelainan pada otak,
namun MRI masih menungu hasil. Oleh dokter poli mata RS dr. Suyoto kemudian
merujuk ke RSUD Pasar Minggu dengan diagnosis Other disorders of optic second
nerve and visual pathways (H47)..
3. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaanumum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TandaVital :
1. Tekanan darah :151/88 mmHg
2. HR : 77 x/menit,reguler, isi dan tekanan cukup
3. Suhu : 37° C
4. RR : 20 x/menit,reguler
Kepala/Leher : Normocephali, deviasi trakea (-)
Mulut : Sianosis (-/-), kering(-/-)
THT : Sekret (-), darah (-),T1-T1
Thorax : Simetris
Jantung : BJ 1- BJ 2 reguler, murmur (-), gallop(-)
Paru : vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : supel, datar, bising usus(+)
Ekstremitas : CRT <2 Detik, akralhangat
2. StatusOphtalmologi
KETERANGAN OD OS
1.VISUS
- Visus 20/200 20/60
- Koreksi Pinhole : 20/60 Pinhole 20/30
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
- Ukuran Normal Normal
- Eksoftalmus - -
- Endoftalmus - -
- Deviasi - -
1. Pergerakan bola mata +
+
+ + ++ ++
+ ++
+ + +
+
+ + + +
+ Baik +
Duksi Baik
Versi Baik Baik
3.SUPERSILIA
- Warna Hitam Hitam
- Simetris Simetris Simetris
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Edema - -
- Nyeri tekan - -
- Ektropion - -
- Entropion - -
- Retraksi - -
- Blefarospasme - -
- Trikiasis - -
- Sikatriks - -
- Punctum lakrimal Terbuka Terbuka
- Fissure palpebral Melebar Melebar
2. Lagoftalmus - -
- Tesanel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Hiperemis - -
- Folikel - -
- Papil - -
- Sikatriks - -
- Hordeolum - -
- Kalazion - -
6. KONJUNGTIVA BULBI
- Sekret - -
- Injeksi Konjungtiva - -
- Injeksi Siliar - -
- - -
PerdarahanSubkonjungti
va/kemosis
- Pterigium - -
- Pinguekula - -
- Flikten - -
- Nevus Pigmentosus - -
- Kista Dermoid - -
7.SKLERA
- Warna Putih Putih
- Ikterik - -
- Nyeri Tekan - -
8.KORNEA
- Kejernihan Jernih Jernih
- Permukaan Rata dan licin Rata dan licin
- Ukuran 12 mm 12 mm
- Sensibilitas Baik Baik
- Infiltrat - -
- Keratik Presipitat - -
- Sikatriks - -
- Ulkus - -
- Perforasi - -
- Arcus senilis - -
- Edema - -
- Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
9. BILIK MATA DEPAN
- Kedalaman Cukup Cukup
- Kejernihan Baik Baik
- Hifema - -
- Hipopion - -
10. IRIS
- Warna Coklat kehitaman Coklat kehitaman
- Kripta - -
- Sinekia - -
11. PUPIL
- Letak Tengah Tengah
- Bentuk Bulat, isokor Bulat, isokor
- Ukuran 3 mm 3 mm
- Refleks Cahaya Positif Positif
Langsung
- Refleks Cahaya Positif Positif
Tidak Langsung
12. LENSA
- Kejernihan Jernih Jernih
- Letak Tengah Tengah
- Test Shadow - -
13. BADAN KACA
- Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
4. Diagnosis Kerja
Okuli Sinistra Edema Papil
5. Diagnosis Banding
Neuritis optikus
6. Pemeriksaan PenunjangAnjuran
CT-scan ulang
Lab
7. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
1. Flamar eye drop
2. Cendo Lyteers eye drop
3. Metilprednisolon 3x4 mg
Non-Medikamentosa:
Regulasi Tekanan darah
8. PROGNOSIS
OD OS
Advitam :ad bonam ad bonam
Adfunctionam : ad bonam dubia
Adsanationam : ad bonam dubia
dubiaala
9. DOKUMENTASI
BAB II
PEMBAHASAN
Dari autoanamnesis pada tanggal 6 November 2019 di Poliklinik RSUD Pasar
Minggu, pasien dengan keluhan pandangan menjadi tidak bisa melihat pada bagian
mata kiri bawah sejak 2 minggu SMRS. Keluhan tersebut dirasakan terjadi secara tiba-
tiba. Keluhan tersebut tidak disertai dengan mata kiri terasa pegal, perih, mata sakit saat
pusing. Keluhan lain tidak ada rasa gatal, dan tidak ada demam. Semakin lama mata
Pada kasus ini pasien mengeluhkan penurunan lapang pandang pada sebelah kiri
bawah karena terdapat gangguan pada papil saraf optikus dimana terdapat
pembengkakan papil saraf optikus yang dapat disebabkan berbagai penyebab. Mata
merupakan alat optic yang mempunyai sistem lensa (kornea, humor akuous, lensa, dan
visual. Lintasan visual dimulai dari sel-sel ganglioner di retina dan diakhiri pada polus
retina,nervus optic, khiasma optic, traktus optic, korpus genikulatum lateral, radiasio
optic, dan korteks oksipitalis. Nervus optic dibagi menjadi : bagian intraocular (diskus
optikus atau papil nervus optic), bagian intraorbita, bagian intraossea atau
yang panjang di dalam otak sangat berhubungan erat dengan bagian-bagian otak yang
dilewati. Kelainan lintasan visual dapat disebabkan oleh kelainan lintasan visual itu
sendiri (intrinsic) ataupun kelainan bangunan yang dilewati atau yang berdekatan
peningkatan tekanan intracranial baik oleh karena proses inflamasi maupun non
sistemik. Edema papil terjadi apabila terdapat obstruksi pada transport akson didaerah
lamina kribosa. Obstruksi dapat terjadi karena iskemia, inflamasi, disfungsi metabolic
atau intoksikasi. Penyebab edema papil yaitu peningkatan tekanan intracranial, Space
Occupaying lesions di sekitar papil saraf optic, Neuritis optikus, Ischemia anterior optic
neuropathy, Hipertensi maligna, Oklusi vena retina sentral, Papilopati diabetic, Lebers
opthic neuropathy.
Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologi. Gambaran klinis pada pasien dikasus ini dari anamnesis sesuai dengan
kepustakaan yang menyebutkan bahwa pada edema papil memberikan gejala penurunan
lapang landang pada pasien ini mengenai pada mata kiri bagian bawah ke arah lateral.
Namun tidak ada rasa nyeri pada mata, kadang pasien juga merasakan sakit kepala,
disangkal. Penurunan tajam penglihatan atau lapang pandang ini karena terganggunya
papil saraf optik yang disebabkan adanya edema pada papil saraf optik.
penglihatan mata kiri pada bagian bawah lateral. Pada mata kanan juga didapatkan
terdapat penurunan tajam penglihatan pada mata kanan, namun tidak disertai dengan
diperhatikan adalah batas papil, warna, area fundus lain seperti perdarahan, perubahan
bentuk pembuluh darah, dan lain-lain. Pemeriksaan papil edema dengan menggunakan
funduskopi dengan melihat tanda-tanda antara lain, hiperemis papil, batas pupil kabur,
retina dan koroid (Paton’s line), . kongesti vena dan pembuluh darah peripapiler,
perdarahan papiler dan peripapiler, eksudat serabut saraf, hilangnya denyutan vena
spontan. Pada pasien ini ditemukan adanya edema papil saraf optic. Etiologi tersering
dari edema papil adalah yaitu edema papil pada kedua mata karena peningkatan tekanan
intracranial, yang dapat disebabkan oleh sejumlah hal seperti tumor, gangguan absorpsi
gangguan penglihatan warna. Dalam tahap akhir, papilledema akan menjadi papil atrofi
dengan bataas yang tidak tegas. Untuk menentukan penyebab pasti dari edema papil
dan teliti. Pasien dengan papil edema perlu dicurigai memiliki massa intracranial,
terdapat intoksikasi alkohol atau tidak, kelainan metabolic seperti diabetes mellitus
biasanya terjadi edema papil bilateral. Etiologi edema papil unilateral yang tersering
adalah infeksi seperti neuritis optic (varisela zoster, sinusitis, sifilis, dll) atau inflamasi
dan iskemia (Anterior ischemic optic neuropathy). Pasien ini mengaku tidak ada
sifilis, dll.
mengenai lintasan visual otak. Pemeriksaan CT-Scan ini dilakukan untuk melihat
apakah terdapat peningkatan tekanan intracranial yang disebabkan oleh tumor, edema
sudah dilakukan pemeriksaan CT-Scan di RS dr. Suyoto pada tanggal 24 Oktober 2019
hasilnya adalah kesan tidak tampak peninggian tekanan intracranial, tidak tampak
yang bekerja sebagai anti inflamasi, cendo lyters eye drop, dan flamar eye drop untuk
mengurangi sakit jika ada rasa sakit pada mata. Penanganan yang dilakukan kepada
pasien saat ini adalah untuk meminimalisir penyebab yang masih belum diketahui
dengan jelas dan kemudian masih dievaluasi mencari penyebab yang mendasari untuk
disarankan melakukan peeriksaan CT-Scan ulang, pemeriksaan laboratorium, dan
komplikasi yang timbul. Hal ini juga membutuhkan rujukan ke penyakit terkait yang
menimbulkan gejala pada mata. Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya
buruk.
BAB III
KESIMPULAN
Pasien laki-laki datang ke RSUD Pasar Minggu dengan keluhan penglihatan menurun
pada bagian bawah samping di mata kiri sejak 2 minggu SMRS dan semenjak minggu SMRS
pasien juga mengeluhkan pusing karena merasa penglihatan yang tidak kunjung membaik.
Keluhan tersebut dirasakan mendadak dan semakin lama menjadi semakin memberat.
Kemudian pasien datang berobat ke RS dr. Suyoto untuk berobat dan dirujuk ke dokter
spesialis bedah saraf. Dokter spesialis saraf menyarankan untuk CT-Scam dan MRI serta
memberikan obat mecobalamin. Haisil CT-Scan tesebut meyatakan normal, namun MRI
masih menunggu hasil. Dokter dari RS dr. Suyoto merujuk ke RSUD Pasar Minggu dengan
diagnosis H47.
Selain itu, adanya keluhan mata kiri terasa pegal, perih, nyeri pada saat menggerkkan
bola mata, rasa gatal, dan demam disangkal. Pasien juga mengaku tidak meminum obat-
obatan sebelum sakit, hipertesi, diabetes mellitus, jantung, alergi disangkal. Dikeluarga juga
tidak ada riwayat keluhan serupa, penyakit hipertensi, diabetes mellitus, jantung, dan alergi
disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah yang meningkat 151/88. Pada
pemeriksaan slitlamp ditemukan adanya edema papil.
Pada pasien diberikan terapi berupa pemberian antiinflamasi, analgetik, dan pelumas
mata.