Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

HIPERTENSI OKULAR DAN KATARAK IMATUR

Disusun Oleh:
Eva Ardelia Sari
1810221038

Pembimbing :
dr. Andi Elizar Asriyani, M. Kes, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN MATA


RSUD PASAR MINGGU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
PERIODE 8 APRIL - 11 MEI 2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
HIPERTENSI OKULAR DAN KATARAK IMATUR

Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas


Kepaniteraan Klinik Departemen Mata RSUD Pasar Minggu

Oleh:

Eva Ardelia Sari


1810221038

Jakarta, 18 April 2019

Telah dibimbing dan disahkan oleh,

Pembimbing,

(dr. Andi Elizar Asriyani, M. Kes, Sp.M)

1
KATA PENGANTAR

Dalam kesempatan ini puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT karena atas rahmat dan nikmat-Nya laporan kasus yang berjudul “Hipertensi
Okular dan Katarak Imatur” dapat terselesaikan.
Penulis ucapkan terima kasih kepada dr. Andi Elizar Asriyani, M. Kes,
Sp.M selaku pembimbing selama penulis menjalani kepaniteraan klinik mata di
RSUD Pasar minggu serta teman-teman yang saling membantu dan mendukung.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan laporan kasus
ini, oleh karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga laporan
kasus yang disusun penulis ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan di
masa yang akan datang.

Jakarta, 18 April 2019

Penulis

2
BAB I
STATUS PASIEN

I.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. ER
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pasar Minggu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Agama : Islam

I.2 Anamnesa
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 15 April 2019 di
Poliklinik Mata RSUD Pasar Minggu.
A. Keluhan Utama
Mata terasa tidak nyaman sejak 5 hari yang lalu.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli mata RSUD Pasar Minggu pada hari Senin 15 April
2019 dengan keluhan rasa tidak nyaman pada kedua mata sejak 5 hari yang lalu.
Keluhan dirasa pertama kali saat bangun dari tidur. Keluhan awalnya dimulai
dari mata sebelah kanan kemudian diikuti dengan mata sebelah kiri. Pasien
mengatakan bahwa mata seperti terganjal oleh kotoran tetapi tidak
mengeluarkan belek atau kotoran. Pasien menyangkal rasa gatal pada mata
tetapi rasa tidak nyaman pada mata ini membuat pasien kerapkali
menggosokkan mata sehingga mata kini juga sering berair. Selain rasa tidak
nyaman, pasien juga terkadang mengeluhkan pandangan menjadi berkabut
dirasakan sudah 1 minggu yang lalu tetapi tidak sampai mengganggu aktivitas.
Pandangan berkabut ini dirasakan paling sering apabila pasien melihat benda di
luar ruangan yang bercahaya terang. Pasien menyangkal rasa silau maupun
penglihatan ganda. Pasien juga menyangkal rasa sakit kepala atau pusing
berputar. Tidak ada mual dan muntah.

3
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit dengan keluhan serupa (-)
Riwayat sakit mata (-)
Riwayat trauma pada mata atau kepala (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat diabetes (-)
Riwayat hipertensi (-)
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama di keluarga (-)
Riwayat sakit mata di keluarga (+) Ibu memiliki riwayat katarak
Riwayat alergi (-)
Riwayat diabetes (-)
Riwayat hipertensi dan stroke (+)
E. Riwayat Pengobatan
Riwayat memakai kortikosteroid (-)
Pasien belum pernah berobat sebelumnya (-)
Riwayat operasi mata (-)
F. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi membaca sejak
muda. Pasien memakai kacamata penglihatan jauh sudah lebih dari 10 tahun
yang lalu. Kebutuhan ekonomi sehari-hari cukup.

I.3 Pemeriksaan Fisik


A. Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
1) Tekanan darah : 178/100 mmHg
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 36 ⁰C
4) Laju respirasi : 20 x/menit
Kepala/leher : Normocephali, tidak ada deviasi trakea

4
Mata : Konjungtiva anemis (-)
THT : Sekret (-)
Thoraks : Simetris antara kanan dan kiri
1) Jantung : BJ 1 – BJ 2 reguler, tidak ada murmur atau
gallop
2) Paru : Suara dasar vesikuler (+) di kedua lapang
paru, tidak ada rhonki maupun wheezing
Abdomen : Supel, datar, bising usus (+), tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : Edema (-), CRT <2detik, akral hangat (+)
B. Status Oftalmologi
KETERANGAN OD OS
1. VISUS
- Visus 20/100 20/50
- Koreksi - -
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
- Ukuran Normal Normal
- Eksoftalmus - -
- Endoftalmus - -
- Deviasi - -
- Pergerakan bola mata + + +

+ + +
+ + +

Duksi
Baik Baik
Versi
Baik Baik
3. SUPERSILIA
- Warna Hitam Hitam
- Simetris Simetris Simetris
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Edema - -
- Nyeri tekan - -

5
- Ektropion - -
- Entropion - -
- Retraksi - -
- Blefarospasme - -
- Trikiasis - -
- Sikatriks - -
- Punctum lakrimal Terbuka Terbuka
- Fissure palpebral ± 8mm ± 8mm
- Lagoftalmus - -
- Tes anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Hiperemis - -
- Folikel - -
- Papil - -
- Sikatriks - -
- Hordeolum - -
- Kalazion - -
6. KONJUNGTIVA BULBI

- Sekret berair Berair


- Injeksi Konjungtiva - -
- Injeksi Siliar - -
- Perdarahan - -
Subkonjungtiva/kemosis
- Pterigium - -
- Pinguekula - -
7. SKLERA

- Warna Putih Putih


- Ikterik - -
- Nyeri Tekan - -
8. KORNEA
- Kejernihan Jernih Jernih

6
- Permukaan Rata Rata
- Ukuran Normal Normal
- Sensibilitas - -
- Infiltrat - -
- Sikatriks - -
- Ulkus - -
- Perforasi - -
- Arcus senilis + +
- Edema - -
- Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
9. BILIK MATA DEPAN
- Kedalaman Cukup Cukup
- Kejernihan Jernih Jernih
- Hifema - -
- Hipopion - -
10. IRIS
- Warna Coklat Coklat
- Kripta - -
- Sinekia - -
- Kolobama - -
11. PUPIL

- Letak Tengah Tengah


- Bentuk Bulat, isokor Bulat, isokor
- Ukuran 3 mm 3 mm
- Refleks Cahaya Positif Positif
Langsung
- Refleks Cahaya Positif Positif
Tidak Langsung
12. LENSA
- Kejernihan Keruh Keruh
- Letak Tengah Tengah
- Test Shadow + -

7
13. BADAN KACA

- Kejernihan Jernih Jernih


14. FUNDUS OCCULI

- Batas - -
- Warna - -
- Ekskavasio - -
- Rasio arteri : vena - -
- C/D rasio Normal <0.5 Normal <0.5
- Eksudat - -
- Perdarahan - -
- Sikatriks - -
- Ablasio - -
15. PALPASI
- Nyeri tekan - -
- Masa tumor - -
- Tensi Occuli N+1 N+1
- Tonometry 25 25
16. KAMPUS VISI
- Tes Konfrontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

I.4 Diagnosis Kerja


Hipertensi Okular ec Katarak senilis imatur

I.5 Diagnosis Banding


Glaukoma
Retinopati Hipertensi

I.6 Penatalaksanaan
Sodium and potassium chloride ed 4x1 ODS
Penghambat beta-adrenergik ed 3x1 ODS

8
I.7 Pemeriksaan Penunjang Anjuran
Lab darah lengkap
B – ultrasonography

I.8 Penatalaksanaan Anjuran


Operasi katarak

I.9 Progonosis
Ad vitam : ad bonam (ODS)
Ad functionam : dubia (ODS)
Ad sanationam : dubia ad bonam (ODS)

9
BAB II
PEMBAHASAN

Dari Autoanamnesis yang dilakukan, Pasien Ny. ER usia 65 tahun datang ke


Poli Mata RSUD Pasar Minggu dengan keluhan rasa tidak nyaman pada kedua
mata sejak 5 hari yang lalu. Keluhan muncul pertama kali saat terbangun dari tidur
dan menetap. Keluhan disertai dengan mata berair dan rasa mengganjal seperti
adanya kotoran namun mata pasien tidak mengeluarkan belek. Selain itu, pasien
terkadang merasa pandangannya berkabut. Pandangan berkabut ini dirasakan
apabila melihat benda yang berada di luar ruangan (cahaya terang). Keluhan tidak
disertai dengan rasa nyeri, mata gatal, pandangan silau, sakit kepala maupun mual
dan muntah.
Pada kasus ini, pasien merasakan rasa ketidaknyamanan pada kedua mata dan
keluhan pandangan berkabut menandakan adanya peningkatan tekanan intraokular
(TIO) yang bisa disebabkan karena adanya degenerasi lensa seperti yang terjadi
pada katarak usia tua. Pasien juga mengeluhkan sulit melihat benda yang berada di
luar rungan (bercahaya terang). Hal ini sering dirasakan pada pasien yang
mengalami degenerasi lensa seperti pada katarak usia tua. Pasien memiliki faktor
risiko untuk terjadinya peningkatan tekanan intraokular dan katarak yaitu usia
pasien yang sudah berusia 65 tahun dan juga ada riwayat hipertensi dari keluarga
meskipun pasien sendiri menyangkal memiliki hipertensi. Hipertensi dapat
mempercapat terjadinya kekeruhan lensa melalui mekanisme inflamasi yang
diakibatkan peningkatan mediator inflamasi IL-6 dan TNF-Alfa. Mediator
inflamasi ini membuat komposis protein menjadi berubah sehingga membuat lensa
keruh. Hal serupa terjadi pula untuk mekanisme penuaan dalam terjadinya
degenerasi lensa.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 178/100 mmHg dan nadi 80
x/menit. Disini tekanan darah pasien tinggi memperkuat faktor risiko untuk
peningkatan tekanan intraokular dan katarak. Pada status ophtalmologi visus kedua
mata pasien 20/100 dan 20/50. Pada pemeriksaan tekanan intraokular secara
palpasi didapatkan hasil subjektif N+1 dan tonometry sebesar 25 mmHg untuk
mata kanan dan kiri. Hal ini menandakan terjadinya hipertensi okular. Hipertensi

10
okular adalah tekanan intraokular melebihi 21 mmHg. Selain itu, lensa nampak
agak keruh dan dengan pemeriksaan shadow test menunjukkan hasil (+) terdapat
bayangan berbentuk bulat sabit pada mata kanan. Shadow test dapat menunjukkan
jenis katarak yaitu katarak jenis nuclear. Pada pemeriksaan lampu slitlamp katarak
yang terjadi pada pasien dikategorikan sebagai katarak imatur.
Pada pasien ini diberikan tatalaksana untuk menurunkan tekanan intraokular
terlebih dahulu yaitu menggunakan golongan obat penurun produksi aqueous
humor yaitu agen penghambat beta adrenergik yang diberikan sebanyak 3x1 untuk
mata kanan dan kiri. Obat ini diberikan dengan tujuan menurunkan produksi
aueous. Selain itu, pasien diberikan pula tetes mata hiperosmotik yang
mengandung natrium dan kalium klorida sebanyak 4x1 untuk mata kanan dan kiri.
Hal ini ditujukan pula untuk menurunkan tekanan intrakranial dengan cara
osmosis. Setelah dipastikan tekanan intraokuler turun, baru direncanakan untuk
terapi katarak. Pengobatan terhadap katarak bertujuan untuk memperbaiki fungsi
penglihatan. Pemberian obat-obatan belum dapat memberikan hasil yang
memuaskan untuk pengobatan terhadap katarak sehingga terapi definitifnya yakni
dilakukan terapi operasi katarak. Teknik yang digunakan berupa teknik bedah
ekstrakapsular dengan implantasi lensa intraokuler (ECCE + IOL). Teknik
dilakukan dengan mengeluarkan seluruh lensa yang keruh setelah membuka kapsul
anterior dan meninggalkan kapsul lensa posterior yang akan menjadi tempat
implantasi IOL selanjutnya. Teknik ini dapat dilakukan dengan mesin
fakoemulsifikasi ataupun dengan manual.

11
BAB III
KESIMPULAN

Pasien perempuan berusia 65 tahun datang ke RSUD pasar minggu dengan


keluhan mata tidak nyaman sejak 5 hari yang lalu diserta mata berarir, pandangan
berkabut, dan sulit melihat benda di luar ruangan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
ukuran visus kedua mata menurun 20/100 dan 20/50, tekanan intraokular dengan
palpasi N+1, dan tonometry 25 mmHg baik mata kanan dan kiri. Dilakukan terapi
awal pada pasien yaitu menurunkan tekanan intraokuler terlebih dahulu untuk
kemudian dilakukan tindakan bedah mengatasi katarak.

12

Anda mungkin juga menyukai