Anda di halaman 1dari 14

PRESENTASI KASUS

WANITA, G4P3A0, 43 TAHUN, HAMIL 12 MINGGU


BLIGHTED OVUM

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Ujian Kepaniteraan Ilmu Kebidanan dan Kandungan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta




Pembimbing
dr. Adi Pramono, Sp. OG

Disusun oleh
WINDA INTAN PERMATAHATI
NIM : 2007 031 00149


BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RSB BUDI RAHAYU MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan judul

WANITA, G4P3A0, 43 TAHUN, HAMIL 12 MINGGU
BLIGHTED OVUM

Oleh :
Winda Intan Permatahati
20070310149

Disahkan tanggal :
April 2013


Mengetahui,
Pembimbing Klinik


dr. Adi Pramono, Sp. OG

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
ISTRI SUAMI
Nama Ny. Nurjanah Tn. Suratman
Umur 43 Tahun 45 Tahun
Pendidikan SD SD
Pekerjaan IRT Buruh
Agama Islam Islam
Alamat Poyongan, 02/12 Magelang Poyongan, 02/12 Magelang
Tanggal masuk RS : 5 April 2013

I. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama:
Perdarahan pervaginam sejak 5 HSMRS.
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien baru membawa surat perintah mondok dari poli dr. Adi
Pramono dengan blighted ovum (melampirkan hasil USG). Pasien merasa
hamil 3 bulan, dan mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak 5 HSMRS
(tanggal 1 April 2013). Pada awalnya perdarahan yang keluar dirasa tidak
banyak, berupa flek-flek, namun kemudian perdarahan menjadi banyak
disertai nyeri perut. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma dan dipijat.
Pasien pernah melakukan tes kehamilan dan hasilnya (+).
C. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang serupa sebelumnya.
Hipertensi : disangkal
DM : disangkal
Asma : disangkal
Jantung : disangkal
Hepatitis : disangkal
TB : disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga:
Hipertensi : disangkal
DM : disangkal
Asma : disangkal
Jantung : disangkal
Hepatitis : disangkal
TB : disangkal
E. Riwayat Haid:
Hari pertama umur : 14 tahun
Siklus : Teratur
Lama haid : 5-6 hari
HPHT : 11 Januari 2013
HPL : 18 Oktober 2013
F. Riwayat Perkawinan:
Kawin sudah : 1 kali dengan suami sekarang selama 20 tahun.
G. Riwayat Obstetri:
Anak I aterm, lahir spontan, 3200, perempuan, 17 tahun,
sehat, bidan.
Anak II aterm, lahir spontan, 2800, perempuan, 16 tahun,
sehat, bidan.
Anak III aterm, lahir spontan, 3200, laki-laki, 14 tahun,
sehat, bidan.
Anak III hamil ini
H. Riwayat Operasi:
Tidak ada riwayat operasi
I. Riwayat Keluarga Berencana:
KB suntik 3 bulan sekali
J. Riwayat Antenatal:
Tidak pernah memeriksakan diri pada kehamilan kali ini.

II. PEMERIKSAAN JASMANI (tanggal 5 April 2013 pukul 15.00)
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : sedang Keadaan Gizi : Baik.
Kesadaran : compos mentis TB : 158 cm
Tekanan darah : 120/70 mmHg Suhu : 36,5
o
C
Nadi : 80 X/ menit RR : 20 X/ menit
BB : 58 Kg
Kulit : Sawo matang, turgor baik. Kelenjar limfe : Tidak teraba
Kepala : Mesosephal Mata : Secret (-)
Telinga : Secret (-) Hidung : Secret (-)
Mulut/ Gigi : Karies (-)
Kepala : Simetris, konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Thorax : Payudara :hiperpigmentasi areola & papilla mammae
Pulmo : Inspeksi :simetris statis dan dinamis, retraksi (-),
ketertinggalan gerak nafas (-)
Palpasi :vokal fremitus kanan sama dengan kiri,
ketertinggalan gerak nafas (-)
Perkusi :Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi :Vesikuler
:Ronkhi (-), Wheezing (-)
Jantung : Inpeksi :Ictus cordis tak tampak
Palpasi :Ictus cordis teraba di SIC IV
Perkusi :Redup
Auskultasi :S
1
dan S
2
tunggal, regular, bising (-).
Abdomen : Inpeksi :striae gravidarum (-)
Palpasi :Hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (+)
suprapubik, massa (-)
Perkusi :pekak alih (-)
Auskultasi :peristaltik normal
Genitalia : tenang, edema (-), varises (-),
Ektremitas : edema tungkai (-/-/-/-), refleks patella : +/+

Status Ginekologi (tanggal 5 April 2013)
Pemeriksaan Luar:
Inspeksi : Keadaan umum : sedang.
Palpasi : Tinggi fundus uteri: 2 jari diatas symphisis
HIS (-)
Pemeriksaan Dalam:
Vaginal Toucher/VT :
Fluxus: (+)
Fluor: (-)
V/U/V: tenang
Portio: teraba lunak sebesar jempol tangan
OUI: tertutup
Corpus Uteri: sebesar telur angsa
APCD: tenang







III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 5 April 2013
Laboratorium :
Darah rutin;












USG:


IV. DIAGNOSIS
Wanita, 43tahun, G4P3A0, hamil 12 minggu, blighted ovum.
PARAMETER NILAI NORMAL
WBC 9.37 [10^3/uL] M: 4.8-10.8 F:4.8-10.8
RBC 4.05 [10^6/uL] M: 4.7-6.1 F: 4.2-5.4
HGB 12.1 [g/dL] M:14-18 F:12-16
HCT 37.1 [%] M:42-52 F:37-47
MCV 91.6 [fL] 79.0-99.0
MCH 29.9 [pg] 27.0-31.0
MCHC 32.6 [g/dL] 33.0-37.0
PLT 201 [10^3/uL] 150-450
RDW-CV 14.9 [%] 11.5-14.5
RDW-SD 48.2 [fL] 35-47
PDW 10.3 [fL] 9.0-13.0
MPV 9.3 [fL] 7.2-11.1
P-LCR 19.9 [%] 15.0-25.0
V. SIKAP
Kuretase
Dilatasi dengan misoprostol
Informed consent
Pasang infus RL 20 tpm
Cek darah rutin
Injeksi ampicillin 1 gram jika hasil skin test (-)
Pengawasan keadaan umum, perdarahan pervaginam dan tanda vital

VI. LAPORAN OPERASI
Kuretase:
Pasien diposisikan litotomi, pasang duk steril, lakukan disinfeksi
dengan betadine bagian luar alat genital.
Pasang speculum bagian posterior lalu anterior kemudian disinfeksi
seluruh organ dalam vagina dengan betadine.
Jepit porsio dengan klem ovarium di jam 12.
Dilakukan sondase untuk mengukur kedalaman uterus (8 cm
antefleksi).
Dilakukan kuretase searah jarum jam sampai bersih.
Beberapa bagian hasil kuretase dikirim ke PA untuk dilakukan
pemeriksaan.
Melepas klem ovarium dari porsio lalu lakukan disinfeksi lagi dengan
betadine bagian dalam vagina.
Melepas speculum anterior maupun posterior.
Operasi selesai.

VII. PROGNOSIS
Dubia et bonam
PEMBAHASAN

Definisi
Blighted ovum meupakan kegagalan kehamilan awal (early pregnancy
failure). Blighted ovum adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), jadi
cuma ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja. Kehamilan
kosong menimbulkan gejala medis dimana rahim atau kandungan ibu membesar
seperti mendapatkan kehamilan walaupun di dalam rahim tersebut tidak terdapat
janin sama sekali.
Kondisi ini terjadi karena telur yang sudah dibuahi berhasil membentuk
plasenta dan membran, tetapi gagal terbentuk embrio. Diduga hal ini terjadi karena
kelainan kromosom pada telur yang sudah dibuahi tersebut. Blighted ovum biasanya
terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan.

Etiologi
Berikut ini penyebab dari blighted ovum:
1. Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sperma. Seandainya saja bakal janin yang memiliki
kelainan kromosom tersebut mampu bertahan hingga lahir, kemungkinan anak
akan menderita kelainan bawaan.
2. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus,
3. Penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol,
4. Rendahnya kadar beta HCG
5. Faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat
menyebabkan blighted ovum
6. Usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi
turun.
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun
demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim.

Gejala dan tanda
Pada awalnya, wanita merasakan gejala-gejala hamil, seperti mudah lelah,
merasa ada yang lain pada payudara atau mual-mual. Blighted ovum terjadi di
kehamilan yang sangat dini, pada umumnya pasien datang ke dokter karena keluhan
berupa bercak pendarahan di usia kehamilan kurang lebih 6-8 minggu. Selanjutnya,
pertumbuhan plasenta berhenti dan kadar hormon HCG kembali turun, dan akhirnya
gejala kehamilan menghilang biasanya terjadi setelah usia kehamilan 3 bulan. Pada
saat tersebut, wanita akan merasa tidak nyaman di perut, atau keluar bercak
perdarahan dari vagina.
Gejala awal sama dengan wanita hamil dengan menunjukan hasil PP test (+)
kadang diikuti dengan :
1. Mual, muntah (morning sickness),
2. Nyeri kepala,
3. Nyeri payudara dan payudara mengeras,
4. Cepat lelah,
5. Flek-flek merah kecoklatan dari jalan lahir,
6. Kram perut,
7. Pertumbuhan rahim yang lambat tidak sesuai dengan umur kehamilan.

Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun
demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan
hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan
sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah
terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya
gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam, dan menyebabkan tes
kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium
pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang
sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.

Diagnosis
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted
ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah
melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa
dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter
kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih
jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak
berisi janin.
Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru
ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan
perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat
disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.
Pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis blighted ovum adalah
sebagai berikut:
1. Mengukur HCG level dengan gravindex test,
2. Pemeriksaan denyut jantung janin,
3. USG transvaginal atau USG abdominal.
Berdasarkan prosedur, ginekolog baru dapat menyimpulkan blighted ovum
setelah usia kehamilan di atas 7-8 minggu. Saat itu diameter kantong kehamilan
sudah mencapai ukuran antara 2,5-3 cm. Sementara jika dilakukan USG saat usia
kehamilan masih di bawah 8 minggu, dokter belum dapat melihat pertumbuhan janin
karena kantong kehamilan yang terbentuk masih kecil. Pada layar USG, besar
kemungkinan hanya terlihat lingkaran kantong janin saja. Lain halnya jika USG
dilakukan saat usia kehamilan 8 minggu dan hanya terlihat kantong kehamilan saja
tanpa janin di dalamnya baru dapat di diagnosis sebagai blighted ovum.
USG diawal kehamilan untuk memastikan apakah ibu mengalami kehamilan
kosong atau tidak. Dengan USG, pada usia kehamilan 7-8 minggu biasanya dokter
akan melihat perkembangan janin apakah telah mencapai 20 mm apa belum. Bila
janin tidak terlihat atau ukurannya lebih kecil dari 20 mm maka dokter akan
memastikan ibu mengalami gejala kehamilan kosong dan biasanya pada kontrol
selanjutnya dokter akan mengukur lagi perkembangan janin.
Bila sejak awal kehamilan berjalan dengan baik dan normal tanpa tanda-tanda
kelainan. Kelainan biasanya baru diketahui saat kehamilan memasuki pertengahan
trimester pertama. Saat diperiksa, dokter tidak dapat mendeteksi denyut jantung janin
atau tak melihat janin ketika melakukan USG.

Penatalaksanaan
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa
untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika
karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika
penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak
dapat hamil sungguhan.

Komplikasi
Pada dasarnya kehamilan kosong tidak berdampak pada keselamatan si ibu.
Hanya saja, bahaya akan muncul sebagai akibat dari komplikasi tindakan yang
dilakukan. Semisal kuretase. Sementara sebelum dilakukan kuretase, umumnya si ibu
sudah mengalami perdarahan. Bila perdarahan yang terjadi tergolong berat, si ibu bisa
kehabisan darah yang dapat mengancam jiwanya. Dampak lain yang tidak kalah besar
pengaruhnya adalah faktor psikologis si ibu itu sendiri.


Prognosis
Dengan penanganan yang tepat dan selama tidak terjadi komplikasi, prognosis
dari blighted ovum adalah dubia et bonam.

Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa
tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita
yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula
darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun,
menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan
kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
1. Menghindari masuknya virus rubella ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil
pun harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalnya.
2. Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah itu pastikan
bahwa calon ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan kehamilan.
3. Melakukan pemeriksaan kromosom.
4. Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan
kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.
5. Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang
terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah delapan bulan.
6. Pada ibu hamil yang menderita diabetes melitus diarapkan untuk selalu mngontrol
kadar gula darah dalaam tubuhnya.






DAFTAR PUSTAKA

1. Agoes Oerip Poerwoko, Anantyo Binarso Mochtar, Hary Tjahjanto. 2008.
Efek Misoprostol Sublingual pada Kasus Blighted Ovum dan Missed
Abortion. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro : Media Medika
Indonesiana
2. Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic
Diagnosis & Treatment-Ninth Ed. DeCherney. http://www.marchofdimes.com
3. Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy.
http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted%20ov
um.pdf
4. Juminten Saimin, Eddy R. Moeljono, Retno B. Farid. 2008. Pemakaian Tablet
Misoprostol 100 Mikrogram Per Vaginam Untuk Dilatasi Servix Sebelum
Tindakan Kuretase. Subbagian Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
5. Nasrudin AM, Eddy R Moeljono, Putra Rimba. 2006. Efektivitas Misoprostol
400 mcg Pervaginam Untuk Dilatasi Serviks Pada Kasus Blighted Ovum.
Bagian Obstetri dan Ginekologi. Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin.
6. Wiknjosastro, H., dkk (eds). Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Cetakan kelima.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1999.

Anda mungkin juga menyukai