Anda di halaman 1dari 27

BAB I

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : Ny.S/Perempuan/56 tahun
b. Pendidikan/Pekerjaan : SMA/IRT
c. Alamat : RT 03 Ulu Gedong
2. LatarBelakangSosial-Ekonomi-Demografi-LingkunganKeluarga
a. Status Perkawinan : Menikah
b. JumlahAnak : 2 orang
c. Status EkonomiKeluarga : mampu
d. KB yang diikuti :KB suntik
e. KondisiRumah :

1
Pasien tinggal disebuah rumahsemi permanen dengan luas12x8 meter,
dinding dan lantai terbuat dari kayu yang rapi dan kokoh, atap rumah di
lapisi dack bewarna putih. Rumah terdiridari 1 ruang tamu,1 ruang
tengah, 2 kamar tidur, 1 ruangan dapur yang
berdekatan dengan tempat mencuci pakaian, 1
kamar
madi
dan 1
wc
dengan
bentuk
leher
angsa. Ruang tamu memliki 8
jendela, ruang tengah terdapat
3 jendela,dapur 1 jendela, dan 1 pada masing-masing kamar, rumah
pencahayaannya terang, penataan rumah rapi, perabotan rumah tangga
tersusun rapi, sumber air sehari-hari dari PDAM, sumber air minum dari
air isi ulang, sumber listrik dari PLN.

2
KondisiLingkungandi sekitar rumah:
Sekitar rumah merupakan pemukimanpadatpenduduk, jarak
rumah ke rumah tetangga ± 1 meter, perkarangan sekitar rumah terlihat
bersih nyaman dan tidak bising. Tidak tampaksampah-sampah pada
perkarangan sekitar rumah.

3
3. AspekPsikologis di Keluarga :
Tidak ada masalah psikologis dalam keluarga, hubungan pasien dengan
keluarga baik dan harmonis.

4. Keluhan Utama : Sakit kepala disertai rasa berat di area tengkuk sejak dua hari
yang lalu.

5. Perjalanan Penyakit Sekarang :


± 2 hari sebelum datang ke Puskesmas pasien mengatakan mengalami
rasa berat dan nyeri pada kepala bagian belakang, disertai juga rasa pegal dan
tidak nyaman di tengkuk. Rasa berat dan nyeri pada kepala dan tengkuk
diarasakan hilang timbul, nyeri di rasakan seperti di tekan. Rasa berat atau
nyeri kepala pada satu sisi bagian kepala (-),nyeri seperti diikat(-), mata sakit
saat melihat cahaya (-), mata kabur (-), kejang (-). Pasien juga mengatakan
badannya terasa lemas, tangan nya sering kesemutan atau kebas selama ini,
riwayat trauma pada tangan (-) kencing manis (-), Demam (-), maag (-),nyeri
pada persendian (-). Pasien pernah diperiksa kolesterol di Puskesmas dengan
keluhan yang sama dan didapatkan kadar kolesterol 275 sekitar 4 bulan yang
lalu dan mendapatkan obat kolesterol, namun sudah lama tidak minum obat
karena merasa enak. Kini keluhan kambuh kembali. Pasien mengaku akhir-
akhir ini banyak mengkonsumsi makanan bersantan seperti gulai, kari-karian
dan makanan berlemak seperti gorengan. Selama ini pasien sangat jarang
berolahraga .

6. Riwayat Penyakit Dahulu :

4
 Pasien pernah mengeluhkan keluhan yang sama sebelumnya dan
telah mendapatkan obat.
 Riwayat hipertensi (-)
 Riwayat diabetes mellitus (-)
 Riwayat nyeri kepala berulang (-)

7. Riwayat Penyakit Keluarga :


 Ayah pasien menderita keluhan yang sama dengan pasien
 Hipertensi (+) ayah pasien
 Diabetes melitus (-)

8. Riwayat makanan ,alergi, dan perilaku kesehatan:


 riwayat alergi obat (-)
 riwayat alergi makanan(-)
 pasien sering mengkonsumsi makanan yang berlemak dan makanan di
gorang, dan jarang berolah raga.

9. Faktor yang memperberat : keluhan semakin berat dirasakan apabila pasien


kurang istirahat dan terlalu banyak makan makanan yang berlemak.

10. Faktor yang memperingan : saat pasien istirahat dan mengurangi makanan yang
berlemak.
11. PemeriksaanFisik
 KeadaanUmum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 IMT : BB 55 kg,TB: 160cm
 Tanda vital : TD 130/80 mmHg, nadi 86 x/i, RR 20 x/i, suhu 36,7ºC
 Kepala : Normocepal

5
 Mata : Konjungtivaanemis -/-, skleraikterik -/-, reflek cahaya
+/+, reflek kornea +/+
 Telinga : Nyeritekan (-), bengkak (-)
 Hidung : Simetris, napascupinghidung (-), lendir -/-
 Mulut : Bibirkering (-), sianosis (-)
 Tenggorok : Tonsil T1/T1, hiperemis(-), faring hiperamis (-)
 Leher : Pembesaran KGB (-), kakukuduk (-)
 Thorak :
Pulmo :
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Simetris Simetris
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler (+) Vesikuler (+)
Wheezing (-), rhonki (-) Wheezing (-), rhonki (-)

Jantung :
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula kiri, tidak
kuat angkat.
Perkusi Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : Linea sternalis kanan
Kiri : ICS IV linea midclavicula kiri
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
Inspeksi Cembung, massa (-), jaringan parut (-), bekas operasi (-)
Palpasi Nyeritekan (-),defans musculer (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-), nyeri ketok costovertebra (-/-)
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal

6
 Ektremitas : Akralhangat, edema -/-, CRT <2 detik
12. PemeriksaanPenunjang
Darah rutin
WBC : 6.500 sel/mm3 darah
RBC : 4,5 juta/mm3 darah
HGB : 12 g /dl
PLT : 240.000 sel/mm3 darah
Urin Rutin
Warna : kuning muda
BJ : 1020
pH : 6.0
Protein (-)
Glukosa (-)
Leukosit 0-2/lpb
Eritrosit 0-2/lpb
Kolesterol : 248 mg/dL
Gula Darah Sewaktu: 168 mg/dL

13. Pemeriksaan Anjuran : Profil Lipid


14. Diagnosis Kerja : Hiperkolesterolemia (E78.00)
15. Diagnosis Banding : Dislipidemia (E78.5)
: Tension Headache( G44.209)
16. Manajemen
a. Promotif :
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang
diderita pasien

7
 Menjelaskan aktifitas fisik yang sebaiknya dilakukan oleh pasien
seperti berjalan cepat selama minimal 30 menit, 2 sampai 3 kali dalam
satu minggu
 Menjelaskan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien seperti
penyakit jantung, diabetes mellitus, dan stroke.
 Menjelaskan kepada pasien untuk memakan makanan bergizi
b. Preventif :
 Hindari asupan makanan yang tinggi lemak seperti makanan yang
bersantan atau makanan yang digoreng.
 Batasi makanan karbohidrat terutama karbohidrat sederhana seperti
nasi putih, roti dan mi. Sebaiknya diganti dengan karbohidrat komplek
seperti oatmeal, gandum, nasi merah, dll.

c. Kuratif :
- Non medikamentosa :
 Menurunkan berat badan
 Memperbanyak makan buah-buahan serta sayur sayuran
 Memodifikasi pola makan pasien dengan mengurangi makanan
yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
 Olahraga teratur
- Medikamentosa :
 Simvastatin tab 10 mg 1x1
 As. Mefenamat tab 3x1
 Vitamin B complex 1x1

- Obat Tradisional :

8
Temulawak 2 x 1 kapsul (500 mg ekstrak)/hari
Kandungan kimia Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid
(0,8-2%) terdiri dari kurkumin dan demetoksikurkumin, minyak atsiri
(3-12%) dengan komponen α-kurkumen, xanthorizol, βkurkumen,
germakren, furanodien, furanodienon, arturmeron, β-atlantanton, d-
kamfor.

d. Rehabilitatif
 Menjalankan pengobatan secara teratur
 Melakukan pengecekan kadar kolesterol berkala paling tidak 1 bulan
sekali
 Kontrolulang di tempat pelayanan kesehatan terdekat jika keluhan
semakin memburuk.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi1
Kolesterol adalah sebuah elemen yang terstruktur didalam membran
sel. Kolesterol dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi tetatp
sebagian besar disintesis dihati dan jaringan perifer.Kolesterol memiliki
beberapa manfaat didalam tubuh yaitu sebagai prekursor dalam
pembentukan hormon steroid, vitamin D, dan asam empedu. Namun,
ketika asupan makan yang tinggi, lemak tidak terkontrol dan
menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Kondisi inilah
yang disebut dengan Hiperkolesterolemia

10
2.2 Klasifikasi Kolesterol Total, Kolesterol LDL, dan Kolesterol HDL
menurut ATP (Adult Treatment Panel) III2
Tabel 1. Klasifikasi kolesterol dalam tubuh menurut Adult
Treatment Panel III

11
KADAR KOLESTEROL NORMAL Nesco

o Kolesterol total < 200 mg/dl


o Kolesterol HDL 35 – 65 mg/dl
o Kolesterol LDL < 150 mg/dl
o Trigliserida < 200 mg/dl
o Ratio kolesterol total : kolesterol
HDL < 5

Klasifikasi acuan kadar Kolestrol

2.3 Epidemiologi1

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Ellya dkk dengan metode


penelitian cross sectional diketahui bahwa lansia yang menderita
hiperkolesterolemia di perkotaan daerah lembang, bandung prevalensinya
26,7%. Penelitian monitoring and determinants of kardiovascular disease
(MONICA) di jakarta 1988 didapatkan hasil prevalensi yang menderita
hiperkolesterolemia 13,4% dan 11,4% terjadi pada pria. Penelitian
MONICA III 2000 proporsi yang menderita hiperkolesterolemia
didominasi oleh perempuan 60,3% dibanding dengan laki-laki 39,7%

12
dengan rata-rata kadar kolesterol total 209,96 dan 45,47 mg/dl . Penelitian
Latif dan Yusuf 2008 dalam studi dengan metode cross sectional yang
dilakukan pada maret 2001-juni 2001 di Malaysia pada 8159 penduduk
didapat hasil bahwa 62,3% dari jumlah penduduk tersebut mengalami
hiperkolesterolemia dan kondisi ini berisiko terjadinya penyakit
kardiovascular.

2.4 Etiologi1,3

Dalam batasan ilmiah, hiperkolesterolemia menyebabkan


akumulasi kolesterol dan lipid di dinding pembuluh darah sehingga menjadi
faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.Banyak penelitian mendukung
bahwa hiperkolesterolemia memiliki banyak faktor penyebab. Faktor genetik,
pola makan, gaya hidup, dan faktor lainnya berperan penting dalam timbulnya
hiperkolesterolemia.

2.4.1 Faktor Genetik

Hiperkolesterolemia cenderung terjadi dalam keluarga.Dalam


dunia medis, hiperkolesterolemia yang diturunkan (Familial
Hypercholesterolemia/ FH) merupakan penyakit genetik yang
diturunkan secara autosomal dominan.
Cara sederhana menerangkan bahwa penyebab hiperkolesterolemia
dari faktor genetik yaitu bahwa 80% kolesterol di dalam darah
diproduksi oleh tubuh. Ada sebagian orang yang memproduksi
kolesterol lebih banyak dibandingkan yang lain meskipun hanya
mengkonsumsi makanan yang mengandung sedikit kolesterol atau
lemak jenuh.

2.4.2 Faktor Makanan

13
Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya penyumbatan dan penyempitan pembuluh
darah oleh zat-zat lemak (kolesterol dan trigliserida) adalah gaya
hidup, khususnya pola makan. Junk food telah menjadi bagian dari
gaya hidup sebagian masyarakat di Indonesia dari beragam usia, mulai
dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Padahal junk food mengandung banyak sodium, lemak jenuh,
dan kolesterol.Sodium dapat meningkatkan kepekaan reseptor
adrenergik sehingga meningkatkan denyut jantung dan tekanan
darah.Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati
untuk memproduksi banyak kolesterol.Kolesterol yang berakumulasi
lama-kelamaan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga dapat
menganggu metabolisme miokardium.

2.4.3 Faktor Kebiasaan Merokok


Zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin
dapat menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL dalam
darah, sehingga pembentukan kolesterol baik yang membawa lemak dari
jaringan ke hati menjadi terganggu dan demikian pula kebalikannya.
Kadar LDL yang tinggi ditemukan pada individu yang merokok, berarti
lemak dari hati justru dibawa kembali ke jaringan tubuh.
Bahan dasar rokok mengandung zat-zat kimia yang berbahaya
bagi kesehatan.Dalam satu batang rokok terdapat lebih kurang 4.000
jenis bahan kimia dan 40% diantaranya beracun. Bahan kimia yang
paling berbahaya terutama nikotin, tar, hidrokarbon, karbon monoksida
(CO), dan logam berat dalam asap rokok. Nikotin dapat mempercepat
proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah, terutama
pembuluh darah koroner.

14
2.4.4 Faktor Kurang Keteraturan dalam Berolahraga
Aktivitas yang efektif menurunkan kadar kolesterol berupa
olahraga teratur yang dilakukan minimal tiga kali seminggu masing-
masing dengan lama waktu antara kurang lebih 45 menit. Olahraga yang
dianjurkan adalah olahraga yang melibatkan otot-otot besar tubuh, seperti
paha, lengan atas serta pinggul, seperti senam, aerobik, berjalan kaki,
renang, jogging, dan bersepeda.
Olahraga yang teratur bermanfaat untuk meningkatkan kadar
HDL, memperbaiki fungsi paru dan oksigenasi ke miokardium,
menurunkan berat badan, kadar LDL, dan tekanan darah, serta
meningkatkan kesegaran jasmani.

2.4.5 Faktor Obesitas


Obesitas telah berkembang sebagai faktor risiko diabetes,
hipertensi, penyakit kardivaskular, dan beberapa kanker pada laki-laki
dan perempuan.Masalah kesehatan lain yang dapat terjadi termasuk
kesulitan bernapas saat tidur, osteoartrtis, infertilitas, hipertensi
intrakaranial idiopatik, penyakit stasis vena pada anggota gerak bawah,
dan gangguan perkemihan.

2.5 Pemeriksaan Laboratorium1,3


Pemeriksaan kadar kolestrol total, kolestrol LDL, kolestrol HDL,
dan TG plasma. Terdapat prosedur pemeriksaan dan pelaporan baku
guna penafsiran seragam. Prosedur persiapan berupa:
a. Untuk pemeriksaan TG perlu puasa 12 jam (semalam) selama
puasa boleh minum air putih.
b. Pemeriksaan kolestrol total tidak perlu puasa.
c. Bila kolestrol LDL diperiksa secara direk tidak perlu puasa.

15
d. Bila kolestrol LDL dperiksa secara indirek maka perlu puasa 12
jam.
Sedangkan untuk pengambilan contoh darah melalui darah vena, pasien
duduk sedikitnya 10 menit sebelum contoh darah diambil.

2.6 Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia1,4


 Menentukan besar risiko penyakit jantung koroner. Berikut kriteria faktor
risiko utama selain kolestrol LDL yang menentukan sasaran pencapaian
kadar kolestrol LDL:
Umur pria ≥45 tahun dan wanita ≥55tahun
Riwayat keluarga PAK dini yaitu ayah usia <55 tahun dan ibu <65 tahun
Kebiasaan merokok
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat antihipertensi)
Kolestrol HDL rendah (<40mg/dL)

Dikutip dari: NCEP (National Cholestrol Education Program) III Expert


Panel on Detection.
*kolestrol HDL ≥ 60 mg/dl dianggap sebagai faktor risiko negatif
artinya dapat mengurangi satu faktor risiko dari jumlah total.
Mengacu pada NCEP ATPP III maka sasaran kadar kolestrol LDL
disesuaikan dengan banyaknya faktor risiko yang dimiliki seseorang.

16
Berikut kategori risiko berdasarkan banyaknya faktor risiko:

Tabel 2 Faktor Risiko Penyakit Arteri Koroner

2.6.1 Pengelolaan Dislipidemia1,5

Bagan 1 Penanganan Dislipidemia berdasarkan faktor resiko

17
Bagan 2 penanganan Dislipidemia berdasarkan faktor resiko
Tatalaksana hiperkolesterolemia di indonesia sesuai dengan
NCEP-ATP III terdiri dari terapi non farmakologi disebut TLC dan terapi
farmakologi.

1. Terapi non farmakologi


a. Mengurangi asupan lemak jenuh Diet tinggi kolesterol dapat
meningkatkan kadar kolesterol dan LDL dalam darah. Makanan tinggi
kolesterol dapat ditemukan pada makanan yang berasal dari hewan, seperti
daging dan produk susu, sehingga makanan jenis ini sebaiknya dikurangi
untuk menjaga kadar kolesterol dalam darah tetap normal . Lemak jenuh
merupakan komponen utama makanan yang menentukan kadar LDL
serum. Pengaruh lemak jenuh terhadap kolesterol total dalam serum telah
banyak diteliti. Analisis dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa
setiap peningkatan 1% kalori dari lemak jenuh akan disertai peningkatan
LDL serum sebesar 2%. Sebaliknya, penurunan 1% asupan lemak jenuh
dapat menurunkan kadar LDL serum sebesar 2%.
b. Memilih sumber makanan yang dapat menurunkan kolesterol
Merekomendasikan untuk memilih buah-buahan (≥2 kali/hari) sayur (≥ 3
kali/hari) gandum terutama gandum utuh (≥6 kali/hari) dan makanan yang
rendah lemak seperti susu rendah lemak dapat menurunkan kadar
kolesterol total dalam darah. Diet serat larut seperti oatmeal, kacang-
kacangan, jeruk strawberrry dan apel.
c. Penurunan berat badan Obesitas berkaitan dengan peningkatan
resiko terjadinya hiperlipidemia, CHD, sindrom metabolik, hipertensi,,
stroke, diabetes mellitus, serta keganasan. Panduan dari ATP III
menekankan penurunan berat badan pada pasien obesitas sebagai bagian
dari intervensi penurunan berat badan.

18
d. Meningkatkan aktifitas fisik yang teratur Aktivitas fisik
diketahui dapat menurunkan faktor resiko penyakit pembuluh perifer dan
arteri koroner, termasuk obesitas, stress fisiologis, kontrol glikemik yang
lemah dan hipertensi. Latihan fisik juga dapat meningkatkan sirkulasi
HDL dan fungsi jantung serta pembuluh darah.Sebagai contoh, berjalan
cepat selama 30 menit tiga sampai empat kali dalam seminggu dapat
berpengaruh pada kadar kolesterol. Akan tetapi, pasien dengan nyeri
dan/atau diduga menderita penyakit jantung harus berkonsultasi dengan
dokter sebelum memulai latihan fisik.

2. Terapi farmakologi
Terapi menggunakan obat-obatan bertujuan untuk mengurangi
kadar kolesterol total, namun potensi dari masing-masing obat bervariasi.
Berikut ini adalah golongan obat yang biasa digunakan dalam terapi untuk
meenurunkan kadar kolesterol LDL:

a. Bile acid sequestrant (Resin)


Obat ini menurunkan kadar kolesterol dengan mengikat
asam empedu dalam saluran cerna yang dapat mengganggu
sirkulasi enterohepatik sehingga eksresi steroid yang bersifat
asam dalam tinja meningkat. Terdapat tiga jenis resin yaitu
kolestiramin, kolestipol, dan kolesevelam. Terapi
menggunakan resin dapat menimbulkan beberapa gejala
gastrointestinal, seperti konstipasi, nyeri abdomen, perut
kembung dan terasa penuh, mual dan flatulensi

19
b. Hydroxymethylglutaryl-Coenzime A Reductase (Statin)
Obat yang sangat efektif dalam menurunkan kolesterol
total dan LDL didalam darah adalah statin dan telah terbukti
mengurangi kejadian jantung koroner bahkan juga mengurangi
kematian total akibat penyakit jantung korone. Ketika
digunakan sebagai monoterapi, statin merupakan golongan obat
anti hiperlipidemia paling potensial menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL dalam darah, dan umumnya dapat
ditoleransi dengan baik total kolesterol dan LDL dalam darah
dapat berkurang hingga 30% bahkan lebih jika dikombinasikan
dengan terapi diet, menurut joint formulary commite. Ada
5jenis statin yang tersedia, dua diantaranya dalam generik yaitu
simvastatin (generik), ravastatin (generik), atorvastetin (ipitorR
), fluvastatin (LescolR ), rosuvastatin (crestorR ).
Statin menghambat enzim HMG-COA reduktase secara
kompetitif.Enzim tersebut adalah enzim yang bertanggung
jawab dalam konversi HMG-COA yang menjadi mevalonat,
yang merupakan jalur awal biosintesis kolesterol.Statin
umumnya diberikan setelah makan malam atau sebelum tidur.
Penurunan terhadap kadar kolesterol total dan LDL terjadi
ketika obat tersebut diberikan kpada malam hari, sebab
biosintesis kolesterol mencapai puncaknya ketika malam hari.
Statin umumnya ditoleransi dengan baik, meskipun
penggunaan statin berhubungan dengan peningkatan kadar
transaminase hati. Peningkatan ini tergantung pada penggunaan
dosis.Pasien dengan gangguan hati harus dipantau secara ketat
ketika mendapat obat golongan statin.Efek samping secara
umum yaitu menyebabkan kram otot dan kesemutan.

20
c. Derivat Asam Fibrat
Terdapat empat jenis derivat asam fibrat yaitu
gemfibrozil, bezafibrat, siprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini
dapat menurunkan trigliserida plasma, selain menurunkan
sintesis trigliserida dihati, obat ini juga dapat meningkatkan
kadar kolesterol HDL. Obat ini dapat menyebabkan keluhan
gastrointestinal, rash, pusing, dan peningkatan kadar
transaminase serta fosfatase alkali.

d. Asam Nikotinik
Obat ini dapat menurunkan sintesis hepatik VLDL,
sehingga pada akhirnya dapat menurunkan sistesis
LDL.pemberian asam nikotinik juga dapat meningkatkan
kolesterol HDL dengan cara mengurangi katabolisme HDL .
Efek samping yang paling sering terjadi adalah flushing, yaitu
perasaan panas di muka bahkan di badan. Efek samping yang
paling berbahaya adalah gangguan fungsi hati yang ditandai
dengan peningkatan kadar fosfotase alkali dan transaminase.
e. Ezetimibe
Obat ini termasuk obat penurun lipid yang terbaru dan
bekerja sebagai penghambat selektif penyerapan kolesterol,

21
baik yang berasal dari makanan maupun asam empedu di usus
halus.Ezetimibe yang merupakan inhibitor absorbsi kolesterol
menurunkan LDL ketika ditambahkan juga pada pengobatan
dengan statin.

f. Asam Lemak Omega-3


Meskipun mekanisme kerja untuk efek asam lemak
omega-3 belum jelas diuraikan, namun asam lemak ini
berpotensi dalam menurunkan trigliserida, menimbulkan efek
antitrombotik, penghambatan perkembnagan aterosklerosis,
relaksasi endotel, sedikit efek anti hipertensi, dan penurunan
aritmia ventricular

2.7 Diagnosa banding


2.7.1 Dislipidemia
Kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan
maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi
lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolestrol total,
kolestrol LDL, trigliserida serta penurunan kadar kolestrol
HDL. Gejala dan tanda dyslipidemia sama dengan gejala
hiperkolesterolemia, penanganan juga sama, hanya saja
dibutuhkan pemeriksaan lanjut atau penunjang untuk
menentukan kolesterol jenis apa yang meningkat, bisa koleterol
total, LDL,HDL dan trigliserida.
2.7.2 Tension Headache
Tension headache ditandai dengan nyeri pada kedua sisi
kepala yang disertai sensasi menekan, mengikat, dan tidak terasa
berdenyut. Selain itu,penyakit ini tidak akan dipengaruhi atau
diperburuk oleh aktivitas yang berlangsung selama 30 menit hingga

22
7 hari ke depan. Intensitasnya berkisar antara ringan hingga sedang,
dan dapat pula timbul rasa nyeri pada mata akibat rangsangan cahaya
maupun sakit kepala akibat rangsangan suara.

Secara garis besar, tanda dan gejala dari sakit kepala tipe tegang
adalah :

1. Nyeri kepala dirasakan terus-menerus maupun hilang timbul


2. Nyeri kepala digambarkan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang
mupun tegang pada bagian leher
3. Nyeri ini berulang hingga 10 kali
4. Timbul rasa tertekan, tidak enak, atau berat pada kedua sisi kepala,
biasanya tidak disertai dengan  rasa berdenyut.
5. Intensitasnya ringan atau sedang
6. Tidak diperberat oleh aktivitas seperti berjalan atau naik tangga
7. Tidak terdapat mual atau muntah.
8. Dapat disertai dengan rasa malas makan, sensasi nyeri pada mata
saat terpapar cahaya, maupun rasa tidak nyaman karena rangsangan
suara
2.8 Komplikasi 1
Apabila dislipidemia tidak segera diatasi, maka dapat terjadi berbagai
macam komplikasi sebagai berikut:
 Atherosklerosis
 Penyakit jantung koroner
 Penyakit serebrovaskular seperti stroke
 Penyakit pembuluh darah lainnya

23
BAB III
ANALISIS KASUS

Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar :


Keadaan rumah cukup bersih dan rapi,serta lingkungan rumah juga cukup
bersih. Tetapi hal ini tidak berpengaruh terhadap keluhan yang dialami pasien. Maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara penyakit yang diderita pasien
dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar.

Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga :


Tidak ada masalah psikologis dalam keluarga, hubungan pasien dengan
keluarga baik dan harmonis. Penyakit ini tidak berhubungan dengan keadaan keluarga
dan hubungan keluarga. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
penyakit yang diderita pasien dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar.

Hubungan diagnosa dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan


sekitar :
Pasien mengaku sering memakan makanan bersantan seperti gulai, kari-karian
dan makanan berlemak seperti gorengan. Selama ini pasien sangat jarang berolahraga
.Pengaturan pola diet yang tidak baik ini dapat membuat kadar kolesterol dalam darah
meningkat. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan pasien. Maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara penyakit yang diderita pasien dengan
perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.

Analisis kemungkinan faktor resiko atau etiologi penyakit pada pasien :


Dari hasil anamnesis danobservasi, didapatkanbahwapasien kurang baik
dalam mengatur jenis makanan yang baik dikonsumsi agar penyakitnya tidak
timbul.Pasienmasih sering mengkonsumsi makanan berlemak sehingga gejala
tersebut timbul kembali dan pasien jarang olahraga secara teratur.Selain itu pasien

24
mempunyai genetic dari orang tua pasien yang punya riwayat hiperkolesterolemia,
sehingga akan meningkatkan terjadinya hiperkolesterol pada pasien ini.

Analisis untuk mengurangi paparan :


Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya penyakit serupa di kemudian
hari, hendaknya pasien mulai rajin untuk berolahraga secara teratur selama 3 kali
dalam seminggu dengan durasi minimal 30 menit. Jalan santai atau lari sore dapat
menjadi pilihan yang tepat. Selain itu pasien juga diharapkan dapat mengurangi
kebiasaan memakan makanan berlemak dan bersantan serta memperbanyak konsumsi
buah-buahandancukup minum air putih. Memperbanyak makan buah dan sayur dapat
menurunkan kadar lemak jahat dalam tubuh.

Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga


Pasien kita edukasi mengenai penyakit yang dideritanya, menjelaskan kepada
pasien penyebab dari penyakitnya dan pencegahan untuk penyakit tersebut seperti
rajin untuk berolahraga secara teratur, mengurangi kebiasaan memakan makanan
berlemak dan bersantan serta memperbanyak konsumsi buah-buahandancukup
minum air putih.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Aru W. Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. Jilid III.
Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. 2004.
2. Fauci, Braunwald, Kasper, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine.
17th Edition. New York: 2008.
3. Marks, Smith, Lieberman. Basic Medical Biochemistry. A Clinical Approach.
2nd Edition. Lipincott Williams & Wilkins. 2007.
4. Muray, Graner, Mayes, Rodwell. Harper’s Ilustrated Biochemistry. 26th
Edition. 2003.
5. Anwar, Bahri. T. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung
Koroner. e- USU Repository. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. 2004

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai