STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : Ny.S/Perempuan/56 tahun
b. Pendidikan/Pekerjaan : SMA/IRT
c. Alamat : RT 03 Ulu Gedong
2. LatarBelakangSosial-Ekonomi-Demografi-LingkunganKeluarga
a. Status Perkawinan : Menikah
b. JumlahAnak : 2 orang
c. Status EkonomiKeluarga : mampu
d. KB yang diikuti :KB suntik
e. KondisiRumah :
1
Pasien tinggal disebuah rumahsemi permanen dengan luas12x8 meter,
dinding dan lantai terbuat dari kayu yang rapi dan kokoh, atap rumah di
lapisi dack bewarna putih. Rumah terdiridari 1 ruang tamu,1 ruang
tengah, 2 kamar tidur, 1 ruangan dapur yang
berdekatan dengan tempat mencuci pakaian, 1
kamar
madi
dan 1
wc
dengan
bentuk
leher
angsa. Ruang tamu memliki 8
jendela, ruang tengah terdapat
3 jendela,dapur 1 jendela, dan 1 pada masing-masing kamar, rumah
pencahayaannya terang, penataan rumah rapi, perabotan rumah tangga
tersusun rapi, sumber air sehari-hari dari PDAM, sumber air minum dari
air isi ulang, sumber listrik dari PLN.
2
KondisiLingkungandi sekitar rumah:
Sekitar rumah merupakan pemukimanpadatpenduduk, jarak
rumah ke rumah tetangga ± 1 meter, perkarangan sekitar rumah terlihat
bersih nyaman dan tidak bising. Tidak tampaksampah-sampah pada
perkarangan sekitar rumah.
3
3. AspekPsikologis di Keluarga :
Tidak ada masalah psikologis dalam keluarga, hubungan pasien dengan
keluarga baik dan harmonis.
4. Keluhan Utama : Sakit kepala disertai rasa berat di area tengkuk sejak dua hari
yang lalu.
4
Pasien pernah mengeluhkan keluhan yang sama sebelumnya dan
telah mendapatkan obat.
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat diabetes mellitus (-)
Riwayat nyeri kepala berulang (-)
10. Faktor yang memperingan : saat pasien istirahat dan mengurangi makanan yang
berlemak.
11. PemeriksaanFisik
KeadaanUmum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
IMT : BB 55 kg,TB: 160cm
Tanda vital : TD 130/80 mmHg, nadi 86 x/i, RR 20 x/i, suhu 36,7ºC
Kepala : Normocepal
5
Mata : Konjungtivaanemis -/-, skleraikterik -/-, reflek cahaya
+/+, reflek kornea +/+
Telinga : Nyeritekan (-), bengkak (-)
Hidung : Simetris, napascupinghidung (-), lendir -/-
Mulut : Bibirkering (-), sianosis (-)
Tenggorok : Tonsil T1/T1, hiperemis(-), faring hiperamis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), kakukuduk (-)
Thorak :
Pulmo :
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Simetris Simetris
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler (+) Vesikuler (+)
Wheezing (-), rhonki (-) Wheezing (-), rhonki (-)
Jantung :
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula kiri, tidak
kuat angkat.
Perkusi Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : Linea sternalis kanan
Kiri : ICS IV linea midclavicula kiri
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi Cembung, massa (-), jaringan parut (-), bekas operasi (-)
Palpasi Nyeritekan (-),defans musculer (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-), nyeri ketok costovertebra (-/-)
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal
6
Ektremitas : Akralhangat, edema -/-, CRT <2 detik
12. PemeriksaanPenunjang
Darah rutin
WBC : 6.500 sel/mm3 darah
RBC : 4,5 juta/mm3 darah
HGB : 12 g /dl
PLT : 240.000 sel/mm3 darah
Urin Rutin
Warna : kuning muda
BJ : 1020
pH : 6.0
Protein (-)
Glukosa (-)
Leukosit 0-2/lpb
Eritrosit 0-2/lpb
Kolesterol : 248 mg/dL
Gula Darah Sewaktu: 168 mg/dL
7
Menjelaskan aktifitas fisik yang sebaiknya dilakukan oleh pasien
seperti berjalan cepat selama minimal 30 menit, 2 sampai 3 kali dalam
satu minggu
Menjelaskan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien seperti
penyakit jantung, diabetes mellitus, dan stroke.
Menjelaskan kepada pasien untuk memakan makanan bergizi
b. Preventif :
Hindari asupan makanan yang tinggi lemak seperti makanan yang
bersantan atau makanan yang digoreng.
Batasi makanan karbohidrat terutama karbohidrat sederhana seperti
nasi putih, roti dan mi. Sebaiknya diganti dengan karbohidrat komplek
seperti oatmeal, gandum, nasi merah, dll.
c. Kuratif :
- Non medikamentosa :
Menurunkan berat badan
Memperbanyak makan buah-buahan serta sayur sayuran
Memodifikasi pola makan pasien dengan mengurangi makanan
yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
Olahraga teratur
- Medikamentosa :
Simvastatin tab 10 mg 1x1
As. Mefenamat tab 3x1
Vitamin B complex 1x1
- Obat Tradisional :
8
Temulawak 2 x 1 kapsul (500 mg ekstrak)/hari
Kandungan kimia Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid
(0,8-2%) terdiri dari kurkumin dan demetoksikurkumin, minyak atsiri
(3-12%) dengan komponen α-kurkumen, xanthorizol, βkurkumen,
germakren, furanodien, furanodienon, arturmeron, β-atlantanton, d-
kamfor.
d. Rehabilitatif
Menjalankan pengobatan secara teratur
Melakukan pengecekan kadar kolesterol berkala paling tidak 1 bulan
sekali
Kontrolulang di tempat pelayanan kesehatan terdekat jika keluhan
semakin memburuk.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi1
Kolesterol adalah sebuah elemen yang terstruktur didalam membran
sel. Kolesterol dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi tetatp
sebagian besar disintesis dihati dan jaringan perifer.Kolesterol memiliki
beberapa manfaat didalam tubuh yaitu sebagai prekursor dalam
pembentukan hormon steroid, vitamin D, dan asam empedu. Namun,
ketika asupan makan yang tinggi, lemak tidak terkontrol dan
menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Kondisi inilah
yang disebut dengan Hiperkolesterolemia
10
2.2 Klasifikasi Kolesterol Total, Kolesterol LDL, dan Kolesterol HDL
menurut ATP (Adult Treatment Panel) III2
Tabel 1. Klasifikasi kolesterol dalam tubuh menurut Adult
Treatment Panel III
11
KADAR KOLESTEROL NORMAL Nesco
2.3 Epidemiologi1
12
dengan rata-rata kadar kolesterol total 209,96 dan 45,47 mg/dl . Penelitian
Latif dan Yusuf 2008 dalam studi dengan metode cross sectional yang
dilakukan pada maret 2001-juni 2001 di Malaysia pada 8159 penduduk
didapat hasil bahwa 62,3% dari jumlah penduduk tersebut mengalami
hiperkolesterolemia dan kondisi ini berisiko terjadinya penyakit
kardiovascular.
2.4 Etiologi1,3
13
Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya penyumbatan dan penyempitan pembuluh
darah oleh zat-zat lemak (kolesterol dan trigliserida) adalah gaya
hidup, khususnya pola makan. Junk food telah menjadi bagian dari
gaya hidup sebagian masyarakat di Indonesia dari beragam usia, mulai
dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Padahal junk food mengandung banyak sodium, lemak jenuh,
dan kolesterol.Sodium dapat meningkatkan kepekaan reseptor
adrenergik sehingga meningkatkan denyut jantung dan tekanan
darah.Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati
untuk memproduksi banyak kolesterol.Kolesterol yang berakumulasi
lama-kelamaan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga dapat
menganggu metabolisme miokardium.
14
2.4.4 Faktor Kurang Keteraturan dalam Berolahraga
Aktivitas yang efektif menurunkan kadar kolesterol berupa
olahraga teratur yang dilakukan minimal tiga kali seminggu masing-
masing dengan lama waktu antara kurang lebih 45 menit. Olahraga yang
dianjurkan adalah olahraga yang melibatkan otot-otot besar tubuh, seperti
paha, lengan atas serta pinggul, seperti senam, aerobik, berjalan kaki,
renang, jogging, dan bersepeda.
Olahraga yang teratur bermanfaat untuk meningkatkan kadar
HDL, memperbaiki fungsi paru dan oksigenasi ke miokardium,
menurunkan berat badan, kadar LDL, dan tekanan darah, serta
meningkatkan kesegaran jasmani.
15
d. Bila kolestrol LDL dperiksa secara indirek maka perlu puasa 12
jam.
Sedangkan untuk pengambilan contoh darah melalui darah vena, pasien
duduk sedikitnya 10 menit sebelum contoh darah diambil.
16
Berikut kategori risiko berdasarkan banyaknya faktor risiko:
17
Bagan 2 penanganan Dislipidemia berdasarkan faktor resiko
Tatalaksana hiperkolesterolemia di indonesia sesuai dengan
NCEP-ATP III terdiri dari terapi non farmakologi disebut TLC dan terapi
farmakologi.
18
d. Meningkatkan aktifitas fisik yang teratur Aktivitas fisik
diketahui dapat menurunkan faktor resiko penyakit pembuluh perifer dan
arteri koroner, termasuk obesitas, stress fisiologis, kontrol glikemik yang
lemah dan hipertensi. Latihan fisik juga dapat meningkatkan sirkulasi
HDL dan fungsi jantung serta pembuluh darah.Sebagai contoh, berjalan
cepat selama 30 menit tiga sampai empat kali dalam seminggu dapat
berpengaruh pada kadar kolesterol. Akan tetapi, pasien dengan nyeri
dan/atau diduga menderita penyakit jantung harus berkonsultasi dengan
dokter sebelum memulai latihan fisik.
2. Terapi farmakologi
Terapi menggunakan obat-obatan bertujuan untuk mengurangi
kadar kolesterol total, namun potensi dari masing-masing obat bervariasi.
Berikut ini adalah golongan obat yang biasa digunakan dalam terapi untuk
meenurunkan kadar kolesterol LDL:
19
b. Hydroxymethylglutaryl-Coenzime A Reductase (Statin)
Obat yang sangat efektif dalam menurunkan kolesterol
total dan LDL didalam darah adalah statin dan telah terbukti
mengurangi kejadian jantung koroner bahkan juga mengurangi
kematian total akibat penyakit jantung korone. Ketika
digunakan sebagai monoterapi, statin merupakan golongan obat
anti hiperlipidemia paling potensial menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL dalam darah, dan umumnya dapat
ditoleransi dengan baik total kolesterol dan LDL dalam darah
dapat berkurang hingga 30% bahkan lebih jika dikombinasikan
dengan terapi diet, menurut joint formulary commite. Ada
5jenis statin yang tersedia, dua diantaranya dalam generik yaitu
simvastatin (generik), ravastatin (generik), atorvastetin (ipitorR
), fluvastatin (LescolR ), rosuvastatin (crestorR ).
Statin menghambat enzim HMG-COA reduktase secara
kompetitif.Enzim tersebut adalah enzim yang bertanggung
jawab dalam konversi HMG-COA yang menjadi mevalonat,
yang merupakan jalur awal biosintesis kolesterol.Statin
umumnya diberikan setelah makan malam atau sebelum tidur.
Penurunan terhadap kadar kolesterol total dan LDL terjadi
ketika obat tersebut diberikan kpada malam hari, sebab
biosintesis kolesterol mencapai puncaknya ketika malam hari.
Statin umumnya ditoleransi dengan baik, meskipun
penggunaan statin berhubungan dengan peningkatan kadar
transaminase hati. Peningkatan ini tergantung pada penggunaan
dosis.Pasien dengan gangguan hati harus dipantau secara ketat
ketika mendapat obat golongan statin.Efek samping secara
umum yaitu menyebabkan kram otot dan kesemutan.
20
c. Derivat Asam Fibrat
Terdapat empat jenis derivat asam fibrat yaitu
gemfibrozil, bezafibrat, siprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini
dapat menurunkan trigliserida plasma, selain menurunkan
sintesis trigliserida dihati, obat ini juga dapat meningkatkan
kadar kolesterol HDL. Obat ini dapat menyebabkan keluhan
gastrointestinal, rash, pusing, dan peningkatan kadar
transaminase serta fosfatase alkali.
d. Asam Nikotinik
Obat ini dapat menurunkan sintesis hepatik VLDL,
sehingga pada akhirnya dapat menurunkan sistesis
LDL.pemberian asam nikotinik juga dapat meningkatkan
kolesterol HDL dengan cara mengurangi katabolisme HDL .
Efek samping yang paling sering terjadi adalah flushing, yaitu
perasaan panas di muka bahkan di badan. Efek samping yang
paling berbahaya adalah gangguan fungsi hati yang ditandai
dengan peningkatan kadar fosfotase alkali dan transaminase.
e. Ezetimibe
Obat ini termasuk obat penurun lipid yang terbaru dan
bekerja sebagai penghambat selektif penyerapan kolesterol,
21
baik yang berasal dari makanan maupun asam empedu di usus
halus.Ezetimibe yang merupakan inhibitor absorbsi kolesterol
menurunkan LDL ketika ditambahkan juga pada pengobatan
dengan statin.
22
7 hari ke depan. Intensitasnya berkisar antara ringan hingga sedang,
dan dapat pula timbul rasa nyeri pada mata akibat rangsangan cahaya
maupun sakit kepala akibat rangsangan suara.
Secara garis besar, tanda dan gejala dari sakit kepala tipe tegang
adalah :
23
BAB III
ANALISIS KASUS
24
mempunyai genetic dari orang tua pasien yang punya riwayat hiperkolesterolemia,
sehingga akan meningkatkan terjadinya hiperkolesterol pada pasien ini.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Aru W. Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. Jilid III.
Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. 2004.
2. Fauci, Braunwald, Kasper, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine.
17th Edition. New York: 2008.
3. Marks, Smith, Lieberman. Basic Medical Biochemistry. A Clinical Approach.
2nd Edition. Lipincott Williams & Wilkins. 2007.
4. Muray, Graner, Mayes, Rodwell. Harper’s Ilustrated Biochemistry. 26th
Edition. 2003.
5. Anwar, Bahri. T. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung
Koroner. e- USU Repository. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. 2004
26
LAMPIRAN
27