Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI KASUS

PARONYCHIA SUSPECT ET CAUSA ONYCHOMYCOSIS

Disusun oleh:

Mega Indahsari Kespramana


42200412

Pembimbing klinik:

dr. Dwi Retno Adi Winarni, Sp.KK(K)

KEPANITRAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2021
BAB I

STATUS PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. I
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl. Kauman, Yogyakarta
Agama : Islam
Tanggal Periksa : 2 Juni 2021
No RM : 01214XXX

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Bengkak dan nyeri pada area sekitar kuku jari kaki kiri nomor satu dan dua
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada ibu jari kaki kiri di area sekitar kuku, terasa bengkak dan kemerahan serta nyeri
semenjak tiga bulan yang lalu. Lalu dalam satu bulan terakhir, jari kaki kiri nomor dua
juga mengalami kondisi serupa. Skala nyeri 6, menghambat aktivitas sehari-hari karena
terasa nyeri saat bersentuhan dengan alas kaki atau benda lainnya. Pada kuku jari tangan
juga dikeluhkan rapuh dan muncul bercak putih, lalu pada kulit sekitar jari sedikit
mengelupas namun tidak nyeri.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
• Keluhan Serupa : Kambuh-kambuhan dalam tiga bulan terakhir.
• Asma (-)
• Trauma :30 tahun yang lalu pernah mengalami trauma pada kuku kaki
kiri bagian ibu jari karena terkena standart sepeda motor, namun kuku tidak lepas.
• Herpes (-)
4. Riwayat Operasi
Tidak ada.
5. Riwayat Alergi
Tidak ada.
6. Riwayat Penyakit Keluarga dan Sekitar
• Keluhan Serupa (-)
• Riw. Penyakit kulit lainnya (-)
• Riwayat Penyakit keluarga:
a) Hipertensi (-)
b) DM (-)
c) Alergi (-)
7. Riwayat Pengobatan
Pengobatan metilprednisolone diresepkan oleh dokter Spesialis Mata

8. Gaya Hidup
i. Living Condition
Pasien sudah menikah dan memiliki 3 anak. Pasien tinggal di rumah bersama istri
dan ketiga anaknya. Tidak ada orang sekitar yang mengalami keluhan serupa.
Sanitasi rumah baik.
ii. Daily Activity
Pasien adalah wiraswasta, tidak melakukan aktivitas berat untuk sehari-hari. Pasien
sebelum mengalami sakit pada jari kakinya, setiap pagi rutin jogging
iii. Personal Hygiene
Pasien selalu mengganti baju, celana, dan pakaian dalam setiap hari. Pasien mandi
2x sehari, kualitas air mandi pasien baik. Pasien sering menggunakan kaos kaki atau
sepatu. Pasien jarang menggunakan sandal saat di rumah atau kebun.
iv. Social Economy
Keadaan ekonomi pasien cukup baik, segala kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi.
v. Diet
Pola makan bergizi seimbang, 3x sehari dengan menu yang cukup bervariasi.

C. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis (E4M5V6)
• Gizi : Cukup
• Tekanan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Denyut Nadi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Nafas : Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Lokalis

• Kepala : Tidak ditemukan lesi


• Leher : Tidak ditemukan lesi
• Thorax : Tidak ditemukan lesi
• Abdomen : Tidak ditemukan lesi
• Ekstremitas atas : Lesi pada kuku dan kulit jari ke lima tangan kiri

UKK: Ditemukan lesi berupa paronychia pada digiti V manus sinistra, dimana kuku tampak
berwarna kekuningan dari distal hingga ke proksimal, disertai dengan depresi transversal
dari kuku dan skuama.

Ekstremitas bawah : Lesi pada kuku dan kulit jari ke lima tangan kiri

UKK: Ditemukan lesi berupa paronikia pada digiti I dan II tarsus sinistra, tampak berwarna
merah keunguan dan hilangnya sebagian lapisan epidermis. Kuku tampak berwarna
kekuningan dari proksimal hingga ke distal, disertai penebalan subungual.
D. Diagnosis Banding
• Paronychia et causa suspect onikomikosis
• Selulitis
• Lichen planus
• Psoriasis kuku
E. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Disarankan:
• Pemeriksaan sediaan kerokan kuku menggunkan mikroskop dan KOH 20%
(tampak hifa panjang dan atau artrospora)
• Pemeriksaan gula darah sewaktu

F. Diagnosis
Paronychia et causa suspect Onikomikosis

G. Tatalaksana
R/ Cefixime 100 mg cap No. XXVIII
S o.12h tab II (habiskan)
R/ Asam mefenamat 500mg cap No. XV
S 3 d d tab I p. r .n
R/ Yekadin 1:10/200ml lag No. I
S.u.e (kompres 20 menit dengan kassa sterile setelah mandi)
R/ Garamycin 0,1% Cream 5g Tube No. II
S.2.d.d u. e (oles setelah di kompres)

H. Edukasi
• Minum obat dengan teratur
• Rutin melakukan kompres dingin dan mengaplikasikan obat topikal
• Jaga supaya tangan dan kaki tetap bersih dan kering
• Tingkatkan kesehatan dengan gaya hidup sehat
• Pola makan minum yang sehat dan seimbang
I. Prognosis
• Quo ad vitam : Bonam
• Quo ad sanctionam : Bonam
• Quo ad fungsionam : Bonam
BAB II
REFLEKSI

I. PERASAAN PERSONAL
1.1 Perasaan Menyenangkan
Kasus paronychia yang diduga disebabkan oleh onikomikosis menarik perhatian saya.
Kuku merupakan bagian tubuh yang sering disepelekan. Kesehatan dan kebersihan kuku
jarang diperhatikan, terutama pada laki-laki. Namun ternyata melalui kasus ini saya belajar
bahwa semua bagian tubuh penting untuk dirawat dan dijaga kesehatan serta kebersihannya,
karena ketika diabaikan akan mengakibatkan permasakahan yang lebih serius. Selain
menurunkan nilai estetikanya, penyakit ini juga dapat menurunkan produktivitas pasien.
Kasus yang berkaitan dengan kuku jarang ditanggapi lebih awal, dan baru konsultasi ke
dokter setelah menimbulkan komplikasi. Kasus onikomikosis dan infeksi jamur lainnya
termasuk dalam tingkat kompetensi 4A dan sering terjadi di Indonesia, maka dari itu saya
merasa amat bersyukur dapat mempelajari kasus ini untuk bekal ketika saya terjun di
fasyankes kelak.

1.2 Perasaan Tidak Menyenangkan


Dalam stase kulit dan kelamin ini, saya memiliki sedikit kekhawatiran apabila saya tertular
ketika berinteraksi dengan pasien infeksi yang mudah menular melalui kontak fisik.

II. DESKRIPSI KASUS


Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol kondisi jari kaki
kirinya yang bengkak dan nyeri. Selama enam bulan ini sudah terjadi perubahan warna dan
bentuk kuku kaki disertai bengkak dan nyeri pada ibu jari kaki kiri yang kemudian kuku
jari ke dua juga mengalami keluhan serupa. Kondisi mulai membaik ketika menerima
pengobatan methylprednisolone oleh dokter spesialis mata untuk kondisi pada matanya,
namun ketika pengobatan sudah selesai, keluhan pada kuku kaki kembali muncul. Aktivitas
terganggu oleh keluhan, pasien kesulitan karena merasa kakinya sakit ketika bersentuhan
dengan benda, apalagi untuk berjalan Pasien adalah seorang wiraswasta, yang sehari-hari
menggunakan kaus kaki dan sepatu, namun jarang mengganti kaus kakinya. 30 tahun yang
lalu pasien pernah mengalami trauma pada ibu jari kaki kiri karena terkena standart sepeda
motor. Pasien mandi dan menganti baju setiap hari
III. ANALISIS

Pasien cukup terbuka dengan kondisinya pada saat penggalian riwayat. Tilikan pasien
mengenai kondisi yang dialaminya cukup bagus. Pasien sadar bahwa keluhannya akan
membaik ketika dirinya berusaha untuk merawat area luka dan menjaga kebersihannya.
Komponen edukasi merupakan hal yang penting untuk diberikan kepada pasien selain
terapi pengobatan. Diperlukan kemampuan komunikasi yang baik agar pasien dapat
memperbaiki pola hidupnya. Edukasi bahwa kondisi pasien dapat disembuhkan, tapi
memang memerlukan penanganan yang bertahap dan kepatuhan dalam pengobatan serta
menghindari faktor yang memperberat kondisi.

IV. EVALUASI
Melalui kasus ini saya belajar untuk meningkatkan pemahaman mengenai cara
berkomunikasi dengan pasien, mulai dari anamnesis yang lengkap dan terarah, melakukan
pemeriksaan fisik, mendeskripsikan UKK, penegakan diagnosis, menentukan pilihan
terapi, dan memberikan edukasi yang tepat. Saya menyadari bahwa anamnesis yang
lengkap dan terarah sangat membantu dalam menentukan diagnosis, terapi, dan edukasi
pasien.

V. KESIMPULAN
1. Onikomikosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur pada kuku.
Penyakit ini harus mendapat perhatian lebih karena mampu menurunkan kualitas hidup
penderitanya secara signifikan.
2. Diagnosis onikomikosis dilakukan melalui anamnesis riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Setelah itu, dilakukan pengobatan menggunakan obat-
obat antifungal topikal maupun sistemik. Pasien juga harus diedukasi mengenai cara
menjaga kebersihan kuku dan cara mencegah kekambuhan dari onikomikosis.
3. Prognosis dari onikomikosis umumnya baik. Namun, pasien dengan keadaan
komorbid perlu diberikan perhatian lebih
DAFTAR PUSTAKA

Madan V, Mohd Mustapa MF, Richardson M. British Association of Dermatologists'


guidelines for the management of onychomycosis 2014. British Journal of Dermatology. 2014
Nov;171(5):937-58.

Relhan V, Goel K, Bansal S, Garg VK. Management of chronic paronychia. Indian J Dermatol.
2014;59(1):15-20.

Velasquez-Agudelo V, Cardona-Arias JA. Meta-analysis of the utility of culture, biopsy, and


direct KOH examination for the diagnosis of onychomycosis. BMC Infectious Disease.
2017;17(166):1-11.

Wong ESM, Hay RJ, Clayton YM, Noble WC. Comparison of the therapeutic effect of
ketoconazole tablets and econazole lotion in the treatment of chronic paronychia. Clinical and
Experimental Dermatology. 1984;9:489-96.

Anda mungkin juga menyukai