Pembimbing :
dr. Lutfi Rachman, MMRS
Penguji :
Dr. Silvy Amalia Falyani, M.Kes
• Mengetahui pandangan
kedokteran keluarga
Tujuan pada kasus Ny.L ?
* Nama : Ny. L
* Nomor Rekam Medis : 000414
* Jenis Kelamin : Perempuan
* Usia : 46 tahun
* Alamat : Tlogorejo, Pagak
* Pendidikan terakhir : S1 PGSD
* Pekerjaan : Guru SD
* Suku : Jawa
* Agama : Islam
* Tanggal kunjungan ke PKM : 26 Juni 2019
Keluhan penyerta
Keluhan Utama Pasien datang ke poli umum Puskesmas Pagak pukul
10.00 WIB, dengan keluhan lemas yang dirasakan sejak
• Lemas 2 hari terakhir. Pasien lemas walaupun sudah makan
dan minum. Pasien juga mengeluh sering deg-deg dan
pusing. Sesak (-), kesemutan (-). Berat badan pasien
semakin menurun walaupun tidak terjadi penurunan
nafsu makan. Pasien suka minum banyak karena sering
merasa haus. Pasien juga mengaku sering kencing.
Pasien mempunyai riwayat penyakit kencing manis
sejak 5 tahun terakhir dan pasien mengaku sudah tidak
mengonsumsi obat antidiabetes sejak 2 minggu
terakhir.
• Riwayat Keluhan Serupa : Ya, sekitar 2 • Riwayat sakit serupa : disangkal
tahun yang lalu ketika pasien tidak • Riwayat Diabetes Melitus : Ada, yaitu
rutin minum obat antidiabetes. Ibu Ny.L
• Riwayat Diabetes Melitus : Ada • Riwayat Hipertensidisangkal
• Riwayat Hipertensi : disangkal • Riwayat Penyakit Jantung :
• Riwayat Penyakit Jantung : disangkal disangkal
Riwayat Kebiasaan
• Metformin 850 • tidak ada alergi
mg 2x/hari. obat dan
makanan.
Riwayat
Riwayat alergi
Pengobatan
* Keadaan umum : cukup
* Kesadaran : composmentis
* Tekanan darah : 100/60 mmHg
* Nadi : 105 x/menit
* Frekuensi pernapasan : 20 x/menit
* Suhu : 36,5C (axilla)
Kepala :
* Hidung : Tidak ada nafas cuping hidung, deviasi septum tidak ada, sekret
tidak ada
Leher :
Cor :
Ekstemitas :
Genitalia :
tidak dilakukan
Gula darah
Pemeriksaan acak (GDA)
Penunjang 288
mg/dl
Pasien datang dengan keluhan lemas yang dirasakan sejak
2 hari terakhir. Pasien lemas walaupun sudah makan dan minum.
Pasien juga mengeluh sering deg-deg dan pusing. Berat badan
pasien semakin menurun walaupun tidak terjadi penurunan nafsu
makan. Pasien suka minum banyak karena sering merasa haus.
Pasien juga mengaku sering kencing. Pasien mempunyai riwayat
penyakit kencing manis sejak 5 tahun terakhir dan pasien mengaku
sudah tidak mengonsumsi obat antidiabetes sejak 2 minggu
terakhir. Ibu dari Ny.L juga mempunyai riwayat diabetes melitus
tipe 2. Pasien makan nasi satu piring sehari 3x dan banyak minum
air putih. Pasien suka minum minuman yang manis seperti teh
setiap hari. Pasien sering mengonsumsi sayur namun jarang
mengonsumsi buah. Pasien mengaku tidak pernah olahraga.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum cukup,
kesadaran compos mentis. Tanda vital nadi 105x/menit. Pada
pemeriksaan fisik regio kepala, leher, thorax, abdomen, dan
ekstremitas dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang
hasil gula darah acak (GDA) adalh 288 mg/dl.
Diagnosis segi • Diabetes Type II
biologis
• Hubungan dengan
Diagnosis segi anggota keluarga saling
mendukung, dan saling
psikologis memperhatikan kondisi
kesehatan.
Aspek Resiko •Pasien kurang bisa mengurangi makanan dan minuman yang
tinggi glukosa seperti nasi dengan porsi yang banyak dan teh
Internal manis.
•Pasien tidak pernah olahraga
• Derajat 2
Aspek Fungsional
• Menjelaskan tentang
penyakit Diabetes
Melitus Type II yang
meliputi pengertian,
penyebab, gejala
klinis, terapi, diet,
dan komplikasi.
Promotif
• Menghindari makanan yang manis seperti coklat, tape, dodol, kue
manis, dan lain-lain.
• Menghindari minuman yang manis seperti teh manis, sirup, soft drink,
susu kental manis, dan lain-lain.
• Mengurangi porsi nasi putih atau diganti dengan nasi rendah glukosa
seperti nasi merah atau nasi jagung.
• Menghindari porsi makanan yang berprotein tinggi seperti daging,
dendeng, abon, dan lain-lain.
• Menghindari makanan yang berlemak seperti kulit ayam, gorengan, dan
lain-lain.
• Menghindari buah-buahan yang manis seperti durian, nangka, alpukat,
dan kurma.
• Rutin olahraga 3-4x/hari, minimal 30 menit.
Preventif
• Terapi non-medikamentosa: • Penderita dianjurkan untuk
• Istirahat cukup membatasi aktifitas dan
• Terapi Medikamentosa: banyak beristirahat untuk
pemulihan.
• Metformin 2x850 mg
lanjut pengobatan • Penderita dianjurkan untuk
sebelumnya. mengikuti saran dan nasihat
dokter untuk minum obat
anti diabetes (OAD) secara
teratur.
Kuratif Rehabilitatif
Dubia ad
bonam
Keluarga Ny. L adalah Nuclear family (keluarga inti yang
terdiri dari 4 anggota keluarga yaitu Ayah (Tn.Y) (berperan
sebagai kepala keluarga), ibu Ny.L dan 2 anak kandung Sdr. D
dan Sdri. F. Terdapat anggota keluarga yang sakit yaitu Ny.L,
Diagnosis klinis pasien adalah diabetes melitus type II.
APGAR SCORE
Adaptation
Partnership
Growth
Affection
Resolve
Adaption Partnership
Culture, keluarga ini memberikan respon yang baik terhadap budaya, tata
karma, dan perhatian terhadap sopan santun.
Medical, jarak antara rumah dengan pusat kesehatan dapat dijangkau dengan
mudah, dan keluarga ini merupakan keluarga yang mendapatkan pelayanan
kesehatan yang baik dan cukup memadai
Dalam struktur keluarga kepala keluarga adalah Tn. Y
yang berusia 50 tahun yang bekerja sebagai guru
matematika SMP, Ny. L merupan istri dari Tn.D yang
berusia 46 tahun dan merupakan pasien puskesmas,
pekerjaan sebagai guru SD. Mempunyai 2 anak, yaitu Sdr.
D yang berusia 23 tahun baru saja lulus S1 jurusan
pendidikan teknik elektro, Sdri. F yang berusia 17 tahun
yang masih SMA. Hubungan interaksi dengan keluarga baik
dan saling menyayangi.
• Lemas sejak 2 hari yang lalu.
Fungsi Fungsi
indoor outdoor
Komunikasi, informasi dan edukasi terkait
penyakit pasien kepada Ny.L dan keluarga.
Pentingnya kerjasama dokter, pasien dan
keluarga dalam mencegah penyakit tersebut.
Poliuri
Polifagi
Lemas, kesemutan, luka yang sulit
sembuh, gatal, mata kabur,
disfungsi ereksi (pria) dan pruritus
Polidipsi vulva (wanita).
Penurunan
BB
Edukasi Diet Gizi Olahraga
Biguanid
Thiazolidinedione Sulfonilurea
Acarbose
Glinid Insulin
Komplikasi Akut
• Hiperglikemi
• Hipoglikemi
Komplikasi Kronik
• Mikrovaskuler retinopati, neuropati,
dan nefropati
• Makrovaskuler penyakit jantung
koroner, penyakit vaskuler perifer, dan
penyakit serebrovaskuler