Anda di halaman 1dari 32

JOURNAL READING

KARIES GIGI
KHOLISATUL WIDAD (2131210024)
YUNITA IKA PRATIWI (2131210030)

DPK: drg. Fairuzza Afada, Sp.KG

LABORATORIUM KESEHATAN GIGI DAN MULUT


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018
DENTAL CARIES: A
REVIEW
INTRODUCTION
• Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi yang dapat
dicegah dan dikenal sebagai penyebab utama nyeri oral dan
tooth loss
• WHO menyatakan kesehatan mulut yang buruk memiliki efek
sangat besar terhadap kesehatan secara umum, kualitas hidup
dan beberapa penyakit mulut yang berhubungan dengan
penyakit kronis.
• karies gigi merupakan suatu proses demineralisasi yang
progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam
organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula
(karbohidrat) dan merupakan akibat ketidakseimbangan
mineral gigi dan plak.
INTRODUCTION
• Mekanisme terjadinya karies dimulai dengan adanya plak di
permukaan gigi . Sukrosal (gula) dari sisa makanan dan bakteri
berproses menempel pada waktu tertentu berubah menjadi
asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis.
Hal tersebut menyebabkan demineralisasi email berlanjut
menjadi karies gigi.
• Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan
mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan
dan proses karies pun dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure)
meluas ke arah pulpa.
INTRODUCTION
• karies primer dapat terjadi pada permukaan gigi yang berbeda.
Padapermukaan aproximal, pembentukan lesi dimulai dari
daerah bawah kontak antar gigi.
• Karies sekunder merupakan lesi yang terjadi di batas restorasi
gigi. Adanya lesi karies yang berdekatan dengan margin
menjadi tanda proses demineralisasi pada dinding kavitas.
• Gambaran klinis karies gigi adalah nyeri, gangguan mastikasi,
gangguan makan, gangguan komunikasi akibat gigi lepas, gigi
kotor atau kerusakan gigi.
INTRODUCTION
• Bermacam-macam mikroba dapat menyebabkan karies dan
terdiri dari bakteri fakultatif dan obligat-anaerob, seperti
Actinomyces, Bifidobacterium, Eubacterium, Lactobacillus,
Parvimonas and Rothia
• Bacteroides, Prevotella, and Porphyromonas >> merupakan
spesies bakteri yang sering terdapat di permukaan mukosa
dan konsentrasinya tinggi pada plak gigi, kripta tonsila dan
celah gingiva
• Prevalensi karies gigi mecapai 60-90% dan terjadi pada anak
usia sekolah dan mayoritas pada individu usia dewasa. Karies
gigi juga menjadi salah satu penyakit oral dengan prevalensi
tinggi di negara-negara kawasan Asia dan amerika latin.
Global scenario of Dental caries
• Karies gigi masih menjadi masalah utama kesehatan mulut. Di
dunia, kira-kira terdapat 2.43 milyar orang (36% total populasi)
yang memiliki karies gigi pada gigi permanennya.
• Karies gigi juga menjadi salah satu penyakit oral dengan
prevalensi tinggi di negara-negara kawasan Asia dan amerika
latin.
Types of dental caries
Types of dental caries
Early childhood caries
• Early childhood caries (ECC) merupakan karies yang terdapat
pada gigi desidual anak-anak. Gigi yang sering mengalami
karies adalah gigi anterior di regio maxilla, tetapi semua gigi
dapat terkena karies.
• Karies tipe ini terjadi akibat memberikan cairan yang manis pada
anak yang sedang / akan tidur. Atau akibat terlalu sering
memberi makan anak dengan cairan yang manis setiap harinya.
• Faktor risiko terjadinya ECC adalah defek pada enamel
(Hypoplasia).. Hypoplasia pada enamel mejadi faktor
predisposisi kolonisasi bakteri Streptococcus mutans and
malnutrisi.
Types of dental caries
Rampant caries
• Rampant caries merupakan karies yang sudah parah pada
beberapa permukaan gigi-geligi. Rampant karies sering
ditemui pada individu dengan xerostomia, hygiene yang buruk,
penggunaan obat-obatan yang menyebabkan mulut kering dan
intake gula yang banyak
• rampant caries akibat radiasi disebut radiation-induced caries.
Hal tersebut dapat disebabkan destruksi dari akar gigi dan
resopsi dari gigi secara keseluruhan ketika erupsi gigi baru.
Classification of dental caries
Caries aetiology
different levels of the environment
that can affect caries development
Family-level Community-level
Child-level Children’s oral health is
Family level
Visible plaque, early likely to be better in a
characteristics
colonisation by caries- community that values
associated with caries
related bacteria, the good oral health. Cultural
risk in children included
presence of mutans aspects and the
are demographic
streptococci, frequent neighbourhood may
factors of the family,
intake of sweetened have implications for
parental oral health
drinks, infrequent tooth caries development. The
behaviors and attitudes,
brushing, illness and use dental care system and
dental anxiety and
of antibiotics have all amount of dental care
dental attendance,
been associated with available may affect oral
maternal health and
caries developments in health and the
lifestyle in pregnancy
preschool children. development of caries in
and early childhood.
preschool children
Caries-promoting factors
PATOGENESIS KARIES GIGI

• Penyebab karies gigi :


1. Host
2. Bakteri
3. Diet
• Karies : permukaan gigi yang rentan
kolonisasi bakteri cariogenic dan ada
sumber sukrosa atau gula  bakteri
menghasilkan asam laktat dari
fermentasi KH  asam melarutkan
struktur kristal hidroksiapatit dari gigi 
karies
Flowchart patogenesis karies
gigi
HUBUNGAN SUKROSA DENGAN KARIES

• Sukrosa : kontributor lingkungan utama untuk


karies gigi
• ↑streptokokus oral : enzim ekstrasellular →
membelah ikatan glikosida α-1 dan α-2 sukrosa
energi untuk menghasilkan glukosa polimer
(glukan dan mutans) dan fruktosa enzim
glukosiltransferase (GTFs)
• Polimer glukan-mutan kariogenik bakteri
menumpuk menjadi biofilm  masa kritis.
• Tanpa pembentukan masa kritis  bakteri
kariogenik akan menyerang rongga mulut tapi
Ikatan Sukrosa
tidak berkumpul kerusakan permukaan email.
TAHAPAN KARIES GIGI

1. WHITE SPOT STAGE


• Asam yang dihasilkan oleh bakteri dan
ragi dalam plak gigi  melarutkan
matriks mineral gigi.
• Tahap awal : titik putih kapur pada gigi
• Tahap ini : permukaannya utuh, dan lesi
dibawah permukaan reversibel.
• Bintik putih akibat karies yang barusulit
membedakan dari hipokalsifikasi
perkembangan.
Tahap pewarnaan hitam
• Titik putih  tahap pewarnaan hitam.
TAHAPAN KARIES GIGI

2. CAVITY STAGE
• Mineral terus hilang karena asam 
permukaan akhirnya rusak atau
"cavitated" dan lesi irreversibel  lesi
berlangsung  gigi besar bisa hilang.
• Lesi cavitated aktif : cokelat keemasan.
• Lesi >> lama lebih gelap hampir hitam.

Cavity stage
PATOFISIOLOGI

1. ENAMEL
• Demineralisasi enamel oleh karies mengikuti arah
batang enamel, perbedaan pola segitiga antara pit
dan fissure dan permukaan halus karies
berkembang di enamel.
• Karena enamel kehilangan mineral  bentuk zona
. Zona translucent : 1/2% kehilangan mineral
. Zona gelap : sedikit remineralisasi email.
. Tubuh lesi : demineralisasi dan penghancuran
terbesar
. Zona permukaan : relatif termineralisasi 
hilangnya struktur gigi  kavitasi
PATOFISIOLOGI

2. DENTINE
• Pada dentin dari lapisan terdalam ke enamel,
perbedaan daerah yang terkena karies  zona
penetrasi bakteri, dan zona penghancuran
• Bagian depan yang maju : zona demineralisasi
dentin  asam dan tidak ada bakteri yang hadir.
• Zona penetrasi bakteri dan kerusakan : bakteri
yang menyerang dan penguraian dentin.
• Zona penghancuran : bakteri > beragam 
enzim proteolitik menghancurkan matriks
organik
PATOFISIOLOGI

3. SEMENTUM
• Kejadian karies semen ↑ dewasa yang lebih
tua  kemerosotan gingiva ec.trauma / peny
periodontal
• Kondisi kronis  lesi besar, dangkal, dan
perlahan menyerang sementum akar pertama
 dentin  infeksi kronis pulpa
KARIES GIGI
TANDA DAN GEJALA KOMPLIKASI
• Cavitas baru mulai  (-) gejala
• Karena kerusakan lebih besar, tanda dan • Trombosis sinus kavernosa dan
gejala seperti: angina Ludwig  mengancam nyawa
• Sakit gigi dan nyeri ringan-tajam saat • Sakit gigi, pulpitis, kehilangan gigi
makan/minum manis, panas atau dingin dan diskolorasi gigi
gigi sensitif
• Lubang yang terlihat di gigi/ pit
• Pewarnaan coklat, hitam atau putih di
permukaan gigi
• Nafas buruk dan rasa busuk
• Demam, menggigil, abses, dan trismus
Komplikasi
DIAGNOSA KARIES GIGI
Diagnosis primer
• Awalnya : area berkapur kecil (karies permukaan halus)  cavitas besar
• INSPEKSI : semua permukaan gigi yang terlihat  cahaya yang bagus, cermin
gigi dan penjelajah.
• RADIOGRAFI GIGI (sinar-X) : area gigi yang kurang terlihat  karies antara gigi.
• LASER tanpa radiasi pengion : kerusakan interproximal (antara gigi).
• INSPEKSI VISUAL dan RABA (+) radiografi : karies pit dan fissure
• AWAL : karies uncavitated  diagnosis : meniup udara melewati permukaan gigi
yang dicurigai,  (-) kelembaban dan perubahan sifat optik dari unmineralized
enamel
Diagnosa banding : Fluorosis gigi dan cacat perkembangan gigi 
hypomineralization gigi dan hipoplasia gigi
TERAPI
Tujuan : menjaga struktur gigi dan mencegah kerusakan gigi >> 
cavitated/noncavitated ?
NONCAVITATED LESION
• dipertahankan dan remineralisasi  perubahan ekstensif pada diet ↓
gula
• Tx : nonoperatif  remineralisasi gigi.
• Remineralisasi gigi : pengembalian mineral ke struktur molekul gigi.
• Struktur gigi yg hancur  tidak sepenuhnya regenerasi meski
remineralisasi lesi karies sangat kecil  jika kebersihan gigi dijaga (sikat
gigi 2kali/hr dengan pasta gigi berfluoride dan flossing, & aplikasi fluorida
topikal).
• NON-OPERATIVE TREATMENT
TERAPI

CAVITATED LESION
• Keterlibatan dentin  remineralisasi lebih sulit dan indikasi restorasi.
• OPERATIVE TREATMENT
• Restorasi gigi atau pengisian gigi  proses bahan restoratif gigi
(termasuk amalgam gigi, resin komposit, porselin, dan emas) 
mengembalikan fungsi, integritas dan morfologi struktur gigi yang hilang.
• Pengisian resin dan porselen  bisa dibuat sesuaiwarna gigi alami
pasien dan >> digunakan
• Anestesi lokal, nitrous oxide, atau obat resep lainnya  ↓ rasa sakit
selama/setelah perawatan / meredakan kecemasan saat perawatan
TERAPI
CAVITATED LESION
• Keterlibatan dentin  remineralisasi lebih sulit dan indikasi restorasi.
• OPERATIVE TREATMENT
• Restorasi gigi atau pengisian gigi  proses bahan restoratif gigi (termasuk
amalgam gigi, resin komposit, porselin, dan emas)  mengembalikan fungsi,
integritas dan morfologi struktur gigi yang hilang.
• Pengisian resin dan porselen  bisa dibuat sesuaiwarna gigi alami pasien dan >>
digunakan
• Anestesi lokal, nitrous oxide, atau obat resep lainnya  ↓ rasa sakit
selama/setelah perawatan / meredakan kecemasan saat perawatan
• Ekstraksi gigi : pencabutan gigi yang rusak >> dari proses peluruhan
Tindakan lainnya
• Sealant gigi : lapisan seperti plastik tipis yang dioleskan pada permukaan gigi
geraham  mencegah agar (-) makananterjebak dalam pit dan fissured.
PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN
KEBERSIHAN MULUT
• Perawatan kebersihan : kebiasaan KALSIUM & FLOURIDE
menyikat dan flossing yang tepat  • Kalsium : ex. susu dan sayuran
menghilangkan & mencegah pembentukan hijaumelindungi gigi dari karies. F
plak/biofilm gigi.
• Fluorida : mencegah kerusakan gigi dengan
• Pemeriksaan gigi dan profilaksis
mengikat kristal hidroksiapatit di enamel
(pembersihan)
• Penambahan kalsium : enamel lebih tahan
MODIFIKASI DIET
• ↓ ngemil  krna suplai nutrisi >> 
terhadap demineralisasi  tahan
bakteri pembentuk asam di mulut. pembusukan
• Makanan kenyal dan lengket (buah • Fluorida topikal  pasta gigi/obat
dikeringkan / permen) menempel gigi kumur/pelapisan > asupan sistemik
lebih lama menyikat gigi setelah makan. • Sikat gigi dengan pasta gigi fluorida 
• Anak-anak : membatasi minuman dengan pembilasan (-) fluorida : efek pre-erruptive
gula, dan (-) botol saat tidur. dan post-erruptive  cegah karies
• Permen karet mengandung xylitol (gula
alkohol) membantu ↓ biofilm gigi
CONCLUSION
• Faktor risiko karies gigi  intervensi untuk mencegah karies.
• Karena kerusakan parah dari karies  mempengaruhi kualitas
hidup: fungsional dan estetik.
• Kesehatan umum yang baik juga mencakup kesehatan mulut yang
baik  Karenanya mencegah karies merupakan unsur penting
dalam upaya kesehatan masyarakat
• Perawatan kebersihan pribadi (kebiasaan menyikat dengan pasta
gigi flouride dan flossing) dan modifikasi diet (meminimalkan ngemil,
permen karet, susu dan sayur hijau) harus direkomendasikan.
• Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemeriksaan gigi
dapat membantu diagnosis dini.
Daftar Pustaka

Yadav, K and Prakash, S. 2016. Dental Caries : A Review. Asian


Journal of Biomedical and Pharmaceutical Sciences.
Janakpurdham, Nepal. Vol.6 (53), page 01-07.

Anda mungkin juga menyukai