GLOBAL
49 %-89% anak,
usia terbanyak 12-18 tahun
INDONESIA
Riskesdas (2018) 93% anak pada usia
rentang 5-6 tahun,
meningkat dari 53,2% di tahun 2017
Klasifikasi
● Karies insipien/karies primer
Pembusukan pada lokasi yang belum pernah terjadi pembusukan
● Karies terhenti
Lesi pada gigi yang sebelum demineralisasi namun telah teremineralisasi
sebelum menyebabkan kavitasi
Klasifikasi
Klasifikasi yang dibuat oleh Greene Vardiman Black (1836-1915) pada tahun 1896. Klasifikasi ini hanya
berdasarkan lokasi, tidak menggambarkan progresivitas dan besarnya kerusakan pulpa; tidak dapat
ditentukan sampai kavitas yang terjadi cukup besar.
Etiologi
Karies dentis adalah penyakit
multifaktorial yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor, termasuk keberadaan gula
untuk fermentasi, faktor host, adanya flora
mikrobial, dan faktor lingkungan lainnya.
SUBSTRAT
Faktor substrat atau diet dapat ORAL HYGIENE
mempengaruhi pembentukan plak 🡪
membantu perkembangbiakan dan Pemeriksaan gigi secara teratur
kolonisasi mikroorganisme yang ada pada untuk membantu mendeteksi dan
permukaan enamel. memonitor masalah gigi yang
berpotensi menjadi karies.
Diet kaya karbohidrat 🡪 meningkatkan
risiko karies dibanding diet kaya protein
dan lemak.
Patofisiologi
01 02 03 04
Streptococcus Pembentukan Pembentukan Penguraian
mutans dan asam laktat karies gigi jaringan kalsifikasi
Lactobacilli gigi secara
memetabolisme mikroskopis
substrat
Patofisiologi
Karies terbentuk melalui berbagai proses. Karbohidrat seperti monosakarida (glukosa dan
fruktosa), disakarida (surosa dan maltose), dan oligosakarida (pada madu) apabila dikonsumsi,
akan dimetabolisme oleh bakteri plak -> menimbulkan akumulasi produk akhir asam organik
dan menyebabkan terjadinya reduksi pH plak.
Apabila pH plak rendah, mineral dalam jaringan keras gigi dapat larut (cariogenic
challenge). Terjadinya cariogenic challenge yang berulang -> gigi dapat kehilangan mineral secara
progresif akibat asam plak yang disebut proses demineralisasi.
pH plak dapat menjadi netral (resting level) di antara cariogenic challenges, sehingga ion
mineral pada plak dapat berkontribusi untuk redeposisi mineral dalam lesi karies yang disebut
dengan proses remineralisasi.
Patofisiologi
Apabila terjadi peningkatan intake glukosa, proses demineralisasi - remineralisasi akan
menjadi tidak seimbang sehingga proses demineralisasi terjadi lebih sering dan proses
remineralisasi tidak dapat mengembalikan mineral yang hilang. Hal ini menyebabkan
terjadinya peningkatan progresivitas lesi karies dan dapat merusak jaringan keras
dan membentuk kavitas akibat kerusakan mekanis (enamel) atau akibat bakteri
(dentin) yang ireversibel.
Diagnosis Karies
Gigi
Diagnosis
● Plak
● White spot
● Kavitas
● Lubang pada gigi
Manifestasi Klinis
Lesi Awal
● Perubahan warna gigi
● Bercak putih pada gigi
● Gigi berlubang
● Bau mulut
● Terbentuk kavitas gigi
● Makanan tersangkut
Manifestasi Klinis
● Fraktur gigi sebagian besar melibatkan gigi depan di rahang atas. Penyebab
paling umum adalah aktivitas olahraga, kecelakaan lalu lintas, dan kekerasan
fisik.
Pulpitis Irreversibel
● Perkembangan dari pulpitis reversibel
● Keluhan tidak menghilang apabila stimulus
dihilangkan.
● Apabila terpapar perubahan suhu, nyeri dapat
bertahan lama
● Keluhan bisa muncul meskipun tanpa rangsangan
Pulpitis Kronik Hiperplasia
● Perkembangan jaringan granulasi akibat
inflamasi pulpa produktif yang disebabkan
oleh pembukaan karies luas pada pulpa
muda.
● Tidak menimbulkan gejala kecuali selama
mastikasi apabila tekanan bolus makanan
menyebabkan rasa yang tidak
menyenangkan.
● Perawatan dilakukan dengan tujuan
membuang jaringan polipoid diikuti
ekstirpasi pulpa.
Nekrosis Pulpa
Kematian jaringan dalam pulpa dengan atau
tanpa invasi bakteri diawali trauma gigi, karies,
pulpitis ireversibel → perubahan warna
mahkota gigi dan periapikal radiolusen akibat
gangguan aliran darah pada neurovaskular
apikal.
Daftar Pustaka
Litonjua, et al. (2003). Toothwear: Attrition, erosion, and abrasion. Quintessence International. 34(6). pp.
435-446
Pagadala, S. & Tadikonda, D.C. (2015). An overview of dental traumpa. IAIM. 2(9). pp. 157-164
Rathee M dan Sapra A. (2021). Dental Caries. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan
Widayanti, N. (2014). Faktor yang Berhubungan dengan Karies Gigi pada Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 2(2): 196–205.
Yadav K dan Prakash S. (2016). Dental Caries: A Review. Asian Journal of Biomedical and Pharmaceutical
Sciences, 2016.
Young, D. A., Nový, B. B., Zeller, G. G., Hale, R., Hart, T. C., Truelove, E. L., ... & Beltran-Aguilar, E. (2015). The
American Dental Association caries classification system for clinical practice: a report of the American
Dental Association Council on Scientific Affairs. The Journal of the American Dental Association, 146(2),
79-86.
Terimakasih