Berlubang
DK 2 Skenario 1 PBL 3
Learning Issues
1. Definisi dari plak, karies, dan debris
2. Karies gigi f. Tatalaksana
a. Etiologi - Diagnosis
b. Faktor Risiko - Rencana perawatan
i. Hubungan pH dan laju alir saliva dengan karies g. Prognosis
c. Patogenesis
d. Klasifikasi OB
i. ICDAS 1. Kurva Stephan dan pH Critical
ii. ICCMS 2. Proses demineralisasi dan remineralisasi pada gigi
iii. Mount 3. Hubungan saliva dengan faktor risiko karies
iv. Black 4. Gambaran histopatologis karies
e. Pemeriksaan
i. Subjektif : Anamnesis
ii. Objektif :
1. Pemeriksaan Klinis
2. Penilaian OHIS
3. Indeks plak dan debris
4. CAMRA
5. Traffic Light Matrix
6. Diet Record
iii. Penunjang : Gambaran Radiograf
Outline
- Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
- Rathee M. Dental Caries [Internet]. StatPearls [Internet]. U.S. National Library of Medicine; 2021 [cited 2021Apr25]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551699/
● Substrat
○ Makanan
■ Kebiasaan makan
● Makanan yang makin halus dan kurang serat → menempel di gigi
makin kuat.
● S. mutans → menggunakan sukrosa untuk memproduksi glukan EPS
(polisakarida ekstraseluler) → membentuk S. Mutan melekat lebih
kuat.
● Bakteri
● Periode waktu
- Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
- Rathee M. Dental Caries [Internet]. StatPearls [Internet]. U.S. National Library of Medicine; 2021 [cited 2021Apr25]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551699/
● Faktor Sekunder (Modifikasi)
○ Umur
■ Lebih rentan pada anak-anak dan orang lansia
○ Jenis kelamin
■ Perempuan > laki-laki.
○ Ras
■ Berbeda” karena perbedaan kultur dan jenis makanan
○ Keturunan
○ Kesehatan sistemik
■ Penyakit apapun yang menyebabkan poor OH dan menyebabkan karies, seperti pasien
dengan penyakit jiwa atau terganggu kemampuan motoriknya. Dan pengunaan
obat-obatan seperti antidepresan, diuretik, antihistamin.
○ Pekerjaan
■ Sopir truk, pekerja toko kue lebih rentan karena frekuensi makan dan jadwal makan
yang irregular.
- Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
- Rathee M. Dental Caries [Internet]. StatPearls [Internet]. U.S. National Library of Medicine; 2021 [cited 2021Apr25]. Available from:
Feyerskov O, Kidd EA. The Dental Caries. The Disease and its clinical
management. Blackwell Munksgaard. 2003.
Etiologi karies
Acidogenic Theory
Ditemukan oleh WD Miller pada tahun 1882, teori ini yang paling diterima. Menurut miller kerusakan
dental merupakan proses parasite kimiawi yang terdiri dari 2 tahap yaitu decalcification enamel yang
menghasilkan kerusakan total dan tahap peleburan residu lunak dari enamel dan dentin. Pada tahap
pertama terdapat kerusakan yang dilakukan oleh asam dimana peleburan residu (tahap kedua)
dilakukan oleh aksi bakteri proteolitik. Proses ini di bantu oleh kehadiran karbohidrat,
mikroorganisme dan dental plak
- Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
- Rathee M. Dental Caries [Internet]. StatPearls [Internet]. U.S. National Library of Medicine; 2021 [cited
2021Apr25]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551699/
Etiologi karies
•
➔ Role of carbohydrates
Karbohidrat menggunakan efek cariogenic yang bergantung pada faktor berikut; frekuensi
asupan,komposisi kimiawi contohnya monosakarida dan disakarida lebih carious daripada
polisakarida, bentuk physical seperti solid, sticky jelly atau liquid, Waktu karbohidrat kontak
dengan gigi, Kehadiran komponen makanan lain seperti high fat atau protein yang membuat
karbohidrat kurang kariogenik
➔ Role of Microorganism
Mikroorganisme yang paling sering adalah streptococci mutans. Pada permukaan coronal karies
di inisiasi oleh streptococcus mutans dan pada root surface akan biasanya oleh actinomyces
viscosus. Kehadiran tinggi dari lactobacillus acidophilus dalam saliva menunjukkan terjadinya lesi
karies aktif
➔ Role of Acids
Untuk menginisiasi dental karies, kehadiran asam (asam laktak, asam butyric) pada
permukaan gigi diperlukan.
- Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
- Rathee M. Dental Caries [Internet]. StatPearls [Internet]. U.S. National Library of Medicine; 2021 [cited
2021Apr25]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551699/
Etiologi karies
Proteolytic Theory
Ditemukan oleh heider, bodecker (1878) dan abott (1879). Menurut teori ini
porsi organic pada gigi berperan penting dalam perkembangan dental
caries. Struktur email yang terbentuk dari bahan organic seperti enamel
lamella dan enamel rod merupakan jalan untuk mikroorganisme
menyebabkan karies. Microorganism menyerbu enamel lamella dan
memproduski asam oleh bakteri yang menyebabkan kerusakan pada ‘organic
pathways’. Proteolyis-Chelation Theory ini di cetuskan oleh schatz dan
teman kerjanya.
- Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
- Rathee M. Dental Caries [Internet]. StatPearls [Internet]. U.S. National Library of Medicine; 2021 [cited
2021Apr25]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551699/
Faktor Risiko
http://repository.unimus.ac.id/1502/3/bab2.pdf
Faktor risiko karies terdiri atas flour, oral hygiene, bakteri, saliva, dan pola
makan.
● Kemiskinan
● Tingkat pendidikan rendah
● Lingkungan yang jauh dari pelayanan kesehatan
● Usia
● Perilaku
Saliva
Kelajuan saliva diukur ketika ada tanda-tanda xerostomia atau ketika insidensi
karies yang tinggi tidak dapat dijelaskan.
Kidd EAM, Fejerskov O. Essentials of Dental Caries. 4th ed. Kidd EAM, Fejerskov O, editors. Vol. 4, Oxford University Press. Oxford: Oxford University Press; 2016. 836 p.
Caries Management by Risk Assesment
Kidd EAM, Fejerskov O. Essentials of Dental Caries. 4th ed. Kidd EAM, Fejerskov O, editors. Vol. 4, Oxford University Press. Oxford: Oxford University Press; 2016. 836 p.
Tingkat Sekresi Saliva Tidak Terstimulasi
- Pasien duduk dengan tenang di dental chair selama 10 menit, tanpa mengunyah
atau menelan tetapi meludah ke dalam cangkir sekali pakai
- Tingkat kelajuan saliva normal pada dewasa yang Tidak Terstimulasi : 0.3–0.5
ml/menit
Kidd EAM, Fejerskov O. Essentials of Dental Caries. 4th ed. Kidd EAM, Fejerskov O, editors. Vol. 4, Oxford University Press. Oxford: Oxford University Press; 2016. 836 p.
Bagaimana Saliva Mempengaruhi Karies
- Aliran air liur dapat mengurangi penumpukan plak pada permukaan gigi dan
juga meningkatkan laju pembersihan karbohidrat dari rongga mulut.
- Difusi menjadi plak komponen saliva seperti kalsium, ion fosfat, hidroksil,
dan fluorida dapat menurunkan kelarutan email serta meningkatkan potensi
remineralisasi lesi karies dini.
- Sistem penyangga asam karbonat-bikarbonat, serta amonia dan urea
penyusun dari saliva, dapat menyangga dan menetralkan penurunan pH
yang terjadi ketika bakteri plak memetabolisme gula.
Kidd EAM, Fejerskov O. Essentials of Dental Caries. 4th ed. Kidd EAM, Fejerskov O, editors. Vol. 4, Oxford University Press. Oxford: Oxford University Press.
- Beberapa komponen non-imunologi saliva seperti lisozim, laktoperoksidase, dan
laktoferin memiliki aksi antibakteri langsung pada plak mikroflora atau dapat
mempengaruhi metabolisme mereka sehingga menjadi kurang asidogenik.
- IgA disekresikan oleh sel plasma di dalam kelenjar ludah, sedangkan komponen
protein lain diproduksi di sel epitel yang melapisi saluran.
- Protein saliva dapat meningkatkan ketebalan pelikel yang didapat dan sebagainya
membantu memperlambat pergerakan ion kalsium dan fosfat dari email.
Kidd EAM, Fejerskov O. Essentials of Dental Caries. 4th ed. Kidd EAM, Fejerskov O, editors. Vol. 4, Oxford University Press. Oxford: Oxford University Press.
pH Critical
dan Kurva
Stephan
pH Critical
Bowen W. The Stephan Curve revisited. Odontology [Internet]. 2012 [cited 24 April 2021];101(1):2-8. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23224410/
Dawes C. What Is the Critical pH and Why Does a Tooth Dissolve in Acid?. Journal of the Canadian Dental Association. 2003;69(11):722-4.
Garg N, Garg A. Textbook of operative dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd.; 2015.
pH Critical
● Kritikal pH berawal dari konsep bahwa email tidak mulai terlarut
hingga mencapai pH tertentu pada plak
● Kritikal pH email gigi = 5,5 (ranged between 5,2 - 5,5)
⇒ saliva dan cairan plak sangat jenuh terhadap email gigi/HA (pH
larutan > kritikal pH) sehingga email tidak terlarut dalam saliva
● kritikal pH tidak selalu konstan karena level mineral (kalsium dan
fosfat) dalam cairan plak bervariasi tiap individu dan dapat
bervariasi tiap gigi
● kritikal pH dentin (6.5) dan sementum mungkin lebih tinggi dari
kritikal pH email karena kurangnya mineral pada komposisinya
Bowen W. The Stephan Curve revisited. Odontology [Internet]. 2012 [cited 24 April 2021];101(1):2-8. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23224410/
Dawes C. What Is the Critical pH and Why Does a Tooth Dissolve in Acid?. Journal of the Canadian Dental Association. 2003;69(11):722-4.
Garg N, Garg A. Textbook of operative dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd.; 2015.
G.J Mount, et al. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Wiley Blackwell: 2016
pH critical enamel
Kurva Stephan
● Kurva Stephan menggambarkan perubahan pH yang
terjadi pada lingkungan intraoral
● Ketika mengkonsumsi fermentable carbohydrate, pH
akan turun drastis sekitar 5-20 menit
● pH akan kembali ke nilai awal secara berkala antara
30-60 menit
● Hal ini menunjukkan bahwa ketika kita mengkonsumsi
makanan manis, lingkungan intraoral akan menjadi
asam.
● Lingkungan asam ini akan mengakibatkan
demineralisasi, sehingga enamel menjadi lunak
● Tetapi, pH mulut akan kembali normal karena adanya
saliva yang memiliki sifat buffer yang berfungsi untuk
Area merah → cariogenic activity
mengembalikan pH mulut menjadi normal kembali
Essentials of Dental Caries 4th ed by Edwina Kidd, Ole Fejerskov
Stephan Curves
Stephan menunjukkan hubungan antara perubahan pH plak selama periode
waktu setelah mengalami glucose rinse
Ritter A, Boushell L, Walter R. Sturdevant's art and science of operative dentistry. 7th ed. St. Louis: Elsevier; 2019.
Frekuensi Eksposure Gula
Frekuensi exposure sucrose mempengaruhi progres demineralisasi gigi
● Selama proses demineralisasi, ion hidrogen dari biofilm berdifusi ke enamel lebih
cepat dan lebih dalam daripada buffer saliva serta ion kalsium & fosfat → permukaan
enamel lebih intact/utuh dibanding permukaan bawahnya
● Lesi permukaan sub enamel bersifat lebih porous dan mengandung lebih banyak air
sehingga merubah indeks bias → area yang terinfeksi berwarna putih opak → white
spot
Essentials of Dental Caries, 4th ed. 2016. Pg 29-32
Remineralisasi Enamel
Patofisiologi Karies
Patofisiologi Karies
Patofisiologi Karies
● Awalnya asam (H+) terbentuk karena adanya gula (sukrosa) dan bakteri dalam plak (kokus). Gula
(sukrosa) akan mengalami fermentasi oleh bakteri dalam plak sehingga akan terbentuk pada
permukaan email gigi.
● Asam (H+) dengan pH kurang lebih ini dapat masuk ke dalam email melalui port d'entre.
Permukaan email lebih banyak mengandung Kristal fluoroapatit yang lebih tahan terhadap
serangan asam sehingga asam hanya dapat melewati permukaan email.
● Sedangkan asam yang masuk ke bagian bawah permukaan email akan melarutkan kristal
hidroksiapatit yang ada. Reaksi kimianya:
Ca10(PO4)6(OH)2 + 8 H+ → 10 Ca2+ + 6 HPO4- + 2 H2O
Hidroksiapatit ion + Hidrogen → Kalsium + Hidrogen phospat + air
● Apabila asam yang masuk ke bawah permukaan email sudah banyak, maka reaksi akan terjadi
berulang kali. Jumlah Ca yang lepas bertambah banyak dan lama kelamaan Ca akan keluar dari
email.
● Proses ini disebut dekalsifikasi, karena proses ini terjadi di bagian bawah email yang disebut
dekalsifikasi bagian bawah permukaan
http://repository.unimus.ac.id/1502/3/bab2.pdf
Patofisiologi Karies
Patogenesis Karies
Fermentasi
Terbentuk Plak Karbohidrat oleh
Bakteri
Demineralisasi Remineralisasi
● Ecological plaque hypothesis mengusulkan bahwa jika biofilm yang sebelumnya normal
dan non-patogen sering terkena gula yang dapat difermentasi, pengasaman biofilm
menjadi lebih sering dari asam yang dihasilkan oleh bakteri non-mutans fakultatif.
● Pengasaman biofilm yang awalnya ringan dalam intensitas waktu sering ini mendorong
bakteri yang lebih aciduric (toleran asam) dan asidogenik (penghasil asam) menjadi lebih
banyak, menyebabkan biofilm secara keseluruhan secara bertahap menjadi lebih asam
dari waktu ke waktu.
● Perubahan ini menyebabkan terdapat banyak bakteri Streptococci dan spesies tahan asam
lainnya seperti lactobacilli dan bifidobacterium, yang semakin memperparah efeknya.
Pada saat yang sama ada seleksi terhadap spesies-spesies yang menghasilkan alkali dan
lebih memilih lingkungan alkali, menyebabkan pengurangan keseluruhan dalam
keanekaragaman hayati biofilm.
G.J Mount, et al. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Wiley Blackwell: 2016
● Hubungan metabolik dan biokimiawi antara prevalensi karies yang tinggi dan
keberadaan sukrosa dalam makanan mungkin merupakan produksi sukrosa
dan penambahan pada lingkungan biofilm, dari jumlah besar gel poliglucan
ekstraseluler oleh Streptococci mutans dan spesies yang berkaitan erat.
● Sukrosa adalah satu-satunya substrat dari mana bakteri Streptococci mutans
dapat menghasilkan glikokaliks polyglucan sekitarnya. Glikokaliks memberikan
keuntungan selektif yang pasti bagi bakteri penghasil dalam hal kelangsungan
hidup dan reproduksi mereka. Ini juga mungkin mengubah ketebalan dan
biokimia difusi ion biofilm, meningkatkan patogenisitas kariesnya.
G.J Mount, et al. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Wiley Blackwell: 2016
- Pada karies enamel, lesi awal diidentifikasi sebagai white spot, pada karies permukaan akar
sulit untuk dideteksi karena tidak ada perubahan warna tetapi hanya modifikasi tekstur dan
kekerasan
- Mineral content pada dentin root surface lebih rendah dibandingkan enamel sehingga ketika
demineralisasi, matriks kolagen akan terekspos yang rentan terhadap kerusakan fisik. Namun
masih bisa remineralisasi oleh kalsium dan fosfat pada saliva dan fluoride apabila
keseimbangan demin-remin terjaga. Permukaan lesi pada root caries dapat mengeras dengan
aplikasi fluoride topikal atau remineralizing solutions.
(Rodrigues, 2000)
(Kidd, 2016)
Patogenesis Karies
Klasifikasi
International Caries Detection and Assessment System (ICDAS)
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
ICDAS Scoring System
❖ Coronal Primary Caries Detection Criteria
➢ Pit & fissures
➢ Smooth surface
➢ Caries associated with restorations & sealant (CARS)
https://images.app.goo.gl/UVR1WpUqAJ9LXNd87
ICDAS Scoring System
➢ Smooth surface
● Code 0 (sound tooth surface): tidak adanya karies (dengan atau tanpa perubahan
translusesi enamel setelah air drying 5 sec). Permukaan yang disertai developmental
defects (enamel hypoplasia, fluorosis, tooth wears, dan extrinsic/intrinsic stain)
dikategorikan sound.
● Code 1 (fist visual change in enamel): ketika permukaan gigi diamati dalam kondisi basah
maka tidak terlihat adanya perubahan warna, namun setelah dilakukan air drying terjadi
diskolorasi/carious opacity (white/brown lesions), dapat dilihat dari arah bukal atau
lingual.
● Code 2 (distinct visual change in enamel): Jika terlihat carious opacity (white spot
lesion) atau brown carious discoloration pada permukaan gigi dalam kondisi basah.
● Code 3 (localized enamel breakdown): ketika dikeringkan selama 5 sec terlihat adanya
kehilangan integritas enamel (konfirmasi dengan CPI probe).
Gugnani N, Pandit IK, Srivastava N, Gupta M, Sharma M. International Caries Detection and Assessment System (ICDAS): A New Concept. Int J Clin Pediatr Dent. 2011
ICDAS Scoring System
Gugnani N, Pandit IK, Srivastava N, Gupta M, Sharma M. International Caries Detection and Assessment System (ICDAS): A New Concept. Int J Clin Pediatr Dent. 2011
ICCMS
Sound
Moderate
International Caries
Classification and
Initial
Management System Extensive
ICCMS
● Merupakan protokol klinis komprehensif yang menangani semua keputusan
diagnostik, preventif, dan restoratif yang diperlukan untuk mempertahankan
struktur gigi dan memperbaiki jika diindikasikan.
● Memiliki protokol yang dikembangkan dan didokumentasikan dengan baik untuk
implementasi model baru manajemen karies. Ini didasarkan pada International
Caries Detection and Assessment System (ICDAS) yang well-established dan
banyak digunakan.
● Misi → pemahaman tentang patogenesis, pencegahan dan pengendalian karies
gigi secara holistik melalui penilaian yang komprehensif dan rencana perawatan
karies yang dipersonalisasi
Diskolorisasi dari dasar Terlihat dari lingual / bukal Terletak dekat dengan margin
hingga dinding pits and sebagai bayangan terbatas gingiva / adjacent to orthodontic
fissures pada enamel / prosthetic attachments
Tidak ada
0 Tidak ada radiolusensi
radiolusensi
RA
Radiolusensi di bagian dalam 1⁄2
(initial 2 dari enamel ± EDJ
(enamel-dentine junction)
stage)
RB
(moderate 4 Radiolusensi mencapai 1/3 tengah dentin
stage)
Code 1 (initial) ● Terdapat area dengan batas yang jelas pada permukaan akar atau
pada pertemuan cemento-enamel junction (CEJ)
● Terdapat diskolorisasi → coklat muda / tua, hitam
● Tidak ada kavitasi (hilangnya kontur anatomis <0,5 mm).
● Karies yang terjadi pada pit dan fissure ● Karies yang terjadi pada/ dekat
mahkota gigi, termasuk lingual pit gigi permukaan proksimal gigi posterior
anterior dan facial pit molar (premolar atau molar)
● Karies yang terjadi pada/ dekat ● Karies yang terjadi pada/ dekat
permukaan proksimal gigi anterior permukaan proksimal gigi anterior
(insisivus dan caninus) tanpa melibatkan (insisivus dan caninus) dengan
incisal angles melibatkan incisal angles
● Karies terjadi pada ⅓ servikal mahkota Karies terjadi pada ujung cusp atau incisal
gigi pada permukaan fasial dan lingual edge
SITE
1. Defek pada pit, fissure, dan enamel pada permukaan oklusal gigi posterior;defek pada cingulum pit
pada permukaan gigi anterior atau permukaan halus lainnya
2. Defek pada permukaan proksimal, area kontak dengan gigi yang bersebelahan
3. Sepertiga servikal mahkota atau akar klinis
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
SIZE
0 → Lesi awal demineralisasi. Lesi harus didata - penyebab dihilangkan - remineralisasi - disembuhkan.
Untuk kepentingan riwayat dapat diberi kode P (progressing), N (non-progressing), dan R (reversed)
1 → Kavitas kecil yang sudah mulai mencapai dentin. Tidak dapat ditangani hanya melalui proses
remineralisasi, diperlukan restorasi untuk mengembalikan bentuk permukaan dan mencegah penumpukan
plak → terbatas hanya sampai pit & fissure
2 → Lesi sudah cukup mengenai dentin. Struktur gigi yang tersisa masih cukup kuat untuk mendukung
restorasi secara terbatas → sudah kena 1 cusp
3 → Lesi sudah banyak mengenai dentin. Kekuatan struktur gigi yang tersisa melemah hingga ada
kemungkinan cusp atau incisal edge terbelah atau lepas jika terkena tekanan oklusi. Kavitas harus
dipreparasi sedemikian rupa agar restorasi dapat mempertahankan struktur gigi yang tersisa → kena 2 cusp
4 → Karies parah atau kehilangan struktur gigi yang besar seperti cusp atau incisal edge → hampir habis
cuspnya
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
Kelebihan
- Mampu membedakan lesi yang dapat ditangani tanpa preparasi kavitas dan yang memerlukan
material restorasi
- Lebih akurat dibanding klasifikasi Black dalam mencatat kondisi lesi terutama dalam hal ukuran
dan tahapannya
- Memberi gambaran mengenai manajemen/pengobatan lesi yang tepat dan relevan dengan kondisi
sekarang
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
Pemeriksaan
Devlin, H. (2006). Operative Dentistry. Berlin: Springer.
I. subjektif
1. Pemeriksaan Klinis
2. Penilaian OHIS
3. CAMBRA
4. Traffic Light Matrix
5. Diet Record
Pemeriksaan Klinis
Visual Examination
Pemeriksaan visual untuk mendiagnosis
karies gigi didasarkan pada kriteria
seperti kavitasi, kekasaran permukaan,
kekeruhan dan perubahan warna gigi
bersih dan kering di bawah sumber
cahaya yang memadai.
Advances in visual method
a. Illumination
Ultraviolet illumination → sinar UV meningkatkan
kontras di antara area karies dan jaringan yang sehat.
Fluorensesi alami pada email berkurang pada area karies
karena kandungan mineralnya lebih sedikit. Lesi karies
tampak bercak gelap dengan belakang fluoresen
b. Dyes
Dyes penetration method → Pewarna yang berpenetrasi.
Pewarna tersebut akan membantu identifikasi pada objek
yang memiliki penampilan yang serupa
c. Endoscopic filtered fluorescence method (EFF) →
mengamati fluoresen yang tampak pada saat gigi
teriluminasi oleh sinar biru, lesi karies akan tampak lebih
gelap dibandingkan dengan enamel
Pengukuran kebersihan gigi dan mulut menurut Green dan Vermilion, dapat
menggunakan index yang dikenal dengan Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral
Hygiene Index Simplified (OHI-S)
● Debris index : nilai (skor) yang diperoleh dari hasil pemeriksaan terhadap
endapan lunak di permukaan gigi yang dapat berupa plak, material alba,
dan food debris
● Calculus index : nilai (skor) dari endapan keras yang terjadi akibat
pengendapan garam-garam anorganik yang komposisi utamanya adalah
kalsium karbonat dan kalsium fosfat yang bercampur dengan debris,
mikroorganisme, dan sel-sel epitel deskuamasi
https://capp.mau.se/methods-and-indices/#:~:text=Debris%20Index%20%3D%20(The%20buccal-,examined%20buccal%20and%20lingual%20surfaces).&text=Calculus%20Index%20%3D%20(The%20buccal-,exami
ned%20buccal%20and%20lingual%20surfaces)
Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S)
● Pemilihan permukaan gigi:
● Berbeda dengan Oral Hygiene Index
○ Anterior
(OHI) dalam:
■ Menggunakan gigi di
○ jumlah gigi yang diperiksa
permukaan labial atas kanan
■ Pada OHI-S → 6 gigi
(biasanya 11) dan kiri
■ OHI → 12 gigi
bawah (biasanya 31)
○ Metode pemilihan permukaan yang
■ Jika tidak ada →
diperiksa
menggunakan gigi 21 dan
● Memiliki kriteria penilaian yang sama
41
dengan OHI
■ Mengecek permukaan labial
● Memiliki 2 komponen
○ Posterior
○ Indeks debris
■ Gigi pertama yang erupsi
○ Indeks kalkulus
penuh di bagian distal dari
P2 (15, 25) → biasanya M1
(16, 26), namun kadang bisa
berarti M2 (17, 27) atau M3
(18,28);
■ Pada RA → sisi buccal
Methods and indices. (n.d.). Retrieved April 25, 2021, from ■ Pada RB → sisi lingual
https://capp.mau.se/methods-and-indices/
Permukaan Gigi
yang diperiksa
OHII-S
Menurut Green dan Vermillion (dalam Putri, Herijulianti, dan Nurjanah, 2012), mengukur kebersihan
gigi dan mulut seseorang memilih enam permukaan gigi index tertentu yang cukup dapat mewakili
segmen depan maupun belakang dari seluruh permukaan gigi yang ada dalam rongga mulut. Gigi-gigi
yang dipilih sebagai gigi index beserta permukaan gigi index yang dianggap mewakili tiap gigi segmen
adalah :
a. Gigi 16 pada permukaan bukal
b. Gigi 11 pada permukaan labial
c. Gigi 26 pada permukaan bukal
d. Gigi 36 pada permukaan lingual
e. Gigi 31 pada permukaan labial
f. Gigi 46 pada permukaan lingual
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/564/2/BAB%20II.pdf
\
https://capp.mau.se/methods-and-indices/#:~:text=Debris%20Index%20%3D%20(The%20buccal-,examined%20buccal%20and%20lingual%20surfaces).&text=Calculus%20Index%20%3D%20(The%20buccal-,exami
ned%20buccal%20and%20lingual%20surfaces)
Debris
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/564/2/BAB%20II.pdf
Kalkulus
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/564/2/BAB%20II.pdf
PENILAIAN OHI-S
0 - 1,2 Baik
DI Debris Index
1,3 - 3,0 Sedang
CI Calculus Index
3,1 - 6,0 Buruk
Putri MH, Herijulianti E dan Nurjanah N. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC. 2010
Menurut Green dan Vermilion (dalam Putri, Herijulianti, dan Nurjanah, 2012),
kriteria penilaian debris dan calculus sama, yaitu mengikuti ketentuan sebagai
berikut :
a. Baik : jika nilainya antara 0-0,6
b. Sedang : jika nilainya antara 0,7-1,8
c. Buruk : jika nilainya antara 1,9-3,0
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
CAMBRA Caries
Management by Risk
Assessment A
Comprehensive Carie
Management Guide fo
Dental Professionals.
CDA. 2019
cambra_handbook
Menentukan Tingkat Risiko Karies
● Dokter gigi kemudian dapat membuat rekomendasi perawatan berdasarkan tingkat risiko yang
dinilai :
1. Pasien dengan risiko rendah : direkomendasi untuk melakukan pencegahan perawatan
mulut di rumah untuk menjaga tingkat risiko tetap rendah, dan diberi tahu bahwa,
meskipun risiko rendah tapi bisa menjadi tinggi
2. Pasien dengan risiko tinggi mungkin memerlukan intervensi terapeutik dalam bentuk
larutan kumur, gel, dan semprotan oral, serta pemulihan lesi karies yang ada. Pasien
risiko tinggi juga disarankan untuk menunda perawatan ortodontik sampai tingkat risiko
dapat dikendalikan.
3. Pasien yang dinilai berisiko tinggi atau sangat tinggi diberitahu bahwa mereka
lebih mungkin mengalami kegagalan perawatan gigi yang mahal karena karies berulang.
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
1. SIHOMBING N. GAMBARAN PENILAIAN TRAFFIC LIGHT MATRIX KRITERIA SALIVA TERSTIMULASI DAN DIET PADA ANAK-ANAK DI SEKOLAH GALILEA HOSANA MEDAN [Internet]. Repositori.usu.ac.id. 2021 [cited 25 April
2021]. Available from: http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27373/140600082.pdf?sequence=1&isAllowed=y
● metode Traffic Light Matrix (TLM) sebagai salah satu instrumen yang dapat digunakan
menentukan faktor risiko berdasarkan variabel-variabel yang mendasari terjadinya karies
gigi.
● Traffic Light Matrix digunakan sebagai suatu peringatan dini adanya faktor
risiko/kemungkinan seseorang mengalami kejadian karies.
● Faktor risiko yang berkaitan dengan karies gigi terdiri dari saliva, plak, diet, penggunaan
fluoride dan beberapa faktor modifikasi yang tidak terlepas dari peran aktif pasien
● Penilaian risiko karies menggunakan Traffic Light Matrix dilakukan dengan cara mengisi
model tabel pemeriksaan yang diberi tanda seperti lampu lalu lintas dengan warna merah,
kuning dan hijau pada kolomnya dan dicatat pada kolom sesuai kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya.
● Warna merah menunjukkan bahwa risiko karies tinggi (buruk), warna kuning berarti
pasien mudah terkena karies dan warna hijau menunjukkan risiko karies rendah (baik)
1. SIHOMBING N. GAMBARAN PENILAIAN TRAFFIC LIGHT MATRIX KRITERIA SALIVA TERSTIMULASI DAN DIET PADA ANAK-ANAK DI SEKOLAH GALILEA HOSANA MEDAN [Internet]. Repositori.usu.ac.id. 2021 [cited 25 April
2021]. Available from: http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27373/140600082.pdf?sequence=1&isAllowed=y
● Traffic Light Matrix memeriksa 19 kriteria penilaian pada 5 kategori yang berbeda. Lima
kategori tersebut meliputi saliva (6 kriteria), plak (3 kriteria), diet (2 kriteria), fluoride (3
kriteria) dan faktor modifikasi (5 kriteria).
● Metode ini bukan untuk memprediksi karies, namun lebih kepada tindakan peringatan dini
yang memperingatkan kepada operator medis (dokter gigi) tentang kehadiran faktor
risiko yang dapat mengubah keadaan lingkungan mulut.
● Metode TLM berpatokan pada ambang batas untuk setiap kategorinya dan memiliki dua
elemen
1. SIHOMBING N. GAMBARAN PENILAIAN TRAFFIC LIGHT MATRIX KRITERIA SALIVA TERSTIMULASI DAN DIET PADA ANAK-ANAK DI SEKOLAH GALILEA HOSANA MEDAN [Internet]. Repositori.usu.ac.id. 2021 [cited 25 April
2021]. Available from: http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27373/140600082.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Fluoride
SALIVA 9. Pasta gigi mengandung fluoride
1. Kemampuan kelenjar saliva minor 10. Air minum mengandung fluoride 11.
dalam memproduksi saliva (hidration) Perawatan gigi dengan fluoride
2. Konsistensi saliva tanpa stimulasi
3. pH saliva tanpa stimulasi
4. Volume dan laju aliran saliva Oral Biofilm
terstimulasi 12. pH plak
5. pH saliva terstimulasi 13. Pewarnaan menggunakan disclosing gel
6. Kemampuan buffer saliva terstimulasi plaque
14. Jumlah bakteri Streptococcus mutans
Status Sikap
A. Self-Motivated : Memiliki kesadaran
akan kesehatan gigi dan mulut serta
perawatannya menjadi prioritas utama.
B. Dentally Aware : Memiliki kesadaran
akan kesehatan gigi dan mulut, namun
masih bergantung pada dental team
untuk memotivasi dan membantu untuk
tetap sehat.
Status Penyakit C. Unmotivated : Mempunyai kesadaran
1. No Apparent Disease : Tidak memerlukan
perawatan, tetapi perlu edukasi
yang rendah dan sikap ketidakpedulian
2. Controlled Disease : Tidak ada tanda-tanda terhadap kesehatan gigi dan mulut.
penyakit aktif, tetapi mungkin perlu perawatan
3. Active Disease : Karies aktif terlihat
1. SIHOMBING N. GAMBARAN PENILAIAN TRAFFIC LIGHT MATRIX KRITERIA SALIVA TERSTIMULASI DAN DIET PADA ANAK-ANAK DI SEKOLAH GALILEA HOSANA MEDAN [Internet]. Repositori.usu.ac.id. 2021 [cited 25 April
2021]. Available from: http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27373/140600082.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Cara pemeriksaan :
- Pasien duduk tegak lurus
- Pasien diminta untuk tidak menelan saliva selama 30 detik
- Miringkan kepala pasien sedikit ke depan
- Buka mulut dan catat konsistensi dari saliva
- Pasien diminta untuk menyentuh palatum dengan
menggunakan ujung lidah
- Cek konsistensi mukosa pada dasar mulut dan konsistensi
saliva.
Interpretasi :
Saliva kental memiliki kandungan air yang rendah sehingga
kurang protektif untuk melindungi jaringan keras dan lunak,
1. SIHOMBING N. GAMBARAN PENILAIAN TRAFFIC LIGHT MATRIX KRITERIA SALIVA TERSTIMULASI DAN DIET PADA ANAK-ANAK DI SEKOLAH GALILEA HOSANA MEDAN [Internet]. Repositori.usu.ac.id. 2021 [cited 25 April
2021]. Available from: http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27373/140600082.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Interpretasi :
pH kritis sebesar 5,5 membuat kerusakan mineral hidroksiapatit
pada enamel dan peningkatan pertumbuhan bakteri di rongga mulut.
pH saliva semakin asam meningkatkan proses demineralisasi.
1. SIHOMBING N. GAMBARAN PENILAIAN TRAFFIC LIGHT MATRIX KRITERIA SALIVA TERSTIMULASI DAN DIET PADA ANAK-ANAK DI SEKOLAH GALILEA HOSANA MEDAN [Internet]. Repositori.usu.ac.id. 2021 [cited 25 April
2021]. Available from: http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27373/140600082.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Cara pemeriksaan :
- Pasien duduk tegak lurus, minta pasien untuk mengunyah non-flavoured wax
- Atur waktu 5 menit pada stopwatch
- Pasien harus tetap mengunyah selama 5 menit dan mengeluarkan salivanya dalam gelas
ukur plastik yang disediakan secara berkala.
- Setelah 5 menit, ukur volume saliva yang telah dikumpulkan.
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
1. SIHOMBING N. GAMBARAN PENILAIAN TRAFFIC LIGHT MATRIX KRITERIA SALIVA TERSTIMULASI DAN DIET PADA ANAK-ANAK DI SEKOLAH GALILEA HOSANA MEDAN [Internet]. Repositori.usu.ac.id. 2021 [cited 25 April
2021]. Available from: http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27373/140600082.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Cara pemeriksaan :
- Ambil saliva menggunakan pipet tetes dari wadah saliva
pada test sebelumnya
- Teteskan saliva pada kertas lakmus buffer/ strip uji
- Buang kelebihan saliva dengan menempatkannya pada
posisi 90o di atas tisu
- Diamkan strip selama 5 menit dan amati perubahan
warna pada kertas buffer, bandingkan dengan warna
indikator yang telah disediakan, kemudian beri skor.
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
1. SIHOMBING N. GAMBARAN PENILAIAN TRAFFIC LIGHT MATRIX KRITERIA SALIVA TERSTIMULASI DAN DIET PADA ANAK-ANAK DI SEKOLAH GALILEA HOSANA MEDAN [Internet]. Repositori.usu.ac.id. 2021 [cited 25 April
2021]. Available from: http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27373/140600082.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.
1. SIHOMBING N. GAMBARAN PENILAIAN TRAFFIC LIGHT MATRIX KRITERIA SALIVA TERSTIMULASI DAN DIET PADA ANAK-ANAK DI SEKOLAH GALILEA HOSANA MEDAN [Internet]. Repositori.usu.ac.id. 2021 [cited 25 April
2021]. Available from: http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27373/140600082.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Metode radiologi
Tatalaksana
Diagnosis Karies
Diagnosis penting dalam menentukan rencana perawatan. Dalam melakukan diagnosis karies,
beberapa hal perlu diperhatikan :
- Apa yang membuat biofilm pada lesi
- Apakah lesi aktif atau arrested(terhenti)
- Apakah lesi utuh atau ada rongga
Kidd EAM and Joyston-Bechal S. Essentials of Dental Caries, 4th edition 136
Kategori diagnosis ( visual-taktil)
Non-Operative Treatment
Feyerskov O, Kidd EA. The Dental Caries. The Disease and its clinical
management. Blackwell Munksgaard. 2003.
Rencana Perawatan Karies
Operative Treatment
● Why?
○ Membantu mengontrol plak
○ Gigi sensitif terhadap panas, dingin, dan manis
○ Pulpa terancam
○ Previous attempts to arrest the lesion have failed and there is evidence the
lesion is progressing
○ Fungsi terganggu
○ Kemungkinan besar akan terjadi drifting akibat kehilangan titik kontak
○ Alasan estetika
Kidd E. Essentials of dental caries. 3rd ed. Oxford University Press; 2006.
Rencana Perawatan Karies
Operative Treatment
● When?
○ Ketika ada lesi enamel aktif pada fissure atau ketika ditemukan adanya
risiko tinggi karies dan fissure masih dalam kondisi baik → fissure
sealant → mencegah akumulasi plak pada permukaan oklusal
○ Kavitas pada oklusal → restorasi
○ Lesi karies pada permukaan proksimal → lihat gambaran radiografi dan
pisahkan gigi untuk diagnosis yang lebih akurat
○ Pada free smooth surface → lesi karies aktif pada enamel dan
permukaan akar dapat dihentikan dan diubah menjadi lesi keras dengan
menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride → apabila tidak berhasil,
direstorasi
Kidd E. Essentials of dental caries. 3rd ed. Oxford University Press; 2006.
Kidd E. Essentials of dental caries. 3rd ed. Oxford
Fissure
University Press; 2006.
Sealing
● Isolation → isolasi dari saliva menggunakan rubber dam dan clamp
● Cleaning the teeth → menggunakan bristle brush dan pumice, dibilas dengan air,
dikeringkan
● Etching → phosphoric acid etchant (gel/liquid) diaplikasikan pada seluruh
permukaan oklusal dan groove pada lingual atau bukal yang akan di-seal
● Washing
● Drying the etched enamel → area yang telah di-etsa berwarna putih matte
● Mixing the resin
● Sealant application → apply within the etched area to ensure marginal seal
● Checking the occlusion → dengan articulating paper
● Recall and reassessment
Caries Removal
Conventional Method:
● Mengeliminasi dentin berkaries dan jaringan yang terinfeksi menggunakan ekskavator atau
slowly rotating bur hingga mencapai dentin yang keras
● Eliminasi struktur gigi dalam jumlah tepat untuk mendapat kavitas yang cocok untuk material
filling yang dipilih
● Menjaga kompleks pulpa-dentin dari kerusakan lebih lanjut dengan menempatkan restorasi
yang menutup kavitas
Stepwise Excavation
● Mengeliminasi sebagian dari soft dentine caries menggunakan ekskavator pada kunjungan
pertama ketika dalam fase aktif perkembangan karies
● Kavitas direstorasi dan dibuka kembali setelah beberapa minggu untuk ekskavasi lebih lanjut
dan restorasi definitif
● Konsepnya adalah menghentikan perkembangan lesi karies dan memungkinkan pembentukan
dentin tersier agar kecil kemungkinannya terjadi pulp exposure
● Clinical success tinggi, pulp exposure dihindari, berkurangnya jumlah mikroorganisme pada
lesi setelah restorasi dibuka serta mikroorganisme tidak lagi merepresentasikan flora
kariogenik
Kidd E. Essentials of dental caries. 3rd ed. Oxford University Press; 2006.
Kidd E. Essentials of dental caries. 3rd ed. Oxford
Caries
University Press; 2006.
Removal
Suggestion for Caries Removal in the Clinic
● Ketika melakukan caries removal, buat enamel-dentine junction keras (stepwise excavation), tidak
perlu mengkhawatirkan stain kecuali apabila terkait masalah penampilan (e.g. pada gigi anterior)
● Ekskavasi dentin yang demineralisasi di atas permukaan pulpa hingga mencapai dentin keras
asalkan tidak ada kemungkinan pulp exposure
● Lesi dalam, pada gigi vital dan tidak bergejala, dilakukan ekskavasi dengan hati-hati. Dentin yang
lunak dan demineralisasi mungkin masih ada hingga titik dimana pulpa dapat terekspos. Diberikan
restorasi permanen (no re-enter)
● Apabila tidak bisa dilakukan ekskavasi (pasien cemas dan tidak kooperatif), dentin yang terinfeksi
di-seal. Pada gigi vital dan tak bergejala succes rate-nya tinggi.
Maragakis G, Hahn P, Hellwig E. Chemomechanical caries removal: a
Removal
Chemomechanical Technique
● Mengaplikasikan larutan pada jaringan dentin yang membusuk/ada lesi karies, jaringan melunak,
kemudian dapat di-scrape dengan instrumen yang tumpul
● Teknik ini diduga memiliki keuntungan, yaitu hanya mengeliminasi jaringan yang terinfeksi karies,
tidak ada rasa sakit, dan tidak adanya potensi efek yang dapat merusak pulpa (karena panas dan
tekanan)
● Teknik chemomechanic menghasilkan permukaan dentin dengan tingkat kekasaran tinggi, hal ini
membuat beberapa penulis berasumsi bahwa permukaan tersebut akan sangat cocok dengan
material restorasi adhesif (GIC), kemungkinan tanpa perlu acid etching
Prognosis
Robertson, T., Heymann, H. and Swift, E. (2006). Sturdevant's Art and Science of Operative Dentistry. 5th ed. Missouri: Mosby, Inc.
Prognosis
Sedang Buruk
Fair Prognosis Poor Prognosis
memenuhi salah satu/beberapa kriteria memenuhi salah satu/beberapa kriteria
sbb: sokongan tulang yang tersisa tidak sbb: kehilangan tulang moderate-advance,
cukup, beberapa gigi goyang, keterlibatan mobilitas gigi, keterlibatan furkasi, area
furkasi, memungkinkan perawatan yang tersebut sulit dirawat dan/atau kooperasi
baik, pasien cukup kooperatif, terdapat pasien diragukan, ada faktor
beberapa faktor sistemik/lingkungan sistemik/lingkungan
Robertson, T., Heymann, H. and Swift, E. (2006). Sturdevant's Art and Science of Operative Dentistry. 5th ed. Missouri: Mosby, Inc.
Penggunaan sonde hanya untuk mengangkat debris dan dalam fisura atau
dengan cara kombinasi visual dan taktil, dengan sonde tajam maupun
tumpul.
Cara pemeriksaan tambahan lain yang tidak merusak jaringan gigi dapat
dilakukan, misalnya dengan zat warna, Radiografi, resistensi listrik,
transiluminasi 116 serat optik (FOTI), luminisensi laser, pembiasan
cahaya, dan USG
Pada penggunaan zat warna → jaringan karies akan menyerap zat utama
lebih banyak dibandingkan jaringan sekitarnya
Histopatologis
Caries of The Enamel
Smooth Surface Caries
● Biasanya di bawah titik kontak.
● Penampilan - permukaan biasanya keras dan mengkilap. Lesi buram putih, terkadang bintik
coklat.
● Secara makroskopik, lesi berbentuk kerucut dengan puncak menuju persimpangan
amelo-dentinal junction (ADJ), pelebaran ke arah lateral pada ADJ, dan lesi dentin yang lebih
besar.
Perubahan ini diduga disebabkan oleh kombinasi hilangnya bahan interprismatik, pengerasan enamel
rod dan peningkatan striae of retzius.
Fejerskov, O., K. Edwina. 2008. Dental Caries the Disease and its Clinical Management Seond Edition. Singapore : Blackwell Munksgaard
Pit and Fissure Caries
Fejerskov, O., K. Edwina. 2008. Dental Caries the Disease and its Clinical Management Seond Edition. Singapore : Blackwell Munksgaard
Zona Karies Email
Zona 2 (Dark Zone)
Garg N, Garg A. Textbook of operative dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd.; 2015.
https://www.dentalnotebook.com/histopathology-of-caries-enamel-dentine/
● Ketika tubulus dentin sepenuhnya tersumbat oleh
endapan mineral, terdapat bagian gigi yang
memberikan tampilan transparan dalam cahaya
yang ditransmisikan, yang disebut transparant
dentin.
● Pada transparant dentin, intertubular dentin
terdemineralisasi dan lumen terisi oleh calcified
materials (menyebabkan softness dan
transparansi pada dentin dibanding dentin yang
normal).
● Dekalsifikasi awal ini melibatkan dinding yang
memungkinkan denitin membengkak karena
tubulus penuh dengan mikroorganisme.
Garg N, Garg A. Textbook of operative dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd.; 2015.
https://www.dentalnotebook.com/histopathology-of-caries-enamel-dentine/
Advanced Dentinal Changes
Garg N, Garg A. Textbook of operative dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd.; 2015.
https://www.dentalnotebook.com/histopathology-of-caries-enamel-dentine/
Zona Karies Dentin
Zona 2 (Zone of Dentinal
Zona 1 (Normal Dentin) Sclerosis)
● Zona terluar.
● Terdiri atas dentin yang
terdekomposisi berisi bakteri.
● harus dihilangkan ketika
melakukan preparasi.
Garg N, Garg A. Textbook of operative dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd.; 2015.
https://www.dentalnotebook.com/histopathology-of-caries-enamel-dentine/