Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Online Journals Universitas Kristen Indonesia

Majalah Kedokteran UKI 2014 Vol XXX No.1


Januari - Maret
Tinjauan Pustaka

Karies: Etiologi, Karakteristik Klinis dan Tatalaksana

Merry R. Sibarani

Departemen Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Abstrak
Karies adalah penyakit infeksi rongga mulut yang berjalan lambat dan tidak dapat sembuh sendiri, ditandai
oleh terbentuknya kavitas pada permukaan gigi. Karies terjadi hanya bila ada bakteri Streptococcus mutans dan
Lactobacillus yang mampu menghasilkan asam untuk proses demineralisasi struktur gigi. Karakteristik klinis
ditandai dengan kavitasi pada pits dan fisura, permukaan halus dan permukaan akar gigi. Kavitas terjadi akibat
proses demineralisasi oleh asam hasil metabolisme bakteri dalam plak, yang mengubah karbohidrat menjadi energi
dan asam organik. Proses demineralisasi terjadi bila pH mencapai 5,0-5,5. Proses demineralisasi dapat dihambat
apabila pH >5,5 yang dapat diperoleh dari sistem dapar saliva, modifikasi diet, atau fluoridasi. Pada pH >5,5, terjadi
proses remineralisasi struktur gigi yaitu saat mineral menggantikan bagian permukaan email yang mengalami
demineralisasi. Proses demineralisasi dan remineralisasi akan terjadi silih berganti. Keberhasilan perawatan karies
gigi adalah dengan memahami keseimbangan antara proses demineralisasi dan remineralisasi. Restorasi diperlukan
bila sudah terjadi kavitas untuk mengembalikan bentuk, fungsi pengunyahan dan estetika.

Kata kunci: karies, demineralisasi, remineralisasi, restorasi

Dental Caries: Etiology, Clinical Characteristics, and Management

Abstract
Caries is an infectious disease of the oral cavity that runs slow and rarely heal itself. It is characterized by the
formation of cavities on the surface of the tooth. Carious lesions occur only in the presence of large amount of
Sterptococcus mutans and Lactobacilli bacteria, which create a low pH environment for tooth demineralization.
The characteristics of caries lesion vary with the nature of the surface on which the lesion develops. There are
three clinical sites for caries initiation: pits and fissures of enamel, smooth enamel surfaces, and the root surface.
The demineralization process occurs if the pH falls to 5.0-5.5 and can be reversed if neutralized pH (>5.5) is obtain
from a good salivary buffering, a dietary modification and floridation. At pH > 5.5, a process of remineralization
of the tooth structure takes place that is when minerals replace parts that corrode because of demineralization.
The process of demineralization and remineralization take place several times a day over the life of the tooth.
Understanding the balance between demineralization and remineralization is the key to enhance caries management.
Tooth restorations are needed primarily to repair the tooth damage caused by caries, to reach optimal form, function
and esthetics.

Key word: caries, demineralization, remineralization, restoration

E-mail: sibaranimr@yahoo.co.id

14
Pendahuluan gigi.5 Bila kavitas sudah terbentuk, maka
kerusakan yang terjadi tidak dapat kembali
Karies merupakan kelainan gigi normal. Membersihkan atau melakukan
yang bersifat progresif, diawali proses preparasi kavitas dan menetapkan restorasi
demineralisasi oleh asam hasil produksi sesuai indikasi adalah perawatan karies
bakteri dan merupakan penyebab utama untuk mengembalikan kebentuk semula,
kehilangan gigi.1 Di Indonesia, karies sehingga dapat mengembalikan fungsi
gigi merupakan masalah utama kesehatan pengunyahan dan estetika.1,5
gigi dan mulut.2 Dalam beberapa dekade Tingginya prevalensi karies di Indonesia
terakhir prevalensi karies gigi dan mulut memerlukan penanganan karies disatu
di Indonesia meningkat akibat terbatasnya sisi, namun disisi lain pasien juga harus
sarana pelayanan kesehatan gigi dan menyadari pentingnya pencegahan karies.
rendahnya pemahaman masyarakat tentang Agar dapat menangani dan melakukan
kesehatan rongga mulut.3 Survei kesehatan pencegahan karies dengan baik diperlukan
rumah tangga (SKRT) 2004 melaporkan pemahaman tentang proses karies dan
2% penduduk berusia 33-34 tahun dan 29% perkembangannya.
penduduk berumur >65 tahun kehilangan
seluruh gigi. Peningkatan prevalensi karies gigi Karies Gigi
mencapai 90,05%, lebih tinggi dibandingkan
negara berkembang lain. Tingginya prevalensi Karies gigi terjadi karena proses
karies gigi menjadi bukti bahwa kesehatan demineralisasi struktur gigi oleh asam
rongga mulut masyarakat Indonesia rendah.4 yang dihasilkan oleh mikro-organisme dan
Aktivitas bakteri dalam plak menghasilkan ditandai dengan terbentuknya kavitas pada
suasana asam (pH <5.5) di rongga mulut dan permukaan email, dentin atau sementum.1,6-8
menyebabkan demineralisasi struktur gigi.5 Perjalanan karies bersifat kronis, tidak
Bila proses demineralisasi tidak dihambat dapat sembuh sendiri, dan akhirnya dapat
maka akan terbentuk kavitas, bakteri masuk menyebabkan kehilangan gigi bila tidak
ke pulpa bahkan ke jaringan periapikal yang dilakukan perawatan.9
dapat menimbulkan berbagai penyakit, antara Plak adalah massa yang bersifat gelatin,
lain infeksi yang dapat berakibat fatal. Proses dan merupakan awal penting pembentukan
demineralisasi dapat dihentikan bila pH karies. Bakteri yang berkembang biak pada
menjadi netral (>5.5) dengan mengurangi plak menghasilkan asam yang mampu
frekuensi makan, meningkatkan konsentrasi melarutkan gigi. Metabolit bakteri pada
fluor dan sistem dapar saliva, sehingga plak mengubah karbohidrat menjadi energi
terjadi proses remineralisasi yaitu saat ion dan asam organik yang menyebabkan pH
kalsium, fosfat dan fluor menggantikan metabolit rendah (5,0–5,5), dan menyebabkan
bagian permukaan gigi yang mengalami demineralisasi struktur gigi. Demineralisasi
demineralisasi.5,6 berhubungan erat dengan tingkat keasaman
Karakteristik klinis karies gigi tergantung dan lamanya suasana asam di permukaan
lokasi kavitas di permukaan gigi. Secara klinis gigi.6 Metabolisme bakteri pada plak sangat
ada tiga perbedaan mendasar lokasi karies dipengaruhi oleh keberadaan karbohidrat
yaitu, permukaan oklusal (pits and fissures), (sukrosa, fruktosa, glukosa) di dalam rongga
permukaan halus gigi, dan permukaan akar mulut.5-7

15
Karakteristik Klinik Karies dari pengaruh pengunyahan, pergerakan
lidah dan aliran saliva, sehingga apabila
Karakteristik karies berdasarkan lokasi permukaan gigi kasar karena karies, restorasi
awal terjadinya karies yaitu 1) pits dan yang tidak baik, atau kerusakan struktur gigi,
fissures pada email yang merupakan daerah akan menghambat pembersihan plak. Situasi
yang mudah terkena karies, 2) permukaan seperti itu mempermudah terjadinya karies
halus gigi yang merupakan perlekatan plak, atau penyakit periodontal. Pembentukan
dan 3) permukaan akar gigi.5,7 plak di proksimal dipengaruhi oleh bentuk
permukaan gigi, ukuran dan bentuk papilla
Karies Pits dan Fissures gingiva, dan kebersihan rongga mulut. 5

Pada masa lalu karies dipermukaan Karies Akar


oklusal dikaitkan dengan pits dan fissures
yang panjang dan sempit di permukaan Proses karies akar pada dasarnya sama
oklusal gigi posterior, sehingga digunakan dengan karies dipermukaan gigi lain.9
terminologi karies pits dan fissures. Penelitian Namun karena akar gigi tidak dilapisi email,
klinis terakhir menunjukkan bahwa awal hanya dilindungi oleh sementum yang sangat
terjadinya karies adalah di permukaan oklusal tipis, sehingga tidak tahan terhadap serangan
gigi posterior, sehingga terminologi karies karies. Permukaan akar gigi yang kasar akan
pits dan fissures berubah menjadi karies mempermudah plak melekat terutama bila
oklusal.10 kebersihan mulut tidak baik. Disamping
Bentuk pits dan fissures yang panjang itu, pH kritis yang berbeda antara email
dan sempit di permukaan oklusal tidak dan dentin, sehingga diperkirakan proses
mudah dibersihkan, dan menjadi tempat demineralisasi akar gigi terjadi sebelum pH
kolonisasi bakteri terutama Streptococcus mencapai pH kritis email 5,5.5
mutans gram positif. Bentuk anatomis tersebut Dalam beberapa tahun terakhir ini,
juga menyulitkan penetapan diagnosis, karena prevalensi karies akar gigi meningkat
sulit membedakan antara kavitas dan anatomis seiring dengan meningkatnya usia harapan
permukaan gigi.5,7 Karies oklusal pada pits hidup, yang menambah jumlah penderita
dan fissures digambarkan sebagai bentuk usia lanjut yang masih mempunyai gigi.5
huruf “V” terbalik, dengan bagian sempit Faktor risiko terjadinya karies akar pada
dipermukaan gigi dan bagian yang lebar dekat orang tua menjadi lebih tinggi, karena resesi
dengan dentino-enamel junction. Pola karies gingiva, kebersihan mulut yang buruk, diet
pada pits dan fissures sama dengan karies yang bersifat kariogenik, banyak tumpatan
pada permukaan halus karena serangan karies dan kehilangan gigi, karies aktif, obat-obat
paralel dengan enamel rods.5,7 sistemik yang mengurangi produksi saliva
dan menyebabkan serostomia.1,5,7 Melakukan
Karies permukaan halus deteksi, diagnosis, dan perawatan karies akar
pada populasi usia lanjut menjadi tantangan
Permukaan halus gigi adalah lokasi besar saat ini.5,9
yang kurang ideal untuk perlekatan plak.
Biasanya plak akan melekat pada daerah Patogenesis Karies Gigi
dekat gingiva atau di bawah titik kontak
proksimal, yang merupakan tempat ideal untuk Karies gigi merupakan akibat interaksi
berkembangbiaknya bakteri kariogenik.5,7 beberapa faktor yaitu saliva, plak, diet dan
Daerah proksimal relatif terlindung dan bebas kebersihan rongga mulut, sehingga karies

16
disebut penyakit multifaktorial. Berbagai yang diproduksi antara 1-1,5 liter setiap
faktor tersebut tidak berdiri sendiri.5,6 hari, atau 0,25-0,35 mililiter per menit.
Plak yang mengandung bakteri S. mutans Saliva berperan penting melindungi gigi
dan Lactobacillus segera memetabolisme dan mukosa mulut dari pengaruh asam,
sukrosa, dan menghasilkan asam organik, dehidrasi atau iritasi.6,12 Kualitas saliva
terutama asam laktat. Akibatnya, pH plak sebagai anti karies alami ditentukan oleh
akan turun di bawah 5,5 dan menyebabkan pH, kandungan fluor dan bikarbonat saliva.
demineralisasi permukaan gigi. Apabila plak Bila jumlah saliva berkurang akan terjadi
selalu terpajan sukrosa, pH plak akan tetap penurunan pH dan fungsi sistem dapar.5,6,9
rendah dan proses demineralisasi akan terus Saliva memberikan perlindungan dengan
berlangsung.7 Untuk mengembalikan pH mempertahankan mikro-organisme normal
normal dibutuhkan waktu sekitar 20 menit dalam mulut dan mempertahankan keutuhan
sampai satu jam setelah pajanan sukrosa.6,7,9 permukaan gigi, termasuk menghilangkan
Pada tahap awal demineralisasi, kavitas bakteri, aktivitas anti bakteri, sistem dapar
belum terbentuk di permukaan email, namun dan proses remineralisasi.5,8 Selain itu saliva
mineral email sudah mulai larut, sehingga mempunyai efek membersihkan, melarutkan
secara klinis terlihat perubahan warna makanan, membantu pembentukan bolus
menjadi lebih putih. Lesi awal karies dapat makanan, membersihkan makanan dan
kembali normal melalui proses remineralisasi.7 bakteri, lubrikasi mukosa rongga mulut,
Proses remineralisasi oleh ion fluor, tidak membantu pengunyahan, penelanan dan
hanya memperbaiki permukaan email, tetapi bicara.8,13 Kemampuan saliva melawan karies
membuat email tahan terhadap serangan gigi, dibuktikan pada penderita serostomia
karies berikutnya dan melindungi larutnya yang mengalami kerusakan gigi yang cepat
kristal hidroksiapatit pada email. Bila kondisi dan hebat karena kelenjar air liur tidak
lokal mengalami perubahan, yaitu bila pH memproduksi saliva. Hal itu terjadi akibat
cukup tinggi >5,5, maka lebih banyak lagi berbagai penyakit, penggunaan obat-obatan,
hidroksiapatit, kalsium dan fosfat dari saliva terapi radiasi, dan lain-lain.1,5-8
dapat diendapkan ke permukaan gigi.7
Kavitas pada permukaan gigi terjadi Faktor gigi (pejamu)
bila demineralisasi bagian dalam email
sudah sedemikian luas, sehingga permukaan Permukaan gigi yang dilapisi oleh pelikel
email tidak mendapat dukungan cukup dari hasil pengendapan glikoprotein saliva, enzim,
jaringan dibawahnya. Bila sudah terjadi dan immunoglobulin, menjadi tempat ideal
kavitas, maka gigi tidak dapat kembali perlekatan bakteri Streptococcus. Jika tidak
normal, dan proses karies akan berjalan terus. ada gangguan pada permukaan gigi, maka
Hal itu terjadi bila proses demineralisasi plak akan segera terbentuk sampai ketebalan
dan remineralisasi di dominasi oleh proses tertentu untuk menghasilkan lingkungan
demineralisasi.7 Bila proses demineralisasi yang bersifat anaerob. Daerah pits dan
tersebut tidak dapat diatasi, maka kerusakan fissures, permukaan email antara gingiva
akan berlanjut lebih dalam lagi, bahkan dan kontak proksimal, sepertiga servikal
dapat mempengaruhi vitalitas gigi.9 permukaan labial/bukal dan lingual mahkota
gigi, permukaan akar gigi dekat garis servikal,
Faktor Saliva daerah subgingiva, dan kelainan gigi seperti
hipoplasi, merupakan lokasi yang mudah
Saliva mempunyai peran yang sangat untuk pembentukan plak. Pada lokasi
penting dalam menjaga kesehatan jaringan tersebut sering ditemukan karies.5-7
lunak dan keras rongga mulut.11 Saliva

17
Faktor plak/bakteri cara membersihkan permukaan proksimal
menggunakan benang gigi/dental floss untuk
Plak yang terbentuk adalah lapisan mengangkat plak dan debris. Penggunaan
polisakarida semi transparan yang melekat benang gigi sebelum menyikat gigi memberi
erat pada permukaan gigi dan mengandung kesempatan fluor dalam pasta gigi melindungi
bakteri patogen. Plak yang terbentuk di bagian proksimal gigi. Selain itu permukaan
semua permukaan gigi setiap hari, dan lidah juga harus dibersihkan.14
tidak dipengaruhi oleh jumlah makanan Proses demineralisasi dapat dihambat
yang dikonsumsi.6 Bakteri S. mutans dan bila pH plak meningkat menjadi lebih besar
Lactobacillus sebagai penyebab karies akan dari 5,5. Perubahan tersebut diperoleh melalui
mendominasi populasi bakteri dalam plak sistem dapar saliva, jumlah saliva, komposisi
pada individu dengan karies aktif, dan ion saliva, konsentrasi fluor, modifikasi diet,
dapat menghasilkan asam dalam jumlah pembersihan plak atau fluoridasi, sehingga
yang sangat banyak.6,7,11 Bila lesi bertambah terjadi proses remineralisasi. Kedua proses
luas, populasi bakteri akan meningkat dan tersebut, demineralisasi dan remineralisasi
menambah kerusakan gigi.1,6,7 berlangsung silih berganti.6,7

Faktor substrat/diet Pengukuran Karies

Diet yang mengandung sukrosa Insidens dan keparahan karies gigi dapat
mempunyai dua pengaruh buruk terhadap diukur dengan indeks karies yaitu angka
plak. Pertama, memberi kesempatan untuk yang menunjukkan jumlah gigi yang karies
membentuk kolonisasi bakteri S. mutans pada seseorang atau kelompok orang, yang
dalam plak, yang dapat menyebabkan karies dikenal dengan indeks DMF. Indeks D
gigi. Kedua, plak yang terus menerus terpajan (decayed) untuk mengukur jumlah lubang
sukrosa akan memetabolisir sukrosa dengan pada gigi dan tidak dirawat, indeks M
cepat menjadi asam organik, dan menyebabkan (missing) untuk mengukur jumlah gigi yang
pH plak turun.5,7 Hal itu ditunjang kebiasaan sudah dicabut, dan indeks F (filled) untuk
pasien mengkonsumsi karbohidrat yang sangat mengukur jumlah tambalan gigi.7,15-17
mempengaruhi kecepatan terjadinya karies. Diagram di bawah ini menunjukkan
Selain itu, asam yang berasal dari makanan mekanisme pembentukan karies dan cara
dan minuman lain, misalnya minuman ringan menghentikannya.
dan jus, menyebabkan kontak gigi dengan Indeks DMF sudah digunakan sejak
asam lebih lama, yang akan mempercepat tahun 1938, karena mempunyai kriteria
proses demineralisasi permukaan gigi.5-7 indeks yang ideal. Indeks DMF bersifat
sederhana, mudah, dan akurat secara
Faktor kebersihan rongga mulut statistik, namun indeks DMF mempunyai
keterbatasan, antara lain tidak memberikan
Frekuensi dan efektifitas pembersihan gambaran tentang gigi yang berisiko terkena
gigi sangat penting untuk mencegah karies dan tidak langsung mengindikasikan
timbulnya karies gigi. Penggunaan pasta intensitas serangan karies per individu. Pada
gigi yang mengandung fluor, efektif untuk pasien usia 7 tahun dengan nilai indeks
menjaga cadangan fluor dalam rongga DMF 3,0, (jumlah gigi mungkin 9 buah),
mulut.7 Untuk menjaga kebersihan mulut maka dalam waktu singkat sepertiga jumlah
diperlukan prosedur pembersihan gigi gigi sudah terkena karies. Sementara pada
sekurang-kurangnya dua kali sehari dengan pasien dewasa dengan indeks DMF 8.0

18
Gambar 1. Diagram di atas menunjukkan proses pembentukan karies melalui proses kerusakan dan perbaikan.
Karies pada email akan terjadi pada waktu bakteri dalam plak mendapat karbohidrat yang dibutuhkan untuk
metabolisme yang menghasilkan asam. Kecepatan pembentukan karies dapat dihentikan dengan meningkatkan
produksi saliva, pembersihan plak, modifikasi diet, dan fluoridasi, sehingga tanda panah akan berbalik ke arah
email sehat (dimodifikasi dari Kidd dan Bechal15).

(jumlah gigi lengkap 32), berarti dalam mendeteksi adanya kavitas, menjadi tidak
jangka waktu yang lama hanya seperempat sahih. Indeks DMF saat ini masih banyak
dari jumlah gigi terkena karies. Indeks dipakai untuk penelitian bidang pelayanan
DMF pada keadaan di atas menjadi tidak kesehatan, karena dapat mengukur gigi
berarti, kecuali usia disertakan.7,17 Selain itu karies yang sudah maupun yang belum
indeks DMF memberikan penilaian yang dirawat. Keterbatasan pengukuran dengan
sama untuk gigi yang sudah dicabut, gigi indeks DMF saat ini, lebih dipengaruhi
karies tanpa perawatan atau gigi dengan modernisasi.7,17
tumpatan yang baik. Indeks DMF tidak
membedakan penyebab kehilangan gigi, Diagnosis
apakah karena karies, perawatan ortodonsia
atau penyakit periodontal. Indeks DMF juga Menetapkan diagnosis karies gigi penting
akan memberikan skor berlebihan untuk untuk identifikasi kebutuhan perawatan sesuai
kavitas (decayed) karena penambalan yang indikasi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
bersifat preventif dengan bahan sealants riwayat kesehatan, pemeriksaan klinis,
akan dihitung sebagai tumpatan (filled). dan pemeriksaan radiologis. Paradigma
Tumpatan gigi dengan tujuan estetika lama yang hanya mendeteksi ada tidaknya
dengan bahan komposit seharusnya tidak kavitas, harus diubah, dengan mendeteksi
diberi skor F (filled). Selain itu, skor indeks adanya kuman S. mutans, dan menentukan
DMF tidak dapat membandingkan grup yang tingkat risiko terjadinya karies. Berdasarkan
satu dengan lainnya tanpa memperhatikan karakteristik karies gigi, maka diagnosis
kriteria ada karies atau tidak. Belum ada ditegakkan dengan melihat lokalisasi kavitas
kriteria umum/universal tentang gigi karies, apakah terletak di permukaan pits dan fissures,
sehingga membandingkan satu kelompok permukaan halus gigi dan akar gigi.5,7
dengan kelompok lain, hanya dengan

19
Diagnosis karies pada pits dan fissures dengan dasar kavitas lunak dan hanya
menunjukkan sedikit perubahan warna.5,7
Menegakkan diagnosis karies pada
permukaan pits dan fissures tidak mudah,
karena sulitnya membedakan karies yang Pencegahan
terjadi dengan anatomi normal gigi, karena
perubahan warna tidak selalu berarti sebuah Tujuan utama pencegahan karies gigi
kavitas. Untuk menetapkan diagnosis pits adalah mengurangi jumlah bakteri kariogenik,
dan fissures ada tiga faktor yang harus dan menciptakan keadaan yang kondusif
diperhatikan, yaitu dasar kavitas pits atau untuk proses remineralisasi. Pencegahan
fissures lunak, perubahan warna di sekitar karies gigi dapat dilakukan dengan cara 1)
permukaan pits atau fissures menjadi lebih mengurangi pertumbuhan bakteri patogen
putih sebagai tanda adanya remineralisasi sehingga hasil metabolismenya berkurang,
email, dan permukaan email yang lunak 2) meningkatkan ketahanan permukaan
pada pits atau fissures dapat terangkat pada gigi terhadap proses demineralisasi, dan 3)
waktu dibersihkan.7 meningkatkan pH plak.5-7
Untuk mengurangi pertumbuhan bakteri
Diagnosis Karies di Permukaan Halus Gigi patogen dapat dilakukan dengan membuang
struktur gigi yang sudah rusak pada seluruh
Karies pada permukaan halus gigi di gigi dengan karies aktif dan membuat
sisi bukal/labial atau lingual dengan mudah restorasi. Salah satu bahan yang efektif
dapat dideteksi, namun karies yang letaknya untuk mencegah karies adalah sealents.5
proksimal sulit dideteksi secara visual atau Ada tiga keuntungan penggunaan sealents.
pada pemeriksaan klinis, sehingga diperlukan Pertama, sealents akan mengisi pits dan
pemeriksaan radiologis. Hasil pemeriksaan fissures dengan resin yang tahan terhadap
radiologi dengan foto bite-wing atau panoramik asam. Kedua, karena pits dan fissures
dapat menunjukkan gambaran radiolusen sudah diisi dengan sealents, maka bakteri
pada sisi proksimal, di bawah titik kontak kehilangan habitat. Ketiga, sealents yang
akibat proses demineralisasi. Penilaian klinis menutupi pits dan fissures mempermudah
yang tepat harus dilakukan untuk menilai pembersihan gigi.5
apakah sudah terbentuk kavitas atau belum, Pencegahan lainnya dapat dilakukan
sehingga preparasi dan restorasi dapat dengan fluoridasi, yang membuat permukaan
dilakukan.7 gigi lebih tahan terhadap serangan asam dan
pada kondisi tertentu dapat menghentikan
Diagnosis Karies Akar proses karies aktif.5 Faktor kesehatan pasien,
riwayat fluoridasi, fungsi sistem imun dan
Permukaan akar gigi yang terbuka kelenjar liur merupakan faktor penting
biasanya terjadi karena retraksi gingiva, pembentukan karies, namun pasien tidak
sehingga rentan untuk terjadi karies. Perubahan selalu memperhatikan hal tersebut.5 Pasien
warna pada permukaan akar gigi yang terbuka sebenarnya dapat mengatur faktor risiko
merupakan tanda yang sering ditemukan dan lainnya seperti pola makan, kebersihan
biasanya disertai proses remineralisasi. Warna rongga mulut, penggunaan obat kumur, dan
yang terjadi mulai dari coklat sampai hitam. perawatan gigi.5 Menjaga kebersihan rongga
Semakin gelap perubahan warna yang terjadi mulut di rumah dapat dilakukan dengan
berarti proses remineralisasi semakin kuat. menggunakan benang gigi dan menyikat
Sebaliknya bila karies akar aktif, ditandai gigi secara teratur.7,9

20
Tatalaksana Karies Penutup

Pada era modern ini, penanganan Pengertian tentang karies telah berubah
karies seharusnya tidak hanya melakukan di awal abad 21. Restorasi pada gigi karies
restorasi pada gigi yang menderita karies, tidak menghentikan proses karies, sehingga
namun harus sudah melakukan identifikasi yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan
apakah pasien mempunyai karies aktif, menetapkan diagnosis, pencegahan dan
termasuk kelompok yang beresiko tinggi managemen karies sejak dini, sebelum
mengalami karies, dan menetapkan cara terbentuk kavitas.11
pencegahan, serta penanganan yang tepat.5 Karies gigi terjadi akibat proses dinamis
Perkembangan ilmu dan teknologi dibidang antara demineralisasi dan remineralisasi
kedokteran gigi menyebabkan perubahan yang silih berganti di dalam rongga mulut,
pola tatalaksana karies gigi dari pembuatan menyebabkan permukaan gigi larut oleh
restorasi untuk memperbaiki struktur gigi asam hasil fermentasi gula oleh bakteri,
yang hilang ke usaha pencegahan, prosedur yang melibatkan banyak faktor di dalam
remineralisasi, dan intervensi minimal.11 rongga mulut yaitu saliva, gigi, plak, bakteri,
Program pencegahan dan penatalaksanaan substrat yang berasal dari diet, dan kebersihan
karies adalah proses yang sangat kompleks rongga mulut. Karies gigi disebut penyakit
karena melibatkan banyak faktor.7 multifaktorial karena banyak faktor yang
Konsep intervensi minimal menempatkan mempengaruhi pembentukan karies.5,6, 8, 9
restorasi sebagai usaha paling akhir dalam Pemahaman akan proses pembentukan
perawatan karies gigi.18 Restorasi diperlukan karies termasuk memahami faktor-faktor yang
bila terjadi kavitas. Restorasi adalah metode mempengaruhi, akan meningkatkan upaya
efektif untuk mengontrol proses karies gigi pencegahan agar proses demineralisasi berhenti
yang aktif, karena membuang struktur gigi dan tidak terjadi kavitas. Pada tahap awal,
yang rusak dan menghilangkan habitat bakteri, proses demineralisasi dapat dihentikan dengan
walaupun tidak untuk mengobati proses melakukan modifikasi atau mengurangi faktor
terjadinya karies.5,7 penyebab karies dan meningkatkan faktor
Keberhasilan usaha pencegahan dan pelindung permukaan gigi dengan fluoridasi,
perawatan karies gigi, bergantung pula pada penggunaan sealent dan meningkatkan produksi
kondisi restorasi yang sudah ada sebelumnya. saliva, sehingga tidak terjadi kavitas.5,11
Restorasi lama yang kasar dan menyebabkan Penanganan karies gigi saat ini, sesuai
penumpukan plak, tidak sesuai bentuk, perkembangan ilmu dan teknologi, telah
kontak proksimal tidak ada, harus diperbaiki bergeser dari tindakan operasi dan restorasi
atau bahkan diganti.5.7 ke usaha pencegahan karies, prosedur
Edukasi kepada pasien tentang penyebab remineralisasi, intervensi minimal untuk
karies dan tanggungjawab pasien untuk karies gigi dengan lokasi yang sulit dijangkau,
menjaga kebersihan rongga mulut, dapat dan penggunaan bahan kedokteran gigi
menunjang keberhasilan perawatan karies untuk mencegah kerusakan lebih lanjut bila
gigi. Memahami masalah karies gigi dan digunakan pada awal pembentukan karies.11
keuntungan dari perawatan yang ditawarkan
akan memotivasi pasien untuk mendapatkan
kesehatan gigi dan mulut yang baik.7.9

21
Daftar Pustaka 10. Fejerskov O, Nyvad B, Kidd EAM. Pathology
of dental caries. Dalam: Fejerskov O, Kidd E,
1. Cawson RA, Odell EW. Cowson’s essentials of Nyvad B, Baelum V. Dental caries. The disease
oral pathology and oral medicine. Edinburgh: and its clinical management. 2nd ed. Oxford.
Churchill Livingstone Elsevier; 2008: 40-54. Blackwell Munksgaard Ltd; 2008: 35.
2. Situmorang N. Dampak karies gigi dan penyakit 11. Zero DT, Fontana M, Martinez-Mier EA,
periodontal terhadap kualitas hidup. Diunduh Ferreira-Zandona A, Ando M, González-Cabezas
dari:http//www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/ C, et al. The Biology, prevention, diagnosis and
2005/ppgb_2005_nurmala_situmorang.pdf.pada treatment of dental caries Scientific Advances in
22 Agustus 2011. the United States. J Am Dent Assoc. 2009; 140
3. Hoesin S. Pengaruh perilaku dalam kesehatan (suppl 1): 25S-34S.
gigi pada kelompok usia 12 tahun terhadap 12. Cruz-JC, Scott J, Rothen M, Mancl L, Lauhorn T,
keparahan karies. J Kedok Gigi UI. 2003: 10 Brossel K, et al. Salivary characteristics and dental
(Edisi khusus): 531-6. caries: Evidence from general dental practices. J
4. Kristanti CM, Julianty, Hapsari D. Cakupan Am Dent Assoc. 2013; 144(5):e31-e40.
perawatan gigi dan mulut. Indones J Dentist. 13. Nauntofte B, Tenovuo JO, Lagerlof F. Secretion
2006:13(2):90-94. and composition of saliva. Dalam: Fejerskov
5. Ritter AV, Eidson RS, Donovan TE. Dental caries: O, Nyvad B, Kidd EAM. Dental caries. The
etiology, clinical characteristics, risk assessment, disease and its clinical management. 2nd ed. UK:
and management. Dalam: Heymann HO, Swift Blackwell Munksgaard Ltd; 2003:7.
EJ, Ritter AR. Art and science of operative 14. Raposa KA. Oral infection control: Toothbrushes
dentistry. 6th ed. St.Louis: Elsevier Mosby; 2013: and toothbrushing. Dalam: Wilkins EM, Wyche
41-86. CJ. Clinical practice of the dental hygienist.11th
6. Mclntyre JM. Dental caries-the major cause ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
of tooth damage. Preventive management of 2013. h. 387.
dental caries. Dalam: Graham JM, Hume WR. 15. Kidd. EAM, Bechal JS. Essentials of dental
Preservation and restoration of tooth structure. caries the disease and its management. 2nd eds.
Queensland: Knowledge Books and Software; New York: Oxford University Press; 2002: 11-8.
2005. h. 20-36. 16. Yani RWE, Wanadyo AT, Kiswaluyo. Hubungan
7. Robertson TM. Cariology: the lesion, etiology, perilaku mengatasi keluhan sakit gigi dengan
prevention, and control. Dalam: Robertson TM, karies gigi. Maj Ilmu Kedok Gigi. 2005: 60: 58-60.
Heymann HDO, Swift EJ. Art and science of 17. Burt BA, Baelum V, Fejerskov O. The
operative dentistry. 5th ed. St. Louis: Mosby epidemiology of dental caries. Dalam: Fejerskov
Elsevier; 2006:67-131. O, Kidd E, Nyvad B, Baelum V, penyunting.
8. Cruz-JC, Scott J, Rothen M, Mancl L, Lauhorn T, Dental caries. The disease and its clinical
Brossel K, et al. Salivary characteristics and dental management. 2nd ed. UK: Blackwell Munksgaard
caries: Evidence from general dental practices. J Ltd; 2008. h. 125-6.
Am Dent Assoc. 2013; 144(5):e31-e40. 18. Sasmita IS, Pertiwi ASP. Identifikasi, pencegahan
9. Walmsley AD, Walsh TF, Lumley PJ, Burke FJT, dan restorasi sebagai penatalaksanaan karies gigi
Shortall ACC, Hayes-Hall R, et al. Restorative pada anak. Diunduh dari http//www.unpad.ac.id,
dentistry. 2nd ed. Edinburgh: Churchill Livingstone 25 September 2013.
Elsevier; 2007. h. 57-64.

22

Anda mungkin juga menyukai