Anda di halaman 1dari 25

RESIKO

KARIES Lulu Rosima Fergyansa


OLEH : Putri Wiguna
KELOMPOK A Alodia Geralda Magdaleni Hasna
Ibnu Satria M. Idris Kamali
Nurafifa Dwi Husna Afifah
Putri
DEFINISI KARIES GIGI

Karies gigi merupakan suatu penyakit yang mengenai jaringan keras


gigi, yaitu enamel, dentin dan sementum. Karies gigi diawali dengan
terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi (pit,
fissure, dan daerah interproksimal), kemudian meluas kearah pulpa.
RESIKO KARIES

Resiko karies adalah kemungkinan berkembangnya


karies pada individu atau terjadinya perubahan status
kesehatan yang mendukung terjadinya karies pada suatu
periode tertentu. Risiko karies bervariasi pada setiap individu
tergantung pada keseimbangan faktor pencetus dan
penghambat terjadinya karies.
• Penilaian risiko karies
merupakan suatu metode
evaluasi klinik di mana
dokter gigi nantinya dapat
menyesuaikan tindakan
pencegahan dan perawatan
pada setiap anak.
• Menurut American
Academy of Pediatric
Dentistry, penilaian risiko
karies pada anak
didasarkan pada tiga
indikator karies yaitu:
kondisi klinik,
karakteristik lingkungan,
dan kondisi kesehatan
umum.
ETIOLOGI KARIES
FAKTOR RESIKO KARIES

Agent (Bakteri) Saliva


• Fungsi saliva sebagai pelindung dan pertahanan
• Faktor agent dipengaruhi oleh jumlah bakteri dan plak
jaringan keras gigi diperlihatkan melalui mekanisme
dalam rongga mulut.
pembersihan mekanis. Saliva sebagai pembersih
• Plak merupakan lapisan lunak yang melekat erat pada
mekanis dapat mengurangi akumulasi plak dan
permukaan gigi yang tidak dibersihkan, terdiri dari
membasahi elemen gigi geligi untuk mencegah
kumpulan mikroorganisme beserta produk-
keausan akibat proses pengunyahan dan berfungsi
produknya. Penumpukan plak akan mendorong
sebagai anti bakteri
jumlah perlekaan bakteri yang semakin banyak
• Saliva juga mempunyai peran sebagai buffering
• Bakteri penyebab karies antara lain Streptococcus
(penyeimbang) derajat keasaman. Keadaan dan buffer
mutans dan lactobacillus. Bakteri ini memproduksi
saliva mempengaruhi keberadaan karies di dalam
asam sehingga menyebabkan pH plak menurun sd <5
rongga mulut. Semakin rendah pH saliva, maka karies
dalam waktu 1-3 menit
akan cenderung semakin tinggi.
FAKTOR RESIKO KARIES

Oral hygiene Fluor

• Ion fluor diketahui dapat mempengaruhi fisiologi


• Kebersihan mulut dapat menjadi salah satu sel mikroba, termasuk bakteri kariogenik, yang
faKtor resiko karies dapat secara langsung mempengaruhi
• Dinilai dari OHI-s demineralisasi.
• Semakin buruk oral hygiene semakin mudah • Fluor memiliki efek penghambatan langsung pada
terjadinya resiko karies gigi aktivitas glikolisis bakteri kariogenik dimana
terjadi pemecahan metabolik glukosa dan gula.
• Sediaan fluor topical : NaF 2%, Snf 8%, Amin
Fluoride dll
FAKTOR RESIKO KARIES

Pola Makan
Modifikasi diet:
• Memperbanyak makanan kariostatik seperti
Peran makanan dalam menyebabkan karies
lemak,protein dan fluor.
bersifat lokal, derajat kariogenik makanan • Mengurangi mengkonsumsi makanan yang
tergantung dari komponennya. Sisa-sisa
manis dan asam.
makanan dalam mulut (karbohidrat) merupakan • Mengurangi konsumsi camilan yang
substrat yag difermentasikan oleh bakteri untuk
mengandung karbohidrat sebelum tidur
mendapatkan energi. Sukrosa dan gluosa di • Mengkombinasi makanan mentah dan renyah
metabolismekan sedemikian rupa sehingga
yang dapat menstimulasi saliva
terbentuk polisakarida intrasel dan ekstrasel • Buah-buahan yang asam dapat menstimulasi
sehingga bakteri melekat pada permukaan gigi. produksi saliva dan dapat membersihkan gigi
geligi
FAKTOR RESIKO KARIES

Pengalaman karies Umur

• Tingginya skor pengalaman karies pada gigi • Periode gigi campuran, molar 1 paling sering terkena
karies.
desidui dapat memprediksi terjadinya karies • Periode pubertas (remaja) umur antara 14 tahun sampai
pada gigi permanennya. 20 tahun pada masa pubertas terjadi perubahan
hormonal yang dapat menyebabkan karies bila
kebersihan gigi dan mulut kurang dijaga
• Umur antara 40- 50 tahun, pada umur ini sudah terjadi
retraksi atau menurunnya gusi dan papil sehingga, sisa –
sisa makanan lebih sukar dibersihkan
FAKTOR RESIKO KARIES

Jenis kelamin Sosial ekonomi


• Karies lebih sering terjadi pada kelas sosial
• Pertumbuhan (erupsi) gigi anak perempuan
ekonomi yang rendah karena kurangnya
lebih cepat dibanding anak laki-laki, sehingga
pengetahuan tentang cara menyikat gigi yang
gigi permanen perempuan berada lebih lama
benar, waktu menyikat gigi dan lain-lain.
dalam mulut dan lebih rentan terkena karies.
Selain itu
PROSEDUR TERJADINYA KARIES

Proses terjadinya karies gigi terbentuk karena adanya


mikroorganisme yang berkembang biak di lingkungan yang
kaya sukrosa seperti sisa makanan manis di sela gigi yang
menimbulkan terjadinya plak pada gigi. Plak terbentuk dari
campuran antara bahan – bahan air ludah seperti musin, sisa –
sisa sel jaringan mulut, leukosit, limfosit, dan sisa makanan
serta bakteri.
PROSEDUR TERJADINYA KARIES

Proses terjadinya karies gigi terbentuk karena adanya


mikroorganisme yang berkembang biak di lingkungan yang
kaya sukrosa seperti sisa makanan manis di sela gigi yang
menimbulkan terjadinya plak pada gigi. Plak terbentuk dari
campuran antara bahan – bahan air ludah seperti musin, sisa –
sisa sel jaringan mulut, leukosit, limfosit, dan sisa makanan
serta bakteri.
PROSES TERJADINYA KARIES

Gula (sukrosa) akan Bila konsumsi gula


Awalnya asam (H+)
mengalami fermentasi (sukrosa) dilakukan berkali
terbentuk karena adanya
oleh bakteri dalam plak – kali atau sering maka
gula (sukrosa) dan
sehingga akan terbentuk akan terbentuk asam
bakteri dalam plak
pada permukaan email hingga Ph mulut menjadi
(kokus).
gigi. kurang lebih 5
PROSES TERJADINYA KARIES

Proses demineralisasi
pH rendah menyebabkan Saat pH kembali yang terus berulang
terganggunya normal dan terdapat tanpa diimbangin proses
keseimbangan ion ion kalsium dan fosfat remineralisasi akan
kalsium dan fosfat
pada gigi maka mineral menyebabkan larut dan
sehingga mengakibatkan
hilangnya mineral enamel akan kembali ke hancurnya jaringan
gigi dan terjadinya proses enamel gigi, atau keras gigi yang dapat
demineralisasi terjadi proses berupa lesi karies atau
remineralisasi. “kavitas”
TINDAKAN
PENCEGAHAN PRIMER

Modifikasi
Pendidikan
kebiasaan
kesehatan gigi
anak

Diet
Kebersihan
dan
mulut
konsumsi gula
TINDAKAN
PENCEGAHAN
PRIMER

Modifikasi kebiasaan anak


Modifikasi kebiasaan anak bertujuan untuk merubah kebiasaan
anak yang salah mengenai kesehatan gigi dan mulutnya sehingga dapat
mendukung prosedur pemeliharaan dan pencegahan karies.
TINDAKAN
Pendidikan kesehatan gigi PENCEGAHAN PRIMER
• Pendidikan kesehatan gigi mengenai kebersihan mulut, diet dan
konsumsi gula dan kunjungan berkala ke dokter gigi lebih
ditekankan pada anak yang berisiko karies tinggi yang sebaiknya
bersifat individual dan dilakukan secara terus menerus kepada ibu
dan anak.
• Informasi harus menimbulkan motivasi dan tanggung jawab anak
untuk memelihara kesehatan mulutnya.
• Pendidikan kesehatan gigi ibu dan anak dapat dilakukan melalui
puskesmas, rumah sakit maupun di praktek dokter gigi.
TINDAKAN
PENCEGAHAN PRIMER
Kebersihan mulut
• Penyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis disadari sebagai
komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut.
• Anak sebaiknya tiga kali sehari menyikat gigi segera sesudah makan
dan sebelum tidur malam. Telah terbukti bahwa asam plak gigi akan
turun dari pH normal sampai mencapai pH 5 dalam waktu 3–5 menit
sesudah makan makanan yang mengandung karbohidrat .
• Anak di bawah umur 5 tahun tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya
secara benar dan efektif maka orang tua harus melakukan penyikatan
gigi anak setidaknya sampai anak berumur 6 tahun kemudian
mengawasi prosedur ini secara terus menerus.
TINDAKAN
DIET DAN KONSUMSI GULA PENCEGAHAN PRIMER
• Tindakan pencegahan pada karies tinggi lebih menekankan pada
pengurangan konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang
tinggi.
• Nasehat diet yang dianjurkan adalah memakan makanan yang cukup
jumlah protein dan fosfat yang dapat menambah sifat basa dari saliva,
memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang berserat dan
berair yang akan bersifat membersihkan dan merangsang sekresi
saliva, menghindari makanan yang manis dan lengket.
PERLINDUNGAN TERHADAP GIGI

PENGGUNAAN FLUOR

Penggunaan fluor dapat dilakukan Penyikatan gigi dua kali sehari dengan
dengan fluoridasi air minum, pasta gigi dan menggunakan pasta gigi yang mengandung
obat kumur mengandung fluor, pemberian fluor terbukti dapat menurunkan karies. Obat
tablet fluor, topikal varnis. Fluoridasi air kumur yang mengandung fluor dapat
minum merupakan cara yang paling efektif menurunkan karies sebanyak 20–50%.
untuk menurunkan masalah karies pada Seminggu sekali berkumur dengan 0,2% NaF
masyarakat secara umum. dan setiap hari berkumur dengan 0,05% NaF
dipertimbangkan menjadi ukuran kesehatan
masyarakat yang ideal
PERLINDUNGAN TERHADAP GIGI

SILEN
Silen harus ditempatkan secara selektif Bahan silen yang digunakan dapat berupa
pada pasien yang berisiko karies tinggi. resin maupun glass ionomer. Silen resin digunakan
Prioritas tertinggi diberikan pada molar pada gigi yang telah erupsi sempurna sedangkan
pertama permanen di antara usia 6–8 tahun, silen glass ionomer digunakan pada gigi yang
molar kedua permanen di antara usia 11–12 belum erupsi sempurna sehingga silen ini
tahun, prioritas juga dapat diberikan pada merupakan pilihan yang tepat sebagai silen
gigi premolar permanen dan molar susu. sementara sebelum digunakannya silen resin.
PERLINDUNGAN TERHADAP GIGI

KLORHEKSIDIN

Klorheksiden merupakan antimikroba yang digunakan sebagai obat


kumur, pasta gigi, permen karet, varnis dan dalam bentuk gel.
Flossing empat kali setahun dengan gel klorheksidin yang dilakukan
oleh dokter gigi menunjukkan penurunan karies approximal yang
signifikan. Penggunaan klorheksidin juga melengkapi penggunaan
silen di bagian oklusal gigi.
PERAWATAN PADA GIGI KARIES

01 02
MENGHENTIKAN
03
DIET
RELIEF OF PAIN
PROSES KARIES

04
PERAWATAN DAN
05
TOPIKAL APLIKASI
06
EVALUASI
RESTORASI FLUOR (TAF)
THANK
YOU!
RESOURCES
Sundari P, Anne AS, Riana W. 2018. Perbedaan risiko karies pada anak usia 11 – 12 Tahun di SDN Sirnagalih dan SDN Cibeusi
Kecamatan Jatinangor. Padjadjaran J Dent Res Student. 2(1):23-30
Sathyanarayanan, Usha. (2018). Caries Risk Assessment: A Critical Look. Journal of Operative Dentistry & Endodontics. 3. 22-
27. 10.5005/jp-journals-10047-0051.
Anil S and Anand PS (2017) Early Childhood Caries: Prevalence, Risk Factors, and Prevention. Front. Pediatr. 5:157. doi:
10.3389/fped.2017.00157
Dewi N, Siti BS, Al. 2018. CARIES RISK EVALUATION USING CARIOGRAM IN MANAGEMENT OF CHILDREN
RAMPANT CARIES (Case report). Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol III. No 2: 189- 195
Mardiati E, Salikun, Iman S. 2017. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KARIES GIGI PADA SISWA SD SAMBIROTO 02
SEMARANG. Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1
American Academy of Pediatric Dentistry. Caries-risk Assessment and Management for Infants, Children, and Adolescents. Oral
Health Dental Policies 2019;
Herawati T. 2019. Panduan Tindakan Medik Kedokteran Gigi Anak. Surabaya:Revka Prima Media
Laura M. 2016. Kedokteran Gigi Klinik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai