KARIES GIGI: TINJAUAN

Khushbu Yadav dan Satyam Prakash

Dosen, Departemen Mikrobiologi, Pusat Penelitian Medis dan Teknis Krishna,
Janakpurdham, Nepal.
Asisten Profesor, Departemen Biokimia, Rumah Sakit Pendidikan Perguruan Tinggi Janaki
Medical, Janakpurdham, Nepal.

ABSTRAK

Karies gigi adalah penyakit kronis yang unik dan merupakan salah satu masalah
kesehatan mulut global yang paling umum di dunia saat ini. Karies adalah dekstruksi
jaringan keras aseluler gigi oleh produk yang asam dari fermentasi bakteri karbohidrat
terutama sukrosa. Karies adalah penyakit kronis yang berkembang perlahan di sebagian
besar orang yang dihasilkan dari ketidakseimbangan ekologis dalam keseimbangan antara
mineral gigi dan biofilm oral (plak) yang ditandai dengan aktivitas mikroba, yang
menghasilkan fluktuasi pH plak karena produksi asam bakteri, aksi buffering dari saliva dan
gigi di sekitarnya.

Mikroba penyebab karies beragam dan mengandung banyak bakteri anaerobik

fakultatif dan yang paling utama adalah S. mutans. Karies gigi dapat memengaruhi manusia
dalam berbagai cara, misalnya adanya sakit gigi, infeksi, atau disfungsi sistem stomatobatik
yang dapat membatasi konsumsi makanan berenergi, yang akan memengaruhi
pertumbuhan anak-anak dan orang dewasa, serta pembelajaran, keterampilan komunikasi,
dan aktivitas rekreasi mereka. Selain itu, kanker mulut dan faring dan lesi jaringan mulut
juga merupakan masalah kesehatan yang signifikan. Trombosis sinus kavernosa dan
Ludwig angina dapat mengancam jiwa.

Karena itu, perawatan diperlukan untuk penyakit gigi yang biayanya tinggi dan tidak
layak untuk semua masyarakat karena sumber daya yang terbatas seperti waktu, orang dan
uang.

KATA KUNCI: Karies gigi, Fluoride, Patogenesis, Streptococcus mutans, Cavernous si- nus
thrombosis, Oral Biofilm, Pencegahan

PENDAHULUAN mulut di beberapa negara. WHO

Karies gigi adalah salah satu
penyakit yang dapat dicegah yang paling
umum yang diakui sebagai penyebab
utama sakit gigi dan kehilangan gigi. Ini
adalah penyakit mulut kesehatan
masyarakat utama yang menghambat
pencapaian dan pemeliharaan kesehatan
mulut pada semua kelompok umur. WHO
menunjukkan bahwa masalah global
penyakit mulut masih berlanjut meskipun
ada perbaikan besar dalam kesehatan
mengklaim bahwa kesehatan mulut yang
buruk mungkin memiliki efek mendalam
pada kesehatan umum serta kualitas
hidup, dan beberapa penyakit mulut
berhubungan dengan penyakit kronis.
Karies gigi mengacu pada
kerusakan lokal dari jaringan keras gigi
yang rentan oleh produk yang bersifat
asam dari fermentasi bakteri karbohidrat.
Karies adalah penyakit kronis yang
berkembang perlahan di sebagian besar
orang yang dihasilkan dari
ketidakseimbangan ekologis dalam
keseimbangan antara mineral gigi dan
biofilm oral (plak). Biofilm ditandai dengan
aktivitas mikroba, menghasilkan fluktuasi
pH plak. Ini adalah hasil dari produksi
asam bakteri dan aksi buffering dari saliva
dan struktur gigi di sekitarnya.
Oleh karena itu permukaan gigi
berada dalam keseimbangan dinamis
dengan lingkungan sekitarnya. Ketika pH
turun di bawah nilai kritis, mineralisasi
email, dentin atau sementum terjadi,
sementara perolehan mineral
(remineralisasi) terjadi ketika pH
meningkat. Proses demineralisasi dan
remineralisasi sering terjadi pada siang
hari. Seiring waktu, proses ini mengarah ke
lesi karies atau perbaikan dan pembalikan
lesi.
Karies primer dapat terjadi pada
permukaan gigi yang berbeda. Pada
permukaan proksimal, lesi mulai terbentuk
dan di bawah area kontak antara gigi.
Karies pada permukaan oklusal juga
merupakan fenomena lokal pada pit dan
fisura. Pada permukaan oklusal dan
proksimal, karies email adalah
demineralisasi permukaan tiga dimensi
yang menyebar sepanjang prisma email.
Karies sekunder adalah lesi yang terletak
pada margin restorasi gigi.
Hal ini mewakili lesi karies yang
berdekatan dengan margin dan mungkin
ada tanda-tanda demineralisasi (lesi
dinding) di sepanjang kavitas yang bisa
menjadi konsekuensi dari kebocoran
mikro. Namun, studi klinis dan
mikrobiologis menunjukkan bahwa
kebocoran ini tidak mengarah pada
demineralisasi aktif di bawah restorasi.
Karies mungkin ditandai oleh
adanya rasa sakit, masalah saat makan,
mengunyah, tersenyum dan komunikasi
karena gigi yang hilang, berubah warna
atau rusak. Mikroba karies beragam dan
mengandung banyak bakteri anaerob
fakultatif dan dan yang utama adalah
Actinomyces, Bifidobacterium,
Eucacterium, Lactobacillus, Parvimonas
dan Rothia. Ini juga dapat disebabkan oleh
bakteri lain, termasuk anggota kelompok
mitis, anginosus dan salivarius
streptokokus, Propionibacterium,
Enterococcus faecalis, Scardovi,
Prevotella, Selenomonas, Dialister,
Fusobacterium, Pseudoramibacter,
Veillonella, Atopobium, Granulicatella,
Leptotrichia and Thiomonas. Spesies
Bacteroides, Prevotella, dan
Porphyromonas lazim pada permukaan
mukosa dan mencapai konsentrasi yang
sangat tinggi dalam plak gigi, krevikular
gingiva, dan kripta tonsil.
Saat ini, distribusi dan tingkat
keparahan karies gigi bervariasi di
berbagai belahan dunia dan di negara atau
wilayah yang sama. Ini mempengaruhi 60-
90% anak-anak sekolah dan sebagian
besar orang dewasa. Ini juga merupakan
penyakit mulut yang paling umum di
beberapa negara Asia dan Amerika Latin.
Pola prevalensi karies gigi bervariasi
dengan usia, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, ras, lokasi geografis, kebiasaan
makanan dan praktik kebersihan mulut.
Saat ini, sebagai konsekuensi dari
tingginya prevalensi karies gigi, kebutuhan
perawatan meningkat. Namun, biaya
perawatan untuk penyakit gigi biasanya
tinggi. Di Amerika Serikat biaya perawatan
tahunan diperkirakan setidaknya $ 4,5
miliar.
Skenario global karies gigi
Karies gigi adalah masalah
kesehatan mulut global yang paling
penting, meskipun kondisi seperti kanker
mulut dan faring dan lesi jaringan mulut
juga merupakan masalah kesehatan yang
signifikan.
Di seluruh dunia, sekitar 2,43 miliar
orang (36% dari populasi) memiliki karies
gigi pada gigi permanen mereka. Pada gigi
sulung, karies mempengaruhi sekitar 620
juta orang atau 9% dari populasi. Penyakit
ini paling banyak ditemukan di negara-
negara Amerika Latin, negara-negara di
Timur Tengah, dan Asia Selatan, dan
paling tidak lazim di Cina. Di Amerika
Serikat, karies gigi adalah penyakit kronis
anak yang paling umum, paling tidak lima
kali lebih sering daripada asma. Ini adalah
penyebab patologis utama dari kehilangan
gigi pada anak-anak. Antara 29% dan 59%
orang dewasa di atas usia lima puluh
mengalami karies.
Early Childhood Caries
Early childhood caries (ECC)
adalah pola dekay yang ditemukan pada
anak kecil gigi gigi deciduous mereka. Gigi
yang paling sering terkena adalah gigi
anterior rahang atas, tetapi semua gigi bisa
terkena. Jenis karies ini terjadi sebagai
akibat dari membiarkan anak-anak tertidur
dengan cairan manis dalam botol mereka
atau memberi makan anak-anak cairan
manis beberapa kali di siang hari. Risiko
untuk ECC juga dapat ditentukan oleh
defek perkembangan enamel yang disebut
hipoplasia. Hipoplasia menyebabkan gigi
mengalami kolonisasi dini oleh
Streptococcus mutans dan malnutrisi.
ECC menunjukkan pola
karakteristik yang terkait dengan urutan
munculnya gigi dan posisi lidah selama
makan. Gigi bawah dilindungi dari paparan
cairan yang dicerna oleh lidah selama
makan dan oleh pengumpulan saliva
sehingga biasanya tidak terpengaruh. Gigi
incisive adalah gigi atas pertama yang
muncul dan paling terpengaruh oleh ECC.
Tergantung pada berapa lama proses
karies aktif, molar primer pertama atas
sering terlibat, diikuti oleh molar kedua
atas dan gigi kaninus, dan dalam kasus
yang parah, gigi bawah.
Karies Rampan
Karies Rampan adalah kerusakan
parah pada permukaan banyak gigi. Ini
dapat dilihat pada individu dengan
xerostomia, kebersihan mulut yang buruk,
penggunaan stimulan karena obat yang
mengakibatkan mulut kering atau asupan
gula yang besar. Jika karies rampan
adalah hasil dari radiasi sebelumnya pada
kepala dan leher, maka itu disebut karies
yang diinduksi radiasi. Masalah juga dapat
disebabkan oleh penghancuran diri dari
akar dan resorpsi seluruh gigi ketika gigi
baru erupsi.
Klasifikasi karies gigi
Karies dapat diklasifikasikan
berdasarkan laju perkembangan, jaringan
keras yang terkena, dan lokasi. Bentuk-
bentuk klasifikasi ini dapat digunakan
untuk mengkarakterisasi kasus karies gigi
agar lebih akurat dan mewakili kondisi
tersebut kepada orang lain dan juga
menunjukkan keparahan kerusakan gigi.
Etiologi karies
Secara historis, para peneliti telah
berfokus pada efek biologis dan diet pada
kesehatan mulut anak-anak untuk
menjelaskan perkembangan karies. Dalam
beberapa tahun terakhir, hasil kesehatan
mulut anak-anak menggunakan kerangka
kerja yang lebih luas, yang
menggabungkan prediktor psikologis dan
lingkungan serta efek biologis dan
makanan. Kerangka kerja ini umumnya
mengklasifikasikan kondisi yang terkait
dengan penyakit ke dalam lima domain
luas: genetika dan biologi, lingkungan
sosial, lingkungan fisik, perilaku yang
mempengaruhi kesehatan dan perawatan
medis. Variabel yang relevan ini
menjelaskan mengapa beberapa anak,
meskipun menggunakan fluoride dan
informasi berlimpah tentang pencegahan
karies, tetap memiliki lesi karies. Model
karies oleh Fisher-Owens dan rekan kerja
mencakup berbagai tingkat lingkungan
yang dapat memengaruhi perkembangan
karies: level anak; level keluarga; dan level
masyarakat.
Level anak
Plak yang terlihat, kolonisasi awal oleh
karies yang berhubungan dengan bakteri,
kehadiran streptokokus mutans, seringnya
minum minuman manis, menyikat gigi yang
jarang, penyakit dan penggunaan antibiotik
semuanya telah dikaitkan dengan
perkembangan karies pada anak-anak
prasekolah.
Level keluarga
Karakteristik level keluarga yang
terkait dengan risiko karies pada anak-
anak termasuk adalah faktor demografi
keluarga, perilaku dan sikap kesehatan
mulut orang tua, analisis gigi dan
kehadiran gigi, kesehatan ibu dan gaya
hidup dalam kehamilan dan anak usia dini.
Level komunitas
Kesehatan mulut anak-anak cenderung
lebih baik di komunitas yang menghargai
kesehatan mulut yang baik. Aspek budaya
dan lingkungan mungkin memiliki implikasi
untuk pengembangan karies. Sistem
perawatan gigi dan jumlah perawatan gigi
yang tersedia dapat mempengaruhi
kesehatan mulut dan perkembangan karies
pada anak-anak prasekolah.
Patogenesis karies gigi
Deskripsi klasik tentang penyebab
karies gigi meliputi tiga faktor: host, bakteri
dan diet. Karies gigi terjadi ketika
permukaan gigi yang rentan dikolonisasi
oleh bakteri kariogenik dan adanya sumber
makanan sukrosa atau gula halus .
Patogen bakteri menghasilkan asam laktat
dari fermentasi karbohidrat dan asam ini
melarutkan struktur kristal hidroksiapatit
gigi yang menyebabkan karies.
Hubungan sukrosa dengan karies
Sukrosa adalah kontributor
lingkungan utama terhadap karies gigi
karena banyaknya streptokokus oral yang
memiliki enzim ekstraseluler yang mampu
membelah ikatan sukrosa α-1 dan α-2 dan
memanfaatkan energi untuk menghasilkan
polimer glukosa (glukan dan mutans) dan
fruktosa. Kelompok enzim yang disebut
glucosyltransferases (GTFs) ini,
menjelaskan hubungan khusus antara
sukrosa dan karies ini. Pembentukan
polimer glukan-mutan memungkinkan
bakteri kariogenik menumpuk menjadi
biofilm untuk membentuk massa kritis.
Tanpa pembentukan bakteri kariogenik
massa yang kritikal akan mengkolonisasi
rongga mulut tetapi tidak akan bermassa
sehingga menyebabkan kerusakan
permukaan enamel. Dengan demikian
pembentukan massa kritis yang secara
unik terkait dengan glukosiltransferase dan
sukrosa adalah alasan biologis untuk
masalah manusia baru-baru ini terhadap
karies.
Tahapan gigi
Karies Fase White Spot
Asam yang diproduksi oleh bakteri
dan ragi dalam plak gigi melarutkan
matriks mineral gigi. Pada tahap awal,
karies gigi muncul sebagai bercak putih
berkapur pada gigi. Pada tahap ini,
permukaannya utuh, dan lesi di bawah
permukaan bersifat reversibel. Bintik putih
yang diakibatkan oleh karies yang baru
mulai dapat sulit dibedakan dari
hipokalsifikasi. Selanjutnya, white spot
berubah ke tahap stain hitam.
Fase Karies
Jika mineral terus hilang karena
adanya asam, permukaan akhirnya rusak
atau "berlubang" dan lesi tidak dapat
dibalik. Jika lesi berkembang, area gigi
yang besar bisa hilang. Lesi kavitas aktif
biasanya berwarna cokelat keemasan. Lesi
lama lebih gelap, kadang-kadang hampir
hitam. Kedalaman warna bukan
merupakan indikator yang baik dari tingkat
keparahan lesi karena karies arrested
merupakan yang paling gelap.
Patofisiologi
Enamel
Demineralisasi enamel oleh karies
mengikuti arah enamel root, pola segitiga
yang berbeda antara pit dan fissure dan
karies permukaan halus berkembang
dalam enamel. Ketika enamel kehilangan
mineral, enamel mengembangkan
beberapa zona yang berbeda yaitu: zona
translusen, zona gelap, badan lesi, dan
zona permukaan. Zona translusen
bertepatan dengan hilangnya 1/2%
mineral. Zona gelap adalah remineralisasi
email. Mineralisasi dan penghancuran
terbesar adalah di dalam badan lesi. Zona
permukaan tetap relatif termineralisasi
sampai hilangnya struktur gigi dan
menyebabkan kavitasi.
Dentin
Pada dentin dari lapisan terdalam
ke email, area yang berbeda yang
dipengaruhi oleh karies adalah bagian
depan, zona penetrasi bakteri, dan zona
destruksi. Bagian depan merupakan zona
dentin demineralisasi karena asam dan
tidak ada bakteri. Zona penetrasi dan
penghancuran bakteri adalah lokasi bakteri
penyerang dan mengakibatkan
dekomposisi dentin. Zona penghancuran
memiliki populasi bakteri yang lebih
beragam di mana enzim proteolitik telah
menghancurkan matriks organik.
Sementum
Insiden karies semental meningkat
pada orang dewasa yang lebih tua karena
kemerosotan gingiva terjadi karena trauma
atau penyakit periodontal. Ini adalah
kondisi kronis yang membentuk lesi besar,
rendah dan perlahan menginvasi
sementum akar dan kemudian dentin
menyebabkan infeksi kronis pulpa.
Tanda dan gejala karies gigi
Tanda dan gejala kavitas
bervariasi, tergantung pada luas dan
lokasi. Ketika sebuah kavitas baru saja
dimulai dan mungkin tidak memiliki gejala
sama sekali. Ketika dekay semakin besar,
hal itu dapat menyebabkan tanda dan
gejala seperti:
• Sakit gigi dan sakit ringan hingga tajam
saat makan atau minum sesuatu yang
manis, panas atau dingin yang disebut
sensitivitas gigi.
• Lubang atau lubang yang terlihat di gigi.
• Berwarna coklat, hitam atau putih pada
permukaan gigi yang mungkin berkembang
menjadi kavitas yang besar.
Diagnosis of dental caries
Inspeksi semua permukaan gigi
yang terlihat menggunakan sumber cahaya
yang baik, kaca mulut dan explorer.
Radiografi gigi (sinar-X) digunakan untuk
area gigi yang kurang terlihat khususnya
karies di antara gigi. Laser tanpa radiasi
pengion juga sekarang digunakan untuk
mendeteksi penurunan interproksimal
(antara gigi). Inspeksi visual dan taktil
bersama dengan radiografi sering
dilakukan di antara dokter gigi, khususnya
untuk mendiagnosis karies pit dan fisura.
Karies awal, tanpa kavitas sering
didiagnosis dengan meniup udara di
permukaan yang dicurigai, yang
menghilangkan kelembaban dan
mengubah sifat optik dari email tanpa
mineral.
Perbedaan diagnosa
Fluorosis gigi dan defek
perkembangan gigi termasuk
hipomineralisasi gigi dan hipoplasia gigi
digunakan untuk karies gigi.
Perawatan
Tujuan perawatan adalah untuk
mempertahankan struktur gigi dan
mencegah kerusakan gigi lebih lanjut.
Yang paling penting, apakah lesi karies
kavitas atau non kavitas menentukan
macam perawatannya.
Non cavitated lesions
Lesi nonkavitas dapat ditangkap
dan remineralisasi dapat terjadi dengan
perubahan pada diet yaitu, pengurangan
frekuensi konsumsi gula. Dapat diobati
dengan metode non-operatif dengan
remineralisasi gigi.
Remineralisasi gigi
Remineralisasi gigi adalah proses
di mana mineral dikembalikan ke struktur
molekul gigi itu sendiri. Struktur gigi yang
rusak tidak sepenuhnya beregenerasi,
meskipun remineralisasi lesi karies yang
sangat kecil dapat terjadi jika kebersihan
gigi dijaga pada tingkat yang optimal
seperti sikat gigi dua kali sehari dengan
pasta gigi dan flossing fluoride, dan
aplikasi reguler topikal fluoride.
Manajemen lesi karies seperti ini disebut
"pengobatan non-operatif". Lesi yang
mengalami kavitas, terutama jika dentin
terlibat, remineralisasi jauh lebih sulit dan
biasanya dilakukan restorasi gigi.
Penatalaksanaan lesi karies seperti ini
disebut “pengobatan operatif”.
Restorasi gigi
Restorasi gigi adalah proses di mana
bahan restorasi gigi (termasuk amalgam,
resin komposit, porselen, dan emas)
digunakan untuk mengembalikan fungsi,
integritas dan morfologi struktur gigi yang
hilang. Resin komposit dan porselen dapat
dibuat agar sesuai dengan warna gigi
alami pasien dan lebih sering digunakan.
Anestesi lokal, nitro oksida ("gas tertawa"),
atau obat resep lain mungkin diperlukan
dalam beberapa kasus untuk
menghilangkan rasa sakit selama atau
setelah perawatan atau untuk
menghilangkan kecemasan selama
perawatan.
Ekstraksi Gigi
Penghilangan gigi karies dilakukan
jika gigi terlalu jauh dihancurkan oleh
proses pembusukan untuk secara efektif
mengembalikan gigi.
Ukuran lainnya
Sealant gigi
Sealant adalah pelapis mirip plastik
yang diaplikasikan pada permukaan
oklusal molar untuk mencegah agar
makanan tidak terperangkap di dalam pit
dan fisur.
Pencegahan dan kontrol
Kebersihan mulut
Perawatan kebersihan individu
terdiri dari menyikat dan membersihkan
gigi dengan baik setiap hari. Menyikat gigi
dan flossing dengan benar adalah untuk
menghilangkan dan mencegah
pembentukan plak atau biofilm gigi.
Perawatan kebersihan profesional terdiri
dari pemeriksaan gigi rutin dan profilaksis
profesional (pembersihan).
Modifikasi diet
Disarankan untuk meminimalkan
cemilan, karena cemilan akan menciptakan
persediaan nutrisi yang berkelanjutan
untuk bakteri penghasil asam di dalam
mulut. Makanan yang kenyal dan lengket
(seperti buah kering atau permen)
cenderung melekat pada gigi lebih lama,
disarankan menyikat gigi setelah makan.
Untuk anak-anak, ADA dan EAPD
merekomendasikan untuk membatasi
frekuensi konsumsi minuman dengan gula,
dan tidak memberikan botol kepada bayi
selama tidur. Mengunyah permen karet
yang mengandung xylitol (alkohol gula)
membantu mengurangi biofilm gigi.
Kalsium dan flouride
Kalsium ditemukan dalam makanan
seperti susu dan sayuran hijau, sering
direkomendasikan untuk melindungi gigi.
Fluoride membantu mencegah kerusakan
gigi dengan cara mengikat kristal
hidroksiapatit dalam enamel. Kalsium yang
tergabung membuat enamel lebih tahan
terhadap demineralisasi dan, dengan
demikian, tahan terhadap pembusukan.
Fluoride topikal termasuk pasta gigi atau
obat kumur fluoride atau pernis sekarang
lebih direkomendasikan daripada asupan
sistemik seperti tablet atau tetes untuk
melindungi permukaan gigi. Setelah
menyikat dengan pasta gigi berfluoride,
pembilasan harus dihindari. Fouride
memiliki efek pre-erruptive dan post-
erruptive pada pencegahan karies.
pengetahuan dan perilaku kesehatan mulut
yang tepat, para profesional perawatan
kesehatan dapat memainkan peran
penting dalam pendidikan kesehatan mulut
individu dan kelompok dan bertindak
sebagai panutan bagi pasien, teman,
keluarga dan masyarakat luas. Kesehatan
umum yang baik juga mencakup
kesehatan mulut yang baik. Oleh karena
itu, mencegah karies adalah elemen
penting dalam upaya kesehatan
masyarakat. Kepedulian kebersihan pribadi
(menyikat dengan benar menggunakan
pasta gigi dan flossing setiap hari) dan
modifikasi pola makan (meminimalkan
ngemil, permen karet, susu dan sayuran
hijau) harus direkomendasikan.
Meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pemeriksaan gigi dapat membantu
dalam diagnosis dini.

KESIMPULAN:

Tinjauan ini mendokumentasikan

beberapa faktor risiko karies gigi yang
memiliki banyak intervensi untuk
mencegah karies. Karena kerusakan yang
luas dari karies dapat menyebabkan
masalah besar bagi individu,
mempengaruhi kualitas hidup baik secara
fungsional maupun estetika. Meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan tentang
karies gigi secara umum dapat
meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mereka dalam perawatan
kesehatan mulut. Memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko
kesehatan potensial seperti gaya hidup,
etnis, status kesehatan, dan penentu sosial
yang terkait dengan risiko status
kesehatan mulut, penyedia layanan
kesehatan dapat mengambil peran aktif
dalam skrining kesehatan untuk
menemukan segala kebutuhan
pencegahan klinis layanan, termasuk
layanan pencegahan gigi, dan dapat
mendeteksi masalah kesehatan. Dengan