CANDIDIASIS ORAL
Fadhila Try Utami (2131210028)
Nova Faisal Waber (2131210025)
• Pemeriksaan biopsi untuk melihat adanya perubahan sel menjadi dysplastic atau cancer.
• Leukoplaki adalah suatu kondisi yang mempunyai resiko tinggi untuk bertransformasi
menjadi malignancy.
Tidak semua lesi putih pada oral mukosa adalah leukoplaki. Lesi putih bisa
disebabkan karena antara lain :
• Leukoedema terjadi pada 90% dari populasi dan dapat terjadi karena paparan dari substansi yang
bersifat iritan (contoh : pencuci mulut, pasta gigi, dan tobacco atau marijuana smoke).
• Gambaran menunjukkan warna graywhite seperti renda dan lembut pada buccal mucosa atau
ventral lidah dan akan hilang dengan peregangan mukosa, histopathology hanya menunjukkan
edema of epithelial cells.
• Jarang dilakukan biopsi, pengobatan hanya dengan menghindari kebiasaan yang dapat
menyebabkan lesi putih ini.
• Kebanyakan dari frictional keratoses adalah morsicatio mucosae oris (MMO) and benign
• MMO terlihat seperti plak putih dan papul dengan batas yang yang kabur dan tidak tegas.
• Penyebabnya adalah trauma karena gigi, biasanya terjadi pada mukosa bibir bawah,
• Selain itu frictional keratoses biasanya juga terlihat seperti ring yang disebabkan oleh
traumatic ulcers.
• Hairy tongue disebabkan oleh penurunan keratin exfoliata dan perkembangan dari
perpanjangan filiform papillae.
• Pasien juga akan merasa air liurnya lengket, rasanya seperti metalic, dan sering
tersedak jika hairy tongue berlokasi di 1/3 posterior lidah.
• Penyebab tersering kondisi ini adalah dehidrasi dan hiposaliva, dan juga pada
pasien yang mempunyai riwayat konsumsi antibiotik, alkohol, dan merokok.
• Penyebab dari hiposaliva ini seperti polypharmacy, chronic anxiety, radiotherapy.
• Management : tidak melanjutkan pemakaian cuci mulut, alkohol, merokok dan menggosok lidah 2-
3 x per hari.
• Kandungan pada rokok dapat menyebabkan lesi.
• Lesi biasanya berwarna abu-abu atau putih dengan batas yang tidak tegas.
• Lesi awal dapat sembuh dengan menjauhi merokok, namun leukoplaki pada perokok ini dapat
berkembang dengan seiringnya waktu dan jika terbentuk margin yang jelas atau tegas dapat
dilakukan biopsi untuk melihat dysplasia sel.
Lesi Putih Karena Infeksi
Oral kandidiasi adalah kasus terbanyak infeksi fungal yang disebabkan oleh C.
Albicans, 20-30% carier pada setiap manusia. Normal flora akan berubah menjadi
patologis pada beberapa keadaan antara lain :
• Hiposaliva
• Gigi palsu
• Merokok
• Pseudomembran pada candidiasis paling sering dengan bentuk plak putih tebal dan papul yang
dapat terhapus dan permukaan mudah berdarah.
• Terapi :
- Topical (nystatin 100,000 U/mL 4-5x per hari dan
clotrimazole (10 mg) 4-5x per hari selama
7-10 hari)
- Systemic therapy (fluconazole 100-200 mg/hari
selama 7 hari.)
- Obat kumur (chlorhexidine digluconate 0.12%)
.
• Oral hairy leukoplakia (OHL) adalah kondisi pada pasien immunocompromised seperti pada
pasien HIV dan pasien dengan CD4+ T-sel yang rendah.
• Pada kondisi ini, leukoplakia tidak berhubungan dengan malignancy atau perubahan dysplastic.
• OHL biasanya bersifat asimtomatik dengan plak putih dengan garis vertikal pada lateral lidah,
biasanya karena infeksi sekunder dari candida dan kolonisasi bakteri.
• Penggunaan valacyclovir menunjukkan penurunan rekuren dari penyakit ini sebanyak 67%.
Beberapa pasien berespon baik pada kombinasi dari 5% acyclovir atau 1% penciclovir cream dan
25% podophyllin resin.
Lesi Keratotic Karena Immune-Mediated
• Oral lichen planus (OLP) adalah immuno-mediated chronic yang terjadi 1-2% dari
populasi, biasanya perempuan dengan umur pertengahan. 10-15% pasien dengan OLP
mempunyai lesi cutaneus. OLP dapat disebabkan karena idiopathic atau karena karena
penyakit sistemik (contoh : SLE) dan medikasi seperti antihipertensi dan hipoglikemi
agen.
• Gambaran : reticular (classic white keratotic), erosive atau erythematous, dan ulcerative.
• Pemeriksaan biopsi and histopathologi biasanya dilakukan pada pasien dengan lesi yang
tidak tipikal (lesi unilateral).
• Treatment seperti topical corticosteroids (eg, 0.05% fluocinonide atau clobetasol gel),
systemic corticosteroids dan immunosuppressive agents (hydroxychloroquine).
• Malignant transformation dapat terjadi 1.1% (range, 0.0 to 3.5%) kasus, pada malignant
transformation dari erythroleukoplakia OLP, jika lesi unilateral dan berwarna merah dan
juga putih.
• Leukoplaki dibagi menjadi 2 :
1. homogenous : tipis, flat, plak putih uniform, dibatasi dengan fisura atau tidak.
2. non-homogenous : erytoplaki, nodular atau area verrucous.
• Proliferative verrucous leukoplakia (PVL) sering terjadi pada wanita, 45%
dikarenakan kebiasaan merokok.
displasia dan oral cancer (20-25%) dibandingkan dengan leukoplaki homogenous (0,6-5%). PVL
merupakan bentuk leukoplaki yang paling agresif untuk bisa transformasi menjadi malignancy (70-
100%).
• Secara anatomi resiko tinggi perkembangan cancer dan dysplasia adalah pada bawah mulut, ventral
• miRNAs (eg, miR-345, miR-21, and miR-18b), terdeteksi pada progesi lesi oral
precancer.
• Ekspresi gen p53, p16INK4a,81-83 dan mutasi gen pada 3p, 9p, and 17 (terutama
TP53) terdeteksi pada peningkatan resiko cancer.
• CANCER RISK
Perokok
Pengguna alkohol
• White lesions dengan dysplasia atau carcinoma in situ harus dihilangkan sampai batas yang jelas,
terutama pada kasus moderate or severe epithelial dysplasia.
• Actinic keratosis (sun-induced dysplasia) dengan topical 5-fluorouracil (5-FU) 2x per hari selama 2
to 4 weeks (2 atau 5% cream) atau dengan topical imiquimod 5% cream 2-3 times per minggu
sampai 4 bulan.
• Medical treatments seperti b-carotene, bleomycin, vitamin A, tea, dan ketorolac tidak mempunyai
efek untuk mencegah transformasi ke arah malignancy.
• Lesi dengan lebar lebih dari 200 mm2 harus di re-evaluasi setiap 3 bulan dan re-evaluasi
dengan pemeriksaan biopsi setiap 6-12 bulan.
• Pasien dengan lesi lebih kecil dari 200 mm2 harus di follow up setiap 3 bulan dengan
pemeriksaan biopsi periodik tergantung keadaan.
• Leukoplaki dengan histopathologi benign keratosis dianggap dysplasia awal dan harus
dihilangkan.
• Klinis leukoplaki seperti batas, fisura, lebar, informasi demografi dan sosial
history membantu menentukan resiko tinggi.