Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN KEDOKTERAN KELUARGA

Penatalaksanaan Kedokteran Keluarga pada kasus An. N adalah sesuai dengan pelayanan
kedokteran keluarga, yaitu pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang berorientasi
komunitas dengan titik berat kepada keluarga, dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi
bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya Standar pelayanan kesehatan yang
perlu dilakukan pada pasien An.A dan keluarga meliputi :

1. Standar pelayanan paripurna (comprehensive)


a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive)
Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang penyakit tifoid fever dari penyebab,
penularan, gejala, komplikasi, dan pencegahannya.
b. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive & spesific protection)
 Memberi tahu pasien dan orang tua pasien untuk tidak membeli makanan dan
jajanan dari luar rumah yang diragukan kebersihannya.
 Menganjurkan ibu pasien untuk membawakan An.N bekal makanan dan
minuman ke sekolah dengan pengolahan makanan dan minuman yang bersih,
yaitu dengan mencuci bahan makanan terlebih dahulu sebelum dimasak dan
merebus air sampai mendidih. Lingkungan sekitar dapur juga harus bersih
agar tidak mengkontaminasi makanan yang akan dimasak. Makanan harus
terhindar dari lalat jadi dianjurkan untuk memakai tutup makanan.
 Menyediakan air yang bersih (tidak berwarna, tidak keruh, tidak berbau, dan
tidak berasa).
 Cuci tangan sebelum makan
c. Pemulihan kesehatan (curative)
 Terapi non-medikamentosa: Tirah baring, banyak minum, makan makanan
yang lunak diberikan selama istirahat, kompres hangat.
 Terapi Medikamentosa (pasien menolak MRS) :
- Metamizole sirup 250 mg/5 ml 3dd1 cth
- Kloramfenikol suspensi 125mg/5 ml 4dd2 cth
- Multivitamin sirup 60 ml/5 ml 1dd1cth
d. Pencegahan kecacatan (disability limitation)
 Melakukan pemeriksaan lanjut seperti pemeriksaan laboratorium darah
lengkap dan tes widal agar pasien dapat sembuh dengan baik tanpa ada
komplikasi lanjut.
 Memberikan pengobatan yang tepat dan benar kepada pasien agar tidak
mengalami komplikasi.
 Menganjurkan pasien untuk kontrol ketika obat habis atau jika keluhan belum
membaik atau bahkan memburuk karena untuk mencegah terjadinya
komplikasi.
e. Rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation)
 Penderita dianjurkan untuk membatasi aktifitas dan banyak beristirahat untuk
pemulihan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
 Penderita dianjurkan untuk mengikuti saran dan nasihat dokter.
2. Pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran
 Anamnesis
Pasien datang ke poli kesehatan anak di Puskesmas Pagak pukul 09.00 WIB,
dengan keluhan panas sejak 3 hari yang lalu. Panas naik turun, naik terutama
pada sore hari. Pasien lemas dan sering rewel. Pasien mengalami penurunan
nafsu makan. Diare (-), konstipasi (-), mual (-), muntah (-), sakit perut (-),
batuk (-), pilek (-), BAK normal, mimisan (-), gusi berdarah (-), BAB berdarah
(-). Pasien makan sehari 3 kali, namun pasien sering membeli makanan dan
jajanan di luar rumah. Pasien kesehariannya sering bermain dengan teman-
temannya. Pasien sudah diberi obat paracetamol sirup oleh bidan, panas turun
setelah minum obat namun kembali tinggi.
 Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : lemah
- Kesadaran : composmentis
- Berat badan : 20 kg
- Tekanan darah : 90/60 mmHg
- Nadi : 99 x/menit, reguler
- RR : 19 x/menit
- Suhu : 38,7C (axilla)
Pemeriksan head to toe :
- K/L : a - / i - / c - / d –
Lidah kotor (-), Perbesaran KGB dan tiroid (-)
- Thorax :
Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+, Wheezing -/-, Ronkhi -/-
- Abdomen :
Datar, BU (+) normal, timpani (+), nyeri tekan (-), hepar lien tidak
teraba.
- Ekstemitas :
Deformitas (-), akral hangat, akral pucat (-), edema pretibial (-), rose
spot (-), ptekie (-)
 Pemeriksaan penunjang

 Penegakan diagnosis
- Anamnesis :
Pasien dengan keluhan panas sejak 3 hari yang lalu. Panas naik turun, naik
terutama pada sore hari. Pasien sering membeli makanan dan jajanan di luar
rumah.
- Pada pemeriksaan fisik :
Keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis. Tanda vital dengan suhu
tinggi yaitu 38,7ºC, pada pemeriksaan tes widal salmonella typus O 1/320
(positif).
Kesimpulan : Demam dengan sifat naik pada sore atau malam hari
merupakan khas dari tifoid fever, ditambah lagi riwayat pasien sering
makanan dan jajanan di luar rumah merupakan penyebab penularan bakteri
salmonella typii karena makanan yang tidak bersih. Tes widal salmonella
typus O dikatan positif bila ≥ 1/200, pada pasien ini tes widal positif (1/320).
 Diagnosis Banding
Dengue fever  Disingkirkan karena demam pada dengue fever pada hari ke
4 adalah turun karena memasuki fase kritis sedangkan pada An.N demam terus
menerus terutama pada sore hari. Pada dengue fever terjadi penurunan
trombosit sedangkan trombosit An.N masih dalam batas normal.
 Prognosis
Dubia ad bonam karena belum ada gejala klinis yang lain selain demam dan
tidak ada komplikasi.
 Penatalaksanaan
- Terapi non-medikamentosa: Tirah baring, banyak minum , makan
makanan yang lunak diberikan selama istirahat, kompres hangat.
- Terapi Medikamentosa (pasien menolak MRS) :
- Metamizole sirup 250 mg/5 ml 3dd1 cth
- Kloramfenikol suspensi 125mg/5 ml 4dd2 cth
- Multivitamin sirup 60 ml/5 ml 1dd1cth
3. Standar pelayanan menyeluruh (holistic)
 Fungsi Biologis
Pasien dengan keluhan panas sejak 3 hari yang lalu. Pasien sering rewel.
Pasien mengalami penurunan nafsu makan.
 Fungsi Psikologis
Pasien kesehariannya tinggal bersama Ayah, Ibu, dan adiknya. Kehidupan An.
N terjalin erat dan akrab, dengan latar pendidikan orang tua yang kurang
sehingga orang tua tidak mengetahui mengetahui tentang penyakit pasien.
Orang tua An. N kurang mengawasi terhadap apa yang dimakan an. N diluar
rumah karena Ibu An.N sibuk mengurus adik An.N yang masih bayi.
 Fungsi Sosial-Ekonomi
- Hubungan keluarga An.N dan tetangga baik.
- Status ekonomi menengah ke bawah, sehingga orang tua pasien
menolak jika An.N MRS karena tidak ada biaya dan tidak mempunyai
BPJS.
4. Standar pelayanan terpadu (integration)
Bekerjasama dengan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain untuk mengobati
pasien sampai sembuh total.
 Penatalaksanaan tidak hanya antara dokter dengan pasien namun juga dengan
keluarga pasien, karena keluarga pasien sangat mempengaruhi perilaku sehat
pasien dan fungsi perawatan untuk mendukung kesembuhan pasien.
 Dokter memerlukan mitra yang lain seperti petugas laboratorium untuk
melihat hasil pemeriksaan penunjang seperti darah lengkap dan widal untuk
mendukung diagnosis tifoid fever.
5. Standar pelayanan berkesinambungan (continuum care)
Pelayanan yang disediakan Dokter keluarga merupakan pelayanan
berkesinambungan, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien,
proaktif, dan terus menerus demi kesehatan pasien.
Peran dokter keluarga dalam menangani pasien An.N ini dengan menyuruh
pasien untuk kontrol jika obat habis atau sakitnya tidak membaik bahkan memburuk.
Setelah itu dokter melakukan home visite untuk follow up keadaan pasien (anamnesis
dan pemeriksaan fisik), dan bisa lebih intens dalam mengedukasi pasien dan keluarga
mengenai pencegahan penularan penyakit tifoid fever serta melihat keadaan rumah
pasien untuk menganalisa faktor-faktor lingkungan apa saja yang bisa menyebabkan
permasalahan kesehatan pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai