PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan gizi merupakan sarana dalam upaya pemenuhan zat gii pasien
secara optimal baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat
maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi
dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah sakit sebagai
salah satu upaya mewujudkan Indonesia sehat 2010, merupakan tugas dan
tanggungjawab tenaga kesehatan, khususnya tenaga yang bergerak di bidang gizi.
Dalam Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK), studi kasus merupakan
salah satu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan seorang calon ahli gizi dalam melakukan asuhan
gizi pasien rawat inap. Kasus yang digunakan dalam studi kasus ini adalah pasien
Ibu Hamil dengan diagnosis Hipertensi Kronik yang dirawat di ruang Maternal
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Penyakit hipertensi merupakan penyebab signifikan morbiditas dan
mortalitas maternal dan janin atau neonatus. Penyakit hipertensi dalam
kehamilanmerupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kahamilan atau
timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Penyakit ini sering dijumpai
dan masih merupakan salah satu kematian ibu. Di U.S.A misalnya 1/3 dari
kematian ibu disebabkan penyakit ini. Laporan tiga tahunan mengenai kematian
ibu di Inggris pada tahun 1997-1999 ( Lewis & Drife 2001 ) mengidentifikasi
bahwa gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab tersering kedua
kematian maternal dengan 5,2 kematian per satu juta ibu yang menderita pre-
eklamsi dan 2,4 per satu juta ibu yang menderita eklamsi. Hipertensi merupakan
penyakit medis yang paling sering terjadi pada kehamilan, terjadi pada kira-kira
10% dari seluruh kehamilan. Observasi yang cermat terhadap kondisi ini
1
mengidentifikasi bahwa insiden penyakit hipertensi bervariasi sesuai dengan
lokasi geografis dan ras.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan gizi pada pasien ibu hamil dengan Hipertensi Kronik di
ruang Maternal RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan skrining.
b. Melaksanakan assessment gizi.
c. Menentukan diagnose gizi untuk pasien.
d. Merencanakan, menyiapkan, menyajikan dan mengevaluasi intervensi gizi
untuk pasien.
e. Merencanakan, menyiapkan, menyajikan dan mengevaluasi monitoring
evaluasi gizi untuk pasien.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi Pada Ibu Hamil
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi
yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. (Sumber:
SANFORD,MD tahun 2006).
Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat aktifitas dan
keseatan secara umum adalah 120/80mmHg. Tetapi secara umum, angka
pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas
atau berolahraga
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper
artinya tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau
tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang
mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang dikatakan
mendetita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah
sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg. (sumber : FK UI 2006)
Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang terjadi karena atau
pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya
terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu (sumber: kebidanan). (Ai
Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal: 167-168)
Hipertensi yaitu peningkatan tekanan sistolik sekurang- kurangnya 30
mmHg atau peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mmHg,
atau adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140 mmHg dan tekanan
diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg. Hipertensi juga dapat ditentukan
dengan tekanan arteri rata-rata 105 mm Hg atau lebihatau dengan
3
kenaikan 20 mmHg atau lebih nilai-nilai yang disebutkan diatas
harus bermanifesti sekurang-kurangnya dua kesempatan dengan perbedaan
waktu 6 jam atau lebih dan harus didasarkan pada nilai tekanan
darah sebelumnya yang diketahui.
Hipertensi kehamilan berkembangnya hipertensi selama kehamilan
atau 24 jam pertama postpartum pada seseorang yang sebelumnya normotensi.
Tak ada petunjuk-petunjuk lain dari pre-eklamsia atau penyakit vaskuler
hipertensi. Teknan darah kembali dalam batas normal dalm sepuluh hari
setelah persalinan. Beberapa pasien dengan hipertensi kehamilan sebenarnya
mungkin mengidap preeklamsia atau penyakit vaskuler hipertensi, tetapi
mereka tidak mempunyai criteria untuk diagnosis ini.
4
3. Etiologi Hipertensi Pada Ibu Hamil
Keturunan/genetik, obesitas, stress, rokok, pola makan yang salah,
emosioal, wanita yang mengandung bayi kembar, ketidak sesuaian RH, sakit
ginjal, hiper/hypothyroid, koarktasi aorta, gangguan kelenjar adrenal,
gangguan kelenjar parathyroid. ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4
Patologi. Hal : 168)
5
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,
keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing),
kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
B. GARAM NATRIUM
Garam natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau
ditambahkan pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal
dari hewan biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari yang
berasal dari tumbuhtumbuhan. Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam
makanan biasanya berupa ikatan, yaitu : 1. Natrium Chlorida atau garam
dapur 2. Mono-Natrium Glutamat atau vetsin 3. Natrium Bikarbonat atau soda
kue 4. Natrium Benzoat untuk mengawetkan buah 5. Natrium Bisulfit atau
sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging seperti Corned beef.
Cara memasak untuk mengeluarkan garam Natrium antara lain : 1. Pada ikan
asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu 2. Untuk mengeluarkan garam
natrium dari margarine dengan mencampur margarine dengan air, lalu masak
sampai mendidih, margarine akan mencair dan garam natrium akan larut
dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan memasukkan panci kedalam
6
kulkas. Margarine akan keras kembali dan buang air yang mengandung garam
natrium. Lakukan ini 2 kal
B. Obesitas
1. Definisi
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun
dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi
perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007). Menurut WHO
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang
dapat mengganggu kesehatan. Menurut Myers (2004), seseorang yang
dikatakan obesitas apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak
tubuh mereka.
Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara
tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi
kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).
Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu
sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007).
Dengan demikian tiap orang perlu memperhatikan banyaknya masukan
makanan (disesuaikan dengan kebutuhan tenaga sehari-hari) dan aktivitas fisik
yang dilakukan. Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini terutama
diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis
kelamin wanita, pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga,
serta emosionalnya labil.
2. Tipe Obesitas
Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:
1) Tipe obesitas berdasarkan bentuk tubuh
a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)
7
Tipe seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk
di sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi
dibandingkan dengan tipe buah pear (Gynoid)
b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di
sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe
gynoid umumnya kecil.
c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid
umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetic.
2) Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak
a. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak
dibandingkan keadaan normal.
b. Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar
dibandingkan keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah
banyak dari normal.
Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik Obesitas terjadi karena
jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal.
Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi
mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang
dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik.
8
1kg/minggu, serta mempertahankan status kesehatan yang optimal. Syarat
diet yang diberikan kepada penderita obesitas antara lain :
a. Energi rendah, ditujukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan
dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan
makan dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat
badan sebanyak ½-1 kg/minggu, asupan energi dikurangi sebanyak
500-1000 kkal/hari dari kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan
normal dilakukan berdasarkan berat badan ideal.
b. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari
kebutuhan energi total.
c. Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan
sumber berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh
ganda yang kadarnya tinggi.
d. Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi
total. Gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk
memberi rasa kenyang dan mencegah konstipasi. Sebagai alternatif,
bisa digunakan gula buatan sebagai pengganti gula sederhana.
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
f. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan.
g. Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/hari.
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentraisi hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi
oksigan dari paru-paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim
terjadi dan biasanya disebabkan oleh difesiensi besi, sekunder terhadap
kehilangan darah sebalumnya atau asupan besi yang tidak a jarang dekuat.
9
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11
gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II
(Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita
yang tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil.
10
A. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat,
fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat
menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional
menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk
profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
11
perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100
mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil
(Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-
pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi
ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia
dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta
gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan
diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-
obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat
membantu penderita ini.
12
Gejala anemia pada ibu hamil :
13
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah
membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini
kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat
menghambat kerja organ-organ penting,.
14
BAB III
ASUHAN GIZI
1. Skrining Awal
No Kriteria Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah IMT < 20,5 √
2 Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir? √
3 Apakah asupan makan pasien menurun 1 minggu terakhir? √
4 Apakah pasien dengan penyakit berat? (ICU) √
Jika tidak untuk semua kriteria, skrininng diulang 1 minggu kemudian
Jika ada 1 atau lebih kriteria dengan jawaban ya, dilakukan skrining lanjut
2. Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria
Abses (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB>5% dalam 3 bulan atau asupan 50 – 75% dari
kebutuhan
Sedang (Skor = 2) Kehilangan BB>5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5-20,5 atau
asupan 25-50% dari kebutuhan
Berat (Skor = 3) Kehilangan BB>5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3 bulan) atau
IMT <18,5 atau asupan 0 – 25% dari kebutuhan
3. Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD rutin, DM, kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah
Berat (Skor = 3) Cidera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU
15
Skrining Skrining Usia > 70 TOTAL
Lanjut I Lanjut II tahun SKOR
SKOR 1 2 3
KESIMPULAN RISIKO/TIDAK BERISIKO
16
IDNT
FH.2.1 Riwayat Diet (pola makan) Nasi 3x/hr @60gr
Ayam 1x/hr @150 gr
Ikan 1x/hr @100 gr
Telur rebus 1x/hr @60 gr
Daging sapi 1x/hr @100gr
Nabati tidak ada
Sayur brokoli 5x/mgg @30gr
Sayur bayam 5x/mgg @30gr
Sayur kangkung 5x/mgg @30gr
Buah pisang 3x/mgg @150gr
Buah jeruk 3x/mgg @60gr
Buah mangga 2x/mgg @150gr
Buah anggur 3x/mgg @100gr
Buah rambutan 3x/mngg @150gr
Susu 1x/hr @45gr
Cemilan Cake 1x/hr 75gr
Roti 1x/hr @40gr
FH.2.1.1 Pemesanan diet Ibu menyusui RG
FH.2.1.2 Pengalaman Diet -
FH.2.1.3 Lingkungan Makan Makan bersama keluarga dirumah
FH.4.1 Pengetahuan tentang Pasien sudah mengetahui tentang makan
makanan dan gizi dan gizi namun tidak menerapkan dengan
baik
V. SQFFQ
Energi Protein Lemak KH Natrium
Asupan oral 1956,1 76,9 95,7 175,5 6426
Kebutuhan AGK 2450 77 65,03 318,78 < 2400
%Asupan 80 99 136 51 +4026,6
Kesimpulan : Asupan energy dan protein cukup, asupan lemak berlebih (136%)
dan asupan karbohidrat masih kurang (51%) (WNPG, 2004)
17
VII. STANDAR PEMBANDING (CS)
Kode Keterangan
IDNT Jenis Data
AKG Kebutuhan
CS.1.1.1 Estimasi Kebutuhan Energi 2450 kkal 2125,22 kkal
CS.2.1.1 Estimasi Kebutuhan 70 gr 65,03 gr
Lemak
CS.2.2.1 Estimasi Kebutuhan 77 gr 79,69 gr
Protein
CS.2.3.1 Estimasi Kebutuhan 363 gr 318,78 gr
Karbohidrat
18
X. BIOKIMIA (BD)
Kode IDNT Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Ket
HB 12,2 12.0 – 15.0 Normal
Albumin 3,53 3,97 – 4,94 Rendah
Protein urin +- - Negatif
BUN 8,00 6,00 – 20,00 Normal
Creatinin 0,50 0,50 – 0,90 Normal
GDS 86 80 - 140 Normal
SGOT 20 < = 32 Normal
SGPT 12 < = 33 Normal
pH 7,0 4,5 – 8,0 Normal
Kesimpulan : anemia (PERNEFRI, 2011).
DIAGNOSIS GIZI
NC.3.3 Berat badan berlebih berkaitan dengan pola makan yang salah yakni
konsumsi makan dengan porsi besar dan kurangnya aktifitas fisik ditandai dengan
LLA 38 cm di atas normal
19
INTERVENSI
15% 𝑥 2125,22
Protein = = 79,69 gr
4
25% 𝑥 2125,22
Lemak = = 59,03
9
energi−(protein+lemak)
Karbohidrat =
4
2125,22 −(318,78 +513,3)
= = 318,78 gr
4
20
ND.2.1.6 Rute : oral
21
XII. EDUKASI GIZI (E.1)
E.1.1.Tujuan Edukasi
Meningkatkan pengetahuan pasien tentang diit ibu menyusui
E.1.2.Prioritas Modifikasi
Membatasi konsumsi natrium untuk mengontrol tensi darah pasien
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
C. Monitoring dan Evaluasi Fisik/Klinis
18 Desember 2018 19 Desember 2018 20 Desember 2018
Keadaan Umum Compos mentis Compos mentis Compos mentis
24
D. Monitoring dan Evaluasi Asupan
Asupan makan Pre partus
25
REE Perempuan:
= 655 + (9,6xBB ) + (1,8xTB) - (4,7xU)
= 655 + (9,6 x 52,2) + (1,8 x 158) – (4,7 x 31)
= 655 + 501,12 + 284,4 – 173
= 1267,52 kkal
TEE = 1267,52 x FA x FS
= 1267,52 x 1,2 x 1,2
= 1825,22 kkal
15% 𝑥 2125,22
Protein = = 80,82 gr
4
25% 𝑥 2125,22
Lemak = = 59,86 gr
9
energi−(protein+lemak)
Karbohidrat =
4
26
Asupan makan Post partus
27
BAB V
KESIMPULAN
A. Assesment awal
30 minggu 2 hari
hipoalbumin.
2004)
normal.
28
B. Re assessment
di bawah (80%).
29