Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan gizi merupakan sarana dalam upaya pemenuhan zat gii pasien
secara optimal baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat
maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi
dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah sakit sebagai
salah satu upaya mewujudkan Indonesia sehat 2010, merupakan tugas dan
tanggungjawab tenaga kesehatan, khususnya tenaga yang bergerak di bidang gizi.
Dalam Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK), studi kasus merupakan
salah satu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan seorang calon ahli gizi dalam melakukan asuhan
gizi pasien rawat inap. Kasus yang digunakan dalam studi kasus ini adalah pasien
Ibu Hamil dengan diagnosis Hipertensi Kronik yang dirawat di ruang Maternal
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Penyakit hipertensi merupakan penyebab signifikan morbiditas dan
mortalitas maternal dan janin atau neonatus. Penyakit hipertensi dalam
kehamilanmerupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kahamilan atau
timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Penyakit ini sering dijumpai
dan masih merupakan salah satu kematian ibu. Di U.S.A misalnya 1/3 dari
kematian ibu disebabkan penyakit ini. Laporan tiga tahunan mengenai kematian
ibu di Inggris pada tahun 1997-1999 ( Lewis & Drife 2001 ) mengidentifikasi
bahwa gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab tersering kedua
kematian maternal dengan 5,2 kematian per satu juta ibu yang menderita pre-
eklamsi dan 2,4 per satu juta ibu yang menderita eklamsi. Hipertensi merupakan
penyakit medis yang paling sering terjadi pada kehamilan, terjadi pada kira-kira
10% dari seluruh kehamilan. Observasi yang cermat terhadap kondisi ini

1
mengidentifikasi bahwa insiden penyakit hipertensi bervariasi sesuai dengan
lokasi geografis dan ras.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan gizi pada pasien ibu hamil dengan Hipertensi Kronik di
ruang Maternal RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan skrining.
b. Melaksanakan assessment gizi.
c. Menentukan diagnose gizi untuk pasien.
d. Merencanakan, menyiapkan, menyajikan dan mengevaluasi intervensi gizi
untuk pasien.
e. Merencanakan, menyiapkan, menyajikan dan mengevaluasi monitoring
evaluasi gizi untuk pasien.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi Pada Ibu Hamil

Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi
yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. (Sumber:
SANFORD,MD tahun 2006).

Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat aktifitas dan
keseatan secara umum adalah 120/80mmHg. Tetapi secara umum, angka
pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas
atau berolahraga
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper
artinya tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau
tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang
mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang dikatakan
mendetita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah
sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg. (sumber : FK UI 2006)
Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang terjadi karena atau
pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya
terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu (sumber: kebidanan). (Ai
Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal: 167-168)
Hipertensi yaitu peningkatan tekanan sistolik sekurang- kurangnya 30
mmHg atau peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mmHg,
atau adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140 mmHg dan tekanan
diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg. Hipertensi juga dapat ditentukan
dengan tekanan arteri rata-rata 105 mm Hg atau lebihatau dengan

3
kenaikan 20 mmHg atau lebih nilai-nilai yang disebutkan diatas
harus bermanifesti sekurang-kurangnya dua kesempatan dengan perbedaan
waktu 6 jam atau lebih dan harus didasarkan pada nilai tekanan
darah sebelumnya yang diketahui.
Hipertensi kehamilan berkembangnya hipertensi selama kehamilan
atau 24 jam pertama postpartum pada seseorang yang sebelumnya normotensi.
Tak ada petunjuk-petunjuk lain dari pre-eklamsia atau penyakit vaskuler
hipertensi. Teknan darah kembali dalam batas normal dalm sepuluh hari
setelah persalinan. Beberapa pasien dengan hipertensi kehamilan sebenarnya
mungkin mengidap preeklamsia atau penyakit vaskuler hipertensi, tetapi
mereka tidak mempunyai criteria untuk diagnosis ini.

2. Epidemiologi Hipertensi Pada Ibu Hamil


Hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan
mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi
sekitar 7-10% seluruh kehamilan. Dari seluruh ibu yang mengalami hipertensi
selama hamil, setengah sampai dua pertiganya didiagnosis mengalami
preeklampsi atau eklampsi (Bobak, 2005). 8 Di Indonesia, mortalitas dan
morbiditas hipertensi pada kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini
disebabkan oleh etiologi yang tidak jelas, dan juga perawatan dalam
persalinan masih ditangani petugas non medik serta sistem rujukan yang
belum sempurna. Hipertensi pada kehamilan dapat dipahami oleh semua
tenaga medik baik di pusat maupun di daerah ( Prawirohardjo, 2013). Angka
kematian ibu (AKI) di Provinsi Lampung pada tahun 2012 berdasarkan
laporan dari kabupaten terlihat kasus kematian ibu (kematian ibu pada saat
hamil, melahirkan, dan nifas) seluruhnya sebanyak 179 kasus dimana kasus
kematian ibu terbesar (59,78%) terjadi pada saat persalinan dan 70,95%
terjadi pada usia 20 – 34 tahun, dan kasus kematian ibu tertinggi berada di
Kota Bandar Lampung (Profil Kesehatan Lampung, 2012)

4
3. Etiologi Hipertensi Pada Ibu Hamil
Keturunan/genetik, obesitas, stress, rokok, pola makan yang salah,
emosioal, wanita yang mengandung bayi kembar, ketidak sesuaian RH, sakit
ginjal, hiper/hypothyroid, koarktasi aorta, gangguan kelenjar adrenal,
gangguan kelenjar parathyroid. ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4
Patologi. Hal : 168)

4. Manifestasi klinis Pada Ibu Hamil


Gejala yang biasanya timbul pada ibu yang mengalami hipertensi pada
kehamilan harus diwaspadai jika ibu megeluh : nyeri kepala saat terjaga,
kadang-kadang disertai mual, muntah akibat peningkatan tekanan
intrakranium, penglihatan kabur, ayunan langkah yang tidak mantap, nokturia,
oadema dependem dan pembengkakan.

5. Klasifikasi Hipertensi Pada Ibu Hamil


Kelainan yang menyebabkan hipertensi yang timbul sebagian
akibat kehamilan dan akan menghilang pada masa nifas seperti: hipertensi
tanpa protein urin atau oadema, preeklamsia ringan atau berat, eklamsia,
hipertensi kronis, kehamilan yang memperburuk hipertensi, hipertensi
sementara (transient hypertension). ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4
Patologi. Hal : 168).

6. Terapi Diet Hipertensi

A. MENGATUR MENU MAKANAN


Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk
menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar
kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak
mengalami stroke atau infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau
dibatasi adalah:

5
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,
keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing),
kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

B. GARAM NATRIUM
Garam natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau
ditambahkan pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal
dari hewan biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari yang
berasal dari tumbuhtumbuhan. Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam
makanan biasanya berupa ikatan, yaitu : 1. Natrium Chlorida atau garam
dapur 2. Mono-Natrium Glutamat atau vetsin 3. Natrium Bikarbonat atau soda
kue 4. Natrium Benzoat untuk mengawetkan buah 5. Natrium Bisulfit atau
sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging seperti Corned beef.
Cara memasak untuk mengeluarkan garam Natrium antara lain : 1. Pada ikan
asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu 2. Untuk mengeluarkan garam
natrium dari margarine dengan mencampur margarine dengan air, lalu masak
sampai mendidih, margarine akan mencair dan garam natrium akan larut
dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan memasukkan panci kedalam

6
kulkas. Margarine akan keras kembali dan buang air yang mengandung garam
natrium. Lakukan ini 2 kal

B. Obesitas
1. Definisi
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun
dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi
perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007). Menurut WHO
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang
dapat mengganggu kesehatan. Menurut Myers (2004), seseorang yang
dikatakan obesitas apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak
tubuh mereka.
Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara
tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi
kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).
Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu
sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007).
Dengan demikian tiap orang perlu memperhatikan banyaknya masukan
makanan (disesuaikan dengan kebutuhan tenaga sehari-hari) dan aktivitas fisik
yang dilakukan. Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini terutama
diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis
kelamin wanita, pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga,
serta emosionalnya labil.

2. Tipe Obesitas
Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:
1) Tipe obesitas berdasarkan bentuk tubuh
a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)

7
Tipe seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk
di sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi
dibandingkan dengan tipe buah pear (Gynoid)
b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di
sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe
gynoid umumnya kecil.
c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid
umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetic.
2) Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak
a. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak
dibandingkan keadaan normal.
b. Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar
dibandingkan keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah
banyak dari normal.
Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik Obesitas terjadi karena
jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal.
Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi
mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang
dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik.

3. Terapi Diet Obesitas


Penderita obesitas (kelebihan berat badan) memiliki ketentuan diet yang
bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan
umur, gender dan kebutuhan fisik, mencapai IMT normal, mengurangi
asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak ½-

8
1kg/minggu, serta mempertahankan status kesehatan yang optimal. Syarat
diet yang diberikan kepada penderita obesitas antara lain :
a. Energi rendah, ditujukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan
dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan
makan dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat
badan sebanyak ½-1 kg/minggu, asupan energi dikurangi sebanyak
500-1000 kkal/hari dari kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan
normal dilakukan berdasarkan berat badan ideal.
b. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari
kebutuhan energi total.
c. Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan
sumber berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh
ganda yang kadarnya tinggi.
d. Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi
total. Gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk
memberi rasa kenyang dan mencegah konstipasi. Sebagai alternatif,
bisa digunakan gula buatan sebagai pengganti gula sederhana.
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
f. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan.
g. Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/hari.

C. Anemia Pada Ibu Hamil


1. Definisi

Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentraisi hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi
oksigan dari paru-paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim
terjadi dan biasanya disebabkan oleh difesiensi besi, sekunder terhadap
kehilangan darah sebalumnya atau asupan besi yang tidak a jarang dekuat.

9
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11
gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II
(Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita
yang tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil.

2. Etiologi Anemia Pada Ibu Hamil


Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi
(Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya
adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-
lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan
lain-lain

3. Klasifikasi Anemia Pada Kehamil


Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah
sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan
dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.

10
A. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat,
fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat
menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional
menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk
profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).

B. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan


zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran
pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian
preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg)
intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih
cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan


anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.
Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Hb 11 gr% : Tidak anemia
2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800
mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan
sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan

11
perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100
mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil
(Manuaba, 2001).

2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah.

3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-
pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi
ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia
dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta
gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan
diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-
obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat
membantu penderita ini.

12
Gejala anemia pada ibu hamil :

o Ibu mengeluh cepat lelah,


o Sering pusing,
o Mata berkunang-kunang,
o Malaise,
o Lidah luka,
o Nafsu makan turun (anoreksia),
o Konsentrasi hilang,
o Nafas pendek (pada anemia parah); dan
o Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

4. PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA IBU HAMIL

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang


atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-
sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi
tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus
yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor
diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system
fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan
limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk
dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera.

13
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah
membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini
kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat
menghambat kerja organ-organ penting,.

14
BAB III
ASUHAN GIZI

NUTRITIONAL RISK SCREENING (NRS – 2002)

Nama : Tn. LD Usia : 37 tahun


Bangsal : Maternal Tanggal skrining : 18-11-
2018
Tanggal Masuk RS : 17 November 2018 Diagnosa : Hipertensi
Kronis,
G4 P2 A1, Hamil 30
minggu 2 hari

1. Skrining Awal
No Kriteria Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah IMT < 20,5 √
2 Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir? √
3 Apakah asupan makan pasien menurun 1 minggu terakhir? √
4 Apakah pasien dengan penyakit berat? (ICU) √
 Jika tidak untuk semua kriteria, skrininng diulang 1 minggu kemudian
 Jika ada 1 atau lebih kriteria dengan jawaban ya, dilakukan skrining lanjut

2. Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria
Abses (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB>5% dalam 3 bulan atau asupan 50 – 75% dari
kebutuhan
Sedang (Skor = 2) Kehilangan BB>5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5-20,5 atau
asupan 25-50% dari kebutuhan
Berat (Skor = 3) Kehilangan BB>5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3 bulan) atau
IMT <18,5 atau asupan 0 – 25% dari kebutuhan

3. Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD rutin, DM, kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah
Berat (Skor = 3) Cidera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU

15
Skrining Skrining Usia > 70 TOTAL
Lanjut I Lanjut II tahun SKOR
SKOR 1 2 3
KESIMPULAN RISIKO/TIDAK BERISIKO

FORMAT ASUHAN GIZI

I. DATA PERSONAL (CH)


Kode Jenis Data Data Personal
IDNT
CH.1.1 Nama Ny. Lisda Dewi
Umur 37 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Suku/etnik Jawa
Peran dalam Keluarga Ibu Rumah Tangga
Diagnosis Medis 1. Hipertensi kronik
2. G4P2A1, Hamil 30 minggu 2 hari

II. DATA RIWAYAT PENYAKIT (CH)


Kode Jenis Data Keterangan
IDNT
CH.2.1 Keluhan Utama Ketuban rembes
Riwayat Penyakit Merupakan pasien pribadi Dr. Edi Patmini.
Sekarang dan Rencana mondok dan rencana terminasi
Dahulu kehamilan dengan inavasi, gerak janin aktif dan
ketumban rembes

III. RIWAYAT KLIEN YANG LAIN


Kode Jenis Data Keterangan
IDNT
CH.2.1 Gastrointestinal Tidak mengalami mual (-) dan muntah (-)
Imun Alergi (-)
CH.2.2 Perawatan -
CH.3.1 Riwayat sosial Accounting Hotel
Ekonomi menengah atas
Agama islam

IV. RIWAYAT MAKAN (FH)


Kode Jenis Data Keterangan

16
IDNT
FH.2.1 Riwayat Diet (pola makan) Nasi 3x/hr @60gr
Ayam 1x/hr @150 gr
Ikan 1x/hr @100 gr
Telur rebus 1x/hr @60 gr
Daging sapi 1x/hr @100gr
Nabati tidak ada
Sayur brokoli 5x/mgg @30gr
Sayur bayam 5x/mgg @30gr
Sayur kangkung 5x/mgg @30gr
Buah pisang 3x/mgg @150gr
Buah jeruk 3x/mgg @60gr
Buah mangga 2x/mgg @150gr
Buah anggur 3x/mgg @100gr
Buah rambutan 3x/mngg @150gr
Susu 1x/hr @45gr
Cemilan Cake 1x/hr 75gr
Roti 1x/hr @40gr
FH.2.1.1 Pemesanan diet Ibu menyusui RG
FH.2.1.2 Pengalaman Diet -
FH.2.1.3 Lingkungan Makan Makan bersama keluarga dirumah
FH.4.1 Pengetahuan tentang Pasien sudah mengetahui tentang makan
makanan dan gizi dan gizi namun tidak menerapkan dengan
baik

V. SQFFQ
Energi Protein Lemak KH Natrium
Asupan oral 1956,1 76,9 95,7 175,5 6426
Kebutuhan AGK 2450 77 65,03 318,78 < 2400
%Asupan 80 99 136 51 +4026,6
Kesimpulan : Asupan energy dan protein cukup, asupan lemak berlebih (136%)
dan asupan karbohidrat masih kurang (51%) (WNPG, 2004)

VI. Recall 24 jam (FH.7.2.8)


Energi Protein Lemak KH Natrium
Asupan oral 1680,3 51,2 46,3 223,2 1361,7
Kebutuhan 2125,22 79,69 65,03 318,78 < 2400
%Asupan 78 64 70 70 -1038,3
Kesimpulan : asupan makan pasien inadekuat (<80%) WNPG, 2004

17
VII. STANDAR PEMBANDING (CS)
Kode Keterangan
IDNT Jenis Data
AKG Kebutuhan
CS.1.1.1 Estimasi Kebutuhan Energi 2450 kkal 2125,22 kkal
CS.2.1.1 Estimasi Kebutuhan 70 gr 65,03 gr
Lemak
CS.2.2.1 Estimasi Kebutuhan 77 gr 79,69 gr
Protein
CS.2.3.1 Estimasi Kebutuhan 363 gr 318,78 gr
Karbohidrat

VIII. ANTROPOMETRI (AD.1.1)


Kode IDNT Jenis Data Keterangan
AD.1.1 Panjang Badan/TB 158 cm
Berat Badan Sebelum 99 kg
Hamil
Perubahan Berat Badan -
BBI 52,2 kg
IMT 39,75
LILA 38
%percentil LILA
𝐿𝐼𝐿𝐴 𝑢𝑘𝑢𝑟
=𝐿𝐼𝐿𝐴 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟x 100%
38
=29x 100% = 131%

Kesimpulan Status Gizi : status gizi pasien obesitas (WHO-NCHS)

IX. PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS (PD.1.1)


Kode IDNT Data Biokimia Hasil
PD.1.1.1 Penampilan Compos mentis
PD.1.1.2 Bahasa Tubuh Dapat berkomunikasi
dengan baik
PD.1.1.6 Kepala dan mata Konjungtiva tak anemis
(-)
Sklera tak ikterik (-)
PD.1.1.9 Vital sign TD 150/70 (tinggi)
Nadi 82x/mnt (normal)
Suhu 36oC (normal)
Respirasi 20x/mnt (normal)
PD.1.1.- Sistem pencernaan Pasien tidak merasa mual
(-) muntah (-)
Kesimpulan : Keadaan pasien CM, baik, TD tinggi, tidak ada mual dan muntah

18
X. BIOKIMIA (BD)
Kode IDNT Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Ket
HB 12,2 12.0 – 15.0 Normal
Albumin 3,53 3,97 – 4,94 Rendah
Protein urin +- - Negatif
BUN 8,00 6,00 – 20,00 Normal
Creatinin 0,50 0,50 – 0,90 Normal
GDS 86 80 - 140 Normal
SGOT 20 < = 32 Normal
SGPT 12 < = 33 Normal
pH 7,0 4,5 – 8,0 Normal
Kesimpulan : anemia (PERNEFRI, 2011).

XI. TERAPI MEDIS DAN FUNGSI


Kode Jenis Terapi Medis Fungsi Interaksi dengan makanan
IDNT
ND.3.1 Dopamet Untuk mengobati
hipertensi ( tekanan
darah ) agar dapat
kembali menjadi normal

DIAGNOSIS GIZI

DOMAIN INTAKE (NI)


NI.5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi natrium berkaitan dengan hipertensi ditandai
dengan tekanan darah tinggi 150/70

NC.3.3 Berat badan berlebih berkaitan dengan pola makan yang salah yakni
konsumsi makan dengan porsi besar dan kurangnya aktifitas fisik ditandai dengan
LLA 38 cm di atas normal

19
INTERVENSI

NP.1.1 Preskripsi Diet : Ibu Menyusui RG


a. Bentuk : Nasi
b. Tujuan :
1) Meningkatkan asupan makan mencapai 80%
2) Mengontrol tekanan darah
c. Prinsip dan syarat
1) Energi cukup dengan penambahan 300 kalori untuk ibu hamil trisemester III
2) Protein cukup 15% dari kebutuhan energi total
3) Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total
4) Karbohidrat by diferent
5) Rendah garam < 2400 ml
d. Menghitung Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil Trisemester III
REE Perempuan:
= 655 + (9,6xBB ) + (1,8xTB) - (4,7xU)
= 655 + (9,6 x 52,2) + (1,8 x 158) – (4,7 x 31)
= 655 + 501,12 + 284,4 – 173
= 1267,52 kkal
TEE = 1267,52 x FA x FS
= 1267,52 x 1,2 x 1,2
= 1825,22 kkal
Penambahan kalori ibu hamil trimester III
= 1825,22 kkal + 300 kkal
= 2125,22 kkal

15% 𝑥 2125,22
Protein = = 79,69 gr
4
25% 𝑥 2125,22
Lemak = = 59,03
9

energi−(protein+lemak)
Karbohidrat =
4
2125,22 −(318,78 +513,3)
= = 318,78 gr
4

ND 1.Pemberian makan dan snack : 3x makanan utama, 2x selingan

20
ND.2.1.6 Rute : oral

Implementasi Diet Rumah Sakit (IBU Menyusui RG)

Energi Protein Lemak Karbohidrat Natrium


Standar Diet RS 2411,85 69,62 65,24 387,63 < 2400
Infus
Kebutuhan/Planing 2125,22 79,69 59,03 318,78
%standar/kebutuhan 113% 87% 110% 121%
Kesimpulan : Standar diet yang diberikan kepada pasien sebelum dan setelah
melahirkan telah mencapai >80% kebutuhan pasien

Rekomendasi Diet : Ibu menyusi RG

Standar Diet RS Rekomendasi


Makan Pagi Nasi 200 gr
Lauk hewani 60
Nabati 25
Sayur A 75
Sayur B 50
Minyak 10
Gula pasir 15
Selingan Pagi Bubur kacang ijo 25
Makan Siang Nasi 200 gr
Lauk hewani 50
Nabati 25
Sayur A 75
Sayur B 50
Minyak 10
Buah 100
Selingan Sore Susu manis 20
Biskuit 20
Makan Malam Nasi 200 gr
Lauk hewani 50
Nabati 25
Sayur A 75
Sayur B 50
Minyak 10
Buah 75
NILAI GIZI Energi : 2411,85
Protein : 69,62
Lemak : 65,24
Karbohidrat : 387,63

21
XII. EDUKASI GIZI (E.1)
E.1.1.Tujuan Edukasi
Meningkatkan pengetahuan pasien tentang diit ibu menyusui
E.1.2.Prioritas Modifikasi
Membatasi konsumsi natrium untuk mengontrol tensi darah pasien

XIII. KOLABORASI (RC)


Melakukan kolaborasi dengan DPJP terkait diet yang akan dilakukan

XIV. RENCANA MONITORING


Hal yang diukur Waktu Target
Pengukuran
Antropometri LILA Awal dan akhir Turun
kasus
Biokimia Albumin Sesuai hasil lab Mendekati normal
Klinis/Fisik Keadaan umum, Setiap ada TD Mendekati
Nadi, TD, suhu, pemeriksaan normal
dan respirasi dokter
Asupan Zat Gizi Energi, protein, Setiap hari Mencapai asupan
lemak, ≥80%, kebutuhan
karbohidrat,

22
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Monitoring dan Evaluasi Antropometri


Waktu LILA %LILA Status gizi
18 Desember 2018 38 cm 131% Obesitas
23 Desember 2018 38 cm 131% Obesitas
Kategori percentile LLA (WHO-NCHS)
Obesitas : >120%
Overweight : 110-120%
Gizi baik : 85-110%
Gizi kurang : 70,1-84,9%
Gizi buruk : <70%
Kesimpulan : berdasarkan monitoring dan evaluasi antropometri yakni pada
%LILA yaitu 131%, masuk kategori obesitas.

B. Monitoring dan Evaluasi Biokimia


Jenis Nilai 18 19 20 -23 November
Pemeriksaan Rujukan November November 2018
2018 2018
Hemoglobin 12.0 – 15.0 12,2 11,2
Albumin 3,97 – 4,94 3,53
Protein urin Negatif +- +1
BUN 6,00 – 20,00 8,00
Creatinin 0,50 – 0,90 0,50 Tidak ada hasil
GDS 80 - 140 86 lab
SGOT < = 32 20
SGPT < = 33 12
pH 4,5 – 8,0 7,0

Berdasarkan hasil data biokimia tanggal 18 albumin rendah yaitu pasien


menggalami hipoalbumin. Pada tanggal 19 hasil biokimia hemoglobin menggalami
penurunan di bawah nilai rujukan yang menandakan pasien menggalami anemia dan
hasil protein urine +1 sedangkan hasil lab tanggal 20 – 23 November 2018 tidak ada
hasil lab.

23
C. Monitoring dan Evaluasi Fisik/Klinis
18 Desember 2018 19 Desember 2018 20 Desember 2018
Keadaan Umum Compos mentis Compos mentis Compos mentis

Suhu Badan 36,5 36,2 36,5


Nadi 75 x/mnt 78 x/mnt 102 x/mnt
Respirasi 22 x/mnt 20 x/mnt 22 x/mnt
Tekanan darah 137/80 127/86 140/90

Keluhan Mual (-) Mual (-) Mual (-)


Muntah (-) Muntah (-) Muntah (-)
21 Desember 2018 22 Desember 2018 23 Desember 2018
Keadaan Umum Compos mentis Compos mentis Compos mentis

Suhu Badan 36,5 36,5 36


Nadi 74 x/mnt 88 x/mnt 85 x/mnt
Respirasi 20 x/mnt 20 x/mnt 20 x/mnt
Tekanan darah 120/90 120/80 126/85

Keluhan Mual (-) Mual (-) Mual (-)


Muntah (-) Muntah (-) Muntah (-)

Keadaan klinis dimonitoring setiap hari sejak tanggal 18 sampai 23


Desember 2018. Data perkembangan pemeriksaan fisik klinis didapat dari data
pemeriksaan fisik klinis yang dilakukan oleh dokter maupun perawat yang
tercantum dalam rekam medis pasien. Dari hasil pemeriksaan suhu normal, nadi
pada tanggal 20 tinggi dikarenakan pasien pada hari itu mau menjalani operasi sc,
respirasi pada tanggal 18 dan 20 tinggi, dan tekanan darah turun naik disebabkan
pasien hipertensi kronik. Kemudian untuk keluhan seperti mual tidak ada.

24
D. Monitoring dan Evaluasi Asupan
Asupan makan Pre partus

Asupan zat gizi


Tanggal
Energi Protein Lemak Karbohidrat Natrium
18 September 1697 48,2 54,5 275,4 1376,2
19 September 1855,2 43,6 58,4 293 1421,5
Jumlah rata - rata 1776,1 45,9 56.45 284,2 1398,85
Kebutuhan 2125,22 79,69 59,03 318,78 < 2400
% standar 83% 57% 95% 89% -1001,15
Keterangan Baik Kurang Baik Baik Baik

Berdasarkan monitoring asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat


dilakukan pada tanggal 18 dan 19 Nopember 2018 didapatkan hasil asupan yang
baik yaitu intake energi, lemak, dan karbohidrat >80%, protein <80%
dikarenakan pasien hanya sedikit memakan lauk nabati yang di berikan karena
tidak suka makan tahu tempe dan asupan natrium masih < 2400 mg yang
menandakan baik. Pada tanggal 20 Nopember 2018 pasien menjalani puasa untuk
section caesar elektif. Sehingga kebutuhan gizi pasien menjadi meningkat karena
terdapat penambahan kalori yang lebih bagi ibu menyusui 6 bulan pertama.
sebagai berikut :

25
REE Perempuan:
= 655 + (9,6xBB ) + (1,8xTB) - (4,7xU)
= 655 + (9,6 x 52,2) + (1,8 x 158) – (4,7 x 31)
= 655 + 501,12 + 284,4 – 173
= 1267,52 kkal

TEE = 1267,52 x FA x FS
= 1267,52 x 1,2 x 1,2
= 1825,22 kkal

Penambahan kalori ibu menyusui 6 bulan pertama


= 1825,22 kkal + 330 kkal
= 2155,22 kkal

15% 𝑥 2125,22
Protein = = 80,82 gr
4

25% 𝑥 2125,22
Lemak = = 59,86 gr
9

energi−(protein+lemak)
Karbohidrat =
4

2125,22 −(318,78 +513,3)


= = 323,28 gr
4

ND 1.Pemberian makan dan snack : 3x makanan utama, 2x selingan

ND.2.1.6 Rute : oral

26
Asupan makan Post partus

Asupan zat gizi


Tanggal
Energi Protein Lemak Karbohidrat Natrium
21 September 2166,65 66,22 58,54 344,43 1531,6
22 September 2216,85 65,72 53,14 331,93 1644,1
Jumlah rata - rata 2191,75 65,97 55,84 338,18 1587,85
Kebutuhan 2155,22 80,82 59,86 323,28 < 2400
% standar 101% 82% 93% 104% -812,15
Keterangan Baik Baik Baik Baik Baik

Berdasarkan monitoring asupan energi, protein, lemak dan


karbohidrat dilakukan pada tanggal 21 dan 22 Nopember 2018
didapatkan hasil asupan yang baik yaitu intake energi, protein, lemak,
dan karbohidrat >80% dan asupan natrium masih < 2400 mg yang
menandakan baik..

Asupan Makan Pasien


3000
2500
2000
1500
1000
500
0
18-Dec 19-Dec 20-Dec 21-Dec 22-Dec

Energi Protein Lemak Karbohidrat Natrium

E. Rencana Tindak Lanjut


Tanggal
22 November 2018 Mengedukasi pasien dan keluarga terkait diet Ibu
menyusui RG untuk membantu mengatasi permasalahan
terkait penyakitnya hipertensi tersebut.

27
BAB V

KESIMPULAN

A. Assesment awal

a. Berdasarkan hasil skrining pasien berisiko malnutrisi karena skor

skrining pasien adalah 3

b. Diagnosis media Ny. LD adalah Hipertensi kronik dan G4P2A1, Hamil

30 minggu 2 hari

c. Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan, status

gizi berdasarkan persentasi LILA yaitu katogeri status gizi obesitas.

d. Berdasarkan data biokimia pasien, kadar albumin dan hemoglobin

rendah. Dapat disimpulkan bahwa Ny. LD mengalami anemia dan

hipoalbumin.

e. Asupan makan Ny. LD sudah baik karena >80% kebutuhan (WNPG,

2004)

f. Diagnosis gizi yang diberikan adalah NI.5.4 Penurunan kebutuhan zat

gizi natrium berkaitan dengan hipertensi ditandai dengan tekanan

darah tinggi 150/70 dan NC.3.3 Berat badan berlebih berkaitan

dengan pola makan yang salah ditandai dengan LLA 38 cm di atas

normal.

g. Intervensi yang diberikan adalah diet ibu menyusui rendah garam.

Pemberian makan dilakukan 3x makanan utama, 2x selingan.

28
B. Re assessment

1. Berdasarkan hasil monitoring, asupan makan pasien meningkat

sesuai dengan target intervensi (80%) sedangkan untuk protein msih

di bawah (80%).

2. Tidak ada perubahan LILA setelah dilakukan pengukuran.

3. Pemeriksaan suhu normal, sedangkan nadi respirasi dan tekanan

darah turun naik.

4. Tidak ada keluhan mual dan muntah.

C. Saran untuk Ahli Gizi :

• Perlu dilakukan re-edukasi kepada pasien agar pasien mau

menjalankan diet ibu menyusui dan membatasi konsumsi natrium

untuk mengontrol tensi darah pasien

29

Anda mungkin juga menyukai