Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kemuliaanNya yang selalu


memberikan petunjuk untuk menyelesaikan makalah ini. Rasa terimakasih
yang dalam penulis sampaikan pada UPTD Puskesmas Waatukapu yang
memberikan kesempatan bagi penulis untuk membuat makalah ini. Makalah ini
menjelaskan tentang hipertensi yang terjadi selama kehamilan yang disertai
dengan berbagai cara alternatif bagi ibu hamil yang karena kondisinya
tidak memungkinkan untuk minum obat anti hipertensi.
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk
menurunkan kejadian pre eklampsi dan pada akhirnya dapat menurunkan
angka kematian ibu di Indonesia.
Penulis sangat menyadari adanya kekurangan dalam buku ini, oleh
sebab itu penyempurnaan akan senantiasa dilakukan secara periodik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi dalam kehamilan (HDK) adalah salah satu dari lima


komplikasi utama yang menyebabkan sekitar 60% sampai 80% dari semua
kematian ibu (Walle & Azagew, 2019). Insiden hipertensi gestasional dan
preeklamsia meningkat di Amerika Serikat, dan> 10% wanita akan mengalami
setidaknya hipertensi pada kehamilan (Michael C, 2019).
Menurut (Lombo et al., 2017) Wanita hamil dengan hipertensi
biasanya berkembang pada bulan terakhir kehamilan atau setelah usia
kehamilan 20 minggu, dengan sebelumnya tekanan darah normotensif
mencapai 140/90 mmHg, atau tekanan darah sistolik meningkat 30 mmHg
dan tekanan darah diastolik sebesar 15 mmHg di atas normal. Menurut
(Malha, 2018) klasifikasi mengenai hipertensi pada kehamilan terdiri dari:
preeklampsi, eklampsi, hipertensi kronik, hipertensi kronik diikuti dengan
superimpose preeklampsi, hipertensi gestasional (transient hypertensi).
Sedangkan penyebab ibu hamil mengalami hipertensi belum jelas. Namun
terdapat faktor resiko yaitu primigravida, primipaternitas, hiperplasentosis,
misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes melitus, hidrops
fetalis, bayi besar, umur (>35 tahun), riwayat famili yang pernah pre
eklampsia/eklampsia, penyakit-penyakit ginjal & hipertensi yang telah
terdapat sebelum hamil & obesitas.
Angka kematian ibu untuk tahun 2020 adalah 23,8 kematian per
100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan angka 20,1 pada tahun 2019.
Data dari (WHO, 2017) bahwa setiap hari di tahun 2017, sekitar 810 wanita
meninggal karena penyebab yang dapat dicegah terkait kehamilan dan
persalinan. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2017 angka
kematian ibu (AKI) pada tahun 2017 adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup,
dengan 14.623. Penyebab langsung kematian ibu (AKI) adalah hipertensi
dalam kehamilan dan perdarahan. Data di UPTD Puskesmas Watukapu dari
tahun 2021 dan 2022 dengan jumlah ibu hamil 245 dan yang mengalami
hipertensi sebanyak 35 ibu hamil.
I.2 RUMUSAN MASALAH

Masih adanya ibu hamil yang mengalami hipertensi di kehamilannya

I.3 TUJUAN

I.3.a Menurunkan angka kematian ibu


I.3.b Menurunkan jumlah ibu hamil yang mengalami hipertensi
BAB II

PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN
Hipertensi adalah masalah yang paling sering dalam kehamilan.
Hipertensi merupakan 5- 10% komplikasi dalam kehamilan dan merupakan
salah satu dari penyebab kematian tersering selain perdarahan dan infeksi,
dan juga banyak memberikan kontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu
hamil. Klasifikasi hipertensi pada kehamilan oleh Working Group of the
NHBPEP (2000) dibagi menjadi 4 tipe, yaitu :
a. Hipertensi gestasional
b. Preeklampsia dan eklampsia
c. Hipertensi kronis
d. Preeklampsia superimposed pada hipertensi kronis1.
The Guideline Development Group (GDG) membagi definisi hipertensi
menjadi ringan, sedang dan berat untuk membantu dalam penerapan definisi
sebagai berikut: Hipertensi ringan: tekanan diastolik 90 – 99 mmHg, tekanan
sistolik 140 – 149 mmHg Hipertensi sedang: tekanan diastolik 100 – 109
mmHg, tekanan sistolik 150 – 159 mmHg Hipertensi berat: tekanan diastolik
lebih besar sama dengan 110 mmHg, tekanan sistolik lebih besar sama dengan
160 mmHg.
Berdasarkan Klasifikasi menurut American College of Obstetricians and
Gynecologists, yaitu:
a. Hipertensi gestaional, bila tekanan darah > 140/90 mmHg pada usia
kehamilan > 20 minggu tanpa riwayat hipertensi sebelumnya dan tanpa
disertai dengan proteinuria.
b. Preeklampsia, bila disertai keadaan sebagai berikut: Tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi setelah umur
kehamilan diatas 20 minggu tanpa riwayat hipertensi sebelumnya
Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+.
Bila proteinuria negatif: Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc
per 24 jam/kurang dari 0,5 cc/kgBB/jam. Adanya gangguan serebral,
gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di epigastrium. Tanda – tanda
preeklampsia disertai tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥
110 mmHg pada 2 x pemeriksaan 6 jam setelah pasien dalam keadaan
istirahat.
II. PENANANGANAN
Untuk ibu hamil dengan tensi 140/90 mmHg di UPTD Puskesmas
Watukapu akan di berikan penangnan Nifedipine. Dan bila selama 10 hari
tidak ada perubahan, maka akan di anjurkan untuk ke RSUD atau dr.SpoG.
III. .
IV. .
V. .

Anda mungkin juga menyukai