Anda di halaman 1dari 19

EVIDENCE BASED NURSING (EBN)

NUTRISI UNTUK MENURUNKAN HIPERTENSI

DI RUANG KIA UPT PUSKESMAS GARUDA

Tugas
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas keperawatan maternitas yang diampu oleh
Ibu Nunung Nurhayati, Ners., M.Kep

Disusun oleh:

Brenon : 317072 Sani Sri Wulandari : 317092


Cucun Cunenti : 317073 Siti Mila Fazriyanti : 317094
Dede Diah Sofiah : 317074 Tri Aulia Novitasari : 317098
Elsie Anggraini : 317140 Vivin Sureni : 317101
Irvan Yuliana : 317084

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
2017-201
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan
Hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada tim penulis, juga shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang akhirnya tim penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Evidence Based Nursing (Ebn) Nutrisi Untuk
Menurunkan Hipertensi Di Ruang Kia Upt Puskesmas Garuda yang diampu oleh Ibu Ibu
Nunung Nurhayati, Ners., M.Kep

Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Keperawatan
Maternitas Program Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat. Dengan rendah hati tim
penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tidak
terlepas dari kesulitan dan hambatan yang tidak sedikit, tetapi berkat bimbingan dan
dorongan dari pembimbing dan berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Semoga bantuan dan dorongan yang diberikan kepada penulis menjadi amal baik
dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata tim penulis
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi tim penulis dan
umumnya bagi pembaca.

Bandung, November 2017

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper artinya
tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah
tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka
kesakitan dan angka kematian. Seseorang dikatakan mendetita tekanan darah
tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg dan
diastolik >90 mmHg.
Kehamilan dengan hipertensi ialah keadaan hipertensi yang diimbas oleh
kehamilan. Istilah ini diadopsi oleh “The American College of Obstetrician and
Gynecologist” untuk mengganti istilah preeklampsia dan eklampsia. Sindrom ini
terdiri atas trias: yaitu hipertensi, proteinuria, dan edema. Hipertensi jenis ini
lazim menjangkiti primigravida (kehamilan minggu XX) berusia antara 20-35
tahun yang berasal dari lapisan social ekonomi tingkat bawah, dan menderita
malnutrisi. Badan Kesehatan dunia memperkirakan ada 8% (eklamsia) dan 4%
(hipertensi) dari 21 kasus penyebab kematian (selain abortus) yang ada.
Penyakit hipertensi merupakan penyebab signifikan morbiditas dan
mortalitas maternal dan janin atau neonatus. Penyakit hipertensi dalam
kehamilanmerupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kahamilan atau
timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Penyakit ini sering dijumpai
dan masih merupakan salah satu kematian ibu. Di U.S.A misalnya 1/3 dari
kematian ibu disebabkan penyakit ini. Laporan tiga tahunan mengenai kematian
ibu di Inggris pada tahun 1997-1999 ( Lewis & Drife 2001 ) mengidentifikasi
bahwa gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab tersering kedua
kematian maternal dengan 5,2 kematian per satu juta ibu yang menderita pre-
eklamsi dan 2,4 per satu juta ibu yang menderita eklamsi. Hipertensi merupakan
penyakit medis yang paling sering terjadi pada kehamilan, terjadi pada kira-kira
10% dari seluruh kehamilan. Observasi yang cermat terhadap kondisi ini
mengidentifikasi bahwa insiden penyakit hipertensi bervariasi sesuai dengan
lokasi geografis dan ras.
Seorang wanita hamil boleh dicurigai menderita hipertensi kehamilan, jika
yang bersangkutan sering mengeluh pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan,
nyeri perut bagian atas (ulu hati), nafsu makan lenyap, rasa mual, dan muntah.
Tanda yang mudah diperiksa alah pertambahan berat badan secara progresif (. 3kg
tiap minggu). Sehingga perlu adanya penyusunan menu dan trik khusus untuk
menanggulangi masalah tersebut seperti Diet Rendah Garam karena nutrisi
mempunyai peranan penting dalam upaya pencegahan dan penyembuhan
hipertensi maupun komplikasi lain saat kehamilan.
Beberapa penelitan melakukan intervensi terhadap penurunan tekanan
darah pada ibu hamil, maka dengan hal tersebut kami tertarik untuk
membandingkan hasil penelitian mengenai penurunan tekanan darah pada ibu
hamil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang akan
dibahas adalah bagiaman keefektifan terapi terhadap penurunan tekanan darah
pada ibu hamil.
C. Tujuan Makalah
Unutk mengetahui keefektifan terapi terhadap penurunan tekanan darah
pada ibu hamil.

D. Manfaat Makalah
Untuk menambah wawasan mengenati terapi untul menurunkan tekanan
darah pada ibu hamil.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Latar Belakang
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper artinya
tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan
darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang
mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang dikatakan
mendetita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah
sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg. (sumber : FK UI 2006).
Hipertensi dalam Kehamilan adalah penyebab kematian utama ketiga pada ibu
hamil setelah perdarahan dan infeksi.
Hipertensi kronis adalah hipertensi yang diketahui terjadi sebelum
kehamilan atau peningkatan tekanan darah > 140/90 mmhg sebelum usia
gestasi 20 minggu, dan berlanjut hingga 6 minggu setelah melahirkan.
Hipertensi gestasiona adalah hipertensi yang terjadi tanpa tanda lain pre-
eklamsi. Didiagnosis jika setalah beristirahat, tekanan darah ibu
meningkat >140/90 mmhg pada sedikitnya dua kali pemeriksaan,tidak lebih
dari satu minggu setelah minggu ke-20 kehamilan pada wanita yang diketahui
normotensif. Hipertensi yang didiagnosis untuk pertama kalinya pada
kehamilan dan tidak membaik pada masa pascapartum juga diklasifikasikan
hipertensi gestasional.
Pre-eklamsi merupakan hipertensi yang didiagnosis berdasarkan
proteinuria,jika proteinuria >1+ pada pemeriksaan dipstik atau >0,3 g/L
protein dalam spesimen urine tangkapan bersih yang diperiksa secara acak
atau eksresi 0,3 g protein / 24 jam. Jika tidak terdapat proteinuria, dicurigai
preeklamsia jika hipertensi disertai dengan gejala seperti sakit kepala,
penglihatan kabur,nyeri abdomen atau epigastrik, atau perubahan biokimia,
terutama jumlah trombosit yang rendah dan kadar enzim hati yang tidak
normal (mis. Alanin aminotransferase (ALT) aspartat aminotransferase
(AST), dan gamma glutamil transpeptidase (GGT) ). Tanda-tanda dan gejala
tersebut yang disertai tekanan darah sisitolik >160 mmhg atau diastolik > 110
mmhg dan proteinuria 2+ atau 3+ dengan dipstik menunjukkan bentuk
penyakit yang lebih berat.
Eklamsia adalah didefinisikan sebagai awitan baru konvulsi selama
kehamilan atau pascapartum,yang tidak berkaitan dengan kondisi patologis
serebral yang terjadi pada ibu yang menderita pre-eklamsi.
Pre-eklamsi yang terjadi pada hipertensi kronis : hal ini dapat terjadi
pada ibu yang mengalami hipertensi sejak sebelum kehamilan (<20 minggu)
yang menderita.

2. Klasifikasi
Secara internasional kejadian hipertensi terjadi dalam kehamilan dapat
diperkirakan sebagai berikut :
a. Primigavida sekitar 7-12 %. Makin meningkat pada :
1) Hamil ganda
2) Hidramnion atau hamil dengan DM
3) Kehamilan mola hidatidosa
b. Pada kehamilan multigravida 5 ½ - 8%
Pembagian HDK yang dianut oleh FIGO adalah sebagai berikut :
a. Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi kehamilan (pre-eklamsia
ringan dan berat,eklamsia)
b. Hipertensi dalam kehamilan yang terjadi pada hipertensi kronis atau
preeklamsi/eklamsia
c. Hipertensi sementara (coincidental hypertention)
d. Nama lain yang dipakai adalah gestosis EHP
(edema,hipertensi,proteinuria). Gestation berarti kehamilan, osis berarti
abnormal atau gangguan. Gestosis berarti gangguan kehamilan dengan
gejala edema,hipertensi dan proteinuria.
Gestosis EHP dapat terjadi pada antepartum,intrapartum dan pascapartum.
Berdasarkan gestosis EHP didapatkan gambaran klinis sebagai berikut :
a. Monosimtom gestosis EHP, hanya dijumpai salah satu dari gejala
edema,hipertensi atau proteinuria
b. Multisimtom gestosis EHP, dijumpai lebih dari satu gejala klinis
Gambaran klinis preeklamsia ringan:
a. Tekanan darah absolut 140/90 mmhg atau kenaikan sistolik 30 mmhg dan
diastolik 15 mmhg
b. Edema ringan dengan peningkatan BB 1kg/minggu
c. Proteinuria diatas 0,3g/ 24 jam atau positif 1-2
Gambaran klinis preeklamsia berat, bila salah satu dari gejala berikut dijumpai
:
a. Tekanan darah 160/110 mmhg
b. Edema umum dan paru disertai sesak dan sianosis
c. Proteinuria diatas 5 g/24 jam atau plus 4-5
d. Oliguria, urin kurang dari 500cc / 24 jam

3. Etiologi
Faktor predisposisi :
a. Primigravida atau nullipara, terutama pada umur reproduksi ekstrem, yaitu
remaja dan umur 35 tahun ke atas
b. Multigravida dengan kondisi klinis :
1) Kehamilan ganda dan hidrops fetalis.
2) Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan diabetes
mellitus.
3) Penyakit-penyakit ginjal.
c. Hiperplasentosis : Molahidatidosa,kehamilan ganda, hi drops fetalis, bayi
besar, diabetes mellitus.
d. Riwayat keluarga pernah pre-eklamsia atau eklamsia.
e. Obesitas dan hidramnion
f. Gizi yang kurang dan anemi
g. Kasus-kasus dengan kadar asam urat yang tinggi, defisiensi kalsium,
defisiensi asam lemak tidak jenuh, kurang antioksidans.

4. Tanda Gejala
Belum diketahui dengan pasti. Proses iskemik uteroplasenter menyebabkan
vasospasmus arteriole/kapiler secara umum sehingga menimbulkan kelainan
patologis pada organ-organ vital.
a. Pre-Eklamsia Ringan
Kriteria :
1) Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan darah sistolik naik > 30
mmHg atau kenaikan tekanan darah diastolik > 15 mmHg tetapi <
160/110 mmHg.
2) Edema
3) Proteinuria, setelah kehamilan 20 minggu.
b. Pre-Eklamsia Berat
Kriteria :
1) Tekanan darah 160/110 mmHg.
2) Proteinuria lebih 5 gram/24 jam atau kualitatif 3+/4+.
3) Oliguria 500 ml/24 jam.
4) Nyeri kepala frontal atau gangguan penglihatan.
5) Nyeri epigastrium.
6) Edema paru atau sianosis.
7) Pertumbuhan janin intrauterin yang terlambat (IUFGR).
8) HELLP syndrome (H = Hemolysis; EL = Elevated Liver enzymes;
LP = Low Platelet counts).
c. Eklamsia
Eklamsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan
atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma.
Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejala-gejala pre-eklamsia
(kejang-kejang timbul bukan akibat kelainan neu- rologik).
d. Hipertensi Kronik Dalam Kehamilan
Adanya hipertensi yang persisten oleh sebab apapun juga yang
ditemukan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau
hipertensi persisten setelah 6 minggu pasca persalinan. Diagnosis
klinik Diagnosis hipertensi kronik pada kehamilan ditegakkan
berdasarkan gejala-gejala sebagai berikut :
1) Adanya riwayat hipertensi sebelum kehamilan atau didapatkan
hipertensi pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
2) Ditemukan kelainan organik, misalnya : pembesaran jantung,
kelainan ginjal, dan sebagainya.
3) Umur ibu di atas 30 tahun dan umumnya multigravida.
4) Bila terjadi superimposed preeclampsia, maka didapatkan :
tekanan darah sistolik lebih dari 200 mmHg adanya perubahan-
perubahan pada pembuluh darah retin berupa eksudasi,
perdarahan, dan penyempitan.
5) Retensi air dan natrium tidak menonjol. Jarang didapatkan edema
dan proteinuria.
6) Hipertensi masih temp didapatkan sampai 6 bulan pasca
persalinan.
5. Pathway
6. Penatalksanaan
a. Diet Preeklamsi I
Diet preeklamsi I diberikan pada pasien dengan preeklamsi berat.
Makanan diberikkan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari
buah. Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari per oral, dan
kekurangan diberikan secara parenteral. Makanan ini kurang energy dan
zat gizi, karena itu hanya diberikan selama 1-2 hari
b. Diet Preeklamsi II
Diet preeklamsi II diberikan sebagai makanan perpindahan dari
diet preeklamsi I atau kepada pasien preeklamsia yang penyakitnya tidak
begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai
diet rendahgaramI.makanan ini cukup energy dan gizi lainnya
c. Diet Preeklamsi III
Diet preeklamsi III diberikan sebagai makanan perpindahan dari
diet preeklamsi II atau kepada pasien dengan preeklamsi ringan.
Makanan ini mengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan
dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan iini cukup semua zat gizi.
Jumlah energy harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang
boleh lebih dari 1 kg setiap bulan.
d. Bahan Makanan Sehari

Bahan Diet Preeklamsia I Diet Preeklamsia II Diet Preeklamsia


Makanan III

Berat urt Berat urt Berat Urt


(gr) (gr) (gr)

Beras – – 150 3 gls tim 200 4 gls tim

Telur – – 50 1 butir 50 1 butir

Daging – – 100 2 ptg sdg 100 2ptg sdg

Tempe – – 50 2 ptg sdg 100 4 ptg sdg

Sayuran – – 200 2 gls 200 2 gls

Sari buah/ 1000 15 400 4 ptg sdg 400 4 ptg sdg

buah pepaya Papaya

Gula pasir 80 8 sdm 30 3 sdm 30 3 sdm

Minyak – – 15 1 ½ sdm 25 2 ½ sdm

nabati
Susu Bubuk 75 15 sdm 25 5 sdm 50 10 sdm

7. Komplikasi
a. Gagal ginja
b. gagal jantung
c. edema paru-paru
d. kelainan pembekuan darah
e. perdarahan otak dan kematian janin.
BAB III

ANALISIS JURNAL

No Judul Penelitian Tujuan Jenis Sampel dan Instrument atau Hasil penelitian Kekurangan/kelema
penelitian Metode Penelitian alat ukur han

1 Efektifitas Buah Untuk menganalisa kuantitatif Sampel: Sampel Alat ukur yang Menunjukkan 1. Sampel hanya
Pisang Untuk efektifitas buah diambil sebesar digunakan hampir seluruh ibu ibu dengan
Menurunan Tekanan pisang terhadap 18 orang dengan adalah SOP dan hamil mengalami kehamilan
Darah Diastolik penurunan tekanan tehnik simple lembar observasi penurunan tekanan trimester III
Pada Ibu Hamil darah pada ibu random sampling sebelum dan darah diastolik saja.
Hipertensi hamil hipertensi sesudah tindakan sebesar 77,8% yang
metode: pre-
diberikan buah
eksperimental
pisang selama 7
design dengan
hari dengan dosis 3
pendekatan one
kali sehari.
group pre post
test design Hasil analisa
dengan uji
Wilcoxon signed
rank test didapatkan
nilai p=0,001
(p<0,05), artinya
terdapat pengaruh
pemberian buah
pisang terhadap
penurunan tekanan
darah diastolik pada
ibu hamil hipertensi

2 Pengaruh Rebusan Untuk mengetahui Kuantitatif Sampel: Teknik Instrumen yang Uji statistika 1. Tidak
Biji Ketumbar hubungan pengaruh pengambilan data digunakan Friedman dan dari dilakukan
Sebagai Penurun mobilisasi dini menggunakan lembar observasi hasil uji statistika perbandingan
Hipertensi Pada Ibu terhadap non probability dan alat tes ditemukan hasil p = dengan
Hamil Di Desa penyembuhan luka sampling secara tekanan darah. 0,00 < α = 0,05 kelompok
Jabon Kecamatan post section purposive sehingga kontrol
Mojoanyar caesarea sampling yaitu kesimpulanya Ho 2. Tidak
Mojokerto sebanyak 30 ditolak dan H1 dijelaskan
responden. diterima berarti ada waktu yang
pengaruh rebusan efektif untuk
Metode:
biji ketumbar meminum air
experimental,
sebagai penurun
rancang bangun hipertensi pada ibu rebusan
yang digunakan hamil. Senyawa tersebut
adalah one-shot dalam ketumbar 3. Tidak
case study yang mempunyai dijelaskan
khasiat adalah tingkat
kalsium. kalsium keefektifannya
mempertahankan minum rebusan
kelancaran aliran biji ketumbar
darah. tersebut

3 Pengaruh Terapi Untuk Menganalisis Kuantitaif Sampel: sampel Instrumen yang Hasil uji wilcoxon 1. Pelaksanaan
Non Farmakologi pengaruh Terapi sebanyak 45 digunakan dalam menunjukkan Penelitian Yang
Yogurt Terhadap Non Farmakologi orang dan penelitian ini bahwa nilai Z Terlalu Lama
Penurunan Tekanan Yogurt Terhadap pengambilan adalah hitung sama dengan 2. Tidak Ada
Darah Ibu Hamil Penurunan Tekanan sampel dengan Tensimeter -2,489 dengan p Kelom Pok
Hipertensi Di Darah Ibu Hamil purposive untuk mengukur value (0,013) <  Pembanding
Puskesmas Hipertensi Di sampling tekanan darah (0,05) sehingga Ho
Gayaman Puskesmas sebelum dan ditolak jadi ada
Metode: desain
Gayaman sesudah perbedaan tekanan
Quasi. Responden
intervensi. darah sebelum dan
yang mendapat
Kecamatan perlakuan sesudah diberi
Gayaman Kab. konsumsi yogurt terapi yoghurt
Mojokerto selama 2 minggu
BAB IV

SIMPULAN

Setelah dilakukan analisis dari beberapa jurnal tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa
dari ketiga jurnal tersebut yang menurut kami efektif yaitu minum rebusan biji ketumbar,
karena dilihat dari waktunya tidak begitu lama untuk menurunkan hipertensi dan terdapat
cara untuk mengolah rebusan biji ketumbar tersebut, selain itu juga rebusan biji ketumbar
tersebut bisa diminum oleh ibu hamil dari trimester pertama.
DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh Rukiyah.2010. Asuhan kebidanan 4 Patologi. Jakarta: Tim Kapita


Selekta. Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC

http://chiiviolet.blogspot.com/2013/12/makalah-kehamilandenganhipertensi.html

Manuaba IBG,dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri . Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.
http://www.news-medical.net/health/Anti-Hypertensive-Drugs(Indonesian).aspx
http://ridwanamiruddin.com/2007/12/08/hipertensi
Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
Indonesia. “Penuntun Diet”;Edisi Baru, Jakarta, 2004, PT Gramedia
Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai