Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Hipertensi Kehamilan dan Kronik

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kegawatdaruratan Maternal


Neonatal dan Basic Life Support

Oleh

Eva Riyanti (BOB0181743)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PRODI DIII KEBIDANAN

Jl. Raden Panji Suroso No. 6, Polowijen, Blimbing, Kota Malang

Tahun Pelajaran 2019-2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hipertensi Kehamilan dan Kronik”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah Kegawatdaruratan Maternal


Neonatal dan Basic Life Support dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Mulyohadi Sungkono, SpOG (K), selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang.
2. drg. Suharwati, selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang.
3. dr. Endah Puspitorini, MScIH., DTMPH, selaku Ketua PLH Yayasan Kendedes Malang.
4. Dr. Edi Murwani, AMd.Keb., SPd., MMRS, selaku Ketua STIKes Kendedes Malang.
5. Lilik Winarsih, SST., M.Keb., selaku Ketua Progam Studi Diploma III Kebidanan
STIKes Kendedes Malang.
6. Eka Yuni Indah Nurmala, SST., M.Keb., selaku Wakil Ketua I STIKes Kendedes
Malang.
7. Riski Akbarani, SKM.,M.Kes., selaku Wali Kelas Lily STIKes Kendedes Malang.
8. Miftakhul Maghfira E., SST., M.Keb., selaku penanggung jawab mata kuliah
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Basic Life Support.
9. Lilik Winarsih, SST., M.Keb., selaku tim mata kuliah Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal dan Basic Life Support.
10. Dian Hanifah, SST., M.Keb., selaku tim mata kuliah Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal dan Basic Life Support.
11. Eka Yuni Indah Nurmala, SST., M.Keb., selaku tim mata kuliah Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal dan Basic Life Support.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan kemampuan dan waktu. Untuk itu mohon masukan yang positif demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini. Terimakasih.

Malang, 02 Maret 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian
maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak
ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah hipertensi, diabetes, penyakit
jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). PTM merupakan
penyebab kematian hampir 70% di dunia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, tampak kecenderungan peningkatan prevalensi PTM
seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini
diprediksi akan terus berlanjut (Kemenkes RI, 2018). Hipertensi masih menjadi
masalah kesehatan utama di dunia dengan jumlah penderita lebih satu milyar orang.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2013 menunjukkan bahwa sekitar satu
milyar orang penduduk dunia menderita hipertensi dan angka tersebut akan semakin
meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Prevalensi hipertensi meningkat di negara-
negara Afrika sebesar 46% dan lebih rendah di negara maju sebesar 35% (WHO, 2013).
Hipertensi pada kehamilan sering terjadi dan merupakan penyebab utama kematian
ibu melahirkan, serta memiliki efek serius lainnya saat melahirkan. Hipertensi pada
kehamilan terjadi pada 5% dari semua kehamilan (Karthikeyan, 2015). Hipertensi yang
diinduksi kehamilan dianggap sebagai komplikasi obstetrik. Ada efek maternal
merugikan yang signifikan, beberapa menghasilkan morbiditas atau kematian maternal
yang serius. Namun, harus diingat bahwa kondisi ibu dengan abrupsio plasenta, gagal
ginjal akut, pendarahan intraserebral dan edema paru akan memiliki efek buruk pada
janin. Demi untuk keselamatan ibu perlu rencana untuk melahirkan janin lebih awal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi selama kehamilan?
2. Apa pengertian hipertensi kronik selama kehamilan?
3. Bagaimana contoh asuhan pada hipertensi selama kehamilan?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hipertensi dalam Kehamilan


Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan
berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu
usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya normotensif, tekanan darah mencapai
nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik
15 mmHg di atas nilai normal.
Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7-10% seluruh kehamilan. Dari
seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama hamil, setengah sampai dua pertiganya
didiagnosis mengalami preeklampsi atau eklampsi.
Di Indonesia, mortalitas dan morbiditas hipertensi pada kehamilan juga masih
cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh etiologi yang tidak jelas, dan juga perawatan
dalam persalinan masih ditangani petugas non medik serta sistem rujukan yang belum
sempurna. Hipertensi pada kehamilan dapat dipahami oleh semua tenaga medik baik
di pusat maupun di daerah.
2.2 Hipertensi Kronik dalam Kehamilan
Hipertensi kronis didefinisikan sebagai hipertensi yang ditemukan sebelum
kehamilan atau sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu, atau hipertensi yang
ditemukan pertama kali pada usia kehamilan > 20 minggu dan tidak kembali turun ke
tekanan darah normal dalam 12 minggu setelah persalinan. Berdasarkan penyebabnya,
hipertensi kronis dibagi menadi dua yaitu hipertensi primer dan sekunder. Pada
hipertensi primer penyebabnya tidak diketahui secara pasti atau idiopatik. Hipertensi
jenis ini terjadi 90-95% dari semua kasus hipertensi. Sedangkan pada hipertensi
sekunder, penyebabnya diketahui secara spesifik yang berhubungan dengan penyakit
ginjal, endokrin, dan kardiovaskuler.
Hipertensi kronis pada kehamilan umumnya berasal dari hipertensi essensial
terlihat dari riwayat keluarganya. Tetapi bisa juga berasal dari kelainan ginjal parenkim,
hiperplasia fibromuskular atau hiperaldosteronisme hanya saja kasusnya jarang.
Mayoritas wanita hipertensi kronis mengalami penurunan tekanan darah menjelang
akhir trimester pertama sekitar 5-10 mmHg mirip seperti siklus pada wanita normal.
Bahkan ada beberapa yang menjadi normal tekanan darahnya. Kemudian tekanan darah
naik kembali pada trimester ketiga sehingga mirip dengan hipertensi gestasional. Tetapi
hipertensi kronis dapat bertahan sampai lebih dari 12 minggu setelah persalinan.
Wanita hipertensi kronis setelah persalinan memiliki kemungkinan terkena
komplikasi edema pulmonari, hipertensi enselopati dan gagal ginjal. Sehingga perlu
dilakukan terapi anti hipertensi yang baik untuk mengontrol tekanan darah.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D USIA KEHAMILAN 37 MINGGU GIVPIIIA0
DENGAN KEHAMILAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS POLOWIJEN

1. Data Subjektif
Tempat pengkajian: Rumah Pasien
Tanggal Pengkajian: 09 Juli 2018
Pukul: 10.30 WIB
a. Identitas Klien
a) Istri
Nama: Ny. M
Umur: 35 tahun
Suku/Kebangsaan: Jawa/Indonesia
Agama: Islam
Pendidikan: SD
Pekerjaan: IRT
Alamat: Polowijen
b) Suami
Nama: Tn. M
Umur: 40 tahun
Suku/Kebangsaan: Melayu/Indonesia
Agama: Islam
Pendidikan: SD
Pekerjaan: Tani
Alamat: Polowijen
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hari pertama menstruasi terakhir tanggal 21 Oktober 2018 dan ini
kehamilan yang keempat Ibu mengatakan saya sering merasa pusing - pusing,
pandangan mata kabur dan merasa takut dengan kehamilannya yang sekarang.
2. Data Objektif
Tanggal: 09 Juli 2018
Pukul: 10.35 Wib
Tafsiran Persalinan: 28 Juli 2018
Umur hamil: 37 minggu 2 hari
Keadaan umum: Baik
Kesadaran: Composmentis
Tanda-tanda Vital:
 Tekanan darah: 150/90 mmHg
 Suhu: 36,6 ºC
 Nadi: 80 x/ menit
 Respirasi: 20 x/ menit
Berat badan sebelum hamil: 60 kg
Berat badan sekarag: 69 kg
Tinggi badan: 158 cm
Lingkar Lengan: 26 cm
Riwayat kesehatan keluarga: pada keluarga (Ayah) terdapat riwayat penyakit
hipertensi
Inspeksi Wajah: Agak Pucat, odema pada maxilaris tidak ada, odema pada frontalis
tidak ada.
Ekstremitas atas dan bawah:
 Odema: tidak ada odema
 Varises: tidak ada varises
Palpasi: pembesaran sesuai UH, bekas SC tidak ada, striae gravidarum, linea nigra ada
Pemeriksaan Leopold:
 Leopold I: TFU 1 pertengahan PX-Pusat (30 cm). Pada fundus teraba bundar
lunak tidak melenting
 Leopold II: Pada kanan perut ibu teraba datar, panjang seperti ada tahanan,
pada kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin
 Leopold III: Pada bagian terendah perut ibu teraba bulat keras dan tidak
melenting
 Leopold IV: Convergen
Pemeriksaan Penunjang/laboratorium
Laboratorium (tanggal 3 Juni 2018)
Protein Urine: Negatif ( - )
HB: 9,9 gr% (anemia)
HCT: 29
Eritosit: 3,21
Albumin: 3,4
Golongan darah: O.
3. Assesment (A)
Ny. M umur 35 tahun G4 P3 A0 UH 37 minggu 2 hari, Janin Tunggal, Hidup,
Intrauterin dengan hipertensi
Masalah: kepala pusing dan mata berkunang-kunang
Kebutuhan: memberi konseling tentang hipertensi dan memberitahu ibu bahwa
hipertensi dapat segera di tangani
Diagnosa potensial: Preeklamsi ringan pada ibu
Tindakan segera: Kolaborasi dengan dr SpOG.
4. Planning (P)
Mengobservasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital ibu (ibu mengerti dengan
keadannya, keadaan umum baik, TTV, tekanan darah: 150/90 mmHg, suhu:36.6ºC,
nadi: 80x/menit, pernafasan 20x/menit). Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat cukup
minimal 7-8 jam/hari (ibu mengerti dan bersedia untuk istirahat minimal 7-8
jam/hari). Berikan ibu tablet penambah darah (Fe) (ibu bersedia minum obat sesuai
yang diberikan bidan). Menganjurkan ibu untuk tetap makan bergizi tinggi protein,
karbohidrat, vitamin, mineral, dan rendah lemak seperti tempe, tahu, telur, sayuran
hijau, kacang-kacangan, buah dan diet garam (ibu mengerti tentang diet untuk ibu
hamil yang menderita hipertensi dan mengkonsumsi makanan sesuai petunjuk bidan).
Menganjurkan kepada ibu untuk foll up 1 bulan lagi (ibu mengerti dan akan datang 1
bulan lagi).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu diantara 3 komplikasi kehamilan
yang paling banyak menyebabkan kematian maternal dan perinatal. Tekanan darah
tinggi dalam kehamilan dapat merupakan tanda awal dari preeklampsia, dan dapat
bertahan dalam beberapa minggu setelah melahirkan. Diagnosa preeklampsia termasuk
peningkatan tekanan darah dan ditemukan adanya protein di dalam urine. Preeklampsia
muncul pada sekitar 5% kehamilan dan sebagai faktor penyebab dari sekitar 16%
kematian ibu secara global.
3.2 Saran
Bagi ibu hamil lebih menjaga asupan nutrisi, umur 25-35 tahun untuk hamil,
paritasnya tidak boleh lebih dari 3 karena memicu hipertensi kronik.
Bagi mahasiswa dan tenaga kesehatan untuk dapat lebih dini mengetahui
komplikasi dan kelainan mulai dari masa hamil sehingga dapat memberikan
penanganan sesuai keluhan.
DAFTAR PUSTAKA

https://dlscrib.com/downloadFile/58df350bdc0d60e5388970dc
https://dlscrib.com/downloadFile/5beb9aede2b6f50f56fe3609
https://www.academia.edu/10263977/KEHAMILAN_DENGAN_HIPERTENSI
https://www.scribd.com/doc/294631541/Hipertensi-kronik-dalam-kehamilan
https://www.academia.edu/34213189/teori_ibu_hamil_dengan_Hipertensi_Kronik.doc

Anda mungkin juga menyukai