Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MATERNITAS 2

Hipertensi Pada Kehamilan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan


Maternitas II

Dosen: Nana Hasibuan


Disusun Oleh
Kelompok 8

Devi Sumaryani 1910913320014


Fajar Mustaqim 1910913210006
Gusti Akhmad Riqi Pujianur 1910913210031
Mutia sylvana 1610913320026
Nurul Izatil Hasanah 1910913320025
Nor amelia 1610913320030
Rezka Aulyan Noor 1910913120015
Silvaini Rahmah Rinata 1910913320004
Triwigati 1910913220019
Yuniar Agustina 1910913220036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
202I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
ISI ............................................................................................................................ 3
A. Definisi Hipertensi Pada Kehamilan ............................................................ 3
B. Etiologi Hipertensi Pada Kehamilan ............................................................ 4
C. Klasifikasi Hipertensi ................................................................................... 6
D. Gejala Hipertensi Pada Kehamilan .............................................................. 7
E. Dampak dan Faktor Resiko Hipertensi Pada Kehamilan ............................. 8
F. Penatalaksanaan Hipertensi Pada Ibu Hamil................................................ 9
G. Pencegahan Hipertensi pada Kehamilan .................................................... 11
BAB III ................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab


kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakitk ronis yang
tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah hipertensi, diabetes,
penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia dengan jumlah
penderita lebih satu milyar orang. Data World Health Organization (WHO) tahun
2013 menunjukkan bahwa sekitar satu milyar orang penduduk dunia menderita
hipertensi dan angka tersebut akan semakin meningkat pada tahun-tahun
berikutnya. Hipertensi merupakan faktor risiko utama peningkatan angka kesakitan
dan kematian karena penyakit kardiovaskular, serebrovaskular dan gagal ginjal
tahap akhir. Hipertensi pada kehamilan sering terjadi dan merupakan penyebab
utama kematian ibu melahirkan, serta memiliki efek serius lainnya saat melahirkan.
Hipertensi pada kehamilan terjadi pada 5% dari semua kehamilan.
Di Amerika Serikat angka kejadian kehamilan dengan hipertensi mencapai 6-
10%, dimana terdapat 4 juta wanita hamil dan diperkirakan 240.000 disertai
hipertensi setiap tahun. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke dan insidennya
meningkat pada kehamilan dimana 15% kematian ibu hamil di Amerika disebabkan
oleh pendarahan intraserebral. Hipertensi yang diinduksi kehamilan memiliki risiko
lebih besar mengalami persalinan premature, IUGR (intrauterine growth
retardation), kesakitan dan kematian, gagal ginjal akut, gagal hati akut, pendarahan
saat dan setelah persalinan, HELLP(hemolysis elevated liver enzymes and low
plateletcount), DIC (disseminated intravascular coagulation), pendarahan otak dan
kejang.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik membuat
makalah dengan judul “Hipertensi pada Kehamilan” guna mengetahui definisi,

1
etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, danpak, faktor resiko, penatalaksanaan, dan
pencegahan hipertensi pada kehamilan.

B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi dan etiologi hipertensi pada
kehamilan
2. Mengetahui dan memahami klasisfikasi hipertensi pada kehamilan
3. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala hipertesi pada kehamilan
4. Mengetahui dan memahami danpak dan faktor resiko hipertesi pada
kehamilan
5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan hipertensi pada kehamilan
6. Mengetahui dan memahami pencegahan hiperensi pada ibu hamil
C. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai bahan
pembelajara dan diskusi, serta sebagai informasi guna meikatkan pengetahuan dan
pemahaman terait sikap dan upaya pencegahan terjadinya hipertensi pada
kehamilan.

2
BAB II

ISI

A. Definisi Hipertensi Pada Kehamilan


Hipertensi adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang banyak diderita
oleh seluruh masyarakat di Dunia. Sekitar satu juta orang di Dunia menderita
hipertensi dan dua diantara tiga orang tersebut berada di negara berkembang.
Menurut data World Health Organization (WHO) angka kematian ibu hamil
disebabkan oleh hipertensi mencapai 14% dari keseluruhan kasus kematian ibu
hamil. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang ≥140 mmHg (sistolik) dan ≥ 90 mmHg peningkatan
tekanan darah abnormal yang dapat menjadi penyebab utama timbulnya penyakit
kardiovaskuler. Selain sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular, hipertensi
juga menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler lainnya.[1]

Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab


kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang
tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah hipertensi, diabetes,
penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Hipertensi pada kehamilan sering terjadi dan merupakan penyebab utama kematian
ibu melahirkan, serta memiliki efek serius lainnya saat melahirkan. Hipertensi
merupakan salah satu faktor risiko penting pada penyakit kardiovaskular, penyakit
jantung koroner, penyakit pembuluh darah perifer, stroke dan penyakit ginjal. Pada
wanita hamil yang mengalami hipertensi setelah 20 minggu kehamilan. Hipertensi
dalam kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terkahir kehamilan atau
lebih setelah 20 minggu usia kehamilan. Untuk menghindari komplikasi tersebut
diupayakan pengendalian tekanan darah dalam batas normal baik secara
farmakologis maupun non farmakologis. Lima penyebab kematian ibu terbesar di
Indonesia diantaranya adalah karena hipertensi dalam kehamilan. Hipertensi pada
kehamilan dapat digolongkan menjadi pre-eklampsia, eklampsia, hipertensi kronis
pada kehamilan, hipertensi kronis disertai preeklampsia, dan hipertensi gestational.

3
Penyakit kardio-serebrovaskular adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan
mortalitas, dengan angka kematian 17 juta di seluruh dunia setiap tahunnya atau
31% dari seluruh mortalitas.[2]

B. Etiologi Hipertensi Pada Kehamilan


1. Pengaruh Umur Terhadap Hipertensi Pada Kehamilan

Umur yang beresiko terkena hipertensi pada ibu hamil dengan usia< 20
tahun dan > 35 tahun. Hipertensi meningkat di umur muda, sehubungan dengan
belum sempurnanya organ-organ yang ada ditubuh wanita untuk bereproduksi.
Selain itu faktor psikologis yang cenderung kurang stabil juga meningkatkan
kejadian hipertensi di umur muda.

2. Pengaruh Paritas Terhadap Hipertensi Pada Kehamilan

Ada hubungan signifikan antara paritas dengan kejadian hipertensi


(preeklamsia). Wanita yang baru menjadi ibu atau dengan pasangan baru
mempunyai resiko 6 sampai 8 kali lebih mudah terkena hipertensi
(preeklamsiaeklamsi) dari pada multigravida.Sekitar 85% hipertensi
(preklamsi-eklamsi) terjadi pada kehamilan pertama.

3. Pengaruh Obesitas Terhadap Hipertensi Pada Kehamilan

Wanita yang berisiko terkena bentuk-bentuk hipertensi dalam kehamilan


antara lain mereka yang memiliki tekanan darah pra kehamilan tinggi, ibu yang
kelebihan berat badan atau mengandung lebih dari satu bayi, penderita
diabetes, mereka yang memiliki riwayat pribadi atau keluarga yang pernah
terkena hipertensi kehamilan, dan juga wanita yang mengandung untuk
pertama kali atau dengan pasangan baru. Menurut Powrie dan Miller (2012)
yang dimodivikasi oleh Bothamley (2011), saat ini hipertensi kronik
mempersulit 3-5% kehamilan, walaupun angka kejadiannya cenderung
meningkat seiring dengan obesitas dan kecenderungan untuk menunda
kehamilan.

4. Pengaruh Keturunan Terhadap Hipertensi Pada Kehamilan

4
Wanita yang beresiko terkena bentuk-bentuk hipertensi dalam kehamilan
antara lain mereka yang memiliki riwayat pribadi atau keluarga yang pernah
terkena hipertensi kehamilan. Jika seorang dari orang tua kita mempunyai
hipertensi maka kemungkinan kita mempunyai 25% risiko untuk mengalami
hipertensi. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkinan kita
mendapatkan penyakit tersebut 60%. Keluarga yang memiliki hipertensi
meningkatkan risiko hipertensi 2- 5 kali lipat. Riwayat keluarga hipertensi
adalah faktor risiko paling dominan untuk preeklampsia pada wanita hamil.

5. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Hipertensi Pada Kehamilan

Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. Hubungan


yang bermakna secara statistik antara level aktivitas fisik dengan kejadian
hipertensi pada pasien, aktivitas fisik berhubungan dengan tekanan darah pada
lansia. Aktivitas pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi kerja otot dan
peredaran darah.

6. Pengaruh Konsumsi Makanan Yang Berlebihan Terhadap Hipertensi Pada


Kehamilan

Gaya hidup selama masa kehamilan dan kejadian pre eklampsia diketahui
bahwa pola makan sebagai salah satu bentuk dari baya hidup yang meiliki
hubungan yang signifikan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil.
Banyak mengkonsumsi makan karbohidrat yang cukup tinggi seperti
mengkonsumsi jajanan seperti gorengan, biskuit, keripik hampir setiap hari di
konsumsi, dan ditemukan juga ibu yang sering mengkonsumsi bakso, mie
goreng minimal 3 kali seminggu sementara porsi makanan sehari-hari juga
sudah meningkat.

7. Pengaruh Stres Terhadap Hipertensi Pada Kehamilan

Pengaruh antara stres dengan terjadinya hipertensi pada ibu hamil karena
tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi yaitu mental, fisik, dan
emosional. Stress mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian
hipertensi.[3]

5
Adapun etiologi lainnya, yaitu Riwayat penggunaan alat kontrasepsi.
Perempuan memiliki hormon estrogen yang berfungsi mencegah kekentalan darah
serta menjaga dinding pembuluh darah agar tetap baik apabila terdapat
ketidakseimbangan hormone estrogen dan progesteron akan mempengaruhi tingkat
tekanan darah dan konsisi pembuluh darah. Gangguan ketidakseimbangan hormon
ini didapatkan pada penggunaan kontrasepsi hormonal. Penggunaan alat
kontrasepsi hormonal juga akan mengalami risiko terjadinya pengerasan pada
saluran arteri. Dan Pendidikan, Ibu hamil yang berpendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang tidak
berpendidikan. Ibu hamil, bersalin, dan nifas yang berpendidikan rendah
akanmempengaruhi penerimaan informasi tentang pencegahan terjadinya
hipertensi dalam kehamilan, maka akan menjadi terbatas dan berdampak terjadinya
preeklamsia. Semakin tinggi pendidikan maka kemampuan untuk memperoleh dan
menyerap informasi akan semakin baik khususnya tentang hipertensi dalam
kehamilan sehingga dapat dicegah dan diminimalisir. Terdapat perbedaan antara
hasil penelitian dengan teori, Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan tingkat pendidikan PT/Diploma juga mempunyai riwayat hipertensi
keluarga serta memiliki riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal dimana
kedua faktor tersebut merupakan faktor kejadian hipertensi dalam kehamilan.[4]

C. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi pada kehamilan oleh Working Group of the NHBPEP


(2000) dibagi menjadi 4 tipe, yaitu :

1. Hipertensi gestasional
2. Preeklampsia dan eklampsia
3. Hipertensi kronis
4. Preeklampsia superimposed pada hipertensi kronis1,2

The Guideline Development Group (GDG) membagi definisi hipertensi


menjadi ringan, sedang dan berat untuk membantu dalam penerapan definisi
sebagai berikut:

6
1. Hipertensi ringan: tekanan diastolik 90 – 99 mmHg, tekanan sistolik 140 –
149 mmHg
2. Hipertensi sedang: tekanan diastolik 100 – 109 mmHg, tekanan sistolik
150 – 159 mmHg
3. Hipertensi berat: tekanan diastolik lebih besar sama dengan 110 mmHg,
tekanan sistolik lebih besar sama dengan 160 mmHg.3

Berdasarkan Klasifikasi menurut American College of Obstetricians and


Gynecologists, yaitu:

1. Hipertensi gestaional, bila tekanan darah > 140/90 mmHg pada usia
kehamilan > 20 minggu tanpa riwayat hipertensi sebelumnya dan tanpa
disertai dengan proteinuria.
2. Preeklampsia, bila disertai keadaan sebagai berikut:
Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi
setelah umur kehamilan diatas 20 minggu tanpa riwayat hipertensi
sebelumnya.

D. Gejala Hipertensi Pada Kehamilan


Berikut adalah tanda-tanda hipertensi dalam kehamilan. Konsultasikan pada
dokter kandungan Anda apabila Anda mengalami gejala-gejala berikut :[5]

1. Ditemukannya kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda-


tanda tambahan masalah ginjal.
2. Sakit kepala yang parah.
3. Perubahan penglihatan, penglihatan menjadi kabur atau sensitivitas
cahaya.
4. Nyeri pada perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk Anda di
sisi kanan.
5. Mual atau muntah.
6. Urin dari buang air kecil menurun.
7. Penurunan kadar trombosit dalam darah.
8. Gangguan pada fungsi hati.

7
9. Sesak napas, hal ini disebabkan oleh cairan di paru-paru.
10. Kenaikan tiba-tiba pada berat badan dan pembengkakan (edema),
khususnya di wajah dan tangan, sering menyertai preeklampsia.

Tapi hal-hal ini juga terjadi di banyak kehamilan normal, sehingga kadang
tidak dianggap sebagai tanda-tanda preeklampsia.

E. Dampak dan Faktor Resiko Hipertensi Pada Kehamilan


Dampak dari hipertensi yang terjadi pada masa kehamilan akan menimbulkan
masalah kesehatan pada ibu hamil dan janin yang dikandungannya. Hipertensi
biasanya terjadi pada kehamilan pertama, kehamilan dibawah umur 20 tahun,
kehamilan diatas usia 40 tahun, pada wanita yang menderita obesitas dan serta janin
kembar. Dampak yang paling berbahaya yang ditimbulkan oleh hipertensi yaitu
pre-eklampsi yang bisa mengancam keselamatan ibu dan bayi.[6]

Resiko terbesar hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan ginjal. Pada
kasus yang lebih serius, ibu bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke,
dan gagal ginjal dikemudian hari.[6]

Ibu yang mengalami gangguan pembuluh darah berisiko 5 kali menjadi prek-
eklamsi, Ibu yang hipertensi kronik berisiko 2 kali menjadi prek-eklamsi, hipertensi
yang dikarenakan kehamilan berisiko 2 kali menjadi prek-eklamsi (Gaudineau,
2013). Kejadian ibu yang mengalami hipertensi kronik menjadi preeklamsia
sebesar 15-30% (Mudjari & Samsu, 2015). Sedangkan apabila ibu mencapai
preeklamsi maka akan berisiko 5 s ampai 12 kali memiliki janin dengan berat
rendah.[7]

Hipertensi mempengaruhi ukuran sel plasenta. Insufisiensi plasenta


mengakibatkan perpindahan glukosa berkurang dan mengurangi ukuran hati.
Hambatan ini mengakibatkan berkurangnya oksigen dan nutrisi ke otak sehingga
mengalami gangguan pertumbuhan otak dan kepala (Cunningham, Hauth, Leveno,
Gilstrap, Bloom, & Wenstrom, 2005). Pada awal kehamilan, wanita yang terus
mengalami preeklamsia memiliki dinamika aliran arteri uterus abnormal yang
mengindikasikan adanya disfungsi endotel.[7]

8
Hipertensi pada wanita hamil berpotensi menimbulkan komplikasi dan
menyebabkan kondisi odem paru, ASI tidak lancar, perdarahan otak, placenta
abruptio, kerusakan hati, gagal ginjal akut, kelahiran prematur bahkan kematian
pada ibu. Akibatnya lainnya dari ibu hamil yang hipertensi adalah berat lahir bayi
kurang dari 10 persentil, lebih banyak jumlah bayi dengan APGAR <3, hambatan
pertumbuhan janin, angka kematian perinatal dan neonatal yang lebih tinggi
dibandingkan ibu tidak hipertensi.[7]

Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi adalah umur, jenis


kelamin, riwayat keluarga, genetik, konsumsi garam, kebiasaan merokok, konsumsi
lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan minum beralkohol, obesitas, kurang
aktivitas fisik, stress, penggunaan estrogen.[8]
Estiningsih (2012) mengatakan bahwa ada pengaruh obesitas dengan
kejadian hipertensi. Memasuki usia dewasa, seseorang cenderung memiliki pola
makan yang kurang sehat dan kurang memperhatikan kesehatan, akibatnya
penyakit degeneratif seperti hipertensi akan mudah terjadi.[9]
Sihombing (2010)mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna
antara aktivitas fisik dengan hipertensi, mereka yang memiliki aktivitas fisik kurang
berisiko 1,05 kali menderita hipertensi.[10]
Riwayat hipertensi yang dimiliki wanita sebelum kehamilan juga akan
menyebabkan hipertensi menjadi semakin parah pada masa kehamilan. Menurut
penelitian Setyawati (2015) ibu hamil dengan riwayat pernah didiagnosa hipertensi
berpeluang mengalami hipertensi saat hamil sebesar 5,1 kali dibandingkan yang
tidak pernah didiagnosa hipertensi.[10]
F. Penatalaksanaan Hipertensi Pada Ibu Hamil
Hipertensi pada kehamilan harus dikelola dengan baik agar dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu / janin, yaitu dengan
menghindarkan ibu dari risiko peningkatan tekanan darah, mencegah
perkembangan penyakit,dan mencegah timbulnyakejang dan pertimbangan
terminasi kehamilan jika ibu atau janin dalam keadaan bahaya.[11]

9
Penderita hipertensi pada kehamilan dan pre-eklampsia ringan disarankan
melakukan partus pada minggu ke-37. Pada pre-eklampsia berat disarankan
profilaksis magnesium sulfat dan waspada terjadinya hipertensi pasca
persalinan.[11]

Penatalaksanaan hipertensi dilakukan sebagai upaya pengurangan resiko


naiknya tekanan darah dan pengobatannya. Dalam penatalaksanaan hipertensi
upaya yang dilakukan berupa upaya farmokologis (obat-obatan) dan upaya non-
farmakologis (memodifikasi gaya hidup).[12]

Obat yang umum digunakan dalam pengobatan hipertensi pada kehamilan


adalah labetalol methyldopa, nifedipine, clonidine, diuretik, danhydralazine.
Labetalol adalah obat yang paling aman. Diuretik dan CCB (nifedipine) mungkin
aman tetapi data minimal dan tidak digunakan sebagai firstline drug. Menurut
ACC/AHA (2017) dan ESC/ESH (2018), obat antihipertensi pada kehamilan yang
direkomendasikan hanya labetalol, methyldopa dan nifedipine, sedangkan yang
dilarang adalah ACE inhibitor, ARB dan direct renin inhibitors

Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan dalam banyak pedoman untuk
mengobati hipertensi pada ibu hamil adalah sebagai berikut:[13]

1. Hindari konsumsi fast food


Fast food yang mengandalkan pangan hewani ternak sebagai menu
utama tak ayal lagi juga merupakan pangan sumber lemak dan kolesterol.
Fried chickenyang umumnya di goreng denga kulitnya mengandung
kolesterol cukup tinggi .Lemak dan kolesterol memang diperlukan oleh
tubuh kita, namun bila dikonsumsi berlebihan akan mendatangkan
gangguan kesehatan seperti terjadinya penyumbatan darah
2. Mengurangi konsumsi asupan garam dapur
Garam dapur sebagai salah satu sumber utama natrium, selalu ada
pada makanan yang kita santap. Tubuh memang butuh natrium, tetapi bila
berlebihan akan menjadi salah satu penyebab hipertensi
3. Penurunan berat badan

10
4. Olah raga secara teratur
5. Mengurangi konsumsi alkohol dan berhenti merokok.

Dalam penatalaksanaan hipertensi perawat memiliki peran dalam mengubah


perilaku sakit penderita dalam rangka menghindari suatu penyakit atau
memperkecil risiko dari sakit yang diderita. Perawat mempunyai peran sebagai
educator tentang informasi hipertensi dalam menambah pengetahuan pasien dan
dapat membentuk sikap yang positif agar dapat melakukan perawatan hipertensi
secara mandiri sehingga komplikasi dapat dicegah.

G. Pencegahan Hipertensi pada Kehamilan


Upaya penanganan penyakit hipertensi dan komplikasi yang mungkin
terjadi perlu ditingkatkan untuk menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas, dan
oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya preventif yang diberikan melalui
pemahaman, pengetahuan, dan pengaturan pola hidup pasien hipertensi. Tingkat
pengetahuan serta pemahaman pasien hipertensi terkait penyakitnya dapat
menunjang keberhasilan terapi sehingga tekanan darah pasien dapat terkontrol
dengan baik. Semakin pasien memahami penyakitnya, maka pasien akan semakin
aware dalam menjaga pola hidup, teratur minum obat, dan tingkat kepatuhan pasien
juga akan semakin meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk
menekan perkembangan penyakit degeneratif ini, antara lain promosi kesehatan di
berbagai fasilitas kesehatan, pemberian konseling oleh apoteker, home care, dan
program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis).

Sesungguhnya gaya hidup merupakan faktor terpenting yang sangat


mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat, dapat
menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, misalnya; Makanan, aktifitas fisik,
stres, dan merokok.[14]

Jenis makanan yang menyebabkan hipertensi yaitu makanan yang siap saji
yang mengandung pengawet, kadar garam yang terlalu tinggi dalam makanan,
kelebihan konsumsi lemak.[14]

11
Kebiasaan Merokok dapat juga menyebabkan penyakit hipertensi. Zat
nikotin yang terdapat dalam rokok dapat meningkatkan pelepasan epinefrin yang
dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan dinding arteri. Zat lain dalam rokok
adalah Karbon monoksida (Co) yang mengakibatkan jantung akan bekerja lebih
berat untuk memberi cukup oksigen ke selsel tubuh. Rokok berperan membentuk
arterosklerosis dengan cara meningkatkan pengumpalan sel-sel darah.[14]

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang ≥140 mmHg (sistolik) dan ≥ 90 mmHg peningkatan
tekanan darah abnormal yang dapat menjadi penyebab utama timbulnya penyakit
kardiovaskuler. Klasifikasi hipertensi pada kehamilan oleh Working Group of the
NHBPEP (2000) dibagi menjadi 4 tipe, yaitu hipertensi gestasional, preeklampsia
dan eclampsia, hipertensi kronis, dan preeklampsia superimposed pada hipertensi
kronis.

Wanita yang berisiko terkena bentuk-bentuk hipertensi dalam kehamilan


antara lain mereka yang memiliki tekanan darah pra kehamilan tinggi, ibu yang
kelebihan berat badan atau mengandung lebih dari satu bayi, penderita diabetes,
mereka yang memiliki riwayat pribadi atau keluarga yang pernah terkena
hipertensi kehamilan, dan juga wanita yang mengandung untuk pertama kali atau
dengan pasangan baru. Tanda-tanda hipertensi dalam kehamilan yaitu
ditemukannya kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda-tanda
tambahan masalah ginjal, sakit kepala yang parah, perubahan penglihatan,
penglihatan menjadi kabur atau sensitivitas cahaya, nyeri pada perut bagian atas,
biasanya di bawah tulang rusuk anda di sisi kanan, mual atau muntah, urin dari
buang air kecil menurun, penurunan kadar trombosit dalam darah, gangguan pada
fungsi hati. Resiko terbesar hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan ginjal.
Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah,
stroke, dan gagal ginjal dikemudian hari.
B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan untuk mengobati hipertensi pada ibu hamil
seperti hindari konsumsi fast food, mengurangi konsumsi asupan garam dapur,
penurunan berat badan, olah raga secara teratur dan mengurangi konsumsi alkohol

13
dan berhenti merokok. Kemudian kita harus selalu memeriksakan tekanan darah di
tenaga Kesehatan agar tidak terjadi resiko komplikas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ansar J, Dwinata I, M. A. (2019). Determinan Kejadian Hipertensi Pada


Pengunjung Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ballaparang Kota
Makassar. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 1, 28–35.

Basri, H., Akbar, R., & Dwinata, I. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan
Hipertensi pada Ibu Hamil di Kota Makassar. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 14(2), 21. https://doi.org/10.24853/jkk.14.2.21-30

Nurfatimah, N., Mohamad, M. S., Entoh, C., & Ramadhan, K. (2020). Gambaran
Faktor Risiko Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan pada Ibu Hamil
Trimester III. Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan, 14(1), 68–75.
https://doi.org/10.33860/jik.v14i1.77

Sinambela, M., & Sari, N. M. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Hipertensi pada Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018. Keperawatan
& Fisioterapi (JKF), 1(1), 12–19.

Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC; 2008.

Juaria,Henny. 2017.Paritas Dan Umur Ibu Hamil Dengan Kejadian Hipertensi


Dalam Kehamilan. Surabaya: Midwifery Journal of Akbid Griya Husada
Surabaya

Ismah, Zata. Dinda Asa Ayu Khaliza. Ananda Ayu Adheli. Dg.Hipertensi Pada Ibu
Hamil Dan Analisis Pengaruhnya Terhadap Berat Badan Janin Di Kota
Palembang.Global Health Science, Volume 3 No. 3, September 2018 ISSN
2503-5088 (p) 2622-1055

Azizah, Nur. Linda T.Maas , Sri Rahayu Sanusi. 2019.Analisis Faktor Risiko
Penyebab Hipertensi Pada Wanita Dewasa Muda Dan Kaitannya Dengan
Permasalahan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskemas Teladan Tahun 2017

15
Alatas, H. (2019). Hipertensi pada Kehamilan. Herb-Medicine Journal, 2(2), 27-
51.

Putriastuti, L. (2016). Analisis hubungan antara kebiasaan olahraga dengan


kejadian hipertensi pada pasien usia 45 tahun keatas. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 4(2), 225-236.

Damayantie, N., Heryani, E., & Muazir, M. (2018). Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Perilaku Penatalaksanaan Hipertensi oleh Penderita di
Wilayah Kerja Pskesmas Sekernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi tahun 2018.
Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 5(3), 224-232.

Puspitorini, Myra. 2008. Hipertensi : Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah


Tinggi. Jogjakarta : Image Press.

Susilo & Wulandari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. : Yogjakarta CV.
Andi Offset.

Dalimartha, S. (2008). Care Yourself Hipertensi. Jakarta. Penebar Plus.

16

Anda mungkin juga menyukai