DISUSUN OLEH
NURLISMI SUBBE
1910104097
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hipertensi merupakan masalah kesehatan yang potensial. Bila dibiarkan tidak diobati, keadaan
ini akan menimbulkan berbagai macam komplikasi berupa kerusakan organ-organ target dan
pada kasus yang fatal dapat mengakibatkan penyakit jantung, gagal ginjal maupun stroke yang
tidak jarang berujung pada kematian. Pengetahuan akan faktor-faktor yang paling berperan
dalam terjadinya hipertensi akan sangat membantu dalam upaya deteksi dini pasien dengan
risiko tinggi serta penanganan segera pasien dengan hipertensi yang nantinya dapat mencegah
komplikasi dan masalah yang timbul karena terlambatnya penegakan diagnosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 epidemiologi
1.3 KLASIFIKASI
12 minggu pascapersalinan.
N et al., 2010) :
1. Faktor maternal
a. Usia maternal
tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29
(Manuaba C, 2007)
b. Primigravida
c. Riwayat keluarga
d. Riwayat hipertensi
f. Gangguan ginjal
Penyakit ginjal seperti gagal ginjal akut yang diderita pada ibu
2. Faktor kehamilan
terjadi pada kehamilan ganda. Dari 105 kasus bayi kembar dua,
.1.7 DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
sebelumnya tidak boleh minum kopi dan obat dan tidak minum
arteri brachialis pada lengan kanan, sisi bawah manset kurang lebih
kurangnya 80% dari lingkaran lengan atas dan menutupi 2/3 lengan
(POGI, 2010).
3. Pemeriksaan Penunjang
urin. Nilai tersebut setara dengan kadar proteinuria ≥30 mg/dL (+1
R, 2006)
PENATALAKSANAAN
dan proteinuria. Jika jumlah urin <30 ml per jam, infus cairan
a. Dosis awal
Berikan MgSO4 4 gram IV sebagai larutan 20% selama 5
b. Dosis pemeliharaan
pernafasan membaik
2. Perawatan persalinan
saat trimester pertama, 1 kali saat trimester kedua dan 2 kali pada
5. Antioksidan
G, 2013).
3. Perawatan pospartum
diastolik masih >110 mmHg dan pemantauan urin (Mustafa R et al., 2012)
PENCEGAHAN
3. Manipulasi diet
5. Antioksidan
G, 2013).
BAB III
ANALISIS JURNAL
Jurnal yang di ambil penulis yaitu membahas tentang factor-faktor yang berhubungan
dengan hipertensi dalam kehamilan trimester III. Hipertensi pada kehamilan merupakan
salah satu kondisi medis yang sering kali muncul selama kehamilan dan dapat
menimbulkan komplikasi 2-3% pada kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat
menyebabkan morbiditas pada ibu dan morbiditas pada janin. Preeklamsia adalah sindrom
yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria yang baru muncul di trimester kedua
kehamilan yang selalu pulih di periode postnatal.Asupan kalsium yang rendah
menyebabkan peningkatan tekanan darah tinggi dengan merangsang pelepasan hormone
paratiroid dan atau renin yang mengarah terjadinya peningkatan konsentrasi kalsium intra
seluler dalam vaskuler sel otot polos dan mengakibatkan vasokonstriksi. Peranan suplemen
kalsium dalam menurunkan gangguan hipertensi dalam kehamilan adalah dengan
menurunkan pelepasan kalsium paratiroid dan konsentrasi kalsium intraseluler, akhirnya
terjadi penurunan kontraksi otot polos dan peningkatan vasodilatasi.
Hipertensi akibat kehamilan atau hipertensi gestasional adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan awitan hipertensi yang baru terjadi di trimester kedua kehamilan
yang pulih di periode postnatal (sama dengan proteinuria gestasional). Gambaran klinis
mulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, peningkatan tekanan
darah, dan terakhir terjadi proteinuria. Pada preeklamsia ringan, gejala subjektif belum
dijumpai, tetapi pada preeklamsia berat diikuti keluhan subjektif berupa sakit kepala
terutama daerah frontalis, rasa nyeri di daerah epigastrum, gangguan mata, penglihatan
menjadi kabur, terdapat mual sampai muntah, gangguan pernapasan sampai sianosis, dan
terjadi gangguan kesadaran. Dengan pengeluaran proteinuria, keadaan penyakit semakin
berat, karena terjadi gangguan fungsi ginjal.
Kejadian preeklamsia dan eklamsia sulit dicegah, tetapi diagnosis dini sangat
menentukan prognosa janin. Pengawasan hamil sangat penting karena preeklamsia berat
dan dan eklamsia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi, terutama di Negara
berkembang. Diagnosis ditetapkan dengan dua dari trias preeklamsia yaitu kenaikan berat
badan-edema, kenaikan tekanan darah, dan terdapat proteinuria. Wanita yang menderita
preeklamsia jarang mengalami proteinuria sebelum ada kenaikan dalam tekanan darahnya.
Jika proteinuria terjadi, sedangkan tekanan darahnya normal, ini berarti kemungkinan
terjadi infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, atau kontaminasi pada spesimen. Edema
biasa terjadi pada kehamilan normal, sehingga edema bukanlah tanda preeklamsia yang
dapat dipercaya kecuali jika edema juga mulai terjadi pada tangan dan / atau wajah.
Kadang-kadang edema tidak terlihat jelas pada pemeriksaan, tetapi termanifestasi sendiri
dalam bentuk kenaikan berat badan mendadak (ini disebut occult oedema atau edema
samar).
REKOMENDASI
Dari pembahasan di atas , penulis menyarankan beberapa hal yang harus bidan lakukan
dalam pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan yaitu:
1) Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan, termasuk
pengukuran tekanan darah dengan teknik yang benar.
2) Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari.
3) Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau berbaring dengan
posisi yang sama pada tiap kali pengukuran ( Letakkan tensimeter di tempat yang datar
setinggi jantung ibu hamil dan gunakan ukuran manset yang sesuai)
4) Catat tekanan darah
5) Jika tekanan darah diatas 140/90 mmhg atau peningkatan diastole 15 mmhg atau lebih
(sebelum 20 minggu),ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam.Bila tetap maka
berarti ada kenaikan tekanan darah.Periksa adanya edema terutama pada wajah atau
pada tungkai baeah /tulang kering atau daerah sacral.
6) Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin terhadap albumin
pada setiap kali kunjungan.
7) Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : Tekanan darah sangat tinggi, kenaikan
tekanan darah naik secara tiba- tiba,berkurangnya air seni( sedikit dan berwarna
gelap),edema berat yang timbul mendadak,khususnya pada wajah/daerah sacral
8) Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema sedangkan doker tidak mudah dicapai
maka pantaulah tekanan darah, periksa protein urin terhadap protinuria dan denyut
jantung janin dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudah 6 jam istirahat.
9) Jika tekanan darah tetep naik ,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan walaupun tidak edema
atau proteinuria.
10) Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikannya kurang dari 15 mmhg:
Beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil ,suami atau keluarga tentang tanda-tanda
eklamsia yang mengancam ,khususnya sakit kepala ,pandangan kabur, nyeri ulu hati
dan pembengkakan pada kaki/punggung/wajah.
Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit
11) Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami/keluarga.
12) Catat semua temuan pada KMS ibu hamil / buku KIA.
BAB V
ASUHAN KEBIDANAN
Pada kasus Ny.X G1P0A0 Umur 26Thun, hamil 16 minggu, janin tunggal hidup intra
uterine dengan hipertensi dalam kehamilan dengan masalah yaitu ibu merasa cemas dengan
kehamilannya sehubungan dengan rasa pusing dan pandangan mata kabur yang di rasakan
sekarang. Kebutuhan yang diberikan berupa beri diet tinggi protein, rendah garam dan banyak
istirahat serta beri konseling tentang hipertensi dalam kehamilan dan pengaruh terhadap
kehamilan.
Pada pemeriksaan Ny.X didapatkan keadaan umum baik, TD 140/90, Suhu 36°C, Nadi
84 x/m, dan pernafasan 24x/m. Pemeriksaan palpasi , leopol I konsistensi uterus keras, leopol
II Puki, Leopol III kepala, Leopol IV belum masuk PAP. Pemeriksaan laboratorium protein
urin (-), Hb 9,9 gr, Hct 29, albimin 3,4, Golongan darah O.
Pada kasus ibu hamil Ny. X dengan hipertensi ini perencanaan yang diberikan yaitu
pemantauan KU dan vitalsign, beri informasi yang jelas tentang keadaan pasien dan
kehamilannya, anjurkan untuk banyak istirahat, anjurkan diet makanan tinggi protein, tinggi
karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak, beri obat SF 2x1, vitamin C 2x1, Amoxsilin
500Mg 3x1, beri terapi drip infus d 5% dan MgSO4 12 gram, observasi tekanan darah, pasang
DC, periksa urin lengkap.
Implementasi yang dilakukan pada Ny. D memantau KU ibu dan vital sign yang
meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat.
Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup
vitamin dan rendah lemak seperti Tempe, tahu, telur, buahan dan sayuran hijau. Memberi obat
SF 2x1, vitamin C 2x1, dan amoxylin 500 mg 3x1. Memberi terapi drip infus d 5% dan
MgSO4 12 gram tetesan 12x/menit. Mengobservasi tekanan darah, memasang DC dan
memeriksa urine lengkap.
Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku Obsetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
Sibai, MD. Evaluation and management of severe preeclampsia before 34 weeks gestation,
SMFM in American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2014 5.