Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

ASUHAN KEBIDANAN
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

Dosen Pengampu : Suriana, S.S.T.,M.Keb

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURHIJAH BAHRUM


NIM :042019079
KELAS :C

PROGRAM SI KEBIDANAN
STIKES KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2020
1. PERAN BIDAN DALAM MENANGANI KASUS.
a. Hipertensi
Untuk mengelola penyakit hipertensi termasuk penyakit tidak menular
lainnya, Kemenkes membuat kebijakan yaitu:
 Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi
secara aktif (skrining)
 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini
melalui kegiatan Posbindu PTM
 Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui
revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui Peningkatan
sumberdaya tenaga kesehatan yang profesional dan kompenten dalam
upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas; Peningkatan
manajemen pelayanan pengendalian PTM secara komprehensif
(terutama promotif dan preventif) dan holistik; serta Peningkatkan
ketersediaan sarana dan prasarana promotif-preventif, maupun sarana
prasarana diagnostik dan pengobatan. Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan hipertensi dimulai dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat dan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat.
b. Perdarahan
Cara mengatasi perdarahan pospartum
1. Selalu siap dengan tindakan gawat darurat.
2. Penatalaksanaan manajemen aktif kala III persalinan.

3. Meminta bantuan/pertolongan kepada petugas kesehatan lain.

4. Melakukan penilaian cepat keadaan umum ibu meliputi kesadaran


nadi, tekanan darah, pernafasan dan suhu.

5. Penanganan syok apabila terjadi.

6. Pemeriksaan kandung kemih, apabila penuh segera kosongkan.


7. Mencari penyebab perdarahan dan melakukan pemeriksaan untuk
menentukan penyebab perdarahan

c. Infeksi
 Pengobatan Infeksi Nifas

Pengobatan infeksi pada masa nifas antara lain:

1. Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik,


luka operasi dan darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan
antibiotika yang tepat.
2. Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.

3. Memberi antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil


laboratorium.

4. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi


darah, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh,
serta perawatan lainnya sesuai komplikasi yang dijumpai.

 Pengobatan Kemoterapi dan Antibiotik Infeksi Nifas


Infeksi nifas dapat diobati dengan cara sebagai berikut:
1. Pemberian Sulfonamid – Trisulfa merupakan kombinasi dari
sulfadizin 185 gr, sulfamerazin 130 gr, dan sulfatiozol 185 gr.
Dosis 2 gr diikuti 1 gr 4-6 jam kemudian peroral.
2. Pemberian Penisilin – Penisilin-prokain 1,2 sampai 2,4 juta satuan
IM, penisilin G 500.000 satuan setiap 6 jam atau metsilin 1 gr
setiap 6 jam IM ditambah ampisilin kapsul 4×250 gr peroral.

3. Tetrasiklin, eritromisin dan kloramfenikol.

4. Hindari pemberian politerapi antibiotika berlebihan.

5. Lakukan evaluasi penyakit dan pemeriksaan laboratorium.


2. ASKEB
ASUHAN KEBIDANAN
KELUARGA TN. R DENGAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WALENRANG BARAT
KABUPATEN LUWU

“Asuhan Kebidanan Komunitas”

Dosen Pengampu : Suriana, S.S.T.,M.Keb

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURHIJAH BAHRUM


NIM :042019079
KELAS :C

PROGRAM SI KEBIDANAN
STIKES KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2020

ASUHAN KEBIDANAN
KELUARGA TN. R DENGAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WALENRANG BARAT
KABUPATEN LUWU

I. PENGKAJIAN

A. Data Umum

1.  Nama KK : Tn. R
Usia : 80 tahun
2. Alamat  : walenrang barat
3.  Pekerjaan KK  : Petani
4. Pendidikan KK : SD
B. Komposisi keluarga :
no Nama JK Hub Umur Pendidikan
1 Tn.A L Anak 35 th DIII
2 Nn.I P Anak 28 th DIII
3 An.M L Anak 15 th SMP
C. Genogram :
D. Tipe keluarga
Tipe extended family yaitu dalam keluarga terdiri dari bapak, anak,.

E. Suku dan Bangsa


Keluarga klien berasal dari suku Toraja atau Indonesia kebudayaan yang
dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang
digunakan yaitu bahasa Toraja dan indonesia.
F. Agama
Tn. R beragama Islam serta anak, beragama yang sama, setiiap hari
Tuan R kemasjid mendirikan sholat 5 waktu
G. Status sosial ekonomi keluarga/ penghasilan
Penghasilan keluarga berasal dari kepala keluarga. Menurut
keluarga penghasilan sebagai petani tidak menentu dan tidak bisa
diakumulasikan dengan jumlah uang tetapi cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Selain itu, keluarga ini mendapat  uang dari anaknya.
H. Aktifitas rekreasi keluarga
Semua anggota keluarga setiap hari menonton TV sebagai saranan
dan bentuk rekreasi keluarga.
I. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
 

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap VII, keluarga usia pertengahan (middle age famillies)
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
  

Tugas perkembangan yang belum terpenuhi pada keluarga Tn.


R yaitu tidak mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam hal
mengolah minat sosial dan waktu santai. Hal ini dikarenakan Tn. R
masih harus sibuk mengurusi ternak (kambing) dan lahan pertaniannya
sendiri.
3.  Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn.R dan Anak tidak ada yang menderita penyakit menurun,
menular, menahun kecuali penyakit hipertensi yang diderita Istri Tn. R
4.  Riwayat keluarga lainya
1)      Dari pihak keluarga asal KK:  Tidak ada.
2)      Dari pihak keluarga asal keluarga: tidak ada.
3.      Pengkajian Lingkungan
5.  Karakteristik Rumah
Luas rumah: 8x14 m, tipe rumah: Semi permanen (tembok
semen, lantai keramik, atap seng), jumlah ruangan: 8 ruangan (1 ruang
tamu, 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 kamar mandi, 1 tempat
jualan), jumlah jendela: 5 buah, pemanfaatan ruangan: tidak ada
ruangan yang tidak dimanfaatkan, peletakan perabotan: tertata rapi,
jenis WC: diluar ruangan, semi permanen dan mengguanakan kolam
ikan, sumber air minum yang digunakan: sumber matai air,
pencahayaan dan ventilasi udara baik. Kandang ternak (kambing)
terletak tidak terlalu dekat dari rumah (10 m)

6. Karakteristik tetangga dan komunitas


Keluarga tinggal dilingkungan pedesaan dengan jarak antar
rumah cukup dekat. Lingkungan sekitar Tn. R agak kotor, cukup rapi
dan masih banyak pepohonan yang rindang. Sebagian tetangga adalah
penduduk asli setempat. Mayoritas warga bekerja sebagai petani,
pedagang dan buruh. Warga memiliki kebiasaan arisan sebulan sekali
serta pengajian malam jum’at dirumah warga serta gotong royong atau
kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar setiap tiga bulan sekali.
Warga memiliki kesepakatan apabila ada warga baru atau tamu yang
menginap wajib melapor RT/RW.
7.  Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. R tidak berpindah-pindah tempat tinggal dan
telah menetap sejak pernikahannya.
8. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Setiap hari Tn. R dan Anak dapat berkumpul bersama terutama
saat malam hari namun jarang berkumpul dengan anaknya (setahun
sekali saat lebaran). Tn. R aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan
(pengajian dll).
9. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga termasuk KK ada 4 orang. Tempat
berobat keluarga adalah puskesmas dengan jarak yang mudah
dijangkau. Tn. R tidak memiliki alat transportasi/ kendaraan.
J.   Struktur Keluarga
1.     Pola komunikasi keluarga
Keluarga menggunakan bahasa Toraja untuk
berkomunikasi, bentuk komunikasi langsung.
2.     Struktur kekuatan keluarga
Istri Tn. R merupakan pengambil keputusan utama dalam
keluarga meskipun melalui musyawarah/kesepakatan keluarga
terlebih dahulu.
3.  Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn. R tidak terlalu memperhatikan kesehatannya,
jika ada yang sakit cukup diberi obat warung dan dibawa berobat
ke puskesmas apabila penyakitnya dianggap parah saja.
K. Fungsi Keluarga
1.  Fungsi Affektif
Keluarga memandang diri mereka sebagai keluarga sederhana
dan pas-pasan. Saling menghormati, mendukung dan menyayangi satu
sama lain.
2.  Fungsi sosial
Interaksi dalam keluarga berjalan dengan baik dan jarang
terjadi konflik antar keluarga maupun tetangga. Keluarga selalu
membina hubungan baik dengan tetangga dan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.
3. Fungsi perawatan keluarga
Keluarga belum terlalu sanggup melaksanakan pemeliharaan
kesehatan: tidak terlalu mengenal dan peduli mengenai masalah
kesehatan, pengambilan tindakan tidak tepat, jika ada anggota keluarga
yang sakit hanya diberi obat warung dan dibawa kefasilitas kesehatan
jika penyakit tersebut dianggap parah, lingkungan sekitar rumah
sedikit tidak terawat.
4. Fungsi reproduksi
Istri Tn. R sdh meninggal dan tinggal dengan anaknya
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. R merasa cukup mampu memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan walau pas-pasan dan sederhana yang dapat
dilihat dari kondisi rumah, perabotan yang dimiliki.
L. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek keluarga Tn. R yaitu ketidak tahuan Tn.
R tentang hipertensi, stresor jangka panjang keluarga Tn. R tidak
teridentifikasi
b. Kemampuan merespon terhadap situasi stresor
Ketenangan keluarga Tn. R dalam menyikapi keadaan apapun.
c.       Strategi koping yang digunakan
Menyibukkan diri dengan melakukan berbagai aktifitas dan
melakukan kegiatan positif dan beristirahat yang cukup serta tidak
memikirkan hal-hal yang dialami.
d.      Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ditemukan adanya strategi adaptasi yang negatif dalam
menghadapi stressor.
M. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
Keluarga Tn. R berharap petugas kesehatan dapat melayani pasien
dengan baik dan berlaku adil/ tidak membedakan antara pasien miskin dan
kaya serta berharap baiaya berobat murah / gratis.

N.  Pemeriksaan fisik

PEMERIKSAAN FISIK TN. R NY. T


UMUM:
Keadaan umum Baik Baik
Kesadaran Composmentis Composmentis
Tekanan darah 110/70 mmHg 190/110 mmHg
Suhu badan 36,7˚C 36,9˚C
Denyut nadi 88x/menit 79x/menit
Pernapasan 18x/menit 20x/menit
STATUS PRESENT:
Rambut dan kulit kepala Rambut (warna putih merata, lurus, Rambut (mulai tumbuh uban,
jarang), kulit berminyak, benjolan ikal, lebat), kulit bersih, benjolan
(-), lesi (-), sedikit kotor (-), lesi (-), normal
Mata Simetris, konjungtiva tidak anemis, Simetris, konjungtiva tidak
sklera tidak ikterik, katarak (-), anemis, sklera tidak ikterik,
bersih katarak   (-), bersih
Hidung Polip (-), sedikit kotor Polip (-), bersih
Mulut Bibir coklat kehitaman, lidah kotor,Bibir merah lembab, lidah kotor,
gigi sudah tidak lengkap,  karies gigi lengkap,  karies (+), karang
(+), karang gigi (+), sariawan (-) gigi (+), sariawan (-)
Telinga Sedikit kotor, serum (-), Bersih, serum (-), pendengaran
pendengaran (+) (+)
Leher Simetris, pembendungan vena Simetris, pembendungan vena
jugularis (-), pembesaran kelenjar jugularis (-), pembesaran
thyroid (-) kelenjar thyroid (-)
Dada Simetris, normal Simetris, normal
Abdomen Normal, bekas operasi (-) Normal, bekas operasi (-)
Ekstermitas Normal Normal

II.  DIAGNOSA KEBIDANAN


1.    Analisis Data

Data (S dan O) PENYEBAB MASALAH


2.      Tn. T mengatakan berusia 70 Rokok dianggap mampu Kurangnya pengetahuan tentang
tahun, mengatakan memiliki menghilangkan rasa lelah dan bahaya merokok dan resiko tinggi
kebiasaan merokok sejak remaja menenangkan/ komplikasi akibat merokok.
merilekskan  pikiran, Tn. T tidak
mengetahui tentang bahya
merokok.
DO Ny. T:
TD  : 190/110 mmHg
N    : 79x/menit
RR  : 20x/menit
S     : 36,9˚C

2. Perumusan masalah
a.       Masalah (problem) P:
Tn. T umur 70 tahun memiliki kebiasaan merokok (perokok aktif)
b.      Penyebab (etiologi) E:
1) Kurangnya perhatian Ny. T tentang kesehatan diri dan kurangnya
penegtahuan Ny. T tentang hipertensi.
2) Rokok dianggap mampu menghilangkan rasa lelah dan
menenangkan pikiran serta Tn. T tidak mengetahui tentang bahya
merokok.
c.       Tana (sign) S:
1. Tn. T umur 70 tahun dengan kebiasaan merokok
TD  : 110/70 mmHg
N    : 88x/menit
RR  : 18x/menit
S     : 36,7˚C
2. Penentuan prioritas dan skoring

Masalah 1: Hipertensi berat dan resiko tinggi stroke yang


berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang hipertensi
dan kurang perhatian tentang kesehatan diri pada ny. T

Tabel :Prioritas masalah hipertensi pada Ny. T

No. KRITERIA SKOR PEMBENARAN


1.        Sifat masalah 3/3x1 = 1 Hipertensi yang diderita ny. T
Skala : tidak/kurang sehat termasuk penyakit hipertensi berat.
2.        Kemungkinan masalah dapat diatasi 1/2x2 =  1 Hipertensi tidak dapat disembuhkan
Skala: sebagian tetapi dapat dikendalikan dengan
pengobatan dan pola hidup sehat
3.        Potensi masalah untuk dicegah 2/3x1 = 2/3 Ny. T berusaha untuk mencari tahu
Skala: cukup bagaimana cara mencegah penyakit
hipertensinya setelah mendengar
bahaya hipertensi
4.        Menonjolnya masalah 0/2x1 = 0 Ny. T mengatakan penyakit hipertensi
Skala: masalah tidak dirasakan yang diderita telah berlangsung lama
dan tidak dirasakan/ tidak terlalu
menganggu karena sudah terbiasa
Total score 2 2/3 (8/3)

Masalah 2: Kebiasaan merokok yang berhubungan dengan


anggapan merokok dapat menghilangkan rasa lelah dan
menenangkan/ merilekskan  pikiran serta
kurangnya  pengetahuan tentang bahya merokok pada Tn.T.

No. KRITERIA SKOR PEMBENARAN


1.        Sifat masalah 2/3x1 =2/3 Merokok merupakan sebuah ancama
Skala : ancaman kesehatan baik bagi diri perokok
maupun orang sekitar perokok karena
dapat membahayakan kesehatan.
2.        Kemungkinan masalah dapat diatasi 0/2x2 =0 Tn. R mengatakan tidak dapat terlepas
Skala: tidak dapat dan tidak mau terlepas dari rokok,
merasa sakit dan lemas apabila tidak
merokok dalam sehari
3.        Potensi masalah untuk dicegah 1/3x1 = 1/3 Tn. R mengatakan tidak ingin
Skala: rendah berhenti merokok
4.        Menonjolnya masalah 0/2x1 = 0 Tn. R tidak merasa terganggu dengan
Skala: masalah tidak dirasakan kebiasaan merokoknya dan tidak
pernah merasakan sakit/masalah lain
akibat merokok. 
Total score 3/3

Total skor:
a.       Masalah hipertensi Ny. T: 1+1+2/3+0= 2 2/3 (8/3)

b.      Masalah merokok Tn. T: 2/3+0+1/3+0= 3/3 (1)

c.       8/3 > 3/3, jadi masalah pertama yang lebih diprioritaskan adalah masalah
hipertensi Ny. T dan masalah kedua yaitu kebiasaan merokok Tn. T

III. PERENCANAAN TINDAKAN


Tabel : Perencanaan Tindakan Hipertensi

Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan


Untuk mencegah terjadi komplikasi akibat
hipertensi dan mencegah hipertensi menjadi
lebih parah
Kriteria:     Konseling dan diskusikan tentang penyakit

(aspek pengetahuan) hipertensi (apa itu hipertensi, apasaja yang


1.      Ny. T dapat mengetahui lebih lanjut menegenai menyebabkan hipertensi, bagaiamana cara
penyakit hipertensi (apa itu hipertensi, hal mencegah hipertensi agar tidak menjadi lebih
apasaja yang menyebabkan hipertensi, parah, bagaimana diet untuk penderita
bagaiamana cara mencegah hipertensi agar hipertensi, apasaja komplikasi dari hipertensi
tidak  menjadi lebih parah, bagaimana diet bila dibiarkan)
untuk penderita hipertensi, apasaja komplikasi     Anjurkan dan motivasi agar Ny. T dan keluarga
dari hipertensi bila dibiarkan) mampu memutuskan untuk lebih peduli tentang
(aspek sikap) kesehatan diri serta hidup sehat terutama lebih
2.      Ny. T mampu memutuskan untuk lebih peduli sadar dengan penyakit hipertensi
tentang kesehatan diri serta hidup sehat     Ajurkan kepada kelurga untuk melakukan

terutama lebih sadar akan penyakit hipertensi pencegahan/ tindakan pengobatan agar penyakit
dan keluarga diharapkan mendukung kegiatan hipertensi yang diderita tidak bertambah parah
hidup sehat Ny. T     Anjurkan keluarga untuk menyediakan

(aspek psikomotor) lingkungan rumah yang ramah dan aman bagi


3.      Menstabilkan hipertensi keluarga baik yang sakit maupun yang sehat
4.      Menyediakan lingkungan rumah yang ramah
dan aman bagi keluarga baik yang sakit
maupun yang sehat

Tabel : Rencana Tindakan Kebiasaan Merokok


Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan
Untuk mencegah terjadinya gangguan/penyakit
akibat merokok
Kriteria:     Konseling dan diskusikan tentang bahaya

(aspek pengetahuan) merokok


1.      Tn. R dan keluarga dapat mengetahui tentang    Anjurkan Tn. R untuk mengurangi frekuensi
bahaya merokok merokok dan menahan keinginan untuk
(aspek sikap) merokok didepan keluarga/ menghindar dari
2.      Tn. T mampu mengurangi frekuensi merokok dan keramaian untuk mencegah terpaparnya asap
menahan keinginan untuk merokok didepan rokok pada perokok pasif
keluarga/ menghindar dari keramaian untuk    Anjurkan keluarga untuk memotifasi  dan
mencegah terpaparnya asap rokok pada perokok mendukung Tn. R untuk berhenti merokok
pasif (bersifat kooperatif)     Anjurkan keluarga untuk menyediakan
3.      Keluarga mampu memotifasi  dan mendukung Tn. sarana dan tempat khusus uhntuk merokok
R untuk berhenti merokok     Anjurkan keluarga untuk mampu
(aspek psikomotor) menyediakan lingkungan rumah yang sehat,
4.      Keluarga menyediakan sarana dan tempat khusus aman serta bebas dari asap rokok
untuk merokok
5.      Keluarga dapat menyediakan lingkungan rumah
yang sehat, aman serta bebas dari asap rokok

IV. IMPLEMENTASI

Tanggal & Diagnosa Implementasi Evaluasi Respon


Waktu
08/08/2020 Ketidak tahuan NY.T    Memberikan konseling tentang penyakit Ny. T dapat menerima
pukul tentang hipertensi hipertensi konseling yang diberikan
13.00 WIB     Menganjurkan dan memberikan motivasi dan mampu menjelaskan

agar Ny. T dan keluarga mampu kembali tentang penyakit


memutuskan untuk lebih peduli tentang hipertensi dan bersedia
kesehatan diri serta hidup sehat terutama untuk melakukan semua
lebih sadar dengan penyakit hipertensi yang dianjurkan saat
    Mengajurkan kepada Ny. T untuk konseling
melakukan pencegahan/ tindakan
pengobatan agar penyakit hipertensi yang
diderita tidak bertambah parah
    Menganjurkan keluarga untuk

menyediakan lingkungan rumah yang


ramah dan aman bagi keluarga baik yang
sakit maupun yang sehat
Ketidak tahuan Tn. R    Memberikan konseling dan diskusi tentang
tentang bahaya meroko bahaya merokok
    Menganjurkan Tn. R untuk mengurangi
frekuensi merokok dan menahan keinginan
untuk merokok didepan keluarga/
menghindar dari keramaian untuk
mencegah terpaparnya asap rokok pada
perokok pasif
    Menganjurkan keluarga untuk

memotifasi  dan mendukung Tn. T untuk


berhenti merokok
    Menganjurkan keluarga untuk

menyediakan sarana dan tempat khusus


uhntuk merokok
    Menganjurkan keluarga untuk mampu

menyediakan lingkungan rumah yang


sehat, aman serta bebas dari asap rokok

V. EVALUASI

tanggal & Diagnosa Evaluasi Respon


waktu
05/09/2020 Ketidaktahuan NY.TS: Ny. T mengatakan sudah paham dan tau tentang penyakit
pukul 14.30 tentang hipertensi hipertensi dan akan berusaha melakukan pengobatan  dan
WIB pencegahan agar penyakitnya tidak bertambah parah
O: Ny. T terlihat berusaha bersungguh-sungguh akan melakukan
anjuran yang diberikan
A: masalah teratasi sebagian, resiko komplikasi akibat hipertensi
masih ada
P: Anjurkan Ny. T untuk senantiasa menerapkan hidup sehat
Ketidak tahuan Tn. RS: Tn. R mengatakan sudah paham dan tau tentang bahaya merokok
tentang bahayadan akan berusaha mengurangi frekuensi merokoknya walau tidak
merokok ingin stop dari merokok
O: Tn. T terlihat mematikan rokoknya setelah mendengarkan
bahaya merokok
A: Resiko Tn. T terkena bahaya merokok masih tinggi
P: Berikan motivasi dan dukungan secara terus menerus kepada Tn.
T untuk berhenti merokok

Anda mungkin juga menyukai