Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN

SIMUNDU

Oleh :
Willia Anggun Sari 1910104087
Nunung Afriani 1910104090
Widiana 1910104091
Ayu Oktaviana 1910104095

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2019/2020
SISTEM INFORMASI IMUNISASI
PENTINGNYA SISTEM INFORMASI IMUNISASI di INDONESIA

1. Sistem Informasi Imunisasi


a.    Pengertian Sistem Informasi Imunisasi
Sistem informasi imunisasi adalah database yang terkomputerisasi,
berdasarkan populasi, dan sangat rahasia, yang mencatat semua dosis vaksin yang
diberikan oleh penyedia layanan kepada seseorang sesuai dengan wilayah tempat
tinggalnya. Di pelayanan klinik, sistem informasi imunisasi dapat menyediakan
riwayat imunisasi sehingga dapat memberikan imunisasi yang tepat. Di tingkat
masyarakat, sistem informasi imunisasi menyediakan data imunisasi yang dapat
digunakan sebagai pengawasan dan operasional program dan dapat membantu kerja
kesehatan masyarakat dalam meningkatkan cakupan imunisasi dan menurunkan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
b.    Keuntungan Sistem Informasi Imunisasi
1) Bagi orang tua : meyakinkan orang tua bahwa anak mendapatkan imunisasi yang
tepat, terdapat pengingat jika akan mendekati jadwal imunisasi, terdapat
peringatan jika jadwal imunisasi terlewat, tetap dapat melakukan imunisasi sesuai
jadwal jika keluarga pindah ke pelayanan kesehatan lain, mencegah imunisasi
yang tidak diperlukan atau adanya duplikasi, terdapat salinan riwayat imunisasi
yang akurat dan resmi bagi perseorangan, penitipan anak, atau sekolah
2) Bagi masyarakat : mengontrol penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
mengidentifikasi seseorang yang tidak diimunisasi, mencegah kejadian luar biasa
3) Bagi pelayanan kesehatan : mencatat imunisasi dari semua penyedia pelayanan
kedalam satu catatan saja, menyediakan riwayat imunisasi yang akurat,
menyediakan jadwal imunisasi yang tepat beserta pengingat dan peringatan,
memfasilitasi pengenalan vaksinasi baru atau perubahan jadwal imunisasi.
c. Kerugian
Sistem ini hanya digunakan untuk 1 pengguna saja lalu untuk fitur pengingat
jadwal imunisasi hanya aplikasi KMS-Online dan Primaku yang memilikinya.
Dalam fitur pengingat jadwal imunisasi sesuai dengann umur anak tetapi untuk
tanggal imunisasinya tidak disebutkan kapan sebaiknya dilaksanakan.
d.    Stakeholder Sistem Informasi Imunisasi
1) Dokter
2) Perencana kesehatan
3) Konsumen
4) Agensi kesehatan masyarakat (lokal, nasional)
5) Organisasi profesional
6) Sekolah dan penitipan anak
d.    Elemen Pengaturan Sistem Informasi Imunisasi
Sistem informasi imunisasi diatur oleh :
1) Pedoman imunisasi (di Indonesia misalnya Pedoman Imunisasi IDAI)
2) Peraturan pemerintah untuk menyediakan data kepada sistem informasi imunisasi
3) Keinginan penyedia layanan untuk menyumbangkan data, jika tidak bertentangan
dengan hukum atau peraturan
4) Populasi target
5) Kebijakan yang berdasarkan hukum
e.    Penyedia layanan
Sistem informasi imunisasi dioperasionalkan oleh organisasi non profit atau
agensi kesehatan masyarakat, yang dilindungi oleh pemerintah atau bisa juga berasal
dari organisasi non profit yang independen. Sistem informasi imunisasi merupakan
pusat data repository yang dikelola oleh organisasi program sistem informasi
imunisasi, namun bisa diakses oleh semua tempat pelayanan kesehatan pada wilayah
tertentu.
f.    Komponen Sistem Informasi Imunisasi
Komponen sistem informasi imunisasi terdiri dari sistem registrasi rumah
sakit, server registrasi berdasarkan web, dan sistem pengingat, peringatan dan jadwal
mendatang. Pengingat merupakan informasi vaksinasi yang seharusnya diberikan saat
ini, biasanya ditujukan kepada pelayanan kesehatan. Pengingat merupakan informasi
vaksinasi yang pada waktu lampau seharusnya sudah diberikan tetapi sampai sekarang
belum diberikan, ditujukan kepada pelayanan kesehatan, orang tua/pengasuh, atau
keduanya. Jadwal mendatang merupakan informasi vaksinasi yang akan diberikan
pada waktu mendatang, ditujukan baik itu untuk orang tua/pengasuh maupun
pelayanan kesehatan.
g.    Identifikasi Pasien
Identitas pasien harus dapat diubah ketika catatan imunisasi pasien disimpan,
ataupun diperbarui. Pencatatan pasien dilakukan saat pasien datang dengan
menggunakan sistem interface yang dihubungkan pada sistem informasi imunisasi
atau HL7 (Health Level Seven). Kemampuan HL7 antara lain adalah menerima pesan
perbaruan pasien dengan format VXU, ADT dan DFT, merespon pesan catatan
imunisasi dengan format VXQ, mampu mengirim pesan ke sistem informasi
imunisasi eksternal dengan format VXQ, dan mengirimkan perbaruan catatan
imunisasi ke sistem informasi imunisasi eksternal atau catatan medis elektronik
dengan format VXU.
Database didasarkan pada data demografi pasien (nama, tanggal lahir, jenis
kelamin, dll), pelacakan lokal (identitas rekam medis), pelacakan pelayanan kesehatan
masyarakat.
h.    Elemen Data Tambahan
Informasi klinis yang disimpan oleh sistem informasi imunisasi bukan hanya
data tentang imunisasi tetapi juga data perawatan berkelanjutan yang digunakan untuk
pengkajian yang baik berkaitan dengan imunisasi. Data tersebut antara lain riwayat
penyakit, kontraindikasi, alergi, reaksi yang tidak dikehendaki dan penolakan untuk
imunisasi. Selain itu, sistem informasi imunisasi juga menyediakan informasi tentang
vaksin imunisasi antara lain produsen vaksin dan pemberian dosis yang tepat.
i.   Elemen Pemberitahuan Data
Catatan imunisasi merupakan data yang dimasukkan secara manual oleh
penyedia pelayanan, biasanya dilakukan setelah mendapatkan data tentang riwayat
imunisasi dan setelah pemberian imunisasi itu sendiri. Hal ini dilakukan oleh
pengguna yang masuk ke aplikasi berbasis web client – server yang secara langsung
akan terakses ke database sistem informasi imunisasi.
j.     Umpan Balik Data
Data yang dilakukan umpan balik atau ditinjau atau filter, yaitu :
1) Pengukuran kualitas data pada pengguna HL7
2) Audit data
3) Validasi riwayat imunisasi
k.    Rute Informasi Sistem Pengingat, Peringatan dan Jadwal Mendatang
Tipe Rute Penerima Pengirim Isi
Pengingat Pelayanan Database Seri,dosis,
kesehatan penjelasan
Jadwal Pelayanan Database Seri,dosis,
mendatang kesehatan penjelasan, periode
Pasien Seri, periode
Pengingat Pelayanan Database Seri,dosis,
kesehatan penjelasan
Pasien Peringatan umum

l.    Sistem Pengingat, Peringatan dan Jadwal Mendatang


Sistem pengingat sangat sederhana. Penerimanya adalah penyedia layanan
kesehatan. Rute ini merupakan proses satu langkah. Ketika pengguna masuk ke
registrasi imunisasi atau memeriksa pasien baru, rute pengingat ini diaktifkan.
Setelah informasi pengingat ditampilkan di web, rute ini selesai.
Sistem jadwal mendatang hampir sama dengan sistem pengingat. Penerima
rute jadwal mendatang ini dapat penyedia layanan kesehatan maupun pasien. Untuk
penyedia layanan, jadwal mendatang akan ditampilkan pada web, sedangkan untuk
pasien akan diberikan dalam bentuk kertas.
Sistem peringatan merupakan sistem yang lebih rumit. Pengingat akan
diberikan 1 bulan setelah diberikan pengingat. Penerima peringatan ini dapat
penyedia layanan kesehatan maupun pasien. Tempat klinik diberikan peringatan
melalui fax sedangkan pasien diberikan peringatan melalui pos.
Menurut Clark, S.J., Butchart, A., Kennedy, A., & Dombkowski, K.J. (2011),
kelemahan pengingat dan peringatan yang ditujukan ke orang tua/pengasuh pasien
melalui pos antara lain alamat yang sudah berubah biasanya karena sumber data
tidak secara teratur diperbarui; si penerima surat tidak begitu dikenal sehingga surat
mungkin akan dibuang atau dikembalikan ke pengirim; pengantaran surat yang
lambat dimana surat biasanya membutuhkan waktu 1 – 3 hari untuk pengantaran
bahkan untuk kota yang sama. Dari penelitian tentang pemilihan teknologi pengingat
dan peringatan didapatkan hasil bahwa 33% orang tua lebih memilih surat pos atau
telepon rumah, 16% memilih email dan 8% memilih menggunakan telepon
genggam.
m.   Tantangan yang harus dihadapi
Tantangan yang harus dihadapi saat memulai sistem informasi imunisasi ini
antara lain yang pertama adalah melindungi privasi dan kerahasiaan seseorang pada
sistem informasi imunisasi dimana kesulitan yang dihadapi adalah menyeimbangkan
kebutuhan untuk membagikan informasi dengan kebutuhan untuk melindungi privasi
orang tua dan keluarga. Kedua, memastikan partisipasi penyedia layanan dan
penerima layanan imunisasi. sistem informasi imunisasi akan sangat berguna jika
sebagian besar penyedia layanan imunisasi public maupun swasta ikut berpartisipasi.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya imunisasi bagi
penerima layanan imunisasi juga akan meningkatkan partisipasi mereka. Ketiga,
tantangan operasional dan teknikal bagi sistem informasi imunisasi dimana dalam
mengoperasionalkan sistem ini diperlukan orang yang ahli dalam hardware dan
software. Terakhir, mempertahankan sistem informasi imunisasi. Sistem informasi
imunisasi terus dikembangkan dan membutuhkan biaya pengembangan jangka
panjang sehingga sumber dana yang berkelanjutan sangatlah diperlukan.
Daftar Pustaka
http://dinkes.gunungkidulkab.go.id/sistem-informasi-imunisasi-simundu-pusk/
https://www.scribd.com/doc/313983398/Pentingnya-Sistem-Informasi-Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai