Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LAPORAN SKDR DIARE

PUSKESMAS MANDE

KABUPATEN CIANJUR
JAWA BARAT
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja
(Depkes, 2011)
Di kabupaten cianjur merupakan kabupaten yang sejuk dan dingin dan penuh dan kehidupan
yang hamonis Salah satu puskesmas di Kabupaten Cianjur. Puskesmas ini melayani berbagai
program puskesmas seperti periksa kesehatan (check up), pembuatan surat keterangan sehat,
rawat jalan, lepas jahitan, ganti balutan, jahit luka, cabut gigi, periksan tensi, tes hamil,
bersalin / persalinan, periksa anak, tes golongan darah, asam urat, kolesterol dan lainnya.
Pelayanan Puskesmas DTP Mande Cianjur juga baik dengan tenaga kesehatan yang baik,
mulai dari perawat, dokter, alat kesehatan dan obatnya. Puskesmas ini dapat menjadi salah
satu pilihan warga masyarakat Kabupaten Cianjur untuk memenuhi kebutuhan terkait
kesehatan. Harga pengobatan juga memiliki tarif murah.
Dalam Praktek Kerja Lampang dalam kegiatan Fronline Epidemiologi Angkatan 3 yang di
adakan oleh kemeterian Kesehatan Indonesia, dimana kegiatan ini merupakan kegiatan yang
penuh dengan ilmu pengetahuan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit yang
berhubungan dengan petugas surveilans. Dengan ini kami mengadakan suatu keinginan
dalam mengetahui tentang program surveilans diantaranya penyakit diare di Puskesmas
Mande Kabupaten Cianjur.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil kunujungan lapangan di puskesmas Mande di temupkan bawah ada
kesenjangan dalam system pelaporan manual dan online sehingga kami tertarik dalam
melaksanakan penelitian tentang penyakit diare di Puskesmas Mande

C. Tujuan
Tujuan umum
Mengetahui system pelaporan program surveilans pada puskesmas Manda kabupaten Cianjur
Tujuan Khusus
1. Menganalisa pelaporan SKDR
2. Menganalisi Data Penyakit Diare
3. Melakukan Investigasi Kasus Diare

D. Manfaat Penelitian
1. Institusi pelayanan
Peneliti diharapkan bisa mampu memberikan informasi yang akurat dalam memberikan
hasil penelitian tentang penyakit Diare Di Puskesmas Mande

2. Institusi pendidikan
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan referinsi - referensi terkait system
pelaporan penyakit diare di Puskesmas Mande

3. Institusi penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu dan memberikan sumbangsih kepada
para peneliti dan selanjutnya bisa mengetahui tentang system pelaporan yang tepat dan
akurat
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON
1. Pengertian SKDR
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) atau yang biasa disebut dengan Early
Warning Alert Response and System (EWARS) adalah sebuah sistem yang berfungsi dalam
mendeteksi adanya ancaman indikasi KLB penyakit menular yang dilaporkan secara
mingguan dengan berbasis komputer, yang dapat menampilkan alert atau sinyal
peringatan dini adanya peningkatan kasus penyakit melebihi nilai ambang batas di suatu
wilayah, dan Alert atau sinyal peringatan dini yang muncul pada sistem bukan berarti
sudah terjadi KLB tetapi merupakan pra-KLB yang mengharuskan petugas untuk
melakukan respon cepat agar tidak terjadi KLB.

2. Tujuan SKDR
Tujuan penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan deteksi dini penyakit menular berpotensi KLB
b. Memberikan input kepada program dan sektor terkait untuk melakukan respon
pengendalian penyakit menular berpotensi KLB
c. Meminimalkan kesakitan dan atau kematian akibat penyakit menular berpotensi
KLB.
d. Memonitor kecenderungan atau tren penyakit menular berpotensi KLB.
e. Menilai dampak program pencegahan dan pengendalian penyakit menular berpotensi
KLB.

3. Populasi
Pelaksanaan SKDR dilakukan rutin secara berjenjang mulai dari unit pelayanan
kesehatan paling bawah sampai ke pusat, maka yang menjadi sasaran populasi dalam
penyelenggaraan SKDR adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas, Rumah Sakit,
Laboratorium. Populasi juga dapat berdasarkan wilayah administrasi mulai dari
kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional. Populasi digunakan agar dapat
membandingkan besaran masalah (jumlah kasus per jumlah populasi dikali konstanta)
dari penyakit potensial KLB/ wabah dalam SKDR antar wilayah.

4. Manajemen Data SKDR


a. Sumber Data
1. Sumber Data Rutin (Surveilans Berbasis Indikator) Sumber data SKDR berasal
dari laporan Puskesmas dan jaringan (Puskesmas pembantu, Puskesmas
keliling dan praktik bidan desa) serta jejaringnya (UKBM/ Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat, klinik, rumah sakit, tempat praktik mandiri tenaga
kesehatan dan fasyankes lainnya), Rumah Sakit serta Laboratorium Kesehatan
Masyarakat sedangkan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) masuk sebagai
sumber data untuk EBS (Event Based Surveillance) atau surveilans berbasis
kejadian. Selain KKP, surveilans berbasis kejadian juga dapat ditangkap dari
berbagai media dan juga laporan terkait adanya kejadian kesehatan masyarakat
(public health event) seperti kejadian kesakitan atau kematian yang meresahkan
masyarakat.

2. Sumber Data Event Based Surveilans (EBS)


Sumber data EBS dapat berasal dari media (cetak, elektronik, digital), masyarakat,
fasilitas pelayanan kesehatan, Dinas Kesehatan.

b. Pengiriman Data
Data aggregate dari unit pelapor dikirimkan melalui SMS maupun media pengiriman
pesan berbasis media sosial seperti Whatsapp atau WA ke Nomor Server SKDR atau
melalui website SKDR. Laporan dihitung tepat waktu jika diterima pada hari Senin
atau Selasa pada periode minggu laporan. Bila ada alert atau indikasi KLB maka
rumah sakit maupun puskesmas akan mengirimkan data individu ke dalam sistem
dapat dilakukan secara online atau offline dulu baru upload ke sistem. Selain data
rutin terkait penyakit potensial KLB, di SKDR ada juga pelaporan terkait EBS (Event
Based Surveillance) yaitu surveilans yang bersumber dari media seperti media sosial,
berita online maupun rumor yang berasal dari masyarakat. Pelaporan EBS dilaporkan
segera oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas, RS, laboratorium, dan KKP (Karantina
Kesehatan Pelabuhan) setelah mendapatkan berita. Unit pelapor memasukan
informasi ke dalam sistem. Selanjutnya mereka harus melakukan verifikasi tentang
kebenaran dari berita atau informasi tersebut dan input hasil verifikasi pada event
yang sedang berlangsung.
Berikut ini adalah bagan Mekanisme Kerja sistem Kewaspadaan Dini dan Respon.

PKM, RS,

Lab
KKP

Gambar.1. Pengiriman Laporan

5. Kewaspadaan Dini Dan Respons Unit Surveilans Kabupaten/Kota Unit Surveilans


Kabupaten/Kota harus melakukan pemeriksaan setiap minggu terhadap seluruh laporan
penyakit yang telah dientri dalam sistem aplikasi. Apabila ditemukan alert (sinyal
peringatan)/ rumor terhadap suatu penyakit maka petugas kabupaten/kota menghubungi
petugas dari unit pelapor untuk melakukan verifikasi terhadap sinyal tersebut.
Apabila hasil verifikasi benar menunjukan sebagai KLB maka selanjutnya petugas
surveilans kabupaten/kota menghubungi petugas laboratorium untuk mengambil spesimen
dan memeriksa spesimen tersebut. Apabila Laboratorium Provinsi tidak memiliki
kemampuan dalam melakukan pemeriksaan spesimen tertentu maka dapat meminta
bantuan Laboratorium Rujukan Nasional.
6. Melaksanakan Investigasi Pendahuluan
Langkah pertama investigasi KLB adalah untuk melakukan konfirmasi KLB dan
melihat besarnya masalah KLB tersebut. Tim Provinsi dan kabupaten/kota akan
bergabung dengan petugas dari Puskesmas dan memulai investigasi dan menemukan
kasus secara aktif.
Setiap KLB diinvestigasi dengan menggunakan format PE KLB khusus sesuai dengan
penyakitnya. Bila tidak tersedia format PE KLB khusus penyakit tertentu dapat
menggunakan format PE KLB Umum. Semua informasi tentang kasus KLB tersebut
dicatat dalam program spreed sheet (contohnya program microsoft excel). Kemudian
melakukan analisa data dengan aplikasi program pengolahan data (seperti excel, Epi Info,
Epi Data, stata, SPSS, dll) untuk menghasilkan analisis epidemiologi secara deskriptif
(orang, tempat dan waktu) maupun secara analitik untuk mengetahui hubungan faktor
risiko dengan kejadian penyakit atau KLB.
B. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
1. PENGERTIAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Penyelidikan epidemiologi adalah penyelidikan yang dilakukan untuk mengenal sifat-sifat
penyebab, sumber dan cara penularan serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah.

2. FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DIARE

TANGGAL PENYELIDIKAN
PUKUL
A. IDENTITAS PENDERITA
1. NAMA PENDERITA : UMUR: BULAN/TAHUN* L/P
2. ALAMAT
DESA/KELURAHAN *
KAB/KAB*
3. HUBUNGAN DENGAN PENDERITA
(DIISI BILA RESPONDEN MERUPAKAN ORANG-ORANG KONTAK)
a. HUBUNGAN SEDARAH SERUMAH (ORANG TUA,ANAK,SAUDARA,BUKAN
SAUDARA)
b. HUBUNGAN TIDAK SERUMAH (TETANGGA,TEMAN KANTOR,TEMAN
SEKOLAH ,SAUDARA*)
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. BEBERAPA KALI DALAM SEHARI MENGALAMI DIARE ? KALI/HARI
2. KAPAN ATAU JAM BERAPA DIARE PERTAMA KALI MULAI TIMBUL ?
3. BAGAIMANA KEADAAN DIARE_NYA SAAT INI ?
a.BERTAMBAH SERING b.TETAP c.BERKURANG
4. SETELAH TIMBULNYA GEJALA DIARE APA YANG
DILAKUKAN ? SEBUTKAN
a.
b.
5. GEJALA SELAIN DIARE TIMBUL :
NO. GEJALA KAPAN GEJALA KEADAAN
LAIN YANG PERTAMA KALI SEKARANG BAIK /
TIMBUL TIMBUL TETAP BERKURANG
1
2
4

6. SUMBER AIR BERSIH UNTUK MENCUCI PERALATAN


MAKAN / MINUM a.AIR SUNGAI b.AIR PDAM
c.LAINNYA SEBUTKAN
7. VOLUME SUMBER AIR BERSIH SEKARANG :
a.CUKUP SEPERTI BIASANYA b.BERKURANG c.TIDAK ADA
8. BILA BERKURANG ATAU TIDAK ADA APA YANG DI LAKUKAN UNTUK
MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH ? SEBUTKAN :
9. SUMBER AIR MINUM
a.AIR SUNGAI b.AIR PDAM c.LAINNYA SEBUTKAN
10. VOLUME SUMBER AIR MINUM SEKARANG
a.CUKUP SEPERTI BIASANYA b.BERKURANG c.TIDAK ADA
11. BILA BERKURANG ATAU TIDAK ADA , APA YANG HARUS DI
LAKUKAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIHNYA
SEBUTKAN :
12. SEBUTKAN JENIS MAKANAN ATAU MINUMAN YANG DICURIGAI
SEBAGAI PENYEBAB (MENURUT PENDERITA)
13. APAKAH SEKARANG INI SEDANG MENDERITA SAKIT LAIN
( SAKIT YANG TELAH DI DIAGNOSIS OLEH TENAGA MEDIS)
a.YA b.TIDAK
(BILA ADA, LAKUKAN PELECAKAN DENGAN

MENGGUNAKAN FORM INI) B.SPESIMEN YANG


NO. JENIS DAN MACAM HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
DIPERIKSA SPESIMEN / SAMPEL LEBORATORIUM
YANG DI PERIKSA
1
2
3
4
5
6
DSB

C. PENGOBATAN DAN KONDISI TERAKHIR


1. PERAWATAN YANG
TALAH DIBERIKAN a.
b.
c.
d.
2. KEADAAN
PENDERITA SAAT
INI
a.SEMBUH
b.MENINGAL,
c.TETAP SAJA
C. TATALAKSANA DIARE
A. Pembagian Diare

1. Diare Pada Anak

a. Diare Akut

Buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3
kali atau lebih) perhari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7
hari.

Etiologi

Secara klinis penyebab diare akut dibagi dalam 4 kelompok yaitu infeksi,
malabsorbsi, keracunan makanan dan diare terkait penggunaan antibiotika.
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, fungi, parasit (protozoa,
cacing). Dari berbagai penyebab tersebut, yang sering ditemukan adalah
diare yang disebabkan oleh infeksi virus.

Untuk mengenal penyebab diare akut digambarkan dalam bagan


berikut. Pada penelitian yang dilakukan oleh Indonesian Rotavirus
Surveillance NetWork (IRSN) dan Litbangkes pada pasien anak di 6
Rumah Sakit, penyebab infeksi terutama disebabkan oleh rotavirus dan
adenovirus (70%) sedangkan infeksi karena bakteri hanya 8,4%.
Kerusakan vili usus karena infeksi virus (rotavirus) mengakibatkan
berkurangnya produksi enzim laktase sehingga menyebabkan
malabsorpsi laktosa.Diare karena keracunan makanan disebabkan
karena kontaminasi makanan oleh mikroba misalnya: Clostridium
botulinum, S. aureus dll. Diare Terkait Penggunaan Antibiotik (DTA)
terjadi karena penggunaan antibiotika selama 5-7 hari yang
menyebabkan berkurangnya flora normal usus sehingga ekosistem flora
usus didominasi oleh kuman pathogen khususnya Clostridium difficile.
Angka kejadian DTA berkisar 20-25%.
2) Patofisiologi

a. Diare Sekretorik

Disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang terjadi
akibat gangguan absorpsi natrium oleh vilus saluran cerna, sedangkan
sekresi klorida tetap berlangsung atau meningkat. Keadaan ini
menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair.Diare
sekretorik ditemukan pada diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri
akibat rangsangan pada mukosa usus oleh toksin, misalnya toksin E.coli
atau V.cholera

b. Diare Osmotik

Mukosa usus halus adalah epitel berpori yang dapat dilalui oleh air dan
elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara
lumen usus dan cairan intrasel. Oleh karena itu, bila di lumen usus terdapat
bahan yang secara osmotic aktif dan sulit diserap akan menyebabkan diare.

B. Diare pada SKDR

Nilai
Masa
Kode SMS Penyakit Definisi Kriteria KLB Ambang
Inkubasi
Batas
A. Diare Akut BAB yang 1-3 Hari Peningkatan kasus 2 Peningkatan
frekuensinya kali dari periode kasus 2 kali dari
lebih sering dari waktu sebelumnya periode waktu
biasanya (pada sebelumnya
umumnya 3 kali
atau lebih per
hari dengan
konsistensi cair
dan
berlangsung
kurang dari 7
hari)
BAB III
PEMBAHASAN

Lampiran - lampiran

Lembar Kerja Audit Kualitas Data Surveilans


Kabupaten / Puskesmas : Mande Nama Petugas :
Fasilitas Kesehatan : Tanggal :

Staff yang Ditemui


Nama Jabatan, Nomor Telepon Seluler
Asep Mulya Permana Pj Surveilans, PD31, Ispa dan Diare
Ns. H. Karno, S.Kep Perawat Poli Umum
Bidan Sri Desi Pj. Poli MTBS
Dr. Cahyo Dokter IGD

Kegiatan yang Dilakukan


Komentar (atau jika tidak,
Kegiatan Ya/Tidak mengapa tidak)
Mewawancarai staf kunci Ya
Meninjau buku log / register pasien Ya
Mengunjungi bangsal Ya
Meninjau papan pengumuman Ya
untuk print out laporan mingguan
Meninjau laporan mingguan Ya yang tersedia 2022-2023

Umpan Balik (Lengkapi bagian ini setelah menyelesaikan Audit Kualitas Data)
Komentar (atau jika tidak,
Kegiatan Ya/Tidak mengapa tidak)
Berbagi temuan dan rekomendasi DQA
dengan Penanggung Jawab fasilitas
Kesehatan?
• Tanggal:
• Nama Penanggung Jawab Faskes:

• Reaksi, Rencana Tindak Lanjut

Pengumpulan Data
Pilih 1-3 pertanyaan yang sama dari bagian ini untuk diajukan di setiap fasilitas.
Di fasilitas ini...
Siapa yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi penyakit yang berpotensi dapat
dilaporkan yang terlihat di fasilitas ini?
yang melakukan identifikasi penyakit adalah dokter, Bidan yang telah terlatih. Kasus yang yg
sudah terindentifikasi, dilaporkan oleh petugas surveilasn

Bahan apa (buku catatan penerimaan, grafik pasien, catatan laboratorium, dll.) yang ditinjau
untuk mengidentifikasi penyakit yang berpotensi dapat dilaporkan? Seberapa sering mereka
ditinjau?
sumber laporan dari SIMPUS, yang ditarik oleh petugas surveilans. Laporan yang diambil diliat
berdasarkan ICD X kasus.

Apakah fasilitas memiliki diagram alir informasi atau deskripsi untuk melaporkan ke tingkat
distrik?
Sejauh ini alur pelaporan sudah dilaksanakan namun belum terdokumentasikan

Apakah fasilitas memiliki daftar penyakit yang dapat dilaporkan dan penyakit yang harus segera
dilaporkan di negara ini yang mudah diakses?
Penyakit di laporkan langsung SKDR Online pada tahun 2021 sd sekarang

Apakah fasilitas ini memiliki definisi kasus untuk kasus yang dicurigai dan dikonfirmasi dari
penyakit yang harus segera dilaporkan seperti polio, TB, dan demam hemoragik virus?
ada tersedia,

Apakah kasus penyakit yang dapat dilaporkan dicatat dalam formulir kertas atau basis data
elektronik? Jika kertas, apakah fasilitas pernah kehabisan formulir?

Pengumpulan Data: Catatan dan Pemikiran


Catatan:

Daftar kemungkinan penyebab kelalaian atau masalah.

Daftar solusi yang direkomendasikan, termasuk tanggal target dan orang yang bertanggung
jawab.
Pelaporan
Pilih 1-3 pertanyaan yang sama dari bagian ini untuk diajukan di setiap fasilitas.

Di fasilitas ini...
Siapa yang bertanggung jawab untuk melaporkan penyakit yang harus segera dilaporkan
(penyedia layanan kesehatan, laboratorium, institusi)?

Bagaimana fasilitas mengirimkan laporan pengawasan rutin ke distrik, misalnya, formulir kertas
yang diantarkan langsung, SMS / telepon, internet, lainnya? Seberapa sering?

untuk laporan poli, langsung melalui E-Pus. Sedangkan laporan dari BPM dilaporkan melalui WA.

Untuk penyakit yang dapat dilaporkan secara rutin dan segera, apakah fasilitas mengirimkan
laporan kasus individu (formulir individu atau daftar baris) atau jumlah kasus agregat?
untuk laporan Diare, ISPA, PD3Imenggunakan laporan kasus individu. Sedangkan untuk kasus
lainnya menggunakan laporan agregat.

Untuk penyakit yang harus segera dilaporkan, apakah kasus "0" dicatat dan dilaporkan?

hanya pada laporan SKDR, belum berbentuk laporan tertulis setiap bulannya.

Apakah fasilitas pernah gagal melaporkan ke distrik sesuai yang diharapkan? Mengapa?
(Lainnya:)
Pelaporan: Catatan dan Pemikiran
Catatan:

Daftar kemungkinan penyebab kelalaian atau masalah.

Daftar solusi yang direkomendasikan, termasuk tanggal target dan orang yang bertanggung
jawab.

Analisis dan Interpretasi


Pilih 1-3 pertanyaan yang sama dari bagian ini untuk diajukan di setiap fasilitas.

Di fasilitas ini...
Apakah ada orang di fasilitas yang secara rutin meninjau kasus yang dapat dilaporkan, mencari
pola dan tren? Jika ya, siapa dan seberapa sering?

Apakah fasilitas Anda secara rutin menghasilkan grafik atau peta, misalnya, grafik garis yang
menunjukkan tren atau peta kasus, berdasarkan data penyakit yang dapat dilaporkan Anda?
untuk pembuatan grafik tren atau peta kasus berdasarkan penyakit di tahun 2022 sudah ada,
namun untuk yang tahun 2023 belum tersedia.

• Jika ya, untuk penyakit apa? Diare

• Jika ya, dengan siapa grafik atau peta ini dibagikan? Apakah mereka dipasang di dinding atau
papan pengumuman? Ditampilkan di dinding untuk yang tahun 2022

• Jika ya, seberapa sering grafik/peta diperbarui? Terakhir dibuat pada tahun 2022

[Tanyakan untuk melihat grafik/peta.]


(Lainnya:)
Analisis dan Interpretasi: Catatan dan Pemikiran
Catatan:

Daftar kemungkinan penyebab kelalaian atau masalah.


rangkap jabatan yang mana 1 petugas surveilans memegang 3 program dan juga melakukan
pelayanan rawat inap
Daftar solusi yang direkomendasikan, termasuk tanggal target dan orang yang bertanggung
jawab.
perlu mengkaji kembali untuk analisa jabatan kepegawaian, sehingga tidak rangkap jabatan

Dukungan Laboratorium
Pilih 1-2 pertanyaan yang sama dari bagian ini untuk diajukan di setiap fasilitas.

Di fasilitas ini...

Apakah fasilitas ini memiliki kapasitas laboratorium di tempat untuk mengidentifikasi penyakit
yang harus segera dilaporkan? Jika tidak, kemana spesimen dikirim?
puskesmas hanya melakukan pengambilan sampel, kemudian sampel dikemas dan dikirim ke
dinkes. Dari dinkes dikirim ke biofarma atau labkesda
Apakah fasilitas memiliki persediaan yang sesuai untuk mengidentifikasi penyakit yang harus
segera dilaporkan, misalnya, kit tes cepat, usap, medium laboratorium? Apakah kekurangan
persediaan pernah menjadi masalah?
di Puskesmas hanya memiliki Amies dan VTM, untuk pengambilan sampek campak masih
menggunakan Tabung EDTA

Setelah laboratorium menerima sampel untuk penyakit yang harus segera dilaporkan, seberapa
cepat kebanyakan tes dijalankan, dan seberapa cepat klinisi menerima hasilnya?
alur pengambilan sampel, setiap sampel yang diambil pada hari itu langsung dikirim ke Dinkes,
dan dinkes langsung mengirim sampel ke labkesda/biofarma pada hari itu juga. Hasil biasanya
keluar 1 minggu setelah sampel diterima.
Berapa banyak penyakit yang harus segera dilaporkan yang telah dikonfirmasi oleh laboratorium
dalam 2 tahun terakhir?

ada 5 sampel yakni pada kasus campak

(Lainnya:)
Dukungan Laboratorium: Catatan dan Pemikiran
Catatan:

Daftar kemungkinan penyebab kelalaian atau masalah.

Daftar solusi yang direkomendasikan, termasuk tanggal target dan orang yang bertanggung
jawab.

Umpan Balik
Di fasilitas ini...
Apakah Faskes ini mengetahui / menyadari mengenai indikator untuk monitoring?
indikator untuk monitoring terdapat pada PKP seperti Kelengkapan dan ketepatan SKDR, STP,
Laporan KLB <24 jam
selain itu, juga terdapat indikator monitoring yang tidak tercantum pada PKP yakni pengiriman 1
sampel AFP. Sedangkan untuk pengiriman sampel campak, petugas tidak mengetahui targetnya.

Apakah Faskes ini mendapatkan umpan balik dari Dinkes / Puskesmas mengenai kinerja
mereka? Kapan terakhir di berikan?
Puskesmas dan Dinkes belum membuat feedback belum membuat feedback tertulis dalam
bentuk surat. Feedback dibuaat saat Evaluas dalam bentuk RTL saja.

Umpan Balik : Catatan dan Pemikiran


Catatan:

Daftar kemungkinan penyebab kelalaian atau masalah.


Belum adanya penyajian data berupa grafik maupin diagram dan pemetaan kasus. Dikarena
petugas program memegang lebih dari 1 program, 2. belum dilakukan pelatihan surveilans.
Kurangnya SDM di lingkungan instansi, jaringan internet yang kurang baik,
Daftar solusi yang direkomendasikan, termasuk tanggal target dan orang yang bertanggung
jawab.
mengadakan pelatihan surveilans, di harapkan adanya pemerataan tugas di kaitan dengan
jumlah SDM, internet lebih di tingkatkan dalam kekuatan sinyalnya,
BAB V
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Kegiatan investigasi fronline gel 3 di Puskesmas Mande Kecamatan Mande


Kabupaten Cianjur telah dilakukan kegiatan praktek lapangan dalam invetigasi
SKDR dapat di simpulkan bahwa :
1. Dalam pencapaian investigasi ini dalam petugas program surveilans telah
melaksanakan laporan SKDR dengan menggunakan web
2. Petugas mampu dan memahami sedikitnya tentang pemahaman tentang
pemetaan kasus di puskesmas Mande
3. Dari hasil yang di temukan adanya kesenjangan laporan manual dan online
petugas memahami untuk melakukannya langsung secara online
4. Petugas belum lakukakn laporan dan setelah dilakukan koordinasi dengan
pihak dinkes untuk dilakukan penambahan ilmu dalam pelatihan surveilans.
5. Definisi Operasianal untuk kasus penyakit petugas maasih ada perbedaan
dalam penulisan diagnose penyakit.
6. Berdasarkan hasil observasi pelayanan Kesehatan di Puskemas Mande
berjalan optimal
7. Kinerja dengan jejarang Bindes, dan kader – kader telah berjalan dengan baik
dan
8. Koordinas lintas program dan lintas sektor berjalan optimal dalam kegaitan
Lokbul, Lokmin, Linsek
9. Petugas melakukan Analisa data penyakit denagn maksimal

B. SARAN

Dalam hasil kegiatan investigas ini diharapaakan :


1. Petugas melakukan sosialisasi menentukan Definisi Operasiaonal Penyakit
Diare
2. Petugas surveilanas diharapkan mampu meksanakana penganalisaan data dal
laporan yang optimal
3. Perlu dilaksanakannya penyusunan SOP pelaporan SKDR dan KLB
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai