PUSKESMAS MANDE
KABUPATEN CIANJUR
JAWA BARAT
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja
(Depkes, 2011)
Di kabupaten cianjur merupakan kabupaten yang sejuk dan dingin dan penuh dan kehidupan
yang hamonis Salah satu puskesmas di Kabupaten Cianjur. Puskesmas ini melayani berbagai
program puskesmas seperti periksa kesehatan (check up), pembuatan surat keterangan sehat,
rawat jalan, lepas jahitan, ganti balutan, jahit luka, cabut gigi, periksan tensi, tes hamil,
bersalin / persalinan, periksa anak, tes golongan darah, asam urat, kolesterol dan lainnya.
Pelayanan Puskesmas DTP Mande Cianjur juga baik dengan tenaga kesehatan yang baik,
mulai dari perawat, dokter, alat kesehatan dan obatnya. Puskesmas ini dapat menjadi salah
satu pilihan warga masyarakat Kabupaten Cianjur untuk memenuhi kebutuhan terkait
kesehatan. Harga pengobatan juga memiliki tarif murah.
Dalam Praktek Kerja Lampang dalam kegiatan Fronline Epidemiologi Angkatan 3 yang di
adakan oleh kemeterian Kesehatan Indonesia, dimana kegiatan ini merupakan kegiatan yang
penuh dengan ilmu pengetahuan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit yang
berhubungan dengan petugas surveilans. Dengan ini kami mengadakan suatu keinginan
dalam mengetahui tentang program surveilans diantaranya penyakit diare di Puskesmas
Mande Kabupaten Cianjur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil kunujungan lapangan di puskesmas Mande di temupkan bawah ada
kesenjangan dalam system pelaporan manual dan online sehingga kami tertarik dalam
melaksanakan penelitian tentang penyakit diare di Puskesmas Mande
C. Tujuan
Tujuan umum
Mengetahui system pelaporan program surveilans pada puskesmas Manda kabupaten Cianjur
Tujuan Khusus
1. Menganalisa pelaporan SKDR
2. Menganalisi Data Penyakit Diare
3. Melakukan Investigasi Kasus Diare
D. Manfaat Penelitian
1. Institusi pelayanan
Peneliti diharapkan bisa mampu memberikan informasi yang akurat dalam memberikan
hasil penelitian tentang penyakit Diare Di Puskesmas Mande
2. Institusi pendidikan
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan referinsi - referensi terkait system
pelaporan penyakit diare di Puskesmas Mande
3. Institusi penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu dan memberikan sumbangsih kepada
para peneliti dan selanjutnya bisa mengetahui tentang system pelaporan yang tepat dan
akurat
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON
1. Pengertian SKDR
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) atau yang biasa disebut dengan Early
Warning Alert Response and System (EWARS) adalah sebuah sistem yang berfungsi dalam
mendeteksi adanya ancaman indikasi KLB penyakit menular yang dilaporkan secara
mingguan dengan berbasis komputer, yang dapat menampilkan alert atau sinyal
peringatan dini adanya peningkatan kasus penyakit melebihi nilai ambang batas di suatu
wilayah, dan Alert atau sinyal peringatan dini yang muncul pada sistem bukan berarti
sudah terjadi KLB tetapi merupakan pra-KLB yang mengharuskan petugas untuk
melakukan respon cepat agar tidak terjadi KLB.
2. Tujuan SKDR
Tujuan penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan deteksi dini penyakit menular berpotensi KLB
b. Memberikan input kepada program dan sektor terkait untuk melakukan respon
pengendalian penyakit menular berpotensi KLB
c. Meminimalkan kesakitan dan atau kematian akibat penyakit menular berpotensi
KLB.
d. Memonitor kecenderungan atau tren penyakit menular berpotensi KLB.
e. Menilai dampak program pencegahan dan pengendalian penyakit menular berpotensi
KLB.
3. Populasi
Pelaksanaan SKDR dilakukan rutin secara berjenjang mulai dari unit pelayanan
kesehatan paling bawah sampai ke pusat, maka yang menjadi sasaran populasi dalam
penyelenggaraan SKDR adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas, Rumah Sakit,
Laboratorium. Populasi juga dapat berdasarkan wilayah administrasi mulai dari
kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional. Populasi digunakan agar dapat
membandingkan besaran masalah (jumlah kasus per jumlah populasi dikali konstanta)
dari penyakit potensial KLB/ wabah dalam SKDR antar wilayah.
b. Pengiriman Data
Data aggregate dari unit pelapor dikirimkan melalui SMS maupun media pengiriman
pesan berbasis media sosial seperti Whatsapp atau WA ke Nomor Server SKDR atau
melalui website SKDR. Laporan dihitung tepat waktu jika diterima pada hari Senin
atau Selasa pada periode minggu laporan. Bila ada alert atau indikasi KLB maka
rumah sakit maupun puskesmas akan mengirimkan data individu ke dalam sistem
dapat dilakukan secara online atau offline dulu baru upload ke sistem. Selain data
rutin terkait penyakit potensial KLB, di SKDR ada juga pelaporan terkait EBS (Event
Based Surveillance) yaitu surveilans yang bersumber dari media seperti media sosial,
berita online maupun rumor yang berasal dari masyarakat. Pelaporan EBS dilaporkan
segera oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas, RS, laboratorium, dan KKP (Karantina
Kesehatan Pelabuhan) setelah mendapatkan berita. Unit pelapor memasukan
informasi ke dalam sistem. Selanjutnya mereka harus melakukan verifikasi tentang
kebenaran dari berita atau informasi tersebut dan input hasil verifikasi pada event
yang sedang berlangsung.
Berikut ini adalah bagan Mekanisme Kerja sistem Kewaspadaan Dini dan Respon.
PKM, RS,
Lab
KKP
TANGGAL PENYELIDIKAN
PUKUL
A. IDENTITAS PENDERITA
1. NAMA PENDERITA : UMUR: BULAN/TAHUN* L/P
2. ALAMAT
DESA/KELURAHAN *
KAB/KAB*
3. HUBUNGAN DENGAN PENDERITA
(DIISI BILA RESPONDEN MERUPAKAN ORANG-ORANG KONTAK)
a. HUBUNGAN SEDARAH SERUMAH (ORANG TUA,ANAK,SAUDARA,BUKAN
SAUDARA)
b. HUBUNGAN TIDAK SERUMAH (TETANGGA,TEMAN KANTOR,TEMAN
SEKOLAH ,SAUDARA*)
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. BEBERAPA KALI DALAM SEHARI MENGALAMI DIARE ? KALI/HARI
2. KAPAN ATAU JAM BERAPA DIARE PERTAMA KALI MULAI TIMBUL ?
3. BAGAIMANA KEADAAN DIARE_NYA SAAT INI ?
a.BERTAMBAH SERING b.TETAP c.BERKURANG
4. SETELAH TIMBULNYA GEJALA DIARE APA YANG
DILAKUKAN ? SEBUTKAN
a.
b.
5. GEJALA SELAIN DIARE TIMBUL :
NO. GEJALA KAPAN GEJALA KEADAAN
LAIN YANG PERTAMA KALI SEKARANG BAIK /
TIMBUL TIMBUL TETAP BERKURANG
1
2
4
a. Diare Akut
Buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3
kali atau lebih) perhari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7
hari.
Etiologi
Secara klinis penyebab diare akut dibagi dalam 4 kelompok yaitu infeksi,
malabsorbsi, keracunan makanan dan diare terkait penggunaan antibiotika.
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, fungi, parasit (protozoa,
cacing). Dari berbagai penyebab tersebut, yang sering ditemukan adalah
diare yang disebabkan oleh infeksi virus.
a. Diare Sekretorik
Disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang terjadi
akibat gangguan absorpsi natrium oleh vilus saluran cerna, sedangkan
sekresi klorida tetap berlangsung atau meningkat. Keadaan ini
menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair.Diare
sekretorik ditemukan pada diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri
akibat rangsangan pada mukosa usus oleh toksin, misalnya toksin E.coli
atau V.cholera
b. Diare Osmotik
Mukosa usus halus adalah epitel berpori yang dapat dilalui oleh air dan
elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara
lumen usus dan cairan intrasel. Oleh karena itu, bila di lumen usus terdapat
bahan yang secara osmotic aktif dan sulit diserap akan menyebabkan diare.
Nilai
Masa
Kode SMS Penyakit Definisi Kriteria KLB Ambang
Inkubasi
Batas
A. Diare Akut BAB yang 1-3 Hari Peningkatan kasus 2 Peningkatan
frekuensinya kali dari periode kasus 2 kali dari
lebih sering dari waktu sebelumnya periode waktu
biasanya (pada sebelumnya
umumnya 3 kali
atau lebih per
hari dengan
konsistensi cair
dan
berlangsung
kurang dari 7
hari)
BAB III
PEMBAHASAN
Lampiran - lampiran
Umpan Balik (Lengkapi bagian ini setelah menyelesaikan Audit Kualitas Data)
Komentar (atau jika tidak,
Kegiatan Ya/Tidak mengapa tidak)
Berbagi temuan dan rekomendasi DQA
dengan Penanggung Jawab fasilitas
Kesehatan?
• Tanggal:
• Nama Penanggung Jawab Faskes:
Pengumpulan Data
Pilih 1-3 pertanyaan yang sama dari bagian ini untuk diajukan di setiap fasilitas.
Di fasilitas ini...
Siapa yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi penyakit yang berpotensi dapat
dilaporkan yang terlihat di fasilitas ini?
yang melakukan identifikasi penyakit adalah dokter, Bidan yang telah terlatih. Kasus yang yg
sudah terindentifikasi, dilaporkan oleh petugas surveilasn
Bahan apa (buku catatan penerimaan, grafik pasien, catatan laboratorium, dll.) yang ditinjau
untuk mengidentifikasi penyakit yang berpotensi dapat dilaporkan? Seberapa sering mereka
ditinjau?
sumber laporan dari SIMPUS, yang ditarik oleh petugas surveilans. Laporan yang diambil diliat
berdasarkan ICD X kasus.
Apakah fasilitas memiliki diagram alir informasi atau deskripsi untuk melaporkan ke tingkat
distrik?
Sejauh ini alur pelaporan sudah dilaksanakan namun belum terdokumentasikan
Apakah fasilitas memiliki daftar penyakit yang dapat dilaporkan dan penyakit yang harus segera
dilaporkan di negara ini yang mudah diakses?
Penyakit di laporkan langsung SKDR Online pada tahun 2021 sd sekarang
Apakah fasilitas ini memiliki definisi kasus untuk kasus yang dicurigai dan dikonfirmasi dari
penyakit yang harus segera dilaporkan seperti polio, TB, dan demam hemoragik virus?
ada tersedia,
Apakah kasus penyakit yang dapat dilaporkan dicatat dalam formulir kertas atau basis data
elektronik? Jika kertas, apakah fasilitas pernah kehabisan formulir?
Daftar solusi yang direkomendasikan, termasuk tanggal target dan orang yang bertanggung
jawab.
Pelaporan
Pilih 1-3 pertanyaan yang sama dari bagian ini untuk diajukan di setiap fasilitas.
Di fasilitas ini...
Siapa yang bertanggung jawab untuk melaporkan penyakit yang harus segera dilaporkan
(penyedia layanan kesehatan, laboratorium, institusi)?
Bagaimana fasilitas mengirimkan laporan pengawasan rutin ke distrik, misalnya, formulir kertas
yang diantarkan langsung, SMS / telepon, internet, lainnya? Seberapa sering?
untuk laporan poli, langsung melalui E-Pus. Sedangkan laporan dari BPM dilaporkan melalui WA.
Untuk penyakit yang dapat dilaporkan secara rutin dan segera, apakah fasilitas mengirimkan
laporan kasus individu (formulir individu atau daftar baris) atau jumlah kasus agregat?
untuk laporan Diare, ISPA, PD3Imenggunakan laporan kasus individu. Sedangkan untuk kasus
lainnya menggunakan laporan agregat.
Untuk penyakit yang harus segera dilaporkan, apakah kasus "0" dicatat dan dilaporkan?
hanya pada laporan SKDR, belum berbentuk laporan tertulis setiap bulannya.
Apakah fasilitas pernah gagal melaporkan ke distrik sesuai yang diharapkan? Mengapa?
(Lainnya:)
Pelaporan: Catatan dan Pemikiran
Catatan:
Daftar solusi yang direkomendasikan, termasuk tanggal target dan orang yang bertanggung
jawab.
Di fasilitas ini...
Apakah ada orang di fasilitas yang secara rutin meninjau kasus yang dapat dilaporkan, mencari
pola dan tren? Jika ya, siapa dan seberapa sering?
Apakah fasilitas Anda secara rutin menghasilkan grafik atau peta, misalnya, grafik garis yang
menunjukkan tren atau peta kasus, berdasarkan data penyakit yang dapat dilaporkan Anda?
untuk pembuatan grafik tren atau peta kasus berdasarkan penyakit di tahun 2022 sudah ada,
namun untuk yang tahun 2023 belum tersedia.
• Jika ya, dengan siapa grafik atau peta ini dibagikan? Apakah mereka dipasang di dinding atau
papan pengumuman? Ditampilkan di dinding untuk yang tahun 2022
• Jika ya, seberapa sering grafik/peta diperbarui? Terakhir dibuat pada tahun 2022
Dukungan Laboratorium
Pilih 1-2 pertanyaan yang sama dari bagian ini untuk diajukan di setiap fasilitas.
Di fasilitas ini...
Apakah fasilitas ini memiliki kapasitas laboratorium di tempat untuk mengidentifikasi penyakit
yang harus segera dilaporkan? Jika tidak, kemana spesimen dikirim?
puskesmas hanya melakukan pengambilan sampel, kemudian sampel dikemas dan dikirim ke
dinkes. Dari dinkes dikirim ke biofarma atau labkesda
Apakah fasilitas memiliki persediaan yang sesuai untuk mengidentifikasi penyakit yang harus
segera dilaporkan, misalnya, kit tes cepat, usap, medium laboratorium? Apakah kekurangan
persediaan pernah menjadi masalah?
di Puskesmas hanya memiliki Amies dan VTM, untuk pengambilan sampek campak masih
menggunakan Tabung EDTA
Setelah laboratorium menerima sampel untuk penyakit yang harus segera dilaporkan, seberapa
cepat kebanyakan tes dijalankan, dan seberapa cepat klinisi menerima hasilnya?
alur pengambilan sampel, setiap sampel yang diambil pada hari itu langsung dikirim ke Dinkes,
dan dinkes langsung mengirim sampel ke labkesda/biofarma pada hari itu juga. Hasil biasanya
keluar 1 minggu setelah sampel diterima.
Berapa banyak penyakit yang harus segera dilaporkan yang telah dikonfirmasi oleh laboratorium
dalam 2 tahun terakhir?
(Lainnya:)
Dukungan Laboratorium: Catatan dan Pemikiran
Catatan:
Daftar solusi yang direkomendasikan, termasuk tanggal target dan orang yang bertanggung
jawab.
Umpan Balik
Di fasilitas ini...
Apakah Faskes ini mengetahui / menyadari mengenai indikator untuk monitoring?
indikator untuk monitoring terdapat pada PKP seperti Kelengkapan dan ketepatan SKDR, STP,
Laporan KLB <24 jam
selain itu, juga terdapat indikator monitoring yang tidak tercantum pada PKP yakni pengiriman 1
sampel AFP. Sedangkan untuk pengiriman sampel campak, petugas tidak mengetahui targetnya.
Apakah Faskes ini mendapatkan umpan balik dari Dinkes / Puskesmas mengenai kinerja
mereka? Kapan terakhir di berikan?
Puskesmas dan Dinkes belum membuat feedback belum membuat feedback tertulis dalam
bentuk surat. Feedback dibuaat saat Evaluas dalam bentuk RTL saja.
A. KESIMPULAN
B. SARAN