1. Pencatatan
Semua kegiatan pokok baik di dalam gedung maupun di luar gedung puskesmas,
puskesmas pembantu, dan bidan di desa harus di catat. Untuk memudahkan dapat
menggunakan formulir standar yang telah di tetapkan SP2TP. Jenis formulir standar
yang digunakan dalam pencatatan adalah sebagi berikut.
2. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK)
Model naratif atau narasi Sering di sebut tekhnik pencatatan yang berorientasi pada
sumber data. Keuntungan : Sudah di kenal,Udah di kombinasikan dengan cara
dokumentasi lain, Jika di tulis dengan tepat bisa mencakup seluruh keadaan pasien dan
Mudah di tulis.
Kekurangan : Tidak terstruktur dan simpang siur datanya, Perlu banyak waktu,
Terbatas dengan kemampuan pelayanan kesehatan, Informasi sulit untuk jangka
panjang. Naratif adalah model lama, tradisional yang paling fleksible. Sistem pencatatan
naratif cara penulisannya mengikuti dengan ketat urutan kejadian atau kronologis.
Dengan cara naratif ini tiap institusi mempunyai kebijakan sendiri dalam sistem
pencatatan.
Adapun beberapa jenis laporan yang di buat oleh puskesmas antara lain; Laporan
harian untuk melakukan kejadian luar biasa penyakit tertentu, Laporan mingguan untuk
melaporkan kegiatan penyakit yang sedang di tanggulangi dan Laporan bulanan untuk
melakukan kegiatan rutin program. Jenis laporan ada 4 yaitu:
1. LB1 : berisi data kesakitan
2. LB2 : berisi data kematian
3. LB3 : berisi data program gizi, KIA, KB, dll
4. LB4 : berisi data obat-obatan
Ada juga laporan lain seperti laporan triwulan, laporan semester dan laporan
tahunan yang mencakup data kegiatan program yang sifatnya lebih komprehensif
disertai penjelasan secara naratif. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan
semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk
menyusun perencanaan puskesmas (micro planning)mdan lokakarya mini puskesmas
(LKMP). Analisis data hasil kegiatan program puskesmas akan diolah dengan
menggunakan statistic sederhana dan distribusi masalah dianalisis menggunakan
pendekatan epidemiologis deskriptif. Data tersebut akan disusun dalam bentuk tabel
dan grafik informasi kesehatan dan digunakan sebagai masukkan untuk perancanaan
pengembangan program puskesmas. Data yang digunakan dapat bersumber dari
pencatatan masing-masing kegiatan program kemudian data dari pimpinan puskesmas
yang merupakan hasil supervisi lapangan.