1
2
Kartu rawat jalan atau lebih dikenal dengan kartu rekam medis
klien merupakan alat untuk mencatat identitas dan status klien rawat
jalan yang berkunjung ke puskesmas.
c. Kartu Indeks Penyakit
Kartu indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat
identitas klien, riwayat, dan perkembangan penyakit. Kartu indeks
penyakit diperuntukkan khusus penderita penyakit TBC paru dan
kusta.
d. Kartu Ibu
Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status
kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai kelahiran.
e. Kartu Anak
Kartu anak merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, status
kesehatan, pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif
yang diberikan kepada balita dan prasekolah.
f. KMS balita, Anak Usia Sekolah
Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan, dan
pertumbuhan yang diperoleh balita dan anak sekolah.
g. KMS Ibu Hamil
Merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas dan mencatat
perkembangan kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan ibu hamil
dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.
h. KMS Usia Lanjut
KMS usila merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut
secara pribadi baik fisik maupun psikososial, dan digunakan untuk
memantau kesehatan, deteksi dini penyakit, dan evaluasi kemajuan
kesehatan usila.
i. Register
Register merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data
kegiatan di dalam dan di luar gedung puskesmas yang telah di kartu
dan catatan lainnya. Berikut adalah beberapa jenis register :
1. Nomor Indeks Pengunjung Puskesmas
3
2. Rawat Jalan
3. Register Kunjungan
4. Register Rawat Inap
5. Register KIA dan KB
6. Register Kohort Ibu dan Balita
7. Register Deteksi Dini Tumbuh Kembang dan Gizi
8. Register Penimbangan Balita
9. Register Imunisasi
10. Register Gizi
11. Register Kapsul Beryodium
12. Register Anak Sekolah
13. Register Harian : kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi, dan
penyakit.
MEKANISME PENCATATAN
PELAPORAN
lengkap terdiri atas unsur : pendahuluan (latar belakang, tujuan, ruang lingkup);
isi laporan (perncanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan secara
nyata, masalah dan hambatan, saran untuk tindak lanjut); dan jika diperlukan,
dilengkapi rekomendasi. Jenis laporan dibagi menjadi dua, yaitu laporan
insidensial dan laporan berkala. Laporan insidensial adalah laporan kejadian luar
biasa atau darurat yang memerlukan pelayanan dan bantuan cepat. Sementara
laporan berkala, misalnya laporan harian, mingguan, bulanan, triwulan, kuartalan,
dan tahunan.
1. Laporan bulanan
1. Data kesakitan (LB 1)
2. Data obat-obatan (LB 2)
3. Data kegiatan gizi, KIA/KB, imunisasi, termasuk pengamatan
penyakitmenular (LB 3)
4. Data kegiatan puskesmas (LB 4)
5. Laporan sentinel. Berikut adalah beberapa laporan sentinel
1. Laporan bulanan sentinel (LB 15). Laporan yang memuat data penderita
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA), serta diare menurut umur dan status
imunisasi. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah puskesmas yang
ditunjuk, yaitu satu puskesmas dari setiap Dati II dengan periode laporan
bulanan serta dilaporkan ke Dinas Kesehatan Dati II, Dati I, dan pusat
(Ditjen PPM dan PLP).
2. Laporan bulanan sentinel (LB 2S). Dalam laporan ini memuat data KIA,
gizi, tetanus neonatorium, dan penyakit akibat kerja. Laporan ini
diberikan ke Dinas Kesehatan Dati I, Dati II, dan pusat (Ditjen
Binkesmas).
3. Laporan tahunan. Laporan tahunan meliputi data berikut :
1. Data dasar puskesmas (LT-1)
2. Data kepegawaian (LT-2)
3. Data peralatan (LT-3)
6
ALUR PELAPORAN
1. Laporan Triwulan :
1. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 1
2. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 2
3. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 3
4. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 4
5. Laporan Tahunan :
1. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 1
2. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 2
3. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 3
FREKUENSI PELAPORAN
1. Laporan triwulan
Dikirim paling lambat akhir bulan Februari di tahun berikutnya dan diberikan
kepada dinas-dinas terkait berikut :
7
MEKANISME PELAPORAN
a. Tingkat puskesmas.
1. Laporan dari puskesmas pembantu dan bidan di desa disampaikan ke
pelaksana kegiatan di puskesmas.
2. Pelaksana kegiatan merekapitulasi data yang di catat, baik di dalam
maupun di luar gedung serta laporan yang diterima dari puskesmas
pembantu dan bidan desa.
3. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan dimasukkan ke formulir laporan
sebanyak dua rangkap untuk disampaikan kepada coordinator SP2TP.
4. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk
tindak lanjut yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja kegiatan.
5. Tingkat Dati II.
1. Pengolahan data SP2TP di Dati II menggunakan perangkat lunak
yang ditetapkan oleh Depkes.
2. Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima Dinas Kesehatan Dati
II disampaikan pada pelaksana SP2TP untuk direkapitulasi/entri
data.
3. Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah, serta dimanfaatkan sebagai
bahan untuk umpan balik , bimbingan teknik ke puskesmas, dan
tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja program.
4. Hasil rekapitulasi data setiap tiga bulan dibuat dalam rangkap tiga
(dalam bentuk soft file) untuk dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati I,
Kanwil Depkes Propinsi dan Departemen Kesehatan.
6. Tingkat Dati I.
Pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP di Dati I
mempergunakan perangkat lunak sama dengan Dati II.
8
Laporan dari Dinkes Dati II, diterima oleh Dinkes Dati I dan
Kanwil Depkes dalam bentuk soft file diteruskan ke pelaksana
untuk dikomplikasi/direkapitulasi.
Hasil rekapitulasi disampaikan ke pengelola program Dari I untuk
diolah dan dimanfaatkan serta dilakukan tindak lanjut, bimbingan,
dan pengendalian.
b. Tingkat pusat.
Hasil olahan yang dilakukan Ditjen Binkesmas paling lambat dua
bulan setelah berakhirnya triwulan tersebut, kemudian disampaikan
kepada pengelola program terkait dan pusat data kesehatan untuk
dianalisis dan dimanfaatkan sebagai umpan balik, kemudian dikirimkan ke
Kanwil Depkes Propinsi.
TUJUAN
TUJUAN UMUM
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir
secara periodik dan teratur untuk pengelola program kesehatan masyarakat
melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.
TUJUAN KHUSUS
RUANG LINGKUP
9
PELAKSANAAN
b. Pelaporan
Jenis periode laporan:
10
1. Bulanan
Data kesakitan
Data kematian
Data operasional (gizi, imunisasi, KIA, KB, dan sebagainya
Data managemen obat
2. Triwulan
Data kegiatan puskesmas
3. Tahunan
Umum dan fasilitas
Sarana
Tenaga
B. REKAM MEDIS
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam
medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien,
hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang
dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan
kepada pasien dalam rangka palayanan kesehatan.
Bentuk Rekam Medis dalam berupa manual yaitu tertulis lengkap dan jelas dan
dalam bentuk elektronik sesuai ketentuan.
Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam
pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi
pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam
menentukan keputusan baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan
lainnya.Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai aturan
yang berlaku.
11
Data pasien rawat inap yang harus dimasukkan dalam medical record sekurang-
kurangnya antara lain:
a. Identitas Pasien
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu.
e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan/atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut.
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan.
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan
ke sarana pelayanan kesehatan lain dan
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
– Nama :
– Jenis Kelamin :
– Tempat Tanggal lahir :
– Umur :
– Alamat :
– Pekerjaan :
– Pendidikan :
– Golongan Darah :
– Status pernikahan :
– Nama orang tua :
– Pekerjaan Orang tua :
– Nama suami/istri :
13
Data-data rekam medis diatas dapat ditambahkan dan dilengkapi sesuai kebutuhan
yang ada dalam palayanan kesehatan.
Menurut Depkes RI (1994) kegunaan berkas rekam medis dapat di lihat dari
berbagai aspek, diantaranya adalah :
a. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai
tenaga medis dan peramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai medik karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar merencanakan pengobatan atau perawatan yang
diberikan kepada pasien.
c. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai hokum, karena isinya
menyangkut masalah adanya kepastian hokum atas dasar keadilan. Dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk
menegakkan keadilan.
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di
rumah sakit. Tanpa adanya bukti catatan tindakan atau pelayanan, maka
pembayaran pelayanan di rumah sakit tidak dapat di pertanggungjawabkan.
14
e. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai penelitian, karena isinya
mengandung data atau informasi tentang perkembangan kronologis dari
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut
dapat digunakan sebagai bahan referensi pengajaran di bidang profesi si
pemakai.
f. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil
bagian didalam proses pemberian pelayanan, pengobatan dan perawatan kepada
pasien.
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan
kapada seorang pasien.
3. Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan pelayanan,
pengobatan dan perkembangan penyakit selama pasien berkunjung/dirawat di
rumah sakit.
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap
kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan
tenaga kesehatan lainnya.
15
Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis semakin sangat penting apalagi dalam sistem
Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
C. PEMUSNAHAN
Kerahasiaan isi rekam medis yang berupa identitas, diagnosis, riwayat penyakit,
riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan harus dijaga kerahasiaannya oleh
dokter, dokter gigi, petugas kesehatan lain, petugas pengelola dan pimpinan
16
sarana pelayanan kesehatan. Untuk keperluan tertentu rekam medis tersebut dapat
dibuka dengan ketentuan:
Permintaan rekam medis tersebut harus dilakukan tertulis kepada pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
Pemusnahan rekam medis merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh
pihak rumah sakit dengan tujuan mengurangi penumpukan berkas rekam medis di
ruang penyimpanan.Menurut Depkes RI (1997), pemusnahan adalah suatu proses
kegiatan penghancuran secara fisik arsip rekam medis yang telah berakhir fungsi
dan nilai gunanya rendah.
1. Kep.DIRJEN Yanmed no.78 /RS / Umdik / Ymu /I/ tahun 1991 : Petunjuk
Pelaksanaan Rekam Medis di Rumah Sakit .
1. Seleksi
18
2 . Tata cara penilaian berkas rekam medis yang akan dimusnahkan dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
Berkas rekam medis yang dinilai adalah berkas rekam medis yang telah 2 tahun
inaktif.
Berita acara pemusnahan rekam medis yang asli disimpan di rumah sakit. Lembar
kedua dikirim kepada pemilik rumah sakit (rumah sakit vertikal kepada Dirjen
Pelayanan Medik). Khusus untuk rekam medis yang sudah rusak/tidak terbaca
dapat langsung dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat pernyataan di atas
kertas segel oleh direktur rumah sakit.
Pelaksanaan pemusnahan