Anda di halaman 1dari 6

LOKAKARYAMINI PUSKESMAS

Lokakaryamini puskesmas adalah upaya untuk menggalang kerjasama tim untuk


penggerak dan pelaksanaan upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatan pokok puskesmas, sehingga dapat
dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan.

1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas bekerja sama dalam tim
dan membina kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
2. Tujuan khusus
a. Terlaksananya pengalangan kerja sama tim lintas program dalam rangka
pengembangan manajemen sederhana,terutama dalam pembagian tugas
dalam pembuatan rencana kerja harian.
b. Terlaksananya penggalangan kerja sama lintas sektoral dalam pembinaan
peran serta masyarakat
c. Terlaksananya rapat kerja bulanan puskesmas sebagai tindak lanjut
penggalangan kerja sama tim puskesmas.
d. Terlaksananya rapat kerja tribulanan lintas sektoral sebagai tindak lanjut
penggalangan kerjasama lintas sektoral.
3. Komponen Lokakaryamini
a. Penggalangan kerjasama dalam tim PKM
b. Penggalangan kerjasama lintas sectoral
c. Rapat kerja bulanan puskesmas
d. Rapat kerja triwulan lintas sectoral
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan lokakaryamini puskesmas adalah menggalang kerjasama
dalam tim dari masing-masing anggota dan meningkatkan kebanggaan dan
semangat membela keberhasilan tim.

DISUSUN OLEH : DESY ELIANA S.KM.,M.PH 1


PENGORGANISASIAN PUSKESMAS

Pengorganisasian tingkat Puskesmas didefinisikan sebagai proses penetapan


pekerjaan-pekerjaan pokok untuk dikerjakan, pengelompokan pekerjaan, pendistribusian
otoritas/wewenang dan pengintegrasian semua tugas-tugas dan sumber-sumber daya
untuk mencapai tujuan Puskesmas secara efektif dan efisien. Secara aplikatif
pengorganisasian tingkat Puskesmas menurut penulis adalah pengaturan pegawai
Puskesmas dengan mengisi struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Puskesmas yang
ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota disertai dengan pembagian tugas dan
tanggung jawab serta uraian tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), serta pengaturan dan
pengintegrasian tugas dan sumber daya Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan dan
program Puskesmas dalam rangka mencapai tujuan Puskesmas. Berdasarkan definisi
tersebut, fungsi pengorganisasian Puskesmas merupakan alat untuk memadukan
(sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang dihubungkan dengan
personil/pegawai, finansial, material, dan metode Puskesmas untuk mencapai tujuan
Puskesmas yang telah disepakati bersama antara pimpinan dan pegawai Puskesmas.
Pengorganisasian Puskesmas meliputi hal-hal berikut:
1. Cara manajemen Puskesmas merancang struktur formal Puskesmas untuk
penggunaan sumber daya Puskesmas secara efisien
2. Bagaimana Puskesmas mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap
pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung jawab program yang
diberi wewenang mengawasi stafnya.
3. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai Puskesmas.
4. Cara pimpinan Puskesmas membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam unit
kerja dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/ SK/II/2004, bahwa


untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas, perlu dilakukan
pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama,
pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk
setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Dengan perkataan lain, dilakukan
pembagian habis seluruh program kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh

DISUSUN OLEH : DESY ELIANA S.KM.,M.PH 2


petugas puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.
Penentuan para penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim
pada awal tahun kegiatan. Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama
tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat
dilakukan:
1. Penggalangan kerjasama dalam bentuk dua pihak, yakni antara dua sektor terkait,
misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu
menyelenggarakan upaya kesehatan kerja.
2. Penggalangan kerjasama dalam bentuk banyak pihak, yakni antar berbagai sektor
terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, sektor
kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah. Penggalangan
kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan: Secara langsung yakni antar sektor-
sektor terkait dan Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan
koordinasi kecamatan
3. Ada 2 (dua) hal yang perlu pengorganisasian tingkat Puskesmas, yakni:
a. Pengaturan berbagai kegiatan yang ada di dalam RO (Rancangan Operasional)
Puskesmas, sehingga membentuk satu kesatuan program yang terpadu dan
sinergi untuk mencapai tujuan Puskesmas
b. Pengorganisasian pegawai Puskesmas, yaitu pengaturan tugas dan tanggung
jawab setiap pegawai Puskesmas, sehingga setiap kegiatan dan program
mempunyai penanggung jawabnya. Dengan memahami fungsi pengorganisasian
Puskesmas akan lebih memudahkan mempelajari fungsi penggerakan dan
pelaksanaan (actuating/aktuasi) dan akan diketahui gambaran pembimbingan dan
pengarahan yang diperlukan oleh pegawai Puskesmas sesuai dengan pembagian
tugas dan tanggung jawab (Sulaeman, 2009).
4. Untuk kelancaran kegiatan SP2TP di Puskesmas, maka dibentuk pengorganisasian
yang terdiri dari:
a. Penanggung Jawab (Kepala Puskesmas)
b. Tugas penanggung jawab adalah memberikan bimbingan kepada koordinator
SP2TP dan para pelaksana kegiatan di Puskesmas
 Koordinator (Petugas yang ditunjuk Kepala Puskesmas)

DISUSUN OLEH : DESY ELIANA S.KM.,M.PH 3


1) Koordinator SP2TP bertugas:
a) Mengumpulkan laporan dari masing-masing pelaksana kegiatan.
Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan bulanan
SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut ke DInas Kesehatan Dati II
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
b) Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan tahunan
SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Dati II paling lambat
31 Januari tahun berikutnya. Menyimpan arsip laporan SP2TP dari
masing-masing pelaksana kegiatan.
c) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan SP2TP kepada Kepala
Puskesmas.
d) Mempersiapkan pertemuan berkala setiap 3 bulan yang dipimpin oleh
Kepala Puskesmas dengan pelaksanaan kegiatan untuk menilai
pelaksanaan kegiatan SP2TP.
2) Anggota (Pelaksana Kegiatan di Puskesmas)
3) Pelaksana kegiatan SP2TP bertugas
a) Mencatat setiap kegiatan pada kartu individu dan register yang ada.
Mengadakan bimbingan terhadap Puskesmas Pembantu dan Bidan di
Desa. Melakukan rekapitulasi data dari hasil pencatatan dan laporan
Puskesmas Pembantu serta Bidan di Desa menjadi laporan kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya. Hasil dari rekapitulasi ini merupakan
bahan untuk mengisi/membuat laporan SP2TP.
b) Setiap tanggal 5 mengisi/membuat laporan SP2TP dari hasil kegiatan
masing-masing dalam 2 rangkap dan disampaikan kepada coordinator
SP2TP Puskesmas. Dengan rincian satu rangkap untuk arsip coordinator
SP2TP Puskesmas dan satu rangkap oleh Koordinator SP2TP
Puskesmas disampaikan ke Dinas Kesehatan Dati II
c) Mengolah dan memanfaatkan data hasil rekapitulasi untuk tindak lanjut
yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja kegiatan yang
menjadi tanggung jawabnya.

DISUSUN OLEH : DESY ELIANA S.KM.,M.PH 4


d) Bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan kegiatannya. Tim alur
jenjang administrasi organisasi. Depertemen kesehatan menerima
laporan dari Kanwil Depkes provinsi

KEGIAT AN-KEGIAT AN YANG DILAKUKAN

1. Mengkompilasi data dari puskesmas


2. Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan.
3. Menyusun kartu indeks penyakit
4. Menyusun sensus harian mengolah data kesakitan
5. Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik, sesuai kebutuhan o Membuat peta
wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan

PENCAT AT AN DAN PELAPORAN KB DI PUSKESMAS

Dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan yang tepat dan benar diperlukan
keseragaman pengertian sebagai berikut :

1. Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi adalah suatu kegiatan


merekam dan menyajikan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan
oleh fasilitas pelayanan KB.
2. Peserta KB adalah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi.
3. Peserta KB baru adalah PUS yang pertama kali mengguakan kontrasepsi atau
PUS yang kembali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan
yang berakhir dengan keguguran atau persalinan.
4. Peserta KB lama adalah peserta KB yang masih menggunakan kontrasepsi
tanpa diselingi kehamilan. 5. Peserta KB ganti cara adalah peseta KB yang
berganti pemakaian dari satu metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.
5. Pelayanan fasilitas pelayanan KB adalah semua kegiatan pelayanan kontrasepsi
oleh fasilitas pelayanan KB baik berupa pemberian atau pemasangan
kontrasepsi maupun tindakan-tindakan lain yang berkaitan dengan pelayanan
kontrasepsi yang diberikan pada PUS baik calon maupun peserta KB.
DISUSUN OLEH : DESY ELIANA S.KM.,M.PH 5
6. Pelayanan kontrasepsi oleh fasilitas pelayanan KB di dalam fasilitas pelayanan
adalah pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan-tindakan lain
yang berkaitan kontrasepsi kepada calon dan peserta KB yang dilakukan dalam
fasilitas pelayanan KB.
7. Pelayanan kontrasepsi oleh fasilitas pelayanan KB di luar fasilitas pelayanan
adalah pemberian peayanan kontrasepsi kepada calon dan peserta KB maupun
tindakan-tindakan lain yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang
dilakukan di luar fasilitas pelayanan KB.
8. Definisi fasilitas pelayanan KB

SISTEMAT IKA PENCAT AT AN DAN PELAPORAN EPIDEMIOLOGI

Sistematika Pencatatan dan Pelaporan Epidemiologi, baik yang berupa hasil penelitian,
survey maupun hasil penyelidikan epidemiologi pada umumnya terdiri atas :

1. Judul Laporan Judul Laporan hendaknya dapat menjawab pertanyaan –


pertanyaan berupa Penelitian/Penyelidikan/Survey Epidemiologi apa yang telah
dilaksanakan ? (WHAT), Di mana Penelitian/Penyelidikan/Survey Epidemiologi
tersebut dilaksanakan ? (WHERE), dan kapan Penelitian/Penyelidikan/Survey
Epidemiologi tersebut dilaksanakan ? (WHEN)
2. Pendahuluan terdiri dari Latar belakang, Permasalahan dan Tujuan
3. Metode
4. Hasil Penelitian
5. Pembahasan
6. Kesimpulan

DISUSUN OLEH : DESY ELIANA S.KM.,M.PH 6

Anda mungkin juga menyukai