Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas, akan
diapresiasi oleh masyarakat luas selaku pengguna layanan jika pelayanan kedua
institusi pelayanan kesehatan tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan yang
bermutu pasti menggunakan pendekatan manajemen sehingga pengelolaannya
menjadi efektif, efisien, dan produktif. Untuk bisa menyediakan pelayanan
kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf dari kedua institusi pelayanan tersebut
harus menerepkan prinsip-prinsip manajemen (Muninjaya, 2012).
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis
organisasi untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi,
sehingga manajemen juga dapat digunakan dalam bidang kesehatan untuk
membantu manajer organisasi pelayanan kesehatan memecahkan masalah
kesehatan masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2003), manajemen kesehatan
adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur petugas kesehatan dan non-
petugas kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. (Herlambang
&Murwani, 2012).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa
2. Apa
3. Apa
4. Apa
5. Apa
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten /


kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.

2.2.Manajemen Puskesmas
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana
teknis dinas serta aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang
merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan
masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan,
mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta
mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Untuk terselenggaranya
berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang
sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman
Puskesmas yang baik.Manajemen
Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.Rangkaian kegiatan
sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi
manajeman.
Ada tiga fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni Perencanaan,
Pelaksanaan dan Pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Ketiga
fungsi ini harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
2.2.1. Perencanaan
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan
manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan
itu memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan
sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang
berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer,
dimana visi dan misi digunakan sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan
pokok puskesmas. Selain itu, kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau setiap
akan melakukan perencanaan program, kebijakan tersebut meliputi kebijakan
mandiri dari Puskesmas serta adanya fungsi dan upaya puskesmas yang
berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25
tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000 dimana tujuan dari
kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi
kemitraan, unit kesehatan mandiri dan teknologi tepat guna. Perencanaan adalah
proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakan
atas dua macam.Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib.Kedua, rencana
tahunan upaya kesehatan pengembangan.

a. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib


Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas yakni
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular serta Pengobatan.
Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan Puskesmas adalah :
 Menyusun usulan kegiatan
Usulan disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian
kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta
perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan

 Mengajukan usulan kegiatan


Langkah kedua yang dilakukan Puskesmas adalah mangajukan usulan
kegiatan ke Dinas Kabupaten/Kota untuk persetujuan pembiayaannya
 Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas
Kabupaten/Kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk
matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan Pemetaan Wilayah
(mapping).

b. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan


Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
Puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri.
Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan
oleh puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
b. Menyusun usulan kegiatan
c. Mengajukan usulan kegiatan
d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

2.2.2. Pelaksanaan dan Pengendalian


Pelaksanaan dan Pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan,
serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik
rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan
pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut :
 Pengorganisasian
Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas perlu
dilakukanpengorganisasian.Ada dua macam pengorganisasian yang harus
dilakukan.Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab
dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja
dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas Puskesmas dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Kedua, pengorganisasian
berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk
penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan yaitu penggalangan kerjasama
bentuk dua pihak yakni antara dua sektor terkait, misalnya antara puskesmas
dengan sektor tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan kerja
dan penggalangan kerjasama bentuk banyak pihak yakni antar berbagai sektor
terkait, misalnya antara Puskesmas dengan sektor pendidikan, serta agama, sektor
kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.
Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan secara langsung
yakni antar sektor-sektor terkait dan secara tidak langsung yakni dengan
memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan.
 Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah
menyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para
penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada
pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Untuk dapat diselenggarakannya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan
sebagai berikut :
1. Mengkaji ulang rencana pelaksanan yang telah disusun terutama yang
menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja,
dan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksanaan.
2. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan
rencana pelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas harus
terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.
3. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Kendali mutu dan kendali biaya merupakan 2 hal penting dalam penyelenggaraan
Puskesmas. Kendali mutu adalah upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalah
yang menyebabkan masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan, menerapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kemampuan yang tersedia serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun
saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan. Sedangkan kendali
biaya adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis,
objektif dan terpadu dalam menetapkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan
upaya kesehatan termasuk pembiayaannya, serta memantau pelaksanaannya
sehingga terjangkau oleh masyarakat.
 Penilaian
Kegiatan penilaiaan dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang
dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan penilaiaan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
dicapai, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Sumber data
yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua, berbagai sumber
data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun
Kedua, sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan
dan triwulan.
2. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana
tahun berikutnya.

2.2.3. Pengawasan dan Pertanggungjawaban


Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian
atas kesesuaian penyelengaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap
rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang
berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan
kegiatan sebagai berikut :
1. Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan
eksternal.Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan
langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas
kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.
Pengawasan mencakup aspek adminstratif, keuangan, dan teknis
pelayanan.
2. Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat
laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan
kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk
keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas kesehatan
kabupaten/kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat
melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi penggantian Kepala
Puskesmas, maka Kepala Puskesmas yang lama diwajibkan membuat
laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.

2.3. Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Tingginya biaya pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini merupakan


masalah yang sangat serius karena sangat membebani masyarakat pengguna jasa
pelayanan kesehatan sehingga perlu dicarikan jalan keluarnya.Masalah tingginya
biaya pelayanan kesehatan ini semakin dirasakan setelah krisis ekonomi melandan
Indonesia karena sebagian besar komponen perawatan seperti obat-obatan dan
teknologi kedokteran masih di impor sementara nilai tukar rupiah masih rendah.
Disisi lain kemampuan dana pemerintah juga semakin terbatas sehingga
subsidi pemerintah kepada masyarakat yang kurang mampu akan terganggu
1.Secara nasional ada empat sumber utama pembiayaan pelayanan kesehatan :
1. Pemerintah
2. Swasta
3. Masyarakat dalam bentuk pembayaran langsung (fee for services) dan asuransi
4. Sumber-sumber lain dalam bentuk hibah atau pinjaman dari luar negeri

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari asuransi kesehatan merupakan


salah satu cara yang terbaik untuk mengatasi mahalnya biaya pelayanan
kesehatan, alasannya antara lain karena :
1. Pemerintah dapat mendiversikan sumber-sumber pendapatan dari sector lain
2. Memberikan efisiensi dengan cara memberikan peran kepada masyarakat dalam
pembiayaan pelayanan kesehatan
3. Memeratakan beban biaya menurut waktu dan populasi yang lebih luas
sehingga mengurangi resiko secara individu.

Pembiayaan dimasa depan akan semakin mahal karena :


1. Pertumbuhan ekonomi nasional yang juga mengakibatkan meningkatnya
tuntutan (demand) masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu
2. Perkembangan teknologi kedokteran dan pertumbuhan industry kedokteran
3. Subsidi pemerintah semakin menurun akibat krisis ekonomi tahun 1998.

2. 4. Sumber Dana Puskesmas


Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang
dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber
pembiayaan puskesmas, yakni:

1. Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari
pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu
puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua
macam, yakni:
a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,
pengadaan peralatan serta pengadaan obat.
b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan
peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.

Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah
kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD
kabupaten/kota.Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk
kedua anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen keuangan
diturunkan secara bertahap ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalnya pengadaan
obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola
langsung olen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh pemerintah
kabupaten/kota. Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima
puskesmas adalah kepala puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan
oleh pemegang keuangan puskesmas yakni seorang staf yang ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan kepala puskesmas. Penggunaan
dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pendapatan puskesmas

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban


membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya
ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada
beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh dari
penyelenggraan upaya kesehatan perorangan, yakni:

a. Seluruhnya disetor ke Kas Daerah


Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor langsung seluruh dana retribusi
yang diterima ke kas daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

b. Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas


Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan
sebagian dari dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan, yang lazimnya berkisar antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang
diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan
operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala
dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah daerah melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

c. Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas


Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan
seluruh dana yang diperolehnya dari penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Dahulu puskesmas
yang menerapkan model pemanfaatan dana seperti ini disebut puskesmas
swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas yang juga harus
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh
pemerintah, diubah menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain
puskesmas tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap
berkewajiban menyediakan dana yakni untuk membiayai upaya kesehatan
masyarakat yang memang menjadi tanggungjawab pemerintah.

3. Sumber lain
Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain
seperti:
a. PT ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang
diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada
para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana
tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku akan terjadi
perubahan pada sistem pembiayaan kesehatan. Sesuai dengan konsep yang telah
disusun direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya
bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan
untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh pemerintah
dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini apabila puskesmas
tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka
puskesmas akan menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional.
Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut dengan
sebaik-baiknya sehingga disatu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional dan pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas.
Tetapi apabila puskesmas hanya bertanggungjawab menye;lenggarakan upaya
kesehatan masyarakat, maka puskesmas hanya akan menerima dan mengelola
dana yang berasal dari pemerintah.

2.5. Contoh Pengelolaan Sumber Dana Puskesmas di Lubuk


Kilagan

Puskesmas Lubuk Kilangan mempunyai 4 sumber dana dalam menjalankan


fungsinya yaitu :
1. APBD
2. Dana Badan Operasional Kesehatan
3. Jamkesda / Jamkesmas dan Jampersal
4. ASKES
Masing- masing sumber dana tidak bisa membiayai secara tumpang tindih
 Dana APBD
Dana yang berasal dari daerah dimana dana ini ditujukan untuk keperluan
Puskesmas seperti untuk pembiayaan rekening listrik, telepon, perbaikan-
perbaikan lain, alat-alat untuk keperluan imunisasi seperti pemanasan saat
imunisasi dan lain lain. Apabila suatu keperluan sudah didanai oleh APBD tidak
boleh lagi di danai oleh sumber dana yang lain. Dana APBD diturunkan dalam
bentuk baku yaitu sudah ditentukan untuk keperluan apa saja yang dibutuhkan
oleh puskesmas setempat dan bila berlebih maka dana tersebut dikembalikan ke
kas daerah.
 Dana BOK
Dana ini difokuskan untuk preventif, promotif dan rehabilitatif.Dana ini dapat
digunakan unuk menjalankan Pustu dan posyandu.Dana diturunkan dari pusat dan
bersifat baku sehingga jumlah dana telah ditentukan sesuai dengan POA, tetapi
POA ditentukan oleh puskesmas itu sendiri.Dimana sebelum itu dibuat terlebih
dahulu SPJ, LPJ dan laporan kerja dan bila sudah sesuai dengan ketentuan daerah
setempat baru bisa di klaim. POA harus direncanakan di awal-awal tahun dimana
program yang dijalankan bersifat prioritas dan tujuannya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat seperti pelacakan gizi buruk di lubuk kilangan.
 ASKES
Dana ini ditujukan untuk pengobatan, bersifat baku dan dibayarkan sesuai kapitasi
yaitu sesuai dengan jumlah penduduk yang punya askes di lubuk kilangan dan
memakai sistem subsidi silang. Dana ini membiayai jasa dokter, dokter gigi,
paramedis, jasa manajemen dan jasa sarana (alat-alat tulis).Jasa obat-obatan tidak
termasuk karena obat-obatan sudah di klaim oleh pusat. Jumlah dana yang sudah
diturunkan tersebut sudah ditetapkan sehingga untuk pembayaran jasa dana dibagi
berdasarkan jumlah tenaga kerja

 Jamkesda, Jamkesmas dan Jampersal


Dana ini ditujukan untuk pengobatan bagi yang kurang mampu. Untuk Puskesmas
Lubuk Kilangan program Jamkesda, alur rujukan hanya sampai k RSUD sungai
sapih apabila dirujuk ke RSUP mungkin didanai oleh RSUD tersebut. Untuk
Jamkesmas dana dan bantuan berasal dari pusat dan alur rujukan sampai ke
RSUP. Jampersal sendiri baru dimulai tahun 2012 dimana program ini untuk
jaminan persalinan dan dana berasal dari pusat. Keuntungannya bagi yang tidak
punya ASKES, JAMKESMAS, ataupun JAM KESDA cukup mempersyaratkan
KTP dan KK.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Puskesmas mempunyai banyak program dan mempunyai target yang mesti
dicapai agartercipta suatu masyarakat sehat. Dalam mencapai hal tersebut
dibutuhkan suatu manajemen yang baik dalam kegiatan pelayanan kesehatan di
puskesmas itu sendiri.Manajemen yang baik tak terlepas dari kepemimpinan
seorang pimpinan dalam memimpin anggotanya sehingga tercipta suasana yang
kondisif dan dapat terjalin kerjasama yang harmonis antar anggota dan tujuan
utama pun akan tercapai yaitu peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Dana merupakan suatu hal yang penting dalam menjalankan suatu unit pelayanan
kesahatan.Pembiayaan pelayanan kesehatan yang baik dan tepat secara tidak
langsung juga akan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat itu sendiri,
dengan baiknya sistem pembiayaan pelayanan kesehatan akan sangat berpengaruh
dengan tingginya minat masyarakat untuk pergi ke puskesmas, dengan tingginya
kunjungan masyarakat ke puskesmas diharapakan kedepan masyarakat akan lebih
peduli terhadapa kesehatan mereka, dan tujuan akhir dari pelayanan kesehatan
yaitu meningkatkan mutu kesehatan secara menyeluruh.

3.2. Saran
Diharapkan tugas makalah ini dapat dijadikan sebagai tambahan teori dan ilmu
pengetahuan mengenai analisis system pembiayaan puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

Notoadmojo, Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ribeka Cipta, Jakarta

http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/images/Manajemen_Puskesmas_2012/
sesi_11_mfk_manajemen%20puskesmas.pdf

Raymond, Tubagus. 2001. Pendekatan “real cost” Dalam Menghitung Biaya per
Pelayanan di Rumah Sakit, Workshop analisis biaya Rumah Sakit,
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan. FK UGM. Jogjakarta

Vijayananthan, A. 2008. The Importance of Good Clinical Practice Guidelines and itsrole
inclinical trials. Biomedical Imaging and Intervention Journal.

Anda mungkin juga menyukai