Anda di halaman 1dari 21

STRUKTUR ORGANISASI DAN

MANAJEMEN PUSKESMAS

Oleh :
Aze Andrea Putra

Preseptor :
Dr. Yuniar Lestari, M.Kes

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Padang
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan

kehidupan

bangsa.

Untuk

mencapai

tujuan

tersebut

diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan,


terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral
dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Untuk
mencapai
tujuan

pembangunan

kesehatan

tersebut

diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan


terpadu. Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan
untuk jenjang tingkat pertama.
1.2 Batasan Penulisan
Makalah ini membahas mengenai struktur organisasi dan manajemen
pelayanan puskesmas.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan penulis mengenai struktur organisasi dan manajemen pelayanan
puskesmas.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan menggunakan tinjauan pustaka yang merujuk pada
beberapa literatur dan laporan tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah


fasilitas

pelayanan

kesehatan

yang

menyelenggarakan

upaya

kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih


mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.1
2.2 Struktur Organisasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 pasal 33 ayat (1),
puskesmas dipimpin oleh seorang kepala puskesmas. Sementara itu, organisasi
puskesmas dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 pasal
34 ayat (1) dan (2). Pada ayat (1) dijelaskan bahwa Organisasi Puskesmas disusun
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan
beban kerja Puskesmas. Organisasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling sedikit terdiri atas:
a.
b.
c.
d.
e.

kepala Puskesmas;
kepala sub bagian tata usaha;
penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan.

2.2.1 Jaringan Pelayanan Puskesmas


Dalam Pasal 40 dijelaskan bahwa pada ayat (1) Dalam rangka
meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung oleh jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. (2) Jaringan
pelayanan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Puskesmas
pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa. (3) Jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas klinik, rumah sakit,
apotek, laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Puskesmas pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memberikan
pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja
Puskesmas. Sedangkan Puskesmas keliling sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak (mobile), untuk
meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas.


Bidan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bidan yang
ditempatkan dan bertempat tinggal pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas
2.3 Manajemen Pelayanan Puskesmas
1.

Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana Puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana Puskemas


dibedakan atas dua macam yaitu Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk kegiatan
pada setahun mendatang dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada tahun
berjalan. Perencanaan Puskesmas disusun meliputi upaya kesehatan wajib, upaya
kesehatan pilihan dan upaya inovatif baik terkait dengan pencapaian target
maupun mutu Puskesmas. Istilah RUK dan RPK merupakan istilah umum, adapun
istilah/terminologi yang dipergunakan dalam perencanaan disesuaikan dengan
pedoman penganggaran di daerah.
Proses perencanaan Puskesmas harus disesuaikan dengan mekanisme
perencanaan yang ada baik perencanaan sektoral maupun lintas sektoral melalui
Musrenbang di setiap tingkatan administrasi.
a.

Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


Rencana Usulan Kegiatan adalah perencanaan kegiatan Puskesmas untuk

tahun mendatang, sering disebut dengan istilah H+1. Perencanaan disusun dengan
mengacu pencapaian indikator Kecamatan Sehat dalam mewujudkan pencapaian
indikator SPM.
b.

Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)/ Plan of Action (POA)


Rencana Pelaksanaan Kegiatan disusun setelah Puskesmas mendapatkan

alokasi anggaran. Penyusunan RPK berdasarkan RUK tahun yang lalu dengan
dilakukan penyesuaian (adjustment) terhadap target, sasaran dan sumberdaya.
RPK disusun dalam bentuk matrik Gantt Chart dan dilengkapi dengan pemetaan
wilayah (mapping).

Contoh Gantt Chart Usulan Kegiatan

Contoh Gantt Chart Pelaksanaan Kegiatan (POA)


Upaya pelaksanaan

Contoh Pemetaan Wilayah Upaya Kesehatan (Mapping)

2.

Pelaksanaan Pengendalian
Pelaksanaan

dan

pengendalian

adalah

proses

penyelenggaraan,

pemantauan serta penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan rencana tahunan


Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan
upaya kesehatan pilihan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas. Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai
berikut :
a.

Pengorganisasian
Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas perlu dilakukan

pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan.


Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para
pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Dengan
perkataan lain, dilakukan pembagian tugas seluruh program kerja dan seluruh
wilayah kerja kepada seluruh petugas Puskesmas dengan mempertimbangkan

kemampuan yang dimilikinya. Penentuan para penanggungjawab ini dilakukan


melalui penggalangan tim pada awal tahun kegiatan.
Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas
sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan :
1)

Penggalangan kerjasama dua pihak yakni antara dua sektor terkait, misalnya

antara Puskesmas dengan sektor Sosial/ Kesra pada waktu penyelenggaraan upaya
kesehatan usia lanjut (Usila).
2)

Penggalangan kerjasama banyak pihak yakni antar berbagai sektor terkait,

misalnya antara Puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, pada


penyelenggaraan upaya kesehatan sekolah (UKS).

Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan :


1)
2)

Secara langsung yakni antar sektor terkait


Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi

kecamatan.
b.

Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah

menyelenggarakan
penanggungjawab

rencana
dan

para

kegiatan
pelaksana

Puskesmas,
yang

telah

dalam

arti

para

ditetapkan

pada

pengorganisasian. Untuk dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu dilakukan


kegiatan sebagai berikut :
1)

Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama yang

menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan


rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksana.
2)

Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana

pelaksanaan kegiatan yang telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas harus terbagi
habis dan merata kepada seluruh petugas.

3)

Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Dalam penyelenggaraannya harus memperhatikan :


a) Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus menerapkan
keempat

azas

pertanggungjawaban

penyelenggaraan
wilayah,

Puskesmas

pemberdayaan

yaitu

masyarakat,

keterpaduan dan rujukan.

b)

Standar dan pedoman Puskesmas


Dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas harus mengacu
pada standar dan pedoman Puskesmas, baik yang bersifat teknis
program, manajemen maupun administratif.

c)

Kendali mutu
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus menerapkan
kendali mutu, yaitu kepatuhan terhadap standar dan pedoman
pelayanan serta etika profesi.

d)

Kendali biaya
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus menerapkan
kendali biaya yaitu kepatuhan terhadap standar dan pedoman
pelayanan serta etika profesi dan terjangkau oleh pemakai jasa
pelayanan.

c.

Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang


dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal-hal sebagai
berikut :

1)

Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai

baik secara internal maupun eksternal.


a)

Telaahan internal yaitu telaahan bulanan terhadap

penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai oleh Puskesmas,


dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Data yang
dipergunakan diambil dari SIMPUS. Kesimpulan dirumuskan
dalam bentuk kinerja (cakupan, mutu dan biaya) Puskesmas dan
masalah/ hambatan. Telaahan bulanan ini dilakukan dalam forum
Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas.
b)

Telaahan eksternal yaitu telaahan tribulanan terhadap hasil

yang dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan primer serta sektor


lainnya yang terkait di wilayah kerja Puskesmas. Telaahan
eksternal ini dilakukan dalam forum Lokakarya Mini Tribulan
Puskesmas.

2)

Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan

pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan yang


ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan triwulan.
d.

Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran dengan cara Penilaian
Kinerja Puskesmas yang diukur menggunakan indikator kinerja Puskesmas.
Kegiatan tersebut mencakup :
1)

Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan

hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan


standar pelayanan. Sumber data yang dipergunakan dalam
penilaian yaitu sumber data primer dari SIMPUS dan sumber data
sekunder yaitu hasil pemantauan bulanan dan tribulanan, serta data
lain yang dikumpulkan secara khusus.

2)

Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai

dengan pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan


untuk rencana tahun berikutnya.
3)

Melaporkan hasil kegiatan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota pada akhir tahun berjalan.


3.

Pengawasan pertanggungjawaban
Pengawasan

dan

pertanggungjawaban

adalah

proses

memperoleh

kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas


terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban
yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban
dilakukan kegiatan :
a.

Pengawasan
Pengawasan dibedakan menjadi internal dan eksternal. Pengawasan

internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung, adapun pengawasan


eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta
berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek administratif,
keuangan dan teknis pelayanan. Apabila ditemukan adanya penyimpangan baik
terhadap rencana, standar, peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban
yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b.

Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat

laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta


perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan dan laporan
akuntabilitas (LAKIP). Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas kesehatan
kabupaten/kota serta pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui forum
masyarakat.

Apabila

terjadi

penggantian

Kepala

Puskesmas

ataupun

penanggungjawab program, maka Kepala Puskesmas dan penanggungjawab


program yang lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa
jabatannya.

BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1 Struktur Organisasi Puskesmas Pauh Tahun 2014
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala Tata Usaha
3. Koordinator upaya kesehatan perseorangan
4. Koordinator upaya kesehatan masyarakat
5. Koordinator jaringan pelayanan puskesmas
6. Koordinator upaya kesehatan pengembangan
Upaya kesehatan masyarakat esensial
1.
2.
3.
4.
5.

Promosi kesehatan
Kesehatan lingkungan
Pelayanan kesehatan ibu, anak dan KB
Gizi
Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2M, HIV, IMS, P2 Kusta,rabies,
campak dan malaria, P2 DBD, Diare, dan TBC)

Upaya Kesehatan Perseorangan


1. Rawat jalan
2. Unit Gawat Darurat (UGD)
3. Rawat Inap

Program kesehatan pengembangan


1.
2.
3.
4.
5.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
Kesehatan Lansia
Kesehatan jiwa
Kesehatan remaja

6. Kesehatan kerja
7. Kesehatan mata
8. Perkesmas
Program Penunjang
1. Apotek
2. Rekam medik
3. Laboratorium
Jaringan Pelayanan Puskesmas

Pustu piai tangah


Pustu batu busuk
Pustu limau manis
Pustu pisang
Pustu jawa gadut
Puskeskel limau manis selatan
Puskeskel koto luar

3.2 Data Demografi

Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Pauh Kota Padang tahun


2014 yang dipublikasikan pada tahun 2014 jumlah Penduduk Kec. Pauh
adalah sebanyak 63.624 jiwa dengan jumlah KK 12.986 RT Sebanyak 169
dan RW 50 dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang serta kepadatan
penduduk 489/km. Adapun rincian jumlah penduduk menurut kelurahan
dapat dilihat pada tabel berikut:
N

Kelurahan

o
1
2

Pisang
Binuang

3
4

Dalam
Piai Tangah
Cupak Tangah

Kp

Jml KK

Jml Jiwa

RT

RW

1686
1388

7.769
6.120

23
25

7
6

1110
1678

4.716
8.519

18
26

8
7

5
6
7
8

Kapalo Koto
Koto Luar
Lambung Bukit
LimauManis

Selatan
Limau Manis
Jumlah

1290
1865
966
2123

5.949
8.117
4.055
13.256

20
18
15
12

6
5
4
3

1180
12.986

5.123
63.624

12
169

4
50

3.3 Sarana Dan Prasarana Kesehatan


Perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas
selain

ditunjang oleh Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling dan

Poskeskel, juga dibantu oleh peran institusi yang ada pada berbagai tatanan yang
ada seperti Posyandu Balita dan Lansia, sekolah , Majelis Taklim, dan lain-lain.
Salah satu Lembaga atau institusi kesehatan yang dirasakan masih eksis
ditengah masyarakat sampai saat ini adalah Posyandu. Jumlah Posyandu di
Kecamatan Pauh pada tahun 2014 adalah sebagai berikut Posyandu balita
sebanyak 70 buah dan Posyandu Lansia sebanyak 13 buah Selain itu beberapa
sarana pelayanan kesehatan yang bersifat Private / swasta yang ada diwilayah
kerja Puskesmas Pauh ada 5 Bidan Praktek Swasta(BPS), 5 Klinik bersalin dan 5
Praktek Swasta Dokter Umum, 3 Praktek dokter Spesialis, 2 Praktek Swasta
Dokter Gigi, 3 Apotik, 5 Rumah Obat, 2 Laboratorium, 7 Ambulance kelurahan
dan Rumah sakit swasta 1.
Prasarana Puskesmas saat ini terutama pada gedung A yaitu gedung
pelayanan rawat jalan

pada saat penyusunan laporan tahunan ini telah

dimanfaatkan untuk pelayanan kepada masyarakat. Gedung C yang menjadi


ruang rawat inap cukup baik namun prasarana penunjang kegiatan perlu
dilengkapi seperti intalasi air besih dan listrik sendiri sehingga mampu memberi
pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Untuk membantu terselenggaranya pembangunan kesehatan diwilayah
kerja Puskesmas Pauh dibantu oleh jejaring kerja seperti 1 Unit Puskel, 7
Kendaraan Roda dua, 3 Poskeskel, yaitu koto lua, Pisang dan Limau Manis
Selatan dan 4 unit Puskesmas Pembantu yang terletak di Kelurahan Batu Busuk,
Piai Tangah, Ulu Gadut, Jawa Gadut.
Dalam tahun ini juga untuk melengkapi sarana UKBM di Kelurahan
Siaga, telah ada 2unit Poskeskel pada kelurahan Limau Manis Selatan dan

Kelurahan Koto Lua. Terhitung mulai Oktober 2008 sampai sekarang telah
beroperasional dan dipimpin oleh 2 ( dua ) orang Bidan.
Adapun rincian rincian sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas
untuk mendukung jalannya kegiatan pelayanan kesehatandi wilayah kerjanya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kondisi Sarana dan Prasarana Puskesmas Pauh tahun 2014
No

Jenis Sarana dan


Prasarana
Sarana

Kesehatan
1 Puskesmas Induk
2 Rawat Inap
Puskesmas
3 Pembantu
Rumah Dinas
4 Dokter
Rumah Dinas
5 Perawat
Rumah Dinas
6 Bidan
Puskesmas Keliling

7 roda. 4
8 Ambulance
9 Sepeda Motor
Sarana

I
1
2
3
4
5

Penunjang
Komputer
Mesin Tik
Telepon
Listrik
Sarana Air Bersih

Jumlah

Ba
ik

1
1

1
1

Kondisi
Rusak
Rusak
Sedan

Rusak

Ringan

Berat

1
7

1
5

5
2
1
2

4
1
1
2

3.4 Tenaga Kesehatan Dan Struktur Organisasi Puskesmas Pauh


Sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas PAUH
secara kuantitatif sudah cukup memadai dengan rasio tenaga berdasarkan
katagori tenaga rata-rata 1 : 8000 penduduk, namun dari segi kualitatif
memang diperlukan upaya peningkatan pendidikan dan pelatihan terutama
dalam rangka menjawab tantangan akan pentingnya peningkatan mutu
( Quality Assurance) oleh provider serta tuntutan masyarakat (user) akan

mutu yang ditandai dengan semakin berkurangnya keluhan masyarakat


akan pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas.
Jumlah seluruh sumber daya kesehatan pada Puskesmas PAUH
sampai dengan 31 Desember 2014 adalah 67 orang, 4 orang Tenaga medis
yang terdiri dari 2 orang Dokter Umum,2 orang tenaga medis dokter gigi.
Dokter Umum mempunyai tugas tambahan sebagai kepala Puskesmas,
Sedangkan tenaga paramedis berjumlah 63 Orang.
Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, Sumber Daya Kesehatan
pada Puskesmas Pauh relative cukup. Tenaga medis dokter umum ada 2
orang atau rasio 1 : 31.834 jiwa. Sedangkan dokter gigi 2 orang dengan
ratio jumlah penduduk 1 : 31.834 jiwa. Jumlah tenaga perawat yang ada
tahun 2014 di Puskesmas Pauh adalah 14 orang dengan ratio 1 : 4.128
jiwa. Jumlah bidan PNS

saat ini sebanyak 15 orang dan bidan PTT

Sebanyak 6 orang dengan ratio terhadap jumlah penduduk adalah 1 :


2.837orang dan Ahli gizi sebanyak 3 orang ratio 1 : 21.000 orang dan
Kesehatan Lingkungan sebanyak 2 orang 1 : 31.834 dan tenaga Farmasi
sebanyak 3 dengan ratio 1 : 21.000 dan tenaga Analis Labor sebanyak 2
dengan ratio 1 :31.834
Perubahan kebutuhan masyarakat dan tuntutan peningkatan SDM
Kesehatan yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan pelayanan
kesehatan yang bermutu disikapi dengan memberi kesempatan kepada
staff Puskesmas Pauh untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
melalui pendidikan formal. Sebanyak 9 Orang staf sedang mengikuti
pendidikan

yakni 1 orang izin belajar di Sekolah Tinggi Ilmu

Keperawatan, 2 orang di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi, Akademi


Kebidanan 3 orang dan 2 orang D4 Kebidanan dan 1 orang di PSIKM
Unand dan Staf Puskesmas yang sudah menyelesaikan Pendidikan yaitu,
Bidan DIV Sebanyak 2, Farmasi 2 orang.
Dibawah ini disajikan data dan informasi ketenagaan yang bekerja
pada Puskesmas PAUH selama Tahun 2014 sebagai berikut:
Kondisi Ketenagaan Puskesmas Pauh Tahun 2014

No
1

Jenis Ketenagaan
Dokter

Jumlah
2

Status Kepeg
PNS

Dokter Gigi

PNS

Sarjana Kesmas

PNS

Sarjana
4

Keperawatan

PNS

Rekam Medik

PNS

D3 Keperawatan

13

10 PNS,3 Volunteer
15 PNS,6 PTT,1

D3 Kebidanan

22

Volunteer

D3 Gizi

2 PNS,2 Volunteer

D3 Teknisi Gigi

PNS

10

D3 Kesling

PNS

11

Bidan (D1)

2 PNS,1 PTT

12

Perawat ( SPK )

PNS

13

Analis Kimia

PNS

14

Ass. Apoteker

PNS

15

Apoteker

PNS

16

LCPK

PNS

17

SMA

PNS

Jumlah
(Data tahun 2014)

67

BAB IV
PEMBAHASAN
Struktur dan organisasi merupakan elemen penting dalam
puskesmas yang menentukan suksesnya pelayanan kesehatan. Tiap unit di
puskesmas memiliki tugas masing-masing sesuai dengan bidangnya.
Program-program yang dijalankan puskesmas dibagi dalam program
pokok, program pengembangan dan program penunjang.
Sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas PAUH
secara kuantitatif sudah cukup memadai dengan rasio tenaga berdasarkan
katagori tenaga rata-rata 1 : 8000 penduduk, namun dari segi kualitatif
memang diperlukan upaya peningkatan pendidikan dan pelatihan terutama
dalam rangka menjawab tantangan akan pentingnya peningkatan mutu
( Quality Assurance) oleh provider serta tuntutan masyarakat (user) akan
mutu yang ditandai dengan semakin berkurangnya keluhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas.
Jumlah seluruh sumber daya kesehatan pada Puskesmas PAUH
sampai dengan 31 Desember 2014 adalah 67 orang, 4 orang Tenaga medis
yang terdiri dari 2 orang Dokter Umum,2 orang tenaga medis dokter gigi.
Dokter Umum mempunyai tugas tambahan sebagai kepala Puskesmas,
Sedangkan tenaga paramedis berjumlah 63 Orang.
Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, Sumber Daya Kesehatan
pada Puskesmas Pauh relatif cukup. Tenaga medis dokter umum ada 2
orang atau rasio 1 : 31.834 jiwa. Hal ini memerlukan perhatian serius

dikarenakan tidak terakomodasinya pelayanan di balai pengobatan yang


hanya dilayani oleh 1 orang dokter sedangkan 1 orang dokter juga
merangkap sebagai kepala puskesmas sehingga tidak dapat berperan secara
maksimal di balai pengobatan. Sedangkan dokter gigi 2 orang dengan ratio
jumlah penduduk 1 : 31.834 jiwa. Jumlah tenaga perawat yang ada tahun
2014 di Puskesmas Pauh adalah 14 orang dengan ratio 1 : 4.128 jiwa.
Jumlah bidan PNS saat ini sebanyak 15 orang dan bidan PTT Sebanyak 6
orang dengan ratio terhadap jumlah penduduk adalah 1 : 2.837orang dan
Ahli gizi sebanyak 3 orang ratio 1 : 21.000 orang dan Kesehatan
Lingkungan sebanyak 2 orang 1 : 31.834 dan tenaga Farmasi sebanyak 3
dengan ratio 1 : 21.000 dan tenaga Analis Labor sebanyak 2 dengan ratio 1
:31.834
Perubahan kebutuhan masyarakat dan tuntutan peningkatan SDM
Kesehatan yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan pelayanan
kesehatan yang bermutu disikapi dengan memberi kesempatan kepada
staff Puskesmas Pauh untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
melalui pendidikan formal. Sebanyak 9 Orang staf sedang mengikuti
pendidikan

yakni 1 orang izin belajar di Sekolah Tinggi Ilmu

Keperawatan, 2 orang di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi, Akademi


Kebidanan 3 orang dan 2 orang D4 Kebidanan dan 1 orang di PSIKM
Unand dan Staf Puskesmas yang sudah menyelesaikan Pendidikan yaitu,
Bidan DIV Sebanyak 2, Farmasi 2 orang.

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Struktur dan organisasi merupakan elemen penting dalam
puskesmas yang menentukan suksesnya pelayanan kesehatan. Tiap unit di
puskesmas memiliki tugas masing-masing sesuai dengan bidangnya.
Program-program yang dijalankan oleh puskesmas dapat dibagi dalam
program pokok, program pengembangan dan program penunjang.
Untuk terwujudnya berbagai upaya kesehatan perseorangan dan
upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan
puskesmas perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Ada
tiga fungsi manajemen puskesmas yang dikenal yakni, perencanaan,
pelaksanaan

dan

pengendalian,

serta

pengawasan

dan

pertanggungjawaban. Semua fungsi tersebut harus dilaksanakan secara


terkait dan berkesinambungan.
5.2 Saran
Perlunya dilakukan penambahan tenaga dokter umum agar
upaya kesehatan perseorangan di balai pengobatan dapat

terakomodasi dan berjalan dengan efektif dan efisien


Perubahan kebutuhan masyarakat dan tuntutan peningkatan
SDM Kesehatan yang berkualitas dan mampu menjawab
tantangan pelayanan kesehatan yang bermutu disikapi dengan
memberi kesempatan kepada staff Puskesmas Pauh untuk
meningkatkan

pengetahuan

dan

keterampilan

melalui

pendidikan formal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
pp: 17-21
2. Kepmenkes No. 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat. pp : 20-31
3. Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai