Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KEBIJAKAN AKREDITASI PUSKESMAS DALAM MEWUJUDKAN

PELAYANAN PRIMA DI KEC. BANYUWANGI

A. Kebijakan Akreditasi Puskesmas

Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen


penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah memenuhi standar
Akreditasi (PMK No.46 Tahun 2015). Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui
membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat, dan
sistem pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan dan peraturan
perundangan serta pedoman yang berlaku (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Akreditasi
bertujuan menilai sistem mutu dan sistem pelayanan di Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama lainnya, tetapi juga bertujuan untuk membina fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut dalam upaya berkelanjutan untuk memperbaiki sistem
pelayanan dan kinerja yang berfokus pada kebutuhan masyarakat, keselamatan, dan
manajemen risiko.

Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu,


kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem
manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan
manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi
(PMK No.46 Tahun 2015). Akreditasi puskesmas memiliki beberapa manfaat, antara lain
:

a. Memberikan keunggulan kompetitif.

b. Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Menjamin diselenggarakannya pelayanan kesehatan primer kepada pasien dan


masyarakat.
d. Meningkatkan pendidikan pada staf fasilitas pelayanan kesehatan primer untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

e. Meningkatkan pengelolaan risiko baik pada pelayanan pasien baik di puskesmas


maupun fasilitas pelayanan kesehatan primer lainnya, dan penyelenggaraan
upaya puskesmas kepada masyarakat.

f. Membangun dan meningkatkan kerja tim antarstaf fasilitas pelayanan kesehatan


primer.

g. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian, dan


konsistensi dalam bekerja.

h. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.

Komisi Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama


adalah Lembaga Independen yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan untuk melaksanakan
penilaian akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
lainnya, yang selanjutnya disebut sebagai Komisi Akreditasi.

a. Tim Akreditasi Puskesmas


Tim akreditasi puskesmas dibentuk oleh kepala puskesmas.Tim akreditasi
puskesmas yang telah terbentuk bertanggungjawab untuk menyiapkan
puskesmas dalam memperoleh akreditasi puskesmas.
b. Tim Pendamping Dinas kesehatan Kabupaten/Kota
Tim pendamping Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dibentuk oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan anggota yang berasal dari pejabat fungsional
atau struktural Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pihak ketiga atau lembaga
lain. Tim yang telah dilatih kemudian akan ditugaskan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendampingi puskesmas dalam
penyelenggaraan akreditasi. Pendampingan dilakukan baik praakreditasi
maupun pascaakreditasi. Pendampingan praakreditasi merupakan rangkaian
kegiatan penyiapan puskesmas agar memenuhi standar akreditasi.Sedangkan
Pendampingan pascaakreditasi merupakan kegiatan untuk memelihara serta
meningkatkan pencapaian standar Akreditasi secara berkesinambungan sampai
dilakukan penilaian Akreditasi berikutnya.
c. Tim Akreditasi Dinas Kesehatan Provinsi
Tim akreditasi Dinas Kesehatan Provinsi adalah Tim Pelatih Calon Pendamping
Akreditasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Tim terdiri dari widyaiswara dan
staf Dinas Kesehatan Provinsi atau peserta dari individu atau pihak ketiga yang
diusulkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dengan persyaratan dan kriteria yang
telah ditetapkan. Setelah tim terbentuk selanjutnya tim tersebut akan
mendapatkan pelatihan untuk kemudian menjadi Tim Pelatih Pendamping
Akreditasi Puskesmas.
d. Tim Surveior
Tim Surveior merupakan tim penilaian akreditasi puskesmas yang ditugaskan
oleh Komisi Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Tim tersebut
terdiri dari widyaiswara dan staf Dinas Kesehatan Provinsi atau peserta dari
individu atau pihak ketiga yang diusulkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dengan
persyaratan dan kriteria yang telah ditetapkan.Tim surveior mempunyai tugas
untuk melakukan survei akreditasi terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama sesuai dengan standar yang berlaku.Tim surveior mempunyai
kewajiban dan kewenangan untuk memberikan rekomendasi status pencapaian
akreditasi kepada Komisi Akreditas.
Pada Januari 2016, Kabupaten Banyuwangi mulai melaksanakan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 pasal 39 ayat 1 yang berbunyi bahwa dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib diakreditasi secara berkala paling sedikit 3
(tiga) tahun sekali. Salah satu pelaksana akreditasi ini adalah tiga puskesmas yang berada
di wilayah kec. Banyuwangi yaitu : Puskesmas Sobo, Puskesmas Kertosari, dan Puskesmas
Singotrunan. Dimana kec. Banyuwangi merupakan wilayah terpadat penduduknya di
Kab.Banyuwangi dan Puskesmas Sobo merupakan puskesmas dengan kunjungan teramai
di Kabupaten Banyuwangi. Puskesmas sobo juga telah tersertifikat ISO dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

UPTD Puskesmas Puskesmas Sobo, Puskesmas Kertosari, dan Puskesmas


Singotrunan telah mengadakan Penggalangan Komitmen Akreditasi Puskesmas dan
Penggalangan Komitmen Akreditasi Puskesmas Lintas Sektor UPTD Puskesmas
Puskesmas Sobo, Puskesmas Kertosari, dan Puskesmas Singotrunan. Hadir dalam acara
tersebut : Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Forpimka Banyuwangi,
Para Lurah se wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Sobo, Puskesmas Kertosari, dan
Puskesmas Singotrunan serta undangan lainnya. Kepala UPTD Puskesmas Puskesmas
Sobo, Puskesmas Kertosari, dan Puskesmas Singotrunan dr.H.Didik Rusdiyono, MM
dalam laporannya menyampaikan : Tujuan UPTD Puskesmas Puskesmas Sobo, Puskesmas
Kertosari, dan Puskesmas Singotrunan : menjadi Puskesmas terbaik pilihan masyarakat
dengan berorientasi pada kepuasan masyarakat. sedang Visi dan Misi Puskesmas
Puskesmas Sobo, Puskesmas Kertosari, dan Puskesmas Singotrunan : Terwujudnya
masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Puskesmas Sobo, Puskesmas Kertosari, dan
Puskesmas Singotrunan yang semakin mandiri untuk hidup sehat dan meningkatkan
pembinaan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan berkesinambungan
serta pemberdayaan masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Puskesmas Sobo,
Puskesmas Kertosari, dan Puskesmas Singotrunan untuk berperilaku hidup sehat. Sedang
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dalam kata sambutannya diantaranya
: Pengakuan terhadap puskesmas, klinik pratama, praktek dokter dan dokter gigi yang
diberikan oleh lembaga indenpenden penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Mentri
Kesehatan setelah dinilai bahwa fasilitas kesehatan tingkat pertama itu memenuhi standar
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang telah ditetapkan utnuk meningkatkan mutu
pelayanan secara berkesinambungan.

B. Pelayanan Prima dalam Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Menurut Imbalo S. Pohan (2013:28) berpendapat bahwa standar layanan kesehatan


ialah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan,
proses dan keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan. Imbalo S Pohan juga
mengemukakan pendapatnya terkait standar layanan kesehatan, yakni standar layanan
kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan ke
dalam terminologi operasionalsehingga semua orang yang terlibat dalam layanan
kesehatan akan terikat suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan kesehatan penunjang
layanan kesehatan, ataupun manajemen organisasi layanan kesehatan, dan akan
bertanggung gugat dalam melaksanakan tugas dan perannya masing-masing. M. Fais
Satrianegara (2014:197) menjelaskan bahwa persespsi tentang mutu suatu organisasi
pelayanan sangat berbeda-beda karena bersifat sangat subjektif, disamping itu selera dan
harapan pengguna pelayanan selalu berubah-ubah. Banyak pengertian tentang mutu ,
antara lain sebagai berikut :
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati.
(Winston Dictionary dalam Satrianegara, 2014)
b. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh setiap program. (Donabedian dalam
Satrianegara, 2014)
c. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya
terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna.
(Din ISO 8402 dalam Satrianegara, 2014)
Pengertian mutu layanan kesehatan diatas juga diukung oleh pengertian menurut
Pohan (2013:17), “Layanan Kesehatan yang bermutu adalah suatu layanan yang kesehatan
yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan kesehatan, dan
sekaligus diinginkan oleh pasien atau konsumen ataupun masyarakat, serta terjangkau oleh
daya beli masyarakat”. jadi mutu layanan kesehatan adalah kualitas layanan kesehatan
yang berdaya guna dalam artian dibutuhkan dan diinginkan masyarakat sekaligus sesuai
dengan daya beli serta kualitas dan kuantitas dari penyedia layanan.

Puskesmas dalam menyelenggarakan layanan kesehatan harus memakai excellent


service atau biasa disebut dengan pelayanan terbaik. Penerepana pelayanan terbaik ini
merupakan konsep dari pelayanan prima yang sudah dijalankan ketiga puskesmas di
wilayah kec. Banyuwangi melalui program puskesmas berhati mp3. Dengan adanya
akreditasi puskesmas ini diharapkan dapat mempertahankan pelayanan prima yang telah
dilaksanakan oleh ketiga puskesmas ini. Dalam konsep pelayanan prima terdapat tiga
konsep dasar (A3) yang harus diperhatikan dalam mewujudkan pelayanan prima, yakni: a.
Konsep sikap (attitude) Keberhasilan bisnis industri jasa pelayanan akan sangat tergantung
pada orang-orang yang terlibat di dalamnya. b. Konsep perhatian (attention) Dalam
melakukan kegiatan layanan, seorang petugas pada perusahaan industri jasa pelayanan
harus senantiasa memperhatikan dan mencermati keinginan pelanggan. Apabila pelanggan
sudah menunjukkan minat untuk membeli suatu barang/jasa yang kita tawarkan, segera
saja layani pelanggan tersebut dan tawarkan bantuan, sehingga pelanggan merasa puas dan
terpenuhi keinginannya. c. Konsep tindakan (action) Pada konsep perhatian, pelanggan
“menunjukkan minat” untuk membeli produk yang kita tawarkan. Pada konsep tindakan
pelanggan sudah ”menjatuhkan pilihan” untuk membeli produk yang diinginkannya.
Terciptanya proses komunikasi pada konsep tindakan ini merupakan tanggapan terhadap
pelanggan yang telah menjatuhkan pilihannya, sehingga terjadilah transaksi jual-beli.

C. Analisis dan Rekomendasi Kebijakan

Dalam proses akreditasi puskesmas terdapat banyak kendala. Kendala ini yang membuat
puskesmas terhambat dalam melaksanakan pelayanan kepada pasien atau masyarakat.
Hambatan – hambatan ini berasal dari internal puskesmas itu sendiri. Antara lain :

a. Sulit Mencari Tokoh Kunci : permasalahan sering timbul ketika ada perubahan
Kepala Puskesmas yang tentunya bertindak sebagai Ketua Tim.

b. Minim Motivasi dan Dukungan : Akreditasi Puskesmas dipandang oleh pegawai


Puskesmas merupakan tambahan beban kerja. Maka dibutuhkan peran motivator.

c. Kurang Bersinergi : Sering dijumpai hanya segelintir orang saja yang


mengerjakan dokumen Akreditasi.
d. Pemanfaatan Teknologi : Pegawai yang berusia diatas 40.an banyak yang
mengalami pemborosan waktu dalam pengerjaan akreditasi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis memberikan beberapa saran guna sebagai
perbaikan dalam kebijakan.

a. merubah variabel manusiawi (menciptakan ruang musyawarah yang humanis).

b. Pengelompokan tugas dalam proses akreditasi harus adil.

c. Mengundang atau merekrut motivator untuk peningkatan motivasi kerja

d. Mengadakan pelatihan kusus untuk pegawai usia 40 keatas.


DAFTAR PUSTAKA

Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas

Permenkes No 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat


Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.

Pohan, Imbalo S. 2013. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan
Penerapan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Satrianegara, Fais. 2014. Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan: Teori dan
Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai