Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

REVIW HASIL PELATIHAN MANAJEMEN PUSKESMAS


TINGKAT KABUPATEN TOLI-TOLI
( PERENCANAAN PUSKESMAS)
Oleh : Hayati

Puskesmas adalah unit pelaksaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan
upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatannya optimal. Dengan demikian Puskesmas
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Upaya
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya
Kesehatan Pengembangan. Upaya kesehatan wajib merupakan upaya kesehatan yang di
laksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia. Upaya ini memberikan data ungkit paling besar
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), serta merupakan kesepakatan Nasional dan Global. Yang termasuk dalam upaya
kesehatan wajib adalah promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak dan keluarga
berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat sesuai dengan
kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembagan ditetapkan bersamaan Dinas kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukkan dari masyarakat melaui perwakilan
masyarakat dalam bentuk badan penyantun Puskesmas/Konsil Kesehatan Kecamatan (bagi yang
sudah terbentuk). Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakannya, tetapi telah menjadi
kebutuhan masyarakat maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaksanakannya. Antara lain
UKS, UKK, Kesgor, upaya Kesehatan Gilut, Keswa, Kesehatan Mata, Kesehatan
Lansia, batra dan perkesmas. Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat
upaya inivasi yakni upaya lain diluar upaya Puskesmas yang sesuai dengan kebutuhan dalam
penyelenggaraan upaya wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azaz penyelenggaraan
wilayah, pemberdayaan masyaratak, keterpaduan dan rujuakan supaya terselenggara secara
optimal.
Menejemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk
menghasilkan upaya Puskesmas secara efektif dan efisien. Menejemen Puskesmas terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan penggerakan, pengawasan dan pertanggung jawaban. Seluruh
kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan. Puskemas
adalah unit pelaksaaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
terhadap pembangunan pelayanan kesehatan diwilaya kerjanya. Puskesmas berfungsi sebagai
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, Pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarkat serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan yang
diselenggarakan di puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan. Yang merupakan upaya kesehatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas
seluruh indonesia. Upaya ini memberikan data ungkit paling besar terhadap keberhasilan
pembangunaan kesehatan melalui IPM (Indeks Pembangunan Manusia) baik secara nasional
maupun global. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan
dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat di era reformasi ini maka diselenggarakan
upaya kesehatan dengan pendekatan promosi dan pencegahan penyakit tanpa melupakan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Upaya kesehatan ditingkatkan dengan tujuan agar dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran
aktif dari masyarakat. Dalam pada itu fungsi puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan
dan pelaksanaan upaya kesehatan di wilayah kerjanya. Oleh karena kegiatan – kegiatan yang
dilaksanakan oleh puskesmas dari waktu ke waktu terus berkembang, maka perlu direncanakan
dengan lebih seksama perencanaan tingkat puskesmas juga harus dapat menjawab kebutuhan
perencanaan kesehatan
PENGERTIAN PTP ( Perencanaan Tingkat Puskesmas )
Perencanaan tingkat puskesmas merupakan suatu proses kegiatanyang urut yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasaahandalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan,dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersediasecara berhail guna dan berdaya guna Perencanaan
Tingkat Puskesmas dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang sistematis
untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan
setempat.
TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah di tetapkan dan
dapat dipertanggung jawabkan
2. TUJUAN KHUSUS
a. Dapat disusunnya Rencana Usulan Kegiatan ( RUK ) Puskesmas Bumi Agung
yang akan dilaksanakan tahun berikutnya dalam rangka meningkatkan cakupan
dan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan wilayah
kerjanya.
b. Dapat disusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan ( RPK ) Puskesmas Bumi
Agung setelah diterimanya alokasi sumber daya dari berbagai sumber dalam
rangka memantapkan pergerakan pelaksanaan kegiatan dalam tahun yang
sedang berjalan.
1.4. RUANG LINGKUP
Perencaaan tingkat puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam
upaya kesehatan wajib,upaya kesehatan pengembangan, dan upaya kesehatan
penunjang. Perencaan puskesmas disusun sebagai rencana tahunan yang
dibiayaai oleh pemrentah daerah, pemerentah pusat, serta sumber lainnya.
Percanan tingkat puskesmas melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap persiapan.
2. Tahap Analisa situasi
3. Tahap penyusunan Drap Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun 2019
4. Tahap penyusunan rRencana pelaksanaan kegiatan (RPK) tahun 2018

MEKANISME PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS


1. MEKANISME PERENCANAAN
Langka pertama dalam mekanisme perencanaan tingkat puskesmas adalah dengan menyusun
RUK (Rencana Usulan Kegiatan) yang meliputi usulan kegiatan wajib dan usulan kegiatan
pengembangan.Penyusunan RUK Puskesmas harus memperhatikan berbagai kebijakan yang
berlaku baik secara global,nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan
informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari
masyarakat melalui konsil kesehatan kecamatan.RUK harus dilengkapi pula dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin,sarana,prasarana dan operasional puskesmas.RUK yang
disusun merupakan RUK tahun mendatang (H+1).Penyusunan RUK disusun pada bulan januari
tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian melalui dinas kesehatan kabupaten
kota. Selanjutnya RUK Puskesmas yang terangkum dalam usulan dinas kesehatan akan di
ajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan
politis.Setelah mendapat persetujuan dari DPRD selanjutnya di serahkan kembali melalui
dinas kesehatan diserahkan ke puskesmas. Berdasarkan alokasi biaya yang telah
disetujui tersebut,puskesmas menyusun RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan).Sumber
pembiayaan puskesmas selain dari anggaran daerah (DAU) ada juga dari pusat yang di
alokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/ kota. RPK di susun dengan melakukan
penyesuaian dan pertimbangan masukan dari masyaraka.RPK yang disusun adalah
persetujuan RUK tahun lalu (H-1),Alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan RUK yang di
usulkan,ada perubahan sasaran,perubahan kegiatan dan tambahan anggaran.Penyusunan
RPK dilaksanakan pada bulan januari tahun berjalan melalui loka karya mini pertama awal tahun.
Dalam pelaksanaan penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ada beberapa tahapan
antara lain
Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini, staf puskesmas dilibatkan dalam porum lokakarya mini tingkat puskesmas
untuk memperoleh kesepakatan dan pandangan yang sama,kepala puskesmas menjelaskan
tentang perencanaan tingkat puskesmas supaya staf dapat memahami tentang PTP ,Kepala
puskesmas membentuk TIM penyusunan PTP dan menerbitkan SK TIM penyusunan
PTP Puskesmas Bumi Agung. TIM PENYUSUNAN PERENCANAAN TINGKAT
PUSKESMAS BUMI AGUNG TAHUN 2019. Penanggung jawab, SK Tim penyusunan ini
dibentuk tujuannya adalah :
1. Menganalis situasi wilayah kerja, prilaku kesehatan masyarakat yang ada di wilayah kerja
Puskesmas
2. Mengindentifikasi permasalahan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Bumi Agung
3. Menganalisis hambatan yang akan mempengaruhi tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
meliputi hambatan internal maupun eksternal
4. Mengetahui program-program prioritas yang akan dilaksanakan Puskesmas Bumi Agung
dalam mengatasi masalah kesehatan
5. Menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan yang direncanakan
2. Tahap Analisis Situasi
Puskesmas Bumi Agung menyajikan informasi keadaan dan permasalahan yang dihadapi
Puskesmas Bumi Agung melalui data yang dikumpulkan baik data umum maupun data khusus
1. DATA UMUM
a. Peta Wilayah Kerja dan Fasilitas Yankes (Format-1)
b. Sumber Daya Ketenagaan (Format-2a)
c. Sumber Daya Obat dan Bahan habis pakai (Format-2b)
d. Peralatan (Format-2c)
e. Sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah (Pusat dan daerah), masyarakat dan
sumber lainnya(Format-2d)
f. Sarana dan prasarana (Format-2e)
g. Data peran serta masyarakat (Format-3)
h. Data penduduk dan sasaran program (Format-4)
i. Data sekolah (Format-5)
j. Data kesehatan lingkungan
2. DATA KHUSUS
a. Data kematian (Format-5)
b. Kunjungan Kesakitan (Format-6)
c. 10 penyakit terbesar (Format-7)
d. Kejadian luar biasa (Format-8)
e. Cakupan Program 1 tahun terakhir pelayanan kesehatan/kinerja (Format-9)
f. Hasil survey (Format-10)
3. Tahapan Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan di Puskesmas terdiri dari 2 langkah, yaitu analisa
Masalah dan Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh,terpadu, merata,dapat diterima dan dijangkau
oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,dengan biaya yang
dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derjat
kesehatan yang optimal,tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan
(Depkes RI,2004).
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah Organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat ( wikipedia ). Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis
dinas, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan
unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh Dinas
Kesehatan, bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah
kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi
cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider,
serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah
Puskesmas dalam pelaksanaannya mempunyai dua upaya, yaitu :
Upaya Kesehatan Wajib
Upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta punya daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib
diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia.
Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di


masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
B. Peran Puskesmas
Dalam peranannya, puskesmas mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan
2. Sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama
a. Puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas berperan menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayahkerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Puskesmas sebagai pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya social budaya masyarakat setempat.
c. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi
pelayanan perorangan antara lain, rawat jalan dan rawat inap serta, pelayanan
kesehatan masyarakat yang bersifat public dengan tujuan utama memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
C. Pembiayaan puskesmas
Pembiayaan Puskesmas Demi terselenggaranya berbagai upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab
Puskesmas, pembiayaan Puskesmas didukung oleh berbagai sumber yakni:
1. DAU (Dana Alokasi Umum)
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiyaan pemerintah datang dari
APBD kabupaten/kota. Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari
alokasi APBD provinsi dan APBN (semisal, Biaya Operasional Kesehatan/BOK).
Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni:
a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,
pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan;
b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung
dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk diajukan
dalam Daftar Usulan (DUK) Kegiatan ke pemerintah kabupaten/kota untuk
seterusnya dibahas bersama DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan
kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui
dinas kesehatan kabupaten/Kota. Anggaran yang telah disetujui tercantum dalam
dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui dinas
kesehatan kabupaten/kota. Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalkan
pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran
tersebut dikelola langsung oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau oleh
Puskesmas jika anggaran tersebut merupakan program dan kegiatan di
masyarakat.
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas adalah
kepala Puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh
pemegang keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota atas usulan kepala Puskesmas. Penggunaan dana
sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang belaku. Pendapatan
Puskesmas
2. PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Sesuai dengan kebijakan pemeritah, masyarakat dikenakan kewajiban
membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, dan besar
biaya (retribusi) ditentukan oleh masing-masing pemerintah daerah. Seluruh
pendapatan Puskesmas disetor secara berkala ke kas negara melalui dinas
kesehatan kabupaten/kota. Total dana retribusi dari Puskesmas ini kemudian
menjadi bagian dari sejumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain dari
retribusi yang dipungut dari kantong pasien sebagai pemanfaat layanan,
Puskesmas juga menerima dana dari berbagai sumber antara lain, seperti: PT
Askes, Jampersal, Jamkesmas, Jamsostek, dll.
Dengan diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada tahun
2014, diharapkan akan terjadi perubahan pada sistem pembiayaan Puskesmas.
Melalui SJSN pemerintah hanya akan bertanggungjawab untuk pemenuhan
pembiayaan upaya kesehatan masyarakat (UKM) sementara upaya kesehatan
perorangan (UKP) dibiayai oleh SJSN sebagai trust fund. Dalam konteks
tersebut maka pembiayaan Puskesmas untuk UKP akan didukung oleh dana
kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS-K). Artinya,
Puskesmas harus siap dan mampu mengelola dana kapitasi tersebut demi
pemenuhan SJSN sekaligus sebagai masukan manfaat bagi Puskesmas.
D. PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP)

Puskesmas sudah membuat berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya


kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas,
namun hal ini perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik.

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik


untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian
kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi
manajeman. Fungsi manajemen tersebut yang menjadikan puskesmas menjadi
lebih baik dalam kebijakan, program maupun konsepnya.
Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan bahwa fungsi Puskesmas
dibagi menjadi tiga fungsi utama: Pertama, sebagai penyelenggara Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) primer ditingkat pertama di wilayahnya; Kedua,
sebagai pusat penyedia data dan informasi kesehatan di wilayah kerjanya sekaligus
dikaitkan dengan perannya sebagai penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan di wilayahnya, dan; Ketiga, sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) primer/tingkat pertama yang berkualitas dan berorientasi pada
pengguna layanannya.
Artinya, upaya kesehatan di Puskesmas dipilah dalam dua kategori yakni :
Pertama, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer yakni puskesmas sebagai
pemberi layanan promotif dan preventif dengan sasaran kelompok dan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, dan;
Kedua, Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan perseorangan primer
dimana peran Puskesmas dimaknai sebagai gate keeper atau kontak pertama pada
pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai dengan standard
pelayanan medik.
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas
perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik.
Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :
1. Model PIE (planning, implementation, evaluation)
2. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)
3. Model P1 – P2 – P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-
pengendalian-penilaian)
4. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum
komunikasi)
5. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring,
evaluasi)
Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi
manajemen yang sama. Setiap puskesmas bebas menentukan model manajemen
yang ingin diterapkan, namun yang terpenting mempunyai hasil sebagai berikut :
1. Makin banyaknya fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
yang ditandai dengan tingginya nilai IPTS (indeks potensi tatanan sehat)
2. Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai
berkembangnya UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Serta makin
aktifnya BPP (badan penyantun puskesmas) dan BPKM (badan peduli
kesehatan masyarakat) dapat dijakdikan indikator meningkatnya partisipasi
masyarakat setempat.
3. Makin bagusnya pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS (indeks
potensi keluarga sehat)
4. Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya cakupan
program (baik program kesehatan dasar maupun program kesehatan
pengembangan). Serta kualitan pelayanan kesehatan yang ditandai dengan
tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin baiknya kepuasan pasien.
PTP (perencanaan tingkat puskesmas)
Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh
terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi
tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan
efektif. Perencanaan Puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen
Puskesmas, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh
perencanaan. Dengan perencanaan Puskesmas, memungkinkan para
pengambil keputusan dan pimpinan Puskesmas untuk menggunakan sumber
daya Puskesmas secara berdaya guna dan berhasil guna. Untuk menjadikan
organisasi dan manajemen Puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali dari
perencanaan efektif. Perencanaan Puskesmas adalah fungsi manajemen
Puskesmas yang pertama dan menjadi landasan serta titik tolak pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Semua kegiatan dan tindakan manajemen
Puskesmas didasarkan dan/atau disesuaikan dengan perencanaan yang sudah
ditetapkan. Ini berarti, setelah perencanaan disusun, kemudian struktur
organisasi, tata kerja, dan personalia Puskesmas yang akan melaksanakan
tugas organisasi ditentukan (fungsi pengorganisasian). Selanjutnya personalia
yang bekerja dalam organisasi Puskesmas digerakan dan diarahkan agar
mereka bertindak dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan Puskesmas yang
direncanakan (fungsi penggerakan dan pelaksanaan). Semua aktivitas
personalia dan organisasi Puskesmas diawasi, dipantau, dan dibimbing agar
aktivitas tetap berjalan sesuai tujuan dan target kinerja Puskesmas (fungsi
pengawasan dan pengendalian). Akhirnya dilakukan penilaian untuk
mengetahui dan menganalisis kinerja pegawai dan organisasi Puskesmas.
Penilaian meliputi masukan, proses transformasi/konversi yaitu pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen dan pelaksanaan program dan kegiatan serta
pelayanan kesehatan Puskesmas. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan
tujuan dan terget kinerja Puskesmas yang telah ditetapkan (fungsi penilaian).

Penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dilakukan secara sistematis untuk


memecahkan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hal ini meliputi :
1. Upaya kesehatan wajib
2. Upaya kesehatan pengembangan
3. Upaya penunjang

Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah


sebagai berikut :
1. Persiapaan

Mempersiapkan data yang akan di analisis, sehingga untuk selanjutnya dapat


mempermudah perencanaan yang akan dibuat. Langkah – langkah dalam
persiapan :

a) Kepala Puskesmas Membentuk TIM PERENCANAAN TINGKAT


PUSKESMAS

b) Kepala Puskesmas Menjelaskan BUKU PTP KEPADA TIM SHG TIM


Memahami Langkah2 PTP

c) Tim Penyusun PTP mempelajari Kebijakan dan mendengarkan arahan


Strategi dari Dinkes Kab/Kota, Dinkes Propinsi dan Kemkes
2. Analisis Situasi :
Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan (rencana
operasional) RO Puskesmas yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Secara
konsepsual, analisis situasi Puskesmas adalah proses berikut
kecenderungannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut,
serta potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan
intervensi. Analisis situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan berbagai
faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas serta potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk
melakukan intervensi. Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan dan
menganalisis data atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Analisis ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum ini berupa peta
wilayah dan data sumber daya (ketenagaan, obat & bahan habis pakai,
peralatan, sumber pembiayaan, sarana prasarana, data peran serta masyarakat,
data penduduk & sasaran program, data sekolah, data kesling.
3. Rencana Usulan Kegiatan :

Terdapat 2 tahap dalam penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK), yaitu : a.

Analisis masalah, meliputi :

1. Identifikasi masalah,
Setiap hasil kegiatan dalam pelaksanaan tahun yang lalu ada beberapa yang
kurang / tidak berhasil mencapai target. Identifikasi masalah diutamakan
untuk kegiatan-kegiatan dengan

hasil kesenjangan yang lebih besar, permasalahan dapat dicari dari hasil
Penilaian Kinerja Puskesmas, hasil laporan SPM (Standar Pelayanan
Minimal) atau dari Laporan Tahunan Puskesmas.
2. Prioritas masalah,
Prioritas masalah dapat dilakukan dengan cara penilaian scoring dengan
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth )
a) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
b) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem
atau tidak, dan sebagainya.
c) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Dengan menggunakan score 1-5 skala linkert, masing-masing anggota dapat menilai
besar kecilnya kriteria tersebut.
Contoh Tabel USG

M1
KRITERIA M2M3 M4

Tkt Urgency ( U ) 5 3 4 2

Tkt Seriousnes ( S) 3 4 1 5

Tkt Tkt Growth ( G ) 4 1 2 3


TOTAL ( UXSXG ) 60 12 8 30
3. Merumuskan masalah,
Merumuskan masalah dengan memakai pertanyaan apa, bagaimana, berapa, dimana
dan kapan masalah tersebut ada.

4. Penyebab masalah
Dengan menggunakan diagram Tulang Ikan (Ishikawa), dapat menggali semua
penyebab masalah dari masing-masing variable : Manusia, Dana, Metode, Material dan
Lingkungan.
b. Penyusunan RUK
Pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku secara
global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di
puskesmas. Puskesmas haruslah mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil
Kesehatan Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. Rencana usulan kegiatan harus
dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana, dan
operasional puskesmas. RUK yang disusun tersebut merupakan RUK untuk tahun mendatang
(H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan januari tahun berjalan (H) berdasarkan
hasil kajian pencapaian kegiatan pada tahun sebelumnya (H-1). Dalam hal ini diharapkan
penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan januari tahun
berjalan (H).
Setelah menyusun, kemudian RUK tersebut dibahas di Dinas kabupaten/kota, kemudian
diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui Dinas kesehatan kabupaten/kota.
RUK yang terangkum dalam usulan Dinas kesehatan kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD
untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.
Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya diserahkan ke puskesmas melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang disetujui tersebut puskesmas menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Setelah RUK disetujui, dengan alokasi biaya yang ditentukan, puskesmas membuat rencana
pelaksanaan kegiatan. Sumber pembiayaan puskesmas selain dari anggaran daerah (DAU),
adalah dari pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri yang dialokasikan melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota.

RPK disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan masukan dari
masyarakat. Penyesuaian ini dilakukan, karena RPK yang disusun adalah persetujuan atas
RUK tahun lalu (H-1), alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan yang diusulkan,
adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan anggaran (selain dari DAU), dan lain-lainnya.
Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan, dalam forum lokakarya
mini yang pertama.

Anda mungkin juga menyukai