Anda di halaman 1dari 14

SIM PUSKESMAS

OLEH :
NI MADE RISYTA KUSUMA DEWI (082)
BAIQ CICI KAMALIANI (083)
PUTU DIAH GITA PARAMITA (084)
KADEK AYU RASTITI DEWI (085)
NI LUH PUTU KEMALA PUTRI (086)
NI LUH PUTU ERNA PRAMESTYANDANI (087)
I KADEK OKI WANJAYA (088)
LUH PUTU ARI ANGGARI (089)
KETUT DIAN WAHYUNI (090)
I GUSTI AYU ROSITA TRI REJEKI (091)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS
(SIMPUS)

A. Pengertian SIMPUS
Simpus dulu dikenal dengan SP2TP merupakan tool atau instrumen
pencatatan dan pelaporan yang ada di puskesmas. Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu tatanan manusia dan/atau peralatan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas mencapai
sasaran kegiatannya (Wibisono dkk, 2012).
SP2TP adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk
pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, kegiatan pokok yang
dilakukan, dan hasil yang dicapai oleh puskesmas yang meliputi pencatatan,
pelaporan, pelaksanaan, pengawasan (Suryani dan Solikhah, 2013).
SIMPUS adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang
memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat
Puskesmas mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan
kesehatan masyarakat (Sutanto, 2009)

B. Latar Belakang Penggunaan SIMPUS


1. Belum adanya ke-validan data mengenai orang sakit, penyakit,
bumil,dll dalam wilayahsuatu puskesmas.
2. Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas
KesehatanKabupaten.
3. Memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat,
akurat dan upto date berkenaan dengan data orang sakit, ketersediaan
obat, jumlah ibu hamil,masalah imunisasi dll.
(Sutanto, 2009)

C. Tujuan SIMPUS
Tujuan Sistem Informasi Management Puskesmas menurut Wibisono dkk,
2012 adalah sebegai berikut :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan
berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem pencatatan
dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang
menunjang kegiatan pelayanan.
2. Tujuan Khusus
Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat puskesmas (PTP) dan
pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas melalui mini lokakarya (minlok).
Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan puskesmas.
Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok
puskesmas.

Tujuan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas menurut Sutanto (2009)


adalah :
1. Mengumpulkan data dari tiap Puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir,
ibu hamil, ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat, dll.
2. Menghasilkan informasi terbaru dan terkini tentang kondisi kesehatan di
suatu Puskesmas dari jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat, sehingga
dapat digunakan sebagai dara awal dalam pengambilan kebijaksanaan bagi
pimpinan.
3. Membantu kelancaran administrasi dan Manajemen Puskesmas dalam
penyusunan laporan mengenai kondisi kesehatan di Puskesmas masing-
masing.
4. Memudahkan pekerjaan administrasi Puskesmas dalam membuat laporan
harian maupun bulanan.

D. Manfaat SIMPUS
1. Mempermudah dan mempercepat pelayanan (responsive)
2. Membakukan prosedure dan standar pelayanan (public services standard)
3. Mendapatkan data dan informasi yang sahih atau valid (accountable)
4. Dengan seketika saling terhubung antara semua pihak memantau (transparent)
5. Mengurangi beban kerja petugas puskesmas dan dinas kesehatan (efisien)

E. Penyelenggaraan SIMPUS
1. Sumber Informasi
Sebagaimana diketahui, SP2TP terdiri atas komponen pencatatan dan
komponen pelaporan. Namun, yang terutama dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan manajemen puskesmas adalah komponen pencatatannya. Hal ini
dikarenakan informasi yang dapat dihasilkan dari komponen tersebut
lebih lengkap dibandingkan dengan komponen pelaporannya. Pencatatan-
pencatatan yang utama, antara lain:
a. Kartu individu, seperti kartu rawat jalan, kartu ibu, kartu tb, kartu rumah
dsb
b. Register, seperti register kunjungan, register KIA, register filariasis,
register posyandu dsb
c. Laporan kejadian luar biasa dan laporan bulanan sentinel
d. Rekam kesehatan keluarga (RKK/family folder) yang diberikan khusus
untuk keluarga berisiko, antara lain:
1) Salah seorang anggotanya menderita tb paru
2) Salah seorang anggotanya menderita kusta
3) Salah seorang anggotanya mempunyai risiko tinggi seperti ibu hamil,
neonatus risiko tinggi (BBLR), balita kurang
energi kronis (KEK)
4) Salah satu anggotanya menderita gangguan jiwa
2. Mekanisme
a. Data SP2TP dan data lainnya diolah, disajikan dan diinterpretasikan sesuai
dengan petunjuk pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP serta petunjuk
dari masing-masing program yang ada (seperti program ISPA, malaria,
imunisasi, kesehatan lingkungan, KIA, gizi, perkesmas dsb).
b. Pengolahan, analisis, interpretasi dan penyajian dilakukan oleh para
penanggung jawab masing-masing kegiatan di puskesmas dan
pengelola program di semua jenjang administrasi.
c. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interpretasi data SP2TP
serta sumber lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti meningkat,
menurun, atau tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam
bentuk angka, seperti jumlah, presentase, dsb. Informasi tersebut dapat
berupa laporan tahunan puskesmas.
3. Pemanfaatan
a. Informasi yang diperoleh SP2PT dan informasi lainnya di manfaatkan
untuk menunjang proses manajemen di tingkat puskesmas sebagai bahan
untuk penyusunan rencana tahunan puskesmas, penyususnan rencana kerja
operasional puskesmas, bahan pemantauan evaluasi dan pembinaan.
b. Informasi dari SP2PT dan informasi lainnya akan membantu Dinas
Kesehatan DATI II dalam penyusunan perencanaan tahunan, penilaian
kinerja puskesmas berdasarkan beban kerja dan pencapaian hasil kegiatan
puskesmas sebagai bahan untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program di wilayah, untuk menentukan prioritas masalah dan upaya
pemecahan serta tindak lanjut.
c. Informasi dari SP2PT akan membantu kelancaran perencanaan (P1),
penggerakan pelaksanaa (P2) dan penilaian (P3) program-program, sebagai
masukan untuk diskusi UDKP.

F. Alur SIMPUS
Adapun alur SIMPUS data pasien rawat jalan atau kesakitan adalah sebagai
berikut :
1. Formulir rekam medis yang sudah di isi kode diagnosis dan kode
obatnya oleh dokter atau perawat dari poli langsung di inputkan datanya ke
dalam program SIMPUS.
2. Setelah selesai mengentri data, petugas SIMPUS wajib membackup
data untuk membuat file cadangan demi keamanan data.
3. Setelah selesai pelayanan petugas SIMPUS wajib menutup program SIMPUS.

G. Pihak yang terkait dalam pemanfaatan SIMPUS


Petugas SIMPUS yang terkait di Puskesmas yaitu :
1. Petugas Pendaftaran selain bertugas mendaftar pasien yang hendak berobat di
Puskesmas, petugas juga harus mengambil dokumen Rekam Medis pasien di
Filling kemudian petugas mengantarkan dokumen tersebut ke poli yang dituju
setelah itu petugas meneliti dan merekap dokumen serta menginput data
tersebut ke komputer.
2. Bidan yang ada di Puskesmas selain bertugas melayani Ibu, Balita dan
Keluarga Berencana (KB), juga harus bertugas melakukan Program Lansia,
SDIDTK, PAUD dan SP3 Online.
3. Perawat yang ada di Puskesmas selain melayani pasien, juga harus melakukan
tugas SIK, SIMPUS dan PTM.
(Wibisono dkk, 2012)

H. Keunggulan SIMPUS
1. Program di desain under windows, sehingga lebih mudah dalam operasional
dan menarik dalam laporan-laporan yang dihasilkan.
2. Dengan data-data yang up tu date akan dapat dibuat analisa-analisa yang
mendukung kebijakan pemerintah daerah.
3. Pelayanan terintergrasi dari bagian pendaftaran hingga bagian obat, sehingga
meminimalisasi pemakaian kertas.
4. Pengelolaan database yang dapat di akses bersama (terbentuk bank data
kesehatan daerah)
5. Dapat menampilkan sekaligus mencetak per-kategori yang dikehendaki
ataupun rekap keseluruhan berkenaan dengan masalah kesehatan.
6. SIMPUS dapat bekerja secara multi user maupun stand alone.
7. SIMPUS dapat dipakai dalam jaringan terpusat maupun terdistribusi.
8. Mudah untuk mencari data yang berkaitan dengan pasien, laporan bulanan,
data penyakit.
9. Data bisa di print out sesuai dengan tingkat kebutuhan.
10. Mudah dipelajari

I. Kelemahan SIMPUS
1. Kesulitan dalam pengumpulan data (masih ada kabupaten/kota yang belum
mengirim laporan data)
2. Format pengisian data, terkadang tidak sesuai dengan format data dari
provinsi
3. Laporan data dikirim tidak tepat waktu
4. Data terlau luas
5. Sistem SIMPUS online berjalan lambat.
J. Contoh Penggunaan SIMPUS Berbasis WEB
Alur pengumpulan data di Puskesmas Pajang Surakarta di mulai dari pasien
datang ke puskesmas, kemudian mengambil nomor antrian. Pengambilan nomor
antrian di Puskesmas Pajang sudah menggunakan digital, dengan menekan tombol
antrian. Setelah itu pasien akan dipanggil sesuai urutan untuk didaftar di bagian
pendaftaran. Pada proses ini, di catat nomor rekam medis pasien atau dibuatkan
nomor rekam medis kalau pasien baru pertama kali berkunjung. Pasien menunggu,
sementara petugas akan mencari data pasien di dalam SIMPUS untuk diberikan ke
unit pelayanan tempat pasien ingin berobat. Pasien dipanggil dokter atau perawat dan
pasien di periksa, dicatat anamnesis, diagnosa, tindakan medis, dan obat yang
diberikan. Pasien diarahkan untuk ke bagian kasir, nanti akan dipanggil untuk
membayar kemudian dipanggil lagi untuk menerima obat.
Pengumpulan data pasien dimulai dari bagian pendaftaran, pelayanan medis,
penunjang medis dan apotek. Cara yang dilakukan untuk menginput data yaitu login
terlebih dahulu dengan memasukkan username dan password kemudian dari
pendaftaran akan terintegrasi langsung ke bagian pelayanan medis. Petugas
pelayanan medis akan melakukan login dan memasukkan data pasien seperti
diagnosa, resep obat dan rujukan bila diperlukan. Setelah itu apabila pasien
memerlukan pemeriksaan laboratorium akan di arahkan ke ruang laboratorium, untuk
petugas laboratorium bertugas memasukkan hasil pemeriksaan ke dalam simpus.
Kasir bertugas menerima data dari bagian pelayanan, sedangkan di bagian obat
merupakan tahap terakhir dalam pelayanan. Puskesmas Pajang Surakarta dalam
menginput data disetiap bagian berbeda-beda dan memiliki password masing-masing.
Input data di bagian pendaftaran dilakukan dengan cara memasukkan tanggal
kunjungan, petugas, lokasi pelayanan, dan unit pelayanan. Apabila sudah pernah
periksa pasien diminta kartu pasiennya dan langsung dimasukkan index/kartu pasien.
Apabila pasien baru, diminta identitasnya untuk dimasukkan ke dalam SIMPUS dan
pasien akan mendapatkan kartu periksa.
Pengolahan data meliputi pengolahan data pasien dan data registrasi
kunjungan pasien, terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu pemeriksaan
umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA,
kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium, kasir dan resep obat. Dalam pemeriksaan
memiliki kegiatan dalam pengolahan data seperti data kondisi pasien, data
anamnesis, data diagnosis, data terapi, data pemeriksaan tindakan medis penggunaan
laboratorium, data obat, dan data rujukan. Data yang di olah di bagian farmasi adalah
pengolahan data master obat, data stok obat baru, data persediaan obat, dan data
pelayanan pemberian resep obat.
Informasi riwayat kunjungan pasien disimpan dengan akurat, penomoran
indek yang tepat dan benar akan lebih mempermudah dalam proses pencarian data
pasien tertentu. Kelebihan dalam pengolahan data SIMPUS berbasis web ini yaitu
dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta membuat laporan LB1
dan LPLPO dengan cepat. Periode keluaran data dapat ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan, dari data harian, periode harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Dapat
menampilkan data 10 besar/20 besar penyakit dengan cepat. Menampilkan data-data
keluaran secara tabel maupun secara grafik dengan cepat, dan dapat digunakan untuk
melakukan filter data kunjungan dengan cepat dan mudah sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Kekurangan dalam pengolahan data adalah petugas tidak bisa
menyelesaikan dalam satu waktu, jadi mempengaruhi dalam proses pelaporannya.
Pelaporan data SIMPUS berbasis Web merupakan sub-sistem untuk membuat
laporan rekapitulasi yang menampilkan data pelaporan LB1, penyakit menular,
LPLPO, data STP, pelaporan askes dan pelaporan ke flashdisk. Pelaporan dari LB1
berisi tentang laporan bulanan data kesakitan yang dibuat oleh Puskesmas dengan
format kode penyakit ICD IX yang menjadi standart internasional untuk klasifikasi
penyakit yang bisa dilihat menurut per jenis kelamin, per kelompok umur,
insiden/prevalensi dan 10 besar penyakit per kode ICD10.
Rekapitulasi data pelaporan LPLPO (Lembar Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat) ini yang harus dibuat yaitu stok awal, penerimaan, persediaan,
pemakaian, sisa akhir, stok optimum dan permintaan dan sumber obat. Surveilans
Terpadu Penyakit (STP) bentuk laporan surveilans pengamatan kasus baru penyakit
menular dalam satuan waktu bulanan. Mengumpulkan data kesakitan, data
laboratorium dan data KLB penyakit dan keracunan di Puskesmas. Hal tersebut
dilakukan secara otomatis, sesuai dengan penggunaannya.Ketepatan waktu dalam
melakukan pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Surakarta sering terjadi keterlambatan
dikarenakan dari petugas Puskesmasnya juga terlambat untuk melaporkannya
(Damayanti dkk, 2015).
Contoh penggunaan SIMPUS berbasis WEB juga di terapkan di Kota
Makassar dimana Dinas Kesehatan Kota Makassar bekerja sama dengan PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) telah mengimplementasikan salah satu
program framework smart city, yaitu e-Puskesmas di beberapa puskesmas di Kota
Makasar. Semua puskesmas percontohan e-Puskesmas menggunakan jenis software
(perangkat lunak) sistem minimal windows XP dan Windows 7. Semua puskesmas
percontohan e-Puskesmas menggunakan software aplikasi e-Puskesmas edition v3.0
(Lely, 2015).
Berikut ini contoh tampilan implementasi penggunaan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas :

1. Tampilan login
Pengujian Sistem yang pertama masuk ke web Simpuskesmas, berikutnya
user harus mengisi username dan password seperti gambar 1 :

Gambar 1. Tampilan login admin

2. Tampilan input data pendaftaran


Untuk pengisian input pendaftaran seperti pada gambar 2 :

Gambar 2 .Tampilan input data pendaftaran

3. Tampilan rekam medis


Tampilan Rekam tampak pada gambar 3 :

Gambar 3. Tampilan input data rekam medis

4. Tampilan input rujukan


Pengisian Input Rujukan seperti pada gambar 4 :
Gambar 4. Tampilan input data rujukan

Setelah data diinput di Sistem Informasi Manajemen Puskesmas akan


menghasilkan ouput laporan seperti pada gambar berikut :
5. Laporan pasien
Laporan Pasien seperti pada gambar 5 :

Gambar 5. Tampilan laporan data pasien


6. Laporan rujukan
Laporan Rujukan seperti pada gambar 6 :

Gambar 6 Tampilan laporan rujukan

7. Laporan rekam medis


Laporan Rekam Medis seperti pada gambar 7 :

Gambar 7. Tampilan laporan rekam medis


(Wibisono dkk, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Dwi Santy, Muhammad Rusmin, dan ZilfadhilahArranury. Jurnal Ilmiah.


ISSN : 2548-5334, Vol 7, No.2, Juli-Desember 2015. Hal 1-10. Gambaran
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Berbasis WEB di
Puskesmas Kota Makassar Tahun 2015. Tersedia : journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article/download/2007/1935
Lely Noor Nilawati. Jurnal Ilmiah. Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (Simpus) Berbasis Web Di Puskesmas Pajang Surakarta Tahun
2015. Tersedia : http://eprints.ums.ac.id/47846/
Nurul Dwi Suryani dan Solikhah. 2013. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (Sp2tp) Di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu
Provinsi NTB. Yogyakarta. Universitas Ahmad Dahlan. Tersedia :
SISTEM_PENCATATAN_DAN_PELAPORAN_TERPADU_PUSKESMA
S_SP2TP_DI_WILAYAH_DINAS_KESEHATAN_KABUPATEN_DOMP
U_PROVINSI_NTB_Nurul_Dwi_Suryani_Solikhah
Rini Agustina Daulay. Jurnal Ilmiah. Analisis Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (Simpus) Di Puskesmas Pegang Baru Kecamatan
Panti Kabupaten Pasaman Sumatera Barat Tahun 2014. Tersedia :
https://id.123dok.com/document/eoy8mrzr-analisis-penerapan-
sisteminformasi-manajemen-puskesmas-simpus-di-puskesmas-pegang-
baru-kecamatan-panti kabupaten-pasaman-sumatera-barat-tahun-
2014.html
Sutanto. Jurnal Ilmiah, ISSN 0216 –0544,Vol. 5, No. 2, Juli 2009. Hal 1-10.
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas( SIMPUS).sutanto@uns.ac.id
Wibisono, Setyawan, Munawaroh, dan Siti. 2012. Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (Simpuskesmas) berbasis Cloud Computing. Semarang.
Universitas Stikubank. Tersedia :
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/1661

Anda mungkin juga menyukai