Anda di halaman 1dari 9

PAPER

SISTEM INFORMASI MENAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DAN SISTEM


PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2P)

Disusun Oleh:
METRI MELANI FOES
(1807010277)

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CANDANA
2020
5.1. KONSEP DASAR PUSKESMAS
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Sebagai uni pelaksanaan teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas berperan
menyelengarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota yang
merupakan unit pelaksanaaan serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
Ada 3 fungsi puskesmas yaitu:
 Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas
sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
 Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya supaya perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termaksuk sumber pembiayaan, seta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
 Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secarah menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah pelayanan kesehatan perorangan
dan pelayana kesehatan masyarakat.

5.2. DEFENISI DAN RUANG LINGKUP SIMPUS


SIMPUS merupakan akronim dari Sitem Informasi Menajemen Puskesmas. Menurut
Kemenkes No. 128/Menkes/SK/II/2004 mengenai Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat, SIMPUS adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu
proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan menajemen puskesmas dalam mencapai
sasaran kegiatannya.
Adapun ruang lingkup dari SIMPUS yaitu:
 Admin Sistem
 Modul Registrasi LOKET
 Model Pelayanan Poli Umum
 Modul Pelayanan Poli Gigi
 Modul Pelayanan Poli KIA
 Modul Pelayanan Unit Apotek
 Model Pelayanan Unit Laboratorium
 Model Pelayanan UGD
 Modul Pelayanan Rawat Inap, DLL.
5.3. LATAR BELAKANG SIMPUS
Latar belakang penggunaan Sistem Informasi Menajemen Puskesmas, antara lain:
 Belum adanya kevalidan data mengenai orang sakit, penyakit bimil dan lain-lain
dalam wilayah suatu puskesmas
 Memperbaiki pengumpulan data di puskesmas, guna laporan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
 Memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan informasi yang tepat, akurat dan
up to date berkenan dengan data orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil,
masalah imunisasi dan lain-lain
Di Indonesia, pengaruh peran bidang kesehatan menjadi andalam program pembangunan di
samping bidang pendidikan. Dalam hal ini penguatan peran puskesmas sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan masyarakat menjadi focus utama program-program kesehatan
pemerintah. Dengan semakin pesat pertumbuhan penduduk, kompleksitas masalah kesehatan
masyarakat, dan tuntutan dan pencapaian MDGs maka diperlukan sebuah ipaya yang
sistematis di bidang kesehatan, salah satunya dengan menjamin ketersediaan data kesehatan
masyarakat guna melakukan pengukuran kinerja dan perumusan kebijakan.

5.4. MAKSUD DAN TUJUAN SIMPUS


 Mengumpulkan data dari tiap puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu hamil,
ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat, dan lain-lain.
 Menghasilkan informasi up to date tetntang kondisi kesehatan di suatu puskesmas dari
jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat digunakan sebagai data
awal dalam pengambilan kebijaksanaan bagi pemimpin
 Membantu kelancaran Administrasi dan Menajemen Puskesmas dalam penyusunan
laporan mengenai kondisi kesehatan di puskesmas masing-masing
 Memudahkan pekerjaan administrasi puskesmas dalam membuat laporan harian
maupun bulanan.

5.5. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SIMPUS


Keunggulan penggunaan SIMPUS :
 Program didesain under windows sehingga lebih mudah dalam oprasional dan
menarik dalam laporan-laporan yang dihasilkan
 Dengan data-data yang up to date akan dapat dibuat analisa-analisa yang mendukung
kebijakan pemda
 Pelayanan terintegrasi dari bagian pendaftaran hingga bagian obat, sehingga
meminimalisasi pemakaian kertas
 Penggelolaan database yang dapat diakses bersama
 Dapat menampilkan sekaligus mencetak per-kategori yang dikehendaki ataupun rekap
keseluruhan berkenan dengan masalah kesehatan
 SIMPUS dapat bekerja secara multi user maupun stand alone
 SIMPUS dapat dipakai dalam jaringan terpusat maupun terdistribusi
 Mudah untuk mencari data yang berkaitan dengan pasien, laporan bulanan, data
penyakit
 Data bisa diprint out sesuai dengan tingkat kebutuhan
 Mudah dipelajari
Kelemahan penggunaan SIMPUS:
 Kesulitan dalam pengumpula data
 Format pengisian data, terkadang tidak sesuai dengan format data dari provinsi
 Laporan data tidak dikirim tepat waktu
 Data terlalu luas
 System SIMPUS online berjalan lambat

5.6. RUANG LINGKUP SP2TP


 Dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas
keliling
 Pencatatan pelaporan menyangkut:
a. Data umum dan demografi wilayah puskesmas
b. Data ketenagaan di puskesmas
c. Data sarana yang di miliki puskesmas
d. Data kegiatan puskesmas baik didalam gedung maupun di luar gedung
 Pelaporan dilakukan secara periodik (bulan, tribulan, semester, tahun)

5.7. LATAR BELAKANG ST2TP


Pencatatan dan pelaporan adalah indicator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi
yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan
informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan
informasilah yang berbicara tentang keberlasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data khususnya bagi dinas kesehatan
kota dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas juga merupakan fondasi dari
data kesehatan. Sehingga diharapkan terciptanya sebuah informasi yang akurat, representative
dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan Perencanaan kesehatan. Setiap
program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan dibuat
laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan program dan
perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas,
dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas.
Pencatatan harian masing-masing program puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu
puskesmas atau yang disebut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas
(SP2TP).

5.8. TUJUAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS


(SP2TP)
Tujuan SP2TP adalah agar semua data hasil kegiatan puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan
ke jenjang di atasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menjunjang
pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas menajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya
guna melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yang menunjang.
2. Tujuan Khusus
 Sebagai dasar penyusunan Perencanaan tingkat puskesmas.
 Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (lokakarya
mini)
 Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
 Untuk mengatasi berbagai kegiatan hambatan pelaksanaan kegiatan pokok
puskesmas.

5.9. MANFAAT DARI SP2TP


Manfaat pencatatan dan pelaporan antara lain:
 Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota
 Memudahkan dalam memperoleh data untuk Perencanaan dalam rangka
pengembangan tenaga kesehatan
 Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan
 Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.

5.10. JENIS PENCATATAN SP2TP


Pencatatan kegiatan harian program puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung.
 Pencatatan yang dibuat di dalam gedung puskesmas
Pencatatan yang dibuat di dalam gedung puskesmas adalah semua data yang
diperoleh dari pencatatan kegiatan harian program yang dilakukan dalam
gedung puskesmas seperti, tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain.
 Pencatatan yang dibuat di luar gedung puskesmas
Pencatatan yang dibuat di luar gedung puskesmas adalah data yang dibuat
berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan di luar gedung puskesmas
seperti kegiatan program yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain.
5.11. PENGELOLAAN PENCATATAN
Formulir standar yang ditetapkan SP2TP dapat digunakan untuk memudahkan pencatatan,
jenis formulir tersebut sebagai berikut:
 Rekam Kesehatan Keluarga
 Kartu rawat jalan
 Kartu indeks penyakit
 Kartu ibu
 Kartu anak
 KMS balita, anak sekolah
 KMS ibu hamil
 KMS usia lanjut
 Register

5.12. JENIS PELAPORAN SP2TP


Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:
1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu
2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi
3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin program.
Laporan jenis ini ada 4 jenis yaitu:
 LB1, berisi data kesakitan
 LB2berisi data kematian
 LB3, berisi data program gizi, KIA, KB, dan lain-lain
 LB4, berisi data obat-obatan
Bentuk formulir pelaporan :
 Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan LPLPO
 Formulir LT: untuk data kegiatan
 Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian
 LBI: laporan data kesakitan
 LB2: laporan data kematian
 LB3: Gizi, KB, Imunisasi, KIA, DLL.
 LB4: data obat-obatan
 LT: laporan kegiatan puskesmas
 Laporan data dasar puskesmas

5.13. MEKANISME PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pengelolaan pelaporan:
Formulir laporan dari puskesmas ke dati II
1. Laporan Bulanan
 Data Kesakitan (LB 1)
 Data obat-obatan (LB 2)
 Data kegiatan gizi, KIA/KB, dan imunisasi termasuk pengamatan penyakit menular
(LB3)
2. Laporan Sentinel
 Laporan bulanan sentinel (LB 1S)
 Laporan bulanan sentinel (LB 2S)
 Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus, neonatorum, dan penyakit
akibat kerja.
3. Laporan tahunan
 Data dasar puskesmas (LT-1)
 Data kepegawaiaan (LT-2)
 Data peralatan (LT-3)
Alur Laporan
Laporan Dati II dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati I dan Kanwil Departemen
Kesehatan Provinsi seta Pusat dalam bentuk rekapitulasi dari laporan LP2TP. Laporan
tersebut meliputi:
1. Laporan Triwulan
 Hasik entri data rekapitulasi laporan LB1
 Hasil entri datar rekapitulasi laporan LB2
 Hasil entri data rekapitulasi laporan LB3
 Hasil entri data rekapitulasi laporan LB4
2. Laporan Tahunan
 Hasil entri data rekapitulasi laporan LT-1
 Hasil entri data rekapitulasi laporan LT-2
 Hasil entri data rekapitulasi laporan LT-3F
Frekuensi Laporan
Laporan Triwulan
Laporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari triwulan
yang dimaksud (contoh: laporan triwulan pertama tanggal 20 april 2009, maka laporan
triwulan berikutnya adalah tanggal 20 mei 2009). Laporan ini diberikan kepada dinas-dinas
terkait di bawah ini:
 Kepala Dinas Kesehatan Dati I
 Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi
 Depkes RI Cq Ditjen Binkesmas
 Laporan Tahunan
Laporan tahunan dikirim paling lambat akhir bulan februari di tahun berikutnya dan di berikan
kepada dinas-dinas terkait.
Mekanisme Pelaporan
 Tingkat puskesmas
 Tingkat datil II
 Tingkat datil I
 Tingkat pusat

5.14. PROSEDUR PENGISIAN SP2TP


1. formulir SP2TP mengacu pada formulir cetakan 2006 baik bulanan maupun tahunan
2. pada formulir SP2TP diisi oleh masing-masing penanggung jawab program
3. penanggung jawab program bertanggung jawab penuh terhadap kebenaran data yang ada
4. hasil akhir pengisian data diketahui oleh kepala puskesmas
5. didalam pengentrian ke computer dapat dilakukat oleh petugas yang ditunjuk atau staf
pengelola program bersangkutan
6. data pada formulir SP2TP agar diarsipkan sebagai bukti didalam pertanggungjawaban akhir
minimal 2 tahun
7. semua data diisi berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Barsasella, D. 2012. Sistem informasi kesehatan. Jakarta: Mitra Wacana Medika

Anda mungkin juga menyukai