Anda di halaman 1dari 34

SIMPUS

Chapter 4

Nabilatul Fanny, SKM., M.K.M


Terdapat 2 Macam PSI

Perubahan SI manual ke SI
berbasis Komputer

Perubahan SI berbasis Komputer


ke SI berbasis komputer yang
lebih efektif dan efisien
Pengembangan Sistem Informasi (PSI)
 Pengembangan Sistem Informasi / Information
System Development (PSI): kesatuan aktivitas
penyusunan suatu sistem informasi baru untuk
menggantikan sistem informasi yang sedang berjalan.

 Faktor pemicu dilakukannya PSI:


1. Adanya masalah pada sistem informasi yang sedang
berjalan.
2. Adanya tuntutan/instruksi/permintaan logis dari para
stakeholders (pihak manajemen, karyawan,
pemegang saham, pelanggan, pemerintah, atau
lainnya) untuk segera memiliki SI baru yang jauh lebih
efektif dan efisien.
Pengembangan Sistem Informasi (PSI)
3. Adanya kebutuhan untuk menciptakan
berbagai inovasi.
4. Adanya kepentingan meraih berbagai peluang
bisnis.
5. Adanya kepentingan untuk secara
bekesinambungan terus menjaga keunggulan
daya saing dalam mengantisipasi tingkat
persaingan yang semakin ketat.
THE SYSTEMS DEVELOPMENT LIFE CYCLE

 System Development Life Cycle (SDLC/siklus hidup


pengembangan sistem) adalah salah satu metode dengan
pendekatan sistem yang diterapkan untuk pengembangan
sistem informasi berbasis komputer.
 Traditional Systems Lifecycle Merupakan metode
pengembangan sistem informasi yang paling umum
digunakan (Traditional) terutama untuk proyek TI
berskala besar.
 Pelaksanaannya dibagi ke dalam beberapa tahapan
formal (dengan selalu harus mendapat persetujuan pihak
manajemen pada setiap selesainya satu tahapan) yang
wajib dilakukan dan dituntaskan seluruh tahapan secara
berurutan sehingga disebut juga Waterfall Approach /
pendekatan metode air terjun.
Team Pengembang Sistem
• Steering Committee Kelompok manajemen puncak
yang memberi keputusan persetujuan proyek dan segala
dukungan sumber-sumber daya yang diperlukan.
• Project Leader  Pimpinan proyek PSI bisa dipimpin
oleh Manager TI dari perusahaan penguna, atau diambil
dari pihak vendor yang memiliki kemampuan dan
pengalaman tinggi dalam hal manajemen proyek PSI
yang sukses.
• Para pengguna (users) Manager masing-masing divisi
dan beberapa karyawan dari berbagai divisi fungsional.
• System analysts Para profesional sistem informasi
yang menspesialisasikan di bidang analisis dan
perancangan berbagai sistem
Team Pengembang Sistem
• Programmers Para profesional sistem informasi yang
memiliki kemampuan memodifikasi program-program
komputer yang sedang berjalan maupun membuat
software baru berdasarkan hasil rancangan dari System
Analyst yang memenuhi kebutuhan para penggunanya.
• Technical specialists Para ahli di bidang teknologi
tertentu seperti bidang database, telekomunikasi, dsb.
• System stakeholders Semua orang/semua pihak yang
terkait ataupun berkepentingan dengan proyek maupun
hasil dari proyek pengembangan sistem informasi: para
spesialis sistem informasi, karyawan, manajemen,
pemasok, pelanggan, mitra bisnis, dsb.
Tahapan dalam SDLC
1. Perencanaan (Planning)
2. Analisis (Analysis)
3. Perancangan (Design):
a. Perancangan secara garis besar
(general design)
b. Perancangan secara rinci (detailed
design)
4. Penerapan (Implementation)
5. Pengoperasian/Penggunaan dan
Pemeliharaan (Use/Operation &
Maintenance)
Tahap 1: Perencanaan/Planning
1. Memahami masalah-masalah yang ada sehingga bisa menetapkan
arah pengembangan sistem yang ingin dilakukan.
2. Mendefiniskan masalah agar lebih rinci dan jelas apa-apa saja secara
spesifik yang perlu dikembangkan.
3. Menetapkan tujuan-tujuan proyek pengembangan SI yang ingin dicapai.
4. Menetapkan ruang lingkup/batasan proyek agar jelas fokusnya.
5. Melaksanakan studi kelayakan dari sisi operasional perusahaan,
organisasi yang bersangkutan, sisi ekonomi, teknologi, perilaku sosial,
politik, dan hukum.
6. Membuat proposal/usulan proyek pengembangan sistem informasi
(PSI)
7. Menyetujui atau menolak proyek PSI oleh pihak manajemen/steering
Committee.
8. Membuat mekanisme pengawasan dan pengendalian selama
berlangsungnya dan pasca selesainya proyek PSI.
Feasibility Study
• Feasibility Studies/Studi Kelayakan: suatu studi awal untuk
menetapkan:
– Informasi apa saja yang dibutuhkan oleh para pengguna
– Kebutuhan sumber daya keuangan, teknologi, manusia, dsb.
– Pembiayaan, penjadwalan, dan pembentukan team.
– Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh
– Kelayakan (memastikan apakah PSI layak atau tidak layak
dilakukan)
– Pada beberapa kasus tertentu, FS (Feasibility Study) tidak
diperlukan. Hal ini dikarenakan telah ada dokumentasi FS
sebelumnya, segala situasi telah dipahami dan dipersiapkan,
keadaan yang memaksa dan mendesak, dsb.
Feasibility Study
• Technical feasibility/kelayakan teknis/teknologi: mengevaluasi
apakah PSI yang akan dilakukan mampu menghasilkan SI baru
yang jauh lebih mengefektifkan dan mengefisienkan proses-proses
bisnis, memecahkan berbagai masalah, meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan, mewujudkan strategi-strategi perusahaan,
serta mempertahankan keunggulan daya saing untuk jangka
panjang yang ditetapkan.

• Economic feasibility/kelayakan ekonomi: mengevaluasi apakah


PSI yang akan dilakukan tidak mengganggu (tidak berisiko tinggi
terhadap) keuangan perusahaan serta memiliki waktu untuk terlibat
didalam proyek baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mengevaluasi pula apakah SI yang diusulkan akan mampu lebih
menghemat biaya untuk jangka panjang, meningkatkan pendapatan
dan kemampuan memperoleh keuntungan (profitabilitas) dengan
melakukan cost&benefit analysis (analisis biaya dan manfaat).
Feasibility Study
• Organizational feasibility/Kelayakan organisasional:
mengevaluasi apakah pihak organisasi memiliki kemampuan untuk
menyelenggarakan proyek PSI.
• Behavioral/Social feasibility/Kelayakan perilaku sosial:
mengevaluasi apakah para stakeholders termasuk pengguna sistem
secara keseluruhan mendukung perubahan yang akan dilakukan,
mendukung dilaksanakannya training / pengembangan
ketrampilan/keahlian.
• Operational Feasibility/Kelayakan operasional: Mengevaluasi
seberapa baikkah SI yang diusulkan mampu:
– Membantu mewujudkan strategi-strategi perusahaan pengguna
termasuk prioritas-prioritas.
– Memecahkan berbagai masalah pada setiap proses bisnis baik
yang bersifat rutin, semi rutin, maupun tidak rutin.
– Sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
Feasibility Study
• Legal and political feasibility/kelayakan dari segi hukum dan
politik: mengevaluasi apakah proyek PSI yang akan dilakukan
memenuhi kriteria berikut:
– Tidak melanggar undang-undang hak cipta, hak paten, maupun
merek dagang.
– Seluruh software yang dibuat memiliki lisensi resmi yang asli.
– Tidak melanggar peraturan pemerintah.
– Dokumentasi perubahan-perubahan dilaporkan dengan
mengikuti format pelaporan yang sah.
Tahap 2 : Analisis
1. Meresmikan pelaksanaan analisis
2. Membentuk project team bisa dipimpin oleh manager IT di
perusahaan yang bersangkutan atau oleh pimpinan dari pihak
vendor/konsultan.
3. Mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan informasi yang diperlukan
seluruh para pengguna (Hardware, software, network, database)
4. Mendefinisikan kriteria-kriteria kemampuan/kinerja SI yang
diharapkan/diidamkan.
5. Membuat proposal / usulan rancangan sistem informasi secara
umum / garis besar yang telah jadi berdasarkan hasil analisis.
6. Menyetujui atau menolak proposal rancangan sistem informasi
tersebut oleh pihak manajemen/steering Committee.
Tahap 3 : Perancangan
1. Meresmikan dilaksanakannya perancangan SI secara umum/garis besar
(untuk didiskusikan kepada user, bukan kepada programmer atau IT
specialists lainnya) dan perancangan SI secara rinci (untuk didiskusikan
kepada programmer dan para IT Specialists lainnya dalam hal
perancangan rincian hardware yang paling tepat dibutuhkan, Business
Process Diagrams, DFD, ERD, System Flowchart, integrated database,
network, perancangan output seperti pembuatan berbagai macam laporan,
dll)
2. Menetapkan beberapa alternatif konfigurasi sistem yang mungkin dibuat.
3. Mengevaluasi masing-masing alternatif tersebut.
4. Menetapkan pilihan/seleksi alternatif terbaik.
5. Membuat proposal/usulan implementasi/penerapan sistem informasi baru.
6. Menyetujui atau menolak proposal implementasi sistem informasi oleh
pihak manajemen/steering Committee.
7. Membuat mekanisme pengawasan dan pengendalian selama
berlangsungnya aktivitas perancangan PSI.
Tahap 4 : Implementasi (Tahap Terpanjang)
1. Melakukan persiapan langkah-langkah yang diperlukan
dalam implementasi sistem informasi baru.
2. Meresmikan dimulainya tahap implementasi.
3. Memperoleh hardware yang diperlukan sesuai rancangan.
4. Membuat / memperoleh seluruh software yang diperlukan
sesuai rancangan.
5. Membuat database system.
6. Melakukan testing hadware, software, network dan
konversi database (koreksi data error, filtering
pembebasan dari data yang tak diinginkan, integrasi
database, dll).
7. Membuat dokumentasi lengkap (user documentation
dan system documentation)
8. Membuat / memperoleh fasilitas fisik yang dibutuhkan
(ruang data processing, ruang IT, meja-meja komputer,
ruang server, dll)
9. Memberikan berbagai pelatihan kepada semua ragam
pengguna.
10. Melakukan konversi penempatan sistem baru dengan
mempertimbangkan sistem yang sedang berjalan
(sistem lama) melalui 4 metode konversi sistem
informasi baru.
11. Membuat mekanisme pengawasan dan pengendalian
selama pelaksanaan implementasi SI baru.
Tahap 5 : Penggunaan & Pemeliharaan

• Audit dilakukan untuk mengevaluasi apakah SI baru benar-


benar memiliki kemampuan sesuai harapan dan memastikan
apakah SI baru digunakan secara benar oleh para pengguna.
• 3 jenis pemeliharaan/maintenance:
– Debugging: suatu proses
evaluasi/pengecekan/pengawasan dan pengendalian yang
berlangsung terus menerus dan berulang sesuai tahapan
siklus hidup pengembangan sistem.
– Updating: melakukan pembaruan-pembaruan SI untuk
mengakomodasikan perubahan-perubahan kondisi bisnis.
– Maintenance: menjaga keberlangsungan operasi SI yang
tetap berkinerja baik dan meningkatkan fungsi SI melalui
penambahan fitur-fitur baru tanpa mengganggu operasi SI
yang sedang berlangsung.
• 4 kategori dasar pemeliharaan sistem:
– Corrective: memperbaiki kerusakan-kerusakan dan
kesalahan-kesalahan logika/ logical errors
– Adaptive: meningkatkan fungsional sistem dengan
menambahkan fitur-fitur baru.
– Perfective: meningkatkan kinerja SI.
– Preventive: tindakan-tindakan antisipasi sebelumnya
terhadap kegagalan siostem yang mungkin aja
terjadi.
PENGEMBANGAN SIMPUS
 Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh
kinerja sektor kesehatan semata, melainkan sangat dipengaruhi oleh
interaksi yang dinamis dari pelbagai sektor. Upaya untuk menjadikan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan sebagai salah satu misi
serta strategi yang baru harus dapat dijadikan komitmen semua pihak,
disamping menggeser paradigma pembangunan kesehatan yang lama
menjadi Paradigma Sehat.
 Salah satu upaya mendukung Paradigma Sehat itu adalah mempercepat
terlaksananya proses desentralisasi dan reformasi pembiayaan dan
pelayanan kesehatan, melalui peningkatan pelayanan, utamanya bagi
penduduk miskin, dengan titik berat pada peningkatan kemampuan
daerah dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan di daerahnya
sesuai dengan kewenangan yang telah diserahkan.
 SIKPUS adalah komponen upaya tersebut dalam bidang Pembangunan
Sistem Informasi Kesehatan (Developing Health Information System).
Dengan SIKPUS diharapkan kecepatan dan ketepatan pelayanan dapat
ditingkatkan.
Tujuan Proyek
• Umum
– Meningkatkan status kesehatan khususnya bagi masyarakat kurang
mampu, dengan cara meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan,
kualitas pelayanan dan penggunaan fasilitas pelayanan.
• Khusus
1. Membantu pemerintah dalam penyelenggaraan proses
desentralisasi
2. Membantu pemerintah dalam pengelolaan dana tambahan bagi
kesehatan
3. Membantu pemerintah dalam advocacy sektor Kesehatan
4. Membantu provinsi dan kabupaten/kota untuk menyempurnakan
sistem informasi kesehatan yang ada untuk mendukung
desentralisasi. Sistem yang baru akan terdiri dari informasi yang
diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan, masyarakat dan data
survailans epidemologi.
Ruang Lingkup SIMPUS
Deskripsi
SIMPUS adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang
memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan
masyarakat di tingkat PUSKESMAS mulai dari data diri orang sakit,
ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat .

Latar Belakang Penggunaan SIMPUS


1. Belum adanya ke-validan data mengenai orang sakit, penyakit,
bumil,dll dalam wilayah suatu puskesmas
2. Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten
3. Memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang
tepat, akurat dan up to date berkenaan dengan data orang sakit,
ketersediaan obat, jumlah ibu hamil, masalah imunisasi dll.
Maksud dan Tujuan SIMPUS
1. Mengumpulkan data dari tiap Puskesmas baik data orang sakit, bayi
lahir, ibu hamil, ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan
masyarakat, dll
2. Menghasilkan Informasi up to date tentang kondisi kesehatan di
suatu Puskesmas dari jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat
sehingga dapat digunakan sebagai data awal dalam pengambilan
kebijaksanaan bagi pimpinan
3. Membantu kelancaran administrasi dan Manajemen Puskesmas
dalam penyusunan laporan mengenai kondisi kesehatan di
Puskesmas masing-masing
4. Memudahkan pekerjaan administrasi Puskesmas dalam membuat
laporan harian maupun bulanan.
Keunggulan Komparatif SIMPUS
1. Program didesain under Windows sehingga lebih mudah dalam
operasional dan menarik dalam laporan - laporan yang dihasilkan
2. Dengan data-data yang up to date akan dapat dibuat analisa-
analisa yang mendukung kebijakan Pemda
3. Pelayanan terintegrasi dari bagian Pendaftaran hingga bagian
Obat, sehingga meminimalisasi pemakaian kertas.
4. Pengelolaan database yang dapat diakses bersama (terbentuk
Bank Data Kesehatan Daerah)
5. Dapat menampilkan sekaligus mencetak per-kategori yang
dikehendaki ataupun rekap keseluruhan berkenaan dengan
masalah kesehatan
6. SIMPUS dapat bekerja secara multi user maupun stand alone
7. SIMPUS dapat dipakai dalam jaringan Terpusat maupun
Terdistribusi
Pertahapan Proyek
Penerapan suatu Teknologi baru selalu memerlukan proses yang
bertahap, faktor yang paling umum menjadi penyebab adalah kualitas
Sumber Daya Manusia dan minimnya saranan pendukung. Oleh karena
itu, sebagai tahap Awal PUSKOM menawarkan paket untuk pelayanan
Pendaftaran, Rawat Jalan dan Obat. Adapun fasilitas yang include
didalamnya antara lain:

Tabel Laporan
1. Tabel pasien Input 1. Query register harian
2. Tabel penyakit 1. Register harian 2. Query penyakit
3. Tabel obat pasien 3. Query obat
4. Tabel kecamatan, 2. Penerimaan obat 4. Rekap (bulanan, harian,
Desa 3. Pengeluaran obat mingguan) pasien per jenis
4. Stok obat bulanan dan golongan umur
5. Rekap penyakit
6. Rekap obat
7. Data kesakitan (LB1)
8. LPLPO
Untuk mendukung pelaksanan SIMPUS secara
utuh, setiap puskesmas dituntut minimal
menyediakan 3 (tiga) unit Komputer dengan
spesifikasi :
 - Porcessor min P- II 233
 - HD 10 Gb
 - Memori 128 MB Ram
 - Vga 2 MB
Contoh Tampilan SIMPUS
Tampilan
utama
SIMPUS
1. Input data diri pasien di loket pendaftaran
2. Diagnosa dan obat di poli
3. Daftar pasien dapat ditampilkan di menu browse
1. Tampilan stok bulanan obat
2. Stok otomatis terupdate setiap
ada pemasukan maupun
pemakaian obat
1. Tampilan laporan
query data pasien
2. Laporan dapat
persatuan waktu
yang dikehendaki
Harian, Tgl..s/d..,
Bulanan, dll
3. Laporan dapat
perkriteria umur
(tahun, bulan, hari),
jenis pasien
ataupun kombinasi,
misal: pasien askes
umur >15 tahun
4. Cetakan dalam
bentuk MS Word,
sehingga sangat
fleksibel pengeditan
1. Tampilan
menu
laporan
query obat
2. Dapat
menampilk
an
pemakaian
obat
persatuan
waktu
3. Tampilan
perobat per
kriteria
dapat
ditampilkan
1. Tampilan Menu Laporan Data Kesakitan LB1.
2. Proses Laporan secara Otomatis terbagi sesuai criteria umur.
3. Dapat ditampilkan sekian besar penyakit (mis : 3 Besar, 5 Besar, atau 10 BesarPenyakit)
1. Tampilan di bawah adalah Menu Laporan LPLPO
2. Laporan Otomatis tampil dengan satu klik terbagi sesuai kriteria
3. Menu cetak dalam format MS Word.
Tugas

• Carilah model SIMPUS di wilayah anda


• Identifikasi data apa saya yang sudah
tersedia di dalam SIMPUS tersebut

Anda mungkin juga menyukai