Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Sumber Data Sistem Surveilans”

Dosen Pengampuh:
Dr. Jusman Rau S.KM., M.Kes

Disusun:
Nama: Beby Aprillia Marsanda A. Badja
Nim: P10121026
Kelas: F (Kesmas)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sumber Data Sistem
Surveilans' tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Surveilans
Kesehatan Masyarakat. Dan saya berterimakasih kepada Bapak Dr. Jusman Rau,
S.KM., M.Kes selaku dosen mata kuliah Surveilans Kesehatan Masyarakat.
Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian
makalah ini.

Saya sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, oleh karna itu saya akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Palu, 18 September 2023

Beby Aprillia Marsanda A. Badja


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis Penyakit Yang Wajib Dilaporkan Dalam Sistem Surveilans
B. Mekanisme Pelaporan Sistem Surveilans
C. Sumber-sumber Data Sistem Surveilans
D. Sumber-sumber Data Sistem Surveilans pada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota/Provinsi

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Surveilans epidemiologi pada saat ini telah digunakan sebagai alat untuk
menilai, memantau, mengawasi dan merencanakan program-program kesehatan
yang akan dilaksanakan, sehingga adanya surveilans epidemiologi sangat
membantu dalam perbaikan kesehatan masyarakat (Efendi, 2009).

Tujuan surveilans epidemiologi adalah tersedianya data dan informasi


epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan
peningkatan penanggulangan serta respons kejadian luar biasa yang cepat dan tepat
secara menyeluruh (Bustan, 2006).

Sebelum mengumpulkan data, penting untuk memprioritaskan data yang


dibutuhkan. Apa masalah kesehatan prioritas program? Prioritas masalah ini
mempertimbangkan frekuensi kejadian (insiden, prevalensi, mortalitas), keparahan
(mortalitas, rawat inap, tingkat kecacatan, tingkat tahunan laten, hilangnya tahun
hidup yang disesuaikan dengan kualitas), dan biaya terkait. Dapat diputuskan.
Masalah (langsung atau tidak langsung), kemampuan untuk mencegah dan
mengkomunikasikan penyakit, dan kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan
tersebut. Sumber data yang dikumpulkan bervariasi menurut jenis penyakit.

Sumber data sistem pemantauan terdiri dari 10 elemen berikut: Surat


kematian, Pemberitahuan penyakit merupakan elemen surveilans yang paling
penting. Data yang diperlukan: nama pasien, usia, jenis kelamin, alamat,
diagnosis, dan tanggal mulai, Melaporkan kejadian atau kejadian yang tidak biasa,
Hasil uji laboratorium, Penyelidikan penyakit menular, Investigasi peristiwa atau
kejadian anomali, Survey: Memerlukan sumber daya manusia, biaya dan
peralatan, Kajian sebaran vektor dan reservoir penyakit pada hewan, Data
penggunaan obat, serum dan vaksin, Data kependudukan dan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Jenis penyakit yang wajib dilaporkan dalamsistem surveilans?
2. Bagaimana Mekanisme Pelaporan sistem surveilans?
3. Apa saja Sumber-sumber data sistem surveilans?
4. Sumber data sistem surveilans pada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota/Provinsi

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Jenis penyakit yang wajib dilaporkan dalam sistem
surveilans
2. Untuk mengetahui Mekanisme Pelaporan sistem surveilans
3. Untuk mengetaui apa saja Sumber-sumber data sistem surveilans
4. Untuk mengetahui Sumber data sistem surveilans pada Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota/Provinsi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Penyakit Yang Wajib Dilaporkan Dalam Sistem Surveilans


Surveilans epidemiologi adalah suatu sistem situasi yang mempengaruhi
penyakit dan gangguan kesehatan, serta risiko berkembangnya penyakit dan
gangguan kesehatan tersebut, untuk mengambil tindakan yang efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran informasi epidemiologi.
melakukan pemantauan secara terus menerus dan objektif. Kepada masyarakat
penyelenggara program kesehatan.

Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak digunakan dalam upaya


pemberantasan penyakit menular, namun saat ini semua kegiatan kesehatan
masyarakat, termasuk pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
kegiatan kesehatan masyarakat lainnya, memerlukan surveilans.

Hanya ada satu laporan penyakit menular, tetapi itu adalah bagian terpenting
dari sistem surveilans kesehatan masyarakat. Pertumbuhan penduduk dan
"kepadatan" mempercepat penyebaran penyakit dari orang ke orang. Faktor
pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini juga mempengaruhi perubahan
epidemiologis dan patogenik penyakit menular tertentu.

Perpindahan orang dari satu daerah ke daerah baru dengan ekosistem yang
berbeda berarti pengungsi terkena patogen tertentu yang dapat menyebabkan
masalah penyakit baru. Terlepas dari jenis penyakitnya, apakah itu penyakit yang
sangat umum di suatu daerah, penyakit menular yang baru muncul, atau penyakit
yang digunakan dalam bioterisme, hal terpenting dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan adalah sesegera mungkin. Sistem pemantauan yang terorganisir
dengan baik diperlukan untuk mencapai tujuan ini.

B. Mekanisme Pelaporan Sistem Surveilans


1. Laporan kegiatan surveilans dilaporkan secara berjenjang sesuai sumber data
(bisa mulai dari Posyandu atau dari Puskesmas)
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi
dengan Rumah Sakit (RS)2 Pusat/Provinsi/Kabupaten/ Kota tentang data
terkait, seperti data kasus gizi buruk yang mendapat perawatan.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengirimkan rekapitulasi laporan dari
Puskesmas (Kecamatan) dan dari RS Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan
Provinsi dan Direktorat Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak,
Kementerian Kesehatan RI, sesuai dengan frekuensi pelaporan.
4. Umpan balik hasil kegiatan surveilans disampaikan secara berjenjang dari
Pusat ke Provinsi setiap 3 bulan atau setiap saat bila terjadi perubahan kinerja,
dari Provinsi ke Kabupaten/Kota dan dari Kabupaten/Kota ke Kecamatan
(Puskesmas) serta Desa/Kelurahan (Posyandu) sesuai dengan frekuensi
pelaporan pada setiap bulan berikutnya.

C. Sumber-sumber Data Sistem Surveilans


Sumber data diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data primer yang dikumpulkan
secara langsung oleh petugas surveilans tanpa perantara, dan data sekunder yang
sudah tersedia atau sudah dikumpulkan oleh orang lain maupun lembaga tertentu
sehingga perlu dipastikan ketepatan dan validitasnya. Prosedur pengumpulan data
dibagi menjadi dua, yaitu surveilans aktif dan surveilans pasif.
Menurut Langmuir dalam Amiruddin (2013), data-data yang dikumpulkan
dalam suatu kegiatan surveilans epidemiologi dapat berasal dari berbagai sumber,
selain itu berbeda juga tiap jenis penyakitnya. Sumber-sumber data tersebut antara
lain:
• Pencatatan kematian
Beberapa daerah di Indonesia sudah menjalankan pencatatan kematian dengan
baik.
• Laporan penyakit
Laporan ini merupakan sumber data yang terpenting dalam surveilans. Data
yang diperlukan meliputi: nama penderita, nama orangtua (jika penderita
masih anank-anak), umur, jenis kelamin, alamat lengkap (termasuk RT, RW,
desa, kelurahan, kecamatan), diagnosis, dan tanggal mulai sakit diketahui.
• LaporanKLB
Terdapat beberapa penyakit menular yang sulit diketahui. Jika ada, biasanya
terjadi secara perorangan tetapi dalam bentuk wabah yang dengan segera dapat
dikenal, misalnya DBD dan keracunan makanan.
• Pemeriksaanlaboratorium
Hasil dari pemeriksaan laboratorium biasanya dapat digunakan sebagai
penunjang sumber data lain.
• Penyelidikanperistiwapenyakit
Untuk memastika diagnosis penyakit dari penderita yang dilaporkan dan untuk
mengetahui banyak hal lainnya perlu diadakan penyelidikan lengkap dari satu
peristiwa penyakit. Penting juga diadakan pencarian kasus lainnya di tempat
peristiwa kejadian tersebut terjadi. Kadang dari suatu perstiwa penyakit yang
dilaporkan, sesudah diadakan checking on the spot ditemukan banyak kasus
lain. Peristiwa tersebut dapat dikatakan yang terjadi sebenarnya adalah KLB,
bahkan wabah tetapi tidak diketahui atau “KLB tersembunyi”.
• Penyelidikanwabah
Penyelidikan wabah meliputi semua bidang, baik klinis, laboratoris, maupun
epidemiologis.
• Survei
Survei merupakan cara aktif dan cepat untuk mendapatkan keterangan
mengenai keadaan suatu penyakit di masyarakat.
• Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit pada hewan
Sumber data ini diperlukan jika surveilans dilakukan terhadap penyakit
bersumber binatang (zoonosis).
• Penggunaanobat-obatan,sera,danvaksin
Data yang tersedia biasanya meliputi jenis, jumlah, dan waktu yang digunakan.
• Keterangan mengenai penduduk serta lingkungannya
Untuk melengkapi gambaran epidemiologi dari suatu penyakit, maka
diperlukan keterangan-keterangan mengenai penduduk serta faktor- faktor
lain yang berhubungn dengan penyakit yang sedang terjadi, termasuk keadaan
lingkungan hidup.

Selain data-data tersebut, terdapat juga beberapa sumber data lain seperti rumah
sakit dan pelayanan kesehatan lainnya, praktik udokter maupun klinik, absen kerja
dan sekolah, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT).

D. Sumber-sumber Data Sistem Surveilans pada Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota/Provinsi
Dalam Pasal 13 mengatakan bahwa :
1. Surveilans Kesehatan harus dilakukan pada seluruh populasi dan wilayah yang
ditentukan dengan mengikutsertakan semua unit pengumpul data.
2. Unit pengumpul data yang dimaksud pada ayat 1 adalah masyarakat, unit
pelayanan kesehatan, kabupaten/kota dan provinsi.
3. Dalam kebutuhan/kondisi tertentu, Surveilans Kesehatan dapat tidak dilakukan
pada seluruh populasi dan wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau
dilakukan secara sentinel.
4. Surveilans Kesehatan secara sentinel sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan terhadap populasi, wilayah, dan kejadian tertentu.
5. Kebutuhan/kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) antara lain
meliputi:
a. Pertimbangan kebutuhan program
b. Perkembangan epidemiologi
c. Keterbatasan sumber daya
d. Kondisi matra

Dalam Pasal 14 mengatakan bahwa :


1. Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, instansi kesehatan pemerintah lainnya, dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib menyelenggarakan Surveilans Kesehatan sesuai kewenangannya.
2. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan pada Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan instansi kesehatan
pemerintah lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
masing-masing Pengelola Program.
3. Dalam hal belum ada Pengelola Program terhadap masalah kesehatan tertentu
dan/atau dalam rangka Kewaspadaan Dini dan Respon KLB, tugas
penyelenggaraan Surveilans Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh unit kerja surveilans
Dalam Pasal 15 mengatakan bahwa :
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) dilaksanakan oleh masingmasing
Pengelola Program atau unit pengelola sistem informasi kesehatan yang dimiliki.

Dalam Pasal 16 mengatakan bahwa :


1. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan oleh Kementerian Kesehatan meliputi
wilayah negara dan/atau kawasan antar negara, dan pintu masuk negara di
pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat negara.
2. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan oleh dinas kesehatan provinsi meliputi
seluruh wilayah kabupaten/kota termasuk kawasan dalam suatu provinsi.
3. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
meliputi seluruh wilayah kecamatan, desa/kelurahan atau kawasan dalam suatu
kabupaten/kota.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jenis Penyakit Yang Wajib Dilaporkan Dalam Sistem Surveilans, jadi Pada
awalnya surveilans epidemiologi banyak digunakan dalam upaya pemberantasan
penyakit menular, namun saat ini semua kegiatan kesehatan masyarakat, termasuk
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta kegiatan kesehatan
masyarakat lainnya, memerlukan surveilans. Hanya ada satu laporan penyakit
menular, tetapi itu adalah bagian terpenting dari sistem surveilans kesehatan
masyarakat. Pertumbuhan penduduk dan "kepadatan" mempercepat penyebaran
penyakit dari orang ke orang. Faktor pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini juga
mempengaruhi perubahan epidemiologis dan patogenik penyakit menular tertentu.

Mekanisme Pelaporan Sistem Surveilans,


1. Laporan kegiatan surveilans dilaporkan secara berjenjang sesuai sumber data
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi
dengan Rumah Sakit (RS)2 Pusat/Provinsi/Kabupaten/ Kota
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengirimkan rekapitulasi laporan dari
Puskesmas (Kecamatan) dan dari RS Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan
Provinsi
4. Umpan balik hasil kegiatan surveilans disampaikan secara berjenjang dari Pusat
ke Provinsi setiap 3 bulan

Sumber-sumber Data Sistem Surveilans


• Pencatatan kematian
• Laporan penyakit
• Laporan KLB
• Pemeriksaan laboratorium
• Penyelidikan peristiwa penyakit
• Penyelidikan wabah
• Survei
• Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit pada hewan
• Keterangan mengenai penduduk serta lingkungannya
Sumber-sumber Data Sistem Surveilans pada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota/Provinsi
Dalam Pasal 16 mengatakan bahwa :
1. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan oleh Kementerian Kesehatan
meliputi wilayah negara dan/atau kawasan antar negara, dan pintu masuk
negara di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat negara.
2. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan oleh dinas kesehatan provinsi
meliputi seluruh wilayah kabupaten/kota termasuk kawasan dalam suatu
provinsi.
3. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota meliputi seluruh wilayah kecamatan, desa/kelurahan atau
kawasan dalam suatu kabupaten/kota.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi F.M. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salemba Medika.

Nurul Fajriyah, MEKANISME INPUT SURVEILANS PNEUMONIA DI DINKES


KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2014, Departemen Epidemiologi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Amiruddin, R., 2017. Surveilans Kesehatan Masyarakat. IPB Press. Bogor

Wulan Pingkan Julia Kaunang,dkk, PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


DALAM SISTEM SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT, Fakultas
Kesehatan masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
Penulis Korespondensi, kaunang WPJ FKM Univeritas Sam Ratulangi Manado.

Putri Sholihat Akbar,dkk, GAMBARAN PELAKSANAAN SURVEILANS


EPIDEMIOLOGIDI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEUWILIANG
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2018, PROMOTORJurnal Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat Vol. 2No. 5, Oktober 2019

Amiruddin, R., 2013. Surveilans Kesehatan Masyarakat. IPB Press. Bogor

Rokhmayanti, S.KM., M.PH,dkk,BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM SURVEILANS


KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN AKADEMIK 2017/2018, Peminatan
Epidemiologi dan Penyakit Tropik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan
2017

Budiarto, E dan Anggraeni, D., 2013, Pengantar Epidemiologi, Edisi Penerbit Buku
Kedokteran (EGC): Jakarta

Amiruddin, Ridwan. 2013. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Bogor: IPB Press.


Arjuna, Fatkurahman. 2012. "Manfaat Epidemiolog".
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Fatkurahman%20Arjuna,%20
M.Or/sumber-data-kesehatan-masyarakat.pdf. Diakses pada 15 Juni 2015.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45


TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SURVEILANS KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,

Anda mungkin juga menyukai