Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TEGALDLIMO
Jln. Koptu Ruswadi No. 12 Tegaldlimo-Banyuwangi, Kode Pos : 68484
Telp. (0333) 592 764 – Email : pkm_tegaldlimo@yahoo.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM SURVEILANS
I. PENDAHULUAN
Surveilans epidemiologi adalah suatu rangkaian proses pengamatan yang terus menerus
sistematik dan berkesinambungan dalam pengumpulan data, analisis dan interpretasi data
kesehatan dalam upaya untuk menguraikan dan memantau suatu peristiwa kesehatan agar dapat
dilakukan untuk menguraikan dan memantau suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan
penanggulangan yang efektif dan efesien terhadap masalah kesehatan masyarakat tersebut.
Surveilans Epidemiologi atau Surveilans Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu fungsi
utama epidemiologi, sebagaimana menurut Crooker(2014) terdapat enam fungsi utama
epidemiologi yaitu: 1) Surveilans kesehatan masyarakat; 2) Investigasi lapangan; 3) Studi analitik;
4) Evaluasi; 5) Membuat hubungan antar data kesehatan (record linkages); dan 6)
Pengembangan Kebijakan.
Lebih lanjut dikatakan oleh Crooker (2014) bahwa surveilans merupakan “batu loncatan”
dalam kegiatan kesehatan masyarakat. Karena dengan surveilans kita akan mendapatkan data
yang akurat tentang kejadian kesehatan di masyarakat
Surveilans juga merupakan langkah awal dalam intervensi kesehatan masyarakat
sebagaimana bagan berikut (CDC):

Surveilans: what's the problem?

Implementasi:how do you do it?

intervensi:what works?

Evaluasi

Gambar 1. Pendekatan dalam Intervensi Kesehatan Masyarakat (CDC)


Dari bagan di atas terlihat bahwa sistem pendekatan epidemiologi diawali dengan kegiatan
surveilans. Tahap ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan “what’s the problem?” atau masalah
apa yang dihadapi. Selanjutnya bila permasalahan sudah dijawab, pertanyaan yang harus di
jawab adalah “what’s the cause?” atau apa penyebabnya, dengan melakukan identifikasi faktor
risiko. Setelah faktor risiko diketahui, selanjutnya adalah melakukan evaluasi intervensi yang akan
menjawab pertanyaan “what works?” atau apa yang akan dilakukan.
Dan tahap terakhir adalah mengimplementasikan intervensi kesehatan yang akan
menjawab “how do you do it?” atau bagaimana intervensi di laksanakan.
II. LATAR BELAKANG
Indonesia mengalami transisi epidemiologi penyakit dan kematian yang disebabkan oleh
gaya hidup, meningkatnya sosial ekonomi dan bertambahnya harapan hidup. Pada awalnya,
penyakit didominasi oleh penyakit menular, namun saat ini penyakit tidak menular (PTM) terus
mengalami peningkatan dan melebihi penyakit menular.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 penyaki menular yang banyak di derita oleh
penduduk diantaranya ISPA, pneumonia, TB paru, hepatitis, diare dan malaria.Sedangkan dalam
10 besar Penyakit di Puskesmas Tegaldlimo tahun 2018, ISPA di peringkat pertama, TB di
peringkat ke enam, diare diperingkat delapan a thyphoid di peringkat terakhir. Dari sini dapat
diketahui bahwa surveilans penyakit menular masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal
pelaporan yang tepat waktu.

III.TUJUAN

3.1 TUJUAN UMUM


Mendapatkan informasi epidemiologi penyakit tertentu dan mendistribusikannya kepada pihak
terkait, pusat-pusat kajian, pusat penelitian, serta unit lainnya.
3.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mendeteksi wabah;
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan kecenderungan penyebaran penyakit;
3. Mengestimasi luas dan pengaruh masalah kesehatan;
4. Memberi penekanan pada penyebaran kejadian kesehatan secara geografis dan
demografis;
5. Mengevaluasi cara pengawasan;
6. Membantu dalam pengambilan keputusan;
7. Mengalokasikan sumberdaya kesehatan secara lebih baik;
8. Menggambarkan riwayat alamiah suatu penyakit;
9. Membuat hipotesis dalam rangka pengembangan penelitian epidemiologi;
10. Memonitor perubahan agen infeksi; dan
11. Memfasilitasi program perencanaan kesehatan.
IV. VISI DAN MISI
4.1 Visi

Visi Puskesmas Tegaldlimo adalah “terwujudnya masyarakat Kecamatan Tegaldlimo lebih


mandiri untuk hidup sehat tahun 2021”.

4.2 Misi

- Misi tujuan Puskesmas Tegaldlimo yaitu sebagai berikut:


1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat hidup sehat
2. Mewujudkan, memelihara, dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,
dan terjangkau
V. TATA NILAI
Tata nilai Puskesmas Tegaldlimo yaitu :
“HATI” yang berarti :
1. HANDAL : Profesional dalam pelayanan sesuai dengan profesi.
2. TERTIB : Disiplin dalam jam dinas jadwal layanan serta dokumentasi dan
laporan.
3. EMPATI : Melayani dengan etika pelayanan (“5 S” Senyum, salam, sapa, sopan,
santun).
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Menurut WHO (1999) serta Myrnawati (2001) langkah-langkah surveilans kesehatan
masyarakat meliputi: Pengumpulan data, Pengolahan Data, Analisis data; dan Penyebarluasan
informasi.
a) Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan permulaan kegiatan surveilans yang sangat penting untuk
menghasilkan data kejadian penyakit yang baik. Kegiatan pengumpulan data dapat
dilakukan secara aktif dan pasif (lihat sub bab tentang jenis surveilans).
Sumber data yang bisa digunakan dalam surveilans antara lain: Laporan penyakit,
Pencatatan kematian, Laporan wabah, Pemeriksaan laboratorium, Penyelidikan peristiwa
penyakit, Penyelidikan wabah, Survey/Studi Epidemiologi, Penyelidikan distribusi vektor dan
reservoir, Penggunaan obat-serum-vaksin, Laporan kependudukan dan lingkungan,
Laporan status gizi dan kondisi pangan, dan sebagainya.
Sedangkan jenis data surveilans meliputi: Data kesakitan, Data kematian, Data
demografi, Data geografi, Data laboratorium, Data kondisi lingkungan, Data status gizi, Data
kondisi pangan, Data vektor dan reservoir, Data dan informasi penting lainnya.
Dilihat dari frekuensi pengumpulannya, data surveilans dibedakan dalam empat
kategori:
1. Data rutin bulanan, yang digunakan untuk perencanaan dan evaluasi. Misalnya: data
yang bersumber dari SP2TP, SPRS;
2. Data rutin harian dan mingguan, yang digunakan dalam Sistem Deteksi Dini pada
Kejadian Luar Biasa (SKD KLB). Misalnya: data yang bersumber dari Laporan Penyakit
Potensial Wabah (W2);
3. Data insidensil. Misalnya: Laporan KLB (W1); dan
4. Data survey.
Adapun syarat yang dibutuhkan agar data surveilans yang dikumpulkan berkualitas
adalah sebagai berikut:
a. Memuat informasi epidemiologi yang lengkap. Misalnya:
 Angka kesakitan dan angka kecacatan menurut umur, jenis kelamin dan tempat
tinggal;
 Angka cakupan program;
 Laporan Faktor Risiko Penyakit;
 Dan sebagainya
b. Pengumpulan data dilakukan secara terus menerus dan sistematis;
c. Data kejadian penyakit yang dikumpulkan selalu tepat waktu, lengkap dan benar;
d. Mengetahui dengan baik sumber data yang dibutuhkan, misalnya dari Puskesmas,
pelayanan kesehatan swasta, laporan kegiatan lapangan Puskesmas, dan
sebagainya; dan
e. Menerapkan prioritas dalam pengumpulan data yang diutamakan pada masalah
yang signifikan.
b) Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan kegiatan penyusunan data yang sudah dikumpulkan ke
dalam format-format tertentu, menggunakan teknik-teknik pengolahan data yang sesuai.
Dalam pengolahan data, dua aspek perlu dipertimbangkan yaitu ketepatan waktu dan
sensitifitas data (lihat sub bab tentang Atribut Surveilans)
Dalam pengolahan data, terdapat langkah yang penting yaitu Kompilasi Data, yang
bertujuan untuk menghindari duplikasi (doble) data dan untuk menilai kelengkapan data.
Proses kompilasi data dapat dilakukan secara manual (dengan kartu pengolah data atau
master table), atau komputerisasi (dengan aplikasi pengolah data, misalnya Epi-info).
Variabel yang dikompilasi meliputi orang, tempat, dan waktu.
Pengolahan data yang baik memenuhi kriteria antara lain:
1. Selama proses pengolahan data tidak terjadi kesalahan sistemik;
2. Kecenderungan perbedaan antara distribusi frekeuensi dengan distribusi kasus dapat
diidentifikasi dengan baik;
3. Tidak ada perbedaan atau tidak ada kesalahan dalam menyajikan pengertian/definisi;
dan
4. Menerapkan metode pembuatan tabel, grafik, peta yang benar.
c) Analisis data
Data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis untuk membantu dalam
penyusunan perencanaan program, monitoring, evaluasi, dan dalam upaya pencegahan
serta penanggulangan penyakit.
Penganalisis data harus memahami dengan baik data yang akan dianalisa. Data
yang telah diolah dan disusun dalam format tertentu umumnya lebih mudah dipahami.
Beberapa cara berikut biasanya dilakukan untuk memahami data dengan baik, antara lain:
1. Pada data sederhana dan jumlah variabel tidak terlalu banyak, cukup dengan
mempelajari tabel saja; dan
2. Pada data yang kompleks, selain mempelajari tabel juga dilengkapi dengan peta dan
gambar. Peta dan gambar berfungsi untuk mempermudah pemahaman akan trend,
variasi, dan perbandingan.
Beberapa teknik berikut umumnya dipakai dalam analisa data surveilans, seperti:
a. Analisis univariat, yaitu teknik analisis terhadap satu variable saja dengan
menghitung proporsi kejadian penyakit dan menggambarkan deskripsi penyakit
secara statistik (mean, modus, standar deviasi);
b. Analisis Bivariat, yaitu teknik analisis data secara statistik yang melibatkan dua
variable. Untuk menggambarkan analisis ini bisa digunakan tools seperti Tabel
(menghitung proporsi dan distribusi frekuensi), Grafik (menganalisis
kecenderungan), dan Peta (menganalisis kejadian berdasarkan tempat dan waktu);
dan orang

c. Analisis lebih lanjut dengan Multivariat, yaitu teknik analisis statistik lanjutan
terhadap lebih dari dua variable, untuk mengetahui determinan suatu kejadian
penyakit.
d. Penyebarluasan informasi
Tahap selanjutnya adalah menyebarluaskan informasi berdasarkan kesimpulan yang
didapat dari analisis data. Penyebaran informasi disampaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dengan program kesehatan, seperti Pimpinan program,
Pengelola program, atau Unit-unit kerja yang kompeten di lintas program atau
sektoral. Menurut Noor (2008) informasi surveilans sebaiknya disebarkan kepada
tiga arah yaitu:
1. Kepada tingkat administrasi yang lebih tinggi, sebagai tindak lanjut dalam
menentukan kebijakan;
2. Kepada tingkat administrasi yang lebih rendah atau instansi pelapor, dalam
bentuk data umpan balik; dan
3. Kepada instansi terkait dan masyarakat luas.

Kapan informasi disebarkan? Penyebaran dapat memanfaatkan waktu-waktu atau


kegiatan yang memungkinkan berkumpulnya para pemangku kepentingan, misalnya
pada rapat rutin, rapat koordinasi, atau pertemuan rutin warga masyarakat.
Selain berbentuk laporan, media untuk penyebaran informasi dapat berupa bulletin,
news letter, jurnal akademis, website, dan media sosial.
VII. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Pelayanan surveilans yang memadai belum bisa menjangkau seluruh masyarakat karena;
1. Keterbatasan sumber daya, baik manusia, sarana, prasarana dan finansial. Sumberdaya
manusia merupakan keterbatasan yang paling sering dialami dalam kegiatan surveilans;
2. Kualitas sumber daya yang belum merata. Rendahnya pemahaman petugas kesehatan
dan non kesehatan akan kegiatan surveilans merupakan faktor utama;
3. Rendahnya kualitas data, disebabkan ketidaktepatan dan ketidaklengkapan laporan;
4. Diseminasi informasi kurang berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan koordinasi yang
kurang baik antara tim surveilans dengan pemangku kepentingan informasi;
5. Monitoring dan evaluasi surveilans melalui atribut surveilans yang tidak berjalan dengan
baik; Untuk itu akan dilakukan :
a. Penyuluhan
b. Pembentukan kader surveilans
c. Pengajuan usulan kegiatan lewat dana BOK,JKN, JPKMB
VIII . SASARAN KEGIATAN
Surveilans epidemiologi pada penyakit menular meliputi:
a. PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi);
b. AFP (Acute Flacid Paralysis);
c. Penyakit Potensial Wabah/Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan;
d. Demam Berdarah Dengue (DBD);
e. Malaria;
f. Zoonosis (Antraks, Rabies, Leptospirosis);
g. Filariasis

h. Tuberkulosis
i. Diare, Tifus, Kecacingan dan penyakit perut lainnya
j. Kusta
k. HIV/AIDS
l. Penyakit Menular Seksual (PMS); dan
m. Pneumonia, termasuk SARS
IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
N Kegiatan Bulan Kegiatan
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
1 Pelaporan W2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Pelaporan C1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Pelaporan STP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Pelaporan Grafik Mingguan Potensial Wabah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Pelaporan KLB √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
X. EVALUASI
Evaluasi kegiatan akan di lakukan setiap tahun oleh pemegang progam dan kepala
puskesmas dan di evaluasi lewat PKP oleh Dinas Kesehatan. Kekurangan pencapaian target
akan di perbaiki dan di capai pada pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya.
XI. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan di lakukan dalam format pelaporan bulanan dan di kirim ke
Dinas Kesehatan. Untuk laporan tahunan adalah jumlah keseluruhan laporan dari awal Januari
sampai Desember berdasarkan indikator surveilans masing – masing.

Mengetahui PENANGGUNG JAWAB PROGAM


Kepala Puskesmas Tegaldlimo SURVEILENS

dr.Masbuhin Timur Wiyono


NIP. 19740505 200604 1 023 NIP.19760407 200604 1 013

Anda mungkin juga menyukai