Anda di halaman 1dari 33

MODUL

DASAR EPIDEMIOLOGI

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
ii
iii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................i
VISI, MISI DAN TUJUAN....................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................5
A. Pengumpulan Data.......................................................................5
B. Pengolahan dan Penyajian Data...................................................10
C. Analisis dan Interpretasi Data......................................................15
D. Desiminasi Informasi...................................................................21
E. Feed Back.....................................................................................22
BAB III PENUTUP................................................................................25
A. Kesimpulan...................................................................................25
B. Saran.............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................27

FORMULIR PENILAIAN....................................................................28

v
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang

Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara


sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah
kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit
atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan,
pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada
upaya pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans
mutlak diperlukan pada setiap upaya kesehatan masyarakat, baik upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, maupun terhadap upaya
kesehatan lainnya.
Pelaporan Penyakit Menular hanya salah satu bagian saja namun
yang paling penting dari suatu system surveilans kesehatan masyarakat.
Bertambahnya jumlah penduduk dan “overcrowding” mempercepat
terjadinya penularan penyakit dari orang ke orang. Faktor pertumbuhan
dan mobilitas penduduk ini juga memperngaruhi perubahan gambaran
Epidemiologis serta virulensi dari penyakit menular tertentu.
Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah baru yang
mempunyai ekologi lain membawa konsekuensi orang-orang yang pindah
tersebut mengalami kontak dengan agen penyakit tertentu yang dapat
menimbulkan masalah penyakit baru. Apapun jenis penyakitnya, apakah
dia penyakit yang sangat prevalens di suatu wilayah ataukah penyakit yang
baru muncul ataupun penyakit yang digunakan dalam bioteririsme, yang
paliang penting dalam upaya pencegahan dan pemberantasan adalah
mengenal dan mengidentifikasinnya sedini mungkin. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka system surveilans yang tertata rapi sangat diperlukan.

1
CDC Atlanta telah mengembangkan rencana strategis untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul termasuk mengembangkan jaringan
susrveilans sentinel, pengembangan pusat-pusat surveilans berbasis
masyarakat dan berbagai proyek yang melengkapi kegiatan surveilans.
Sebagai tambahan, Journal baru yang berjudul Emerging Infectious
Diseases telah diterbitkan. CDC dengan WHO telah pula melakukan
kerjasama tukar menukar informasi melalui media elektronika sejak tahun
1990 an. Bagaimanapun juga deteksi dini terhadap suatu kejadian penyakit
menular sangat tergantung kepada kejelian para petugas kesehatan yang
berada di ujung tombak untuk mengenali kejadian kesehatan yang tidak
biasa secara dini. Dokter atau tenaga kesehatan yang menemukan yang
aneh di lapangan punya kewajiban untuk melaporkan kepada otoritas
kesehatan yang lebih tinggi agar dapat dilakukan tindakan yang
semestinya.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang
dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional
variabel yang bersangkutan. Metode pengumpulan data yang umum
digunakan dalam suatu penelitian adalah: kuesioner, observasi,
wawancara.
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan
angka-angka yang disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data kasar
atau data mentah menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik
statistik tertentu. Data mentah adalah hasil pencatatan peristiwa atau
karakteristik elemen yang dilakukan pada tahap pengumpulan data.
Agar data mentah yang telah dikumpulkan tersebut berguna, maka
perlu diolah. Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses
untuk memperoleh data/angka ringkasan berdasarkan kelompok data
mentah. Data/angka ringkasan dapat berupa jumlah, proporsi, persentasi,
rata-rata dan sebagainya. Agar dapat memberikan gambaran yang

2
bermakna, data-data itu haruslah disajikan ke dalam tampilan yang
sistematis.
Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data
hasil pengukuran dalam kerja penelitian. Penyajian data yang mana yang
sebaiknya dipilih tergantung jenis data, selera peneliti, dan tujuan
penampilan data itu sendiri.
Surveilans kesehatan masyarakat merupakan instrumen penting
untuk mencegah outbreak penyakit dan mengembangkan respons segera
ketika penyakit mulai menyebar. Informasi dari surveilans juga penting
bagi kementerian kesehatan, kementerian keuangan, dan
donor/stakeholder, untuk memonitor sejauh mana populasi telah terlayani
dengan baik. Surveilans berbeda dengan pemantauan (monitoring) biasa.
Surveilans dilakukan secara terus menerus tanpa terputus (kontinu),
sedang pemantauan dilakukan intermiten atau episodik. Dengan
mengamati secara terus-menerus dan sistematis maka perubahan-
perubahan kecenderungan penyakit dan faktor yang mempengaruhinya
dapat diamati atau diantisipasi, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah
investigasi dan pengendalian penyakit dengan tepat. Seperti yang telah
dijelaskan di atas ada 5 komponen utama dari kegiatan Surveilans
Epidemiologi antara lain :
1. Pengumpulan/pencatatan kejadian (data) yang dapat dipercaya.
2. Pengolahan dan penyajian data.
3. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan.
4. Desiminasi informasi atau penyebarluasan informasi.
5. Feed back atau umpan balik

3
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengumpulan data dalam surveilans epidemiologi.
2. Untuk mengetahui pengolahan dan penyajian data dalam surveilans
epidemiologi.
3. Untuk mengetahui analisis dan interpretasi data dalam surveilans
epidemiologi.
4. Untuk mengetahui desiminasi informasi dalam surveilans
epidemiologi.
5. Untuk mengetahui feed back atau umpan balik dalam surveilans
epidemiologi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk
memproses data selanjutnya. Data yang dikumpulkan memuat informasi
epidemiologis yang dilaksanakan secara teratur dan terus menerus dan
dikumpulkan tepat waktu. Pengumpulan data dapat bersifat pasif yang
bersumber dari rumah sakit, puskesmas dan lain-lain, maupun aktif yang
diperoleh dari kegiatan survey. Untuk mengumpulkan data diperlukan
sistem pencatatan dan pelaporan yang baik. Secara umum pencatatan di
puskesmas adalah hasil kegiatan kunjungan pasien dan kegiatan luar
gedung (Budioro, 2007).
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pencatatan
insidensi terhadap orang-orang yang dianggap penderita campak
atau population at risk melalui kunjungan rumah (active surveillance)
atau pencatatan insidensi berdasarkan laporan sarana pelayanan
kesehatan yaitu dari laporan rutin poli umum setiap hari, laporan bulanan
puskesmas desa dan puskesmas pembantu, laporan petugas surveilans di
lapangan, laporan harian dari laboratorium dan laporan dari masyarakat
serta petugas kesehatan lain (pasive surveillance). Atau dengan kata
lain, data dikumpulkan dari unit kesehatan sendiri dan dari unit
kesehatan yang paling rendah, misalnya laporan dari pustu, posyandu,
barkesra, poskesdes. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik
wawancara dan atau pemeriksaan (Arias, 2010).
Hal yang penting dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data
adalah menetapkan prioritas data mana yang diperlukan. Apa yang
menjadi prioritas masalah kesehatan dalam program tersebut. Prioritas
masalah ini bisa ditetapkan dengan menimbang frekuensi kejadian
(insidensi, prevalensi, mortalitas), tingkat keparahan (case-fatality rate,

5
hospitalization rate, disability rate, years of potential rate, quality
adjusted life year lost), biaya yang dikeluarkan terkait dengan masalah
tersebut (baik langsung maupun tidak langsung), kemungkinan
pencegahan dan penularan penyakit tersebut serta perhatian publik
terhadap masalah kesehatan tersebut.
Sumber data yang dikumpulkan barlainan untuk tiap jenis
penyakit. Sumber data sistem surveilans terdiri dari 10 elemen yaitu:
a) Pencatatan kematian
b) Laporan penyakit, merupakan elemen yang terpenting dalam
surveilans. Data yang diperlukan : nama penderita, umur, jenis
kelamin, alamat, diagnosis dan tanggal mulai sakit.
c) Laporan kejadian luar biasa atau wabah.
d) Hasil pemeriksaan laboratorium.
e) Penyelidikan peristiwa penyakit menular.
f) Penyidikan kejadian luar biasa atau wabah.
g) Survey: memerlukan tenaga, biaya dan fasilitas.
h) Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit pada
hewan.
i) Data penggunaan obat-obatan, serum dan vaksin.
j) Data kependudukan dan lingkungan.

Selain itu, penting juga penetapan sistem surveilans yang dianut


dalam pengumpulan data ini, apakah berupa pelaporan atau pelacakan di
lapangan. Pengumpulan data terjadi di puskesmas dan dinas kesehatan
Kabupaten/Kota. Untuk pengumpulan data di puskesmas di peroleh dari
kegiatan pencatatan dan pelaporan bidan, dokter praktek, petugas
imunisasi, petugas P2PL. pengumpulan data di dinas kesehatan dilakukan
pada masing-masing subdin yang bersangkutan kemudian data
dilaporkan ke unit surveilans terpadu untuk di lakukan kegiatan analisis.

6
a) Pengumpulan dan Substansi Data Di Tingkat Puskesmas
Pengumpulan data ditingkat puskesmas melibatkan bidan atau
bidan desa, masyarakat (posyandu lansia, balita) data dikumpulkan
ke bidan diwilayah kerjanya, dokter praktek, petugas imunisasi, dan
petugas program di P2PL puskesmas (penyakit kolera, tipus perut
klinis, disentri, diare, TBC paru BTA +, Tersangka TBC Paru, Kusta
PB, Kusta MB, Tetanus, Difteri, Batuk rejan, Sifilis, Gonorhoe,
Frambusia, DBD, Demam Dengue, Campak, Hepatitis Klinis,
Malaria Falsiparum, Malaria Vivax, Malaria Mix, Malaria klinis,
Filariasis, Diabetes Milites, Hipertensi, Influensa, Pneumonia).
b) Pengumpulan data dan substansi di tingkat Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten
Kegiatan pengumpulan data selama ini dilakukan pada masing-
masing program. Data yang dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah data yang berasal dari Puskesmas, Poliklinik,
Rumah Bersalin, Rumah Sakit.
2. Alat Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data surveilans diperlukan alat bantu yang
harus disiapkan lebih dulu. Alat bantu pengumpulan data dapat berupa
daftar register penderita, kuesioner, formulir, tabel atau cheklist yang
memuat variabel yang berkaitan dengan penyakit yang diamati. Alat
bantu baku disediakan untuk pengumpulan data rutin. Pada KLB/ wabah
perlu dibuatkan alat bantu baru tentang faktor penyebab dan faktor
risiko penularan yang berkaitan dengan penyakit pada KLB/wabah
tersebut. Pengumpulan data membutuhkan serangkaian kegiatan
pengelolaan tersendiri oleh tim surveilans meliputi perencanaan
kegiatan, pengorganisasian, pembiayaan dan penjadwalan, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi hasil pengumpulan data. Pengumpulan data
pada Surveilans Epidemilogi Terpadu pada unit surveilans Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota menyimpulkan data dari :
a) Laporan bulanan Puskesmas (form 4, STP.Plus)

7
b) Laporan bulanan rumah sakit (form 5a dan 5b, STP.RS)
c) Laporan bulanan laboratorium (form 6a. STP.Lab 1 dan form
6b.STP.Lab 2)
d) Laporan mingguan PWS-KLB (form 3. PWS-KLB)
3. Waktu Pengumpulan Data
a) Rutin bulanan. Laporan yang berkaitan dengan perencanaan dan
evaluasi program dari sumber data yang dilakukan oleh Puskesmas y
aitu SP2TP(Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas)
b) Rutin harian dan mingguan. Laporan tersebut berkaitan dengan
Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dari kejadian Luar Biasa (KLB)
c) Insidensitil adalah laporan sewaktu-waktu seperti laporan W1 untuk
Kejadian Luar Biasa (KLB)
d) Laporan berdasarkan hasil survei.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam surveilans, data dikumpul melalui sistem pelaporan yang
ada. Berdasarkan keperluannya, pengumpulan data untuk surveilans
dibedakan menurut sumber data yaitu primer dan sekunder. Data primer
dikumpulkan secara langsung dari penderita di lokasi dan sarana kejadian
penyakit. Data sekunder dikumpulkan dari sumber data laporan rutin
yang ada atau sumber khusus tambahan lain sesuai variabel yang
diperlukan. Surveilans secara rutin sering menggunakan cara ini. Ada
data tersier yaitu data yang diambil dari hasil kajian, analisis data atau
makalah yang telah dipublikasikan. Besarnya sumber data sangat
tergantung pada populasi, yaitu data yang diambil dari semua penduduk
merupakan data yang diamati atau yang berisiko terkena penyakit
(reference population) di suatu wilayah dimana penyakit terjadi (desa,
kecamatan, kebupaten, provinsi atau negara).
Sistem surveilans rutin di kabupaten menggunakan cara ini melalui
laporan sarana kesehatan (Puskesmas) yang menjangkau seluruh wilayah
kabupaten. Dalam survei khusus, cara ini jarang dilakukan karena mahal
dan membutuhkan waktu lama. Untuk data sampel, yaitu data yang

8
diambil dari sebagian penduduk atau sebagian puskesmas yang dianggap
mewakili seluruh penduduk atau wilayah dimana kejadian penyakit
berlangsung atau berisiko terkena penyakit. Dalam suevei khusus cara ini
sering dilakukan karena lebih cepat dan murah. Bila menggunakan
sampel, pemilihan sampel biasanya dilakukan mengikuti ketentuan
statistik. Pertama, perlu menentukan unit sampel yang akan dipilih yaitu
sampel perorangan atau kelompok (kluster ), sehingga langkah
selanjutnya dapat membuat daftar unit sampel secara berurutan, dan
menetapkan besar atau jumlah sampel. Besar sampel ditentukan oleh
populasi penduduk yang akan diwakili dan perkiraan besarnya prevalensi
dari penyakit yang dipantau.
Umumnya makin besar jumlah sampel, makin baik informasi yang
dihasilkan tentang penduduk yang diwakilinya. Bandingkan besar sampel
dari ketepatan hasil (lebar range prevalensi yang dihasilkan) pada tabel
tertentu. Kemudian unit sampel dipilih sesuai jumlah yang ditentukan,
yang bisa dilakukan secara acak (random), sistematik (pilihan berselang
seling) atau kombinasi caratersebut. Cara ini memberikan sampel yang
dapat mewakili semua populasi yang diamati. Kadang-kadang sampel
terpaksa dipilih sesuai kepentingan pengamatan (selektif purposive),
biasanya bila penyakit sangat jarang terjadi. Cara ini mewakili populasi
yang diamati. Sampel dapat berganti setiap waktu dan setiap pengamatan
atau dapat berupa sampel tetap untuk diikuti terus selama periode
pengamatan (sentinel, kohort). Data dapat dikumpulkan sesaat, yaitu data
tentang kejadian penyakit atau kematian yang dikumpul pada tempat dan
saat kejadian penyakit sedang berlangsung (cross sectional). Data
penyakit sesaat tersebut (prevalens) dapat dikumpul dalam suatu periode
waktu yang singkat (misalnya 1 hari, disebut point prevalence) atau
periode yang lebih panjang (minggu, bulan, tahun disebut period
prevalence). Data kejadian diwaktu lalu, yaitu data yang dikumpul
tentang kejadian penyakit atau kematian yang sudah terjadi pada waktu
lalu (restrospective).

9
Untuk mencari faktor risiko penyebab penyakit atau kematian
sedangkan data kejadian di waktu mendatang, yaitu data yang dikumpul
tentang kejadian penyakit atau kematian yang sedang berlangsung dan
akan terjadi pada waktu mendatang yang periodenya telah ditetapkan
sebelumnya ( prospective). Tujuannya adalah memantau besarnya
pengaruh suatu faktor risiko atau intervensi program tertentu timbulnya
penyakit atau kematian. Sifat kejadian penyakit yang dipantau
berdasarkan data kasus lama, yaitu penderita yang sudah menderita sakit
(dan saat ini masih sakit,sudah sembuh atau sudah meninggal) sejak
sebelum pengumpulan data dilakukan.
Penemuan kasus lama dapat dipakai untuk menilai efektivitas
pengobatan, pelaksanaan pengobatan standar, resistensi, adanya pengaruh
faktor risiko lingkungan dan perilaku sehingga sakit berlangsung lama.
Sedangkan kasus baru, yaitu penderita yang baru menderita sakit pada
saat periode pengumpulan data dilakukan selanjutnya cara penemuan
kasus baru terutama bila terjadi dalam waktu singkat. Dipakai untuk
menilai adanya KLB atau wabah di suatu tempat, yang memerlukan
tindak lanjut.
B. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data
a) Definisi Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data
ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau
rumus-rumus tertentu (Hasan, 2002). Pengolahan data merupakan
bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan
pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang
telah dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan dalam kelompok-
kelompok, diadakan kategorisasi.

10
Beberapa tingkatan kegiatan perlu dilakukan, antara lain
memeriksa data mentah sekali lagi, membuatnya dalam bentuk tabel
yang berguna, baik secara manual ataupun dengan menggunakan
komputer. Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta
hubungan-hubungan yang terjadi dianalisa, perlu pula dibuat
penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena yang
terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-fenomena lain di
luar penelitian tersebut. Berdasarkan pengolahan data tersebut, perlu
dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan hasil penelitian.
Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses
mengartikan data-data lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan
sifat penelitian. Misalnya dalam rancangan penelitian kuantitatif,
maka angka-angka yang diperoleh melalui alat pengumpul data
tersebut harus diolah secara kiantitatif baik melalui pengolahan
statistik inferensial maupun statistik deskriptif. Lain halnya dalam
rancangan penelitian kualitatif, maka pengolahan data menggunakan
teknik nonstatitistik, mengingat data-data lapangan diperoleh dalam
bentuk narasi atau kata-kata, bukan angka-angka. Mengingat data
lapangan disajikan dalam bentuk narasi kata-kata, maka pengolahan
datanya tidak bisa dikuantifikasikan. Perbedaan ini harus dipahami
oleh peneliti atau siapapun yang melakukan penelitian, sehingga
penyajian data dan analisis
kesimpulan penelitian relevan dengan sifat atau jenis data dan
prosedur pengolahan data yang akan digunakan. Adapun jenis
pengolahan data antara lain :
1) Data Kualitatif
Data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik
berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata.

11
2) Data Kuantitatif
Data kuantitaif merupakan data yang dihasilkan dari
pengukuran,dapat berupa bilangan bulat atau desimal. Berbeda
dengan data kualitatif, data kuantitatif hasilnya dinyatakan
dalam kuantitas numerik terhadap ciri tertentu yang
disebut variabel, misalnya jumlah bakteri yang terdapat dalam
sampel air.
b) Proses Pengolahan Data
1) Proses Pengolahan Data
a) Verifikasi,
b) Pengorganisasian data,
c) Pencarian kembali,
d) Transformasi,
e) Penggabungan,
f) Pengurutan,
g) Perhitungan / kalkulasi
h) Ekstraksi data untuk membentuk informasi, dan
i) Pembentukan pengetahuan (Witarto, 2008)
2) Kegiatan Dalam Pengolahan Data
a) Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang
telah dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk
(raw data) atau data terkumpul itu tidak logis dan meragukan.
Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-
kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan
bersifat koreksi. Pada kesempatan ini, kekurangan data atau
kesalahan data dapat dilengkapi atau diperbaiki baik dengan
pengumpulan data ulang atau pun dengan interpolasi
(penyisipan). Hal-hal yang perlu diedit pada data masuk
adalah sebagai berikut :

12
1) Dipenuhi tidaknya instruksi sampling
2) Dapat dibaca atau tidaknya data yang masuk
3) Kelengkapan pengisian
4) Keserasian(consistency)
5) Apakah isi jawaban dapat dipahami
b) Coding
Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada
tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode
adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau
huruf-huruff yang memberikan petunjuk, atau identitas pada
suatu informasi atau data yang akan dianalisis. Contoh kode
pendidikan, kode daerah (kabupaten, kecamatan, dan desa).
c) Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data
yang telah diberikan kode sesuai dengan analisis yang
dibutuhkan. Untuk melakukan tabulasi ini dibutuhkan
ketelitian dan kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan
khususnya dalam tabulasi silang. Tabel ini dapat berbentuk :
1) Tabel Pemindahan
Tabel pemindahan disebut juga lembaran kode, yaitu tempat
memindahkan kode-kode dari kuesioner atau pencatatan
pengamatan.
2) Tabel Biasa
Tabel biasa adalah table yang disusun berdasarkan sifat
responden tertentu dan tujuan tertentu.
3) Tabel Analisis
Tabel analisis adalah tabel yang memuat suatu jenis
iinformasi yang telah dianalisi. Tabel ini hanya memmuat
satu jenis informasi. Contohnya, tabel satu arah atau tabel
tunggal, dan tabel silang (dalam Hasan, 2002).

13
2. Penyajian Data
Data statistik tidak hanya cukup dikumpulkan dan diolah, tetapi
perlu disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan dimengerti oleh
pengambilan keputusan. Penyajian data dalam dibuat dalam bentuk
grafik dan tabel dengan keuntungan bahwa data tersebut akan lebih cepat
ditagkap dan dimengerti dibandingkan dalam bentuk kata-kata.
Penyajian data diipengaruhi oleh skala variabel.
a) Teknik-Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
membuat tabel atau daftar dan grafik atau diagram.
1) Tabel
Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun
menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut
pendidikan dan masa kerja) sehingga memudahkan dalam
pembuatan analisis data.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk
memberikan informasi dan gambaran mengenai jumlah secara
terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam
menganalisis data tersebut.
2) Grafik
Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana
dikemukakan di atas, data-data kuantitatif (numerik) yang
terkumpul juga dapat disajikan ke dalam bentuk grafik.
Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data
secara visual dalam sebuah gambar. Sehingga penyajian data
dalam bentuk ini lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.
Pembuatan grafik pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari
pembuatan tabel distribusi frekuensi karena pembuatan grafik
itu haruslah didasarkan pada tabel distribusi frekuensi. Oleh
karena itu pembuatan grafik selalu diawali dengan pembuatan
tabel distribusi frekuensi.

14
b) Prosedur Penyajian Data
Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik dapat
digambarkan dalam prosedur sebagai berikut :

Gambar 3.1 Prosedur Penyajian Data


C. Analisis dan Interpretasi Data
1. Analisis Data
a) Definisi Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data secara sistematis
yang diperoleh dari observasi melalui pengorganisasian data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan hipotesa
sampai membuat kesimpulan yang dapat dimengerti oleh pengamat
sendiri dan orang lain.
Analisis data meliputi kegiatan mempelajari karakteristik,
hubungan, pola atau pengaruh yang sering terdapat pada suatu
fenomena atau gejala yang telah dan akan terjadi. Analisis data
merupakan suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan pola,
kategori, dan unit-unit deskriptif tertentu. Analisis data diperlukan
untuk menjamin bahwa sumber data dan proses pengumpulan data
adalah kuat.

15
1) Kegiatan analisis di puskesmas meliputi
Unit surveilans puskesmas melakukan analisis mingguan
terhadap penyakit potensial wabah di daerahnya dalam bentuk
tabel menurut desa/kelurahan dan grafik kecenderungan
mingguan, kemudian menginformasikan hasil analisis kepada
kepala puskesmas, sebagai pelaksanaan pemantauan wilayah
setempat (PWS) atau sisem kewaspadaan dini penyakit
potensial wabah di puskesmas. Jika ditemukan peningkatan
penyakit tertentu maka kepala puskesmas melakukan
penyelidikan epidemiologi dan menginformasikan ke dinas
kesehatan kabupaten/kota. Unit surveilans puskesmas
melakukan analisis tahunan perkembangan penyakit dan
menghubungkannya dengan fakor risiko, perubahan
lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan program.
2) Kegiatan analisis di rumah sakit
Unit surveilans rumah sakit melakukan analisis mingguan
terhadap penyakit potensial wabah di daerahnya dalam bentuk
tabel menurut desa/kelurahan atau puskesmas (kecamatan) dan
grafik kecenderungan mingguan, kemudian menginformasikan
hasil analisis kepada kepala rumah sakit, sebagai pelaksanaan
pemantauan wilayah setempat (PWS) atau sistem kewaspadaan
dini penyakit potensial wabah di rumah sakit. Jika ditemukan
peningkatan penyakit tertentu maka kepala rumah sakit
menginformasikan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. 24 Unit
surveilans rumah sakit melakukan analisis tahunan
perkembangan penyakit dan menghubungkannya dengan fakor
risiko, perubahan lingkungan, serta perencanaan dan
keberhasilan program di rumah sakit.

16
3) Kegiatan analisis di dinas kesehatan Kota/ kabupaten
Unit surveilans dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan
analisis mingguan terhadap penyakit potensial wabah di
daerahnya dalam bentuk tabel dan peta menurut puskesmas
(kecamatan) dan grafik kecenderungan mingguan, kemudian
menginformasikan hasil analisis kepada puskesmas, rumah
saki dan program terkait dilingkungan dinas kesehatan sebagai
pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau sisem
kewaspadaan dini penyakit potensial wabah di dinas kesehatan
kabupaten/kota. Jika ditemukan peningkatan penyakit tertentu
maka kepala rumah sakit menginformasikan ke dinas
kesehatan provinsi. Unit surveilans kabupaten/kota melakukan
analisis tahunan perkembangan penyakit dan
menghubungkannya dengan fakor risiko, perubahan
lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan program di
dinas kesehatan kabupaten/kota.
4) Kegiatan analisis di dinas kesehatan provinsi
Unit surveilans dinas kesehatan provinsi melakukan analisis
bulanan terhadap penyakit potensial wabah di daerahnya dalam
bentuk tabel dan peta menurut kabupaten atau kota dan grafik
kecenderungan bulanan, kemudian menginformasikan hasil
analisis kepada lingkungan dinas kesehatan provinsi, dinas
kesehatan kabupaten/kota serta dinas kesehatan propinsi di
daerah perbatasanya sebagai 25 pelaksanaan pemantauan
wilayah setempat (PWS) atau sisem kewaspadaan dini
penyakit potensial wabah di dinas kesehatan provinsi. Unit
surveilans dinkes kesehatan provinsi melakukan analisis
tahunan perkembangan penyakit dan menghubungkannya
dengan fakor risiko, perubahan lingkungan, serta perencanaan
dan keberhasilan program di dinas kesehatan provinsi.

17
b) Fungsi Analisis Data
Adapun beberapa fungsi dari analisis data sebagai berikut:
1) Untuk mengindentifikasi ada tidaknya masalah
2) Sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan,
perencanaan, pemantauan, pengawasan, penyusunan laporan,
penyusunan statistik, penyusunan program rutin dan
pembangunan, peningkatan program, dll.
c) Jenis-Jenis Analisis Data
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami
tentang keberadaan data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan
data dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu :
1) Data bermuatan kualitatif
2) Data bermuatan kuantitatif
d) Proses Analisis Data
Proses analisa data menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2011):
1) Sebelum observasi: Analisis dilakukan pada data hasil studi
pendahuluan yang akan digunakan untuk menentukan fokus
penelitian.
2) Setelah observasi: pada saat pengumpulan data berlangsung
dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok, fokus pada
hal-hal penting, mencari tema dan polanya yang disebut
sebagai reduksi data.
e) Teknik Analisis Data
Menurut Geoffrey E. Mills (2000), mengemukakan beberapa teknik
analisis data sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi tema-tema dari data yang dikumpulkan
secara induktif dari tema-tema yang besar menjadi tema yang
lebih kecil
2) Untuk setiap tema ataupun kelompok data dapat dibuat kode,
misalnya kode untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
maupun hasilnya

18
3) Ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: dengan prinsip 5W1H
4) Buatlah bentuk penyajian dari temuan dalam bentuk table,
grafik dll.
5) Kemukakan apa yang belum atau tidak ditemukan dalam
penelitian, kemudian identifikasikan.
2. Interpretasi Data
a) Definisi Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang
menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan, kriteria,
atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang
dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran
yang sedang diperbaiki.
Interpretasi data adalah upaya peneliti memaknai data yang
dapat ditempuh dengan cara meninjau kembali gejala-gejala
berdasarkan sudut pandangnya, perbandingan dengan
penelitian yang pernah dilakukan (misanya oleh peneliti lain).
Interpretasi adalah proses memberi arti dan signifikansi
terhadap analisis yang dilakukan, menjelaskan pola-pola
deskriptif, mencari hubungan dan keterkaitan antar deskripsi-
deskripsi data yang ada (Barnsley & Ellis, 1992)
Kajian interpretasi ini melibatkan beberapa hal yang
penting dalam sebuah penelitian yaitu berupa diskusi,
kesimpulan, dan implikasi seperti: kilas balik temuan utama
dan bagaimana pertanyaan penelitian terjawab, refleksi peneliti
terhadap makna data, pandangan peneliti yang dikontraskan
dengan kajian literatur (teoretik), batasan penelitian, dan saran
untuk penelitian selanjutnya. Dalam interpretasi dibahas
bagaimana cara menemukan makna atau implikasi dari data
yang diperoleh. Hasil interpretasi data digunakan untuk
mengevaluasi proses dan hasil perbaikan pembelajaran yang
dilakukan.

19
b) Fungsi Interpretasi Data
Fungsi interpretasi data adalah untuk mengevaluasi atau
merefleksi proses dan hasil perbaikan pembelajaran yang
dilakukan.
c) Penafsiran Data
Penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam proses
analisis data penelitian karena kualitas analisis dari suatu
peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran yang
diturunkan oleh peneliti terhadap data. Penafsiran adalah
penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari
materi yang dipaparkan. Penafsiran berkehendak untuk
membangun suatu konsep yang bersifat menjelaskan.
d) Teknik Interpretasi Data
Ada berbagai teknik dalam melakukan interpretasi data, antara
lain dengan:
1) Menghubungkan data dengan pengalaman peneliti,
2) Mengaitkan temuan (data) dengan hasil kajian pustaka
atau teori terkait,
3) Memperluas analisis dengan mengajukan pertayaan
mengenai penelitian dan implikasi hasil penelitian,
dan/atau
4) Meminta nasihat teman sejawat jika mengalami kesulitan.
e) Cara Membuat Interpretasi Data
Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan interpretasi data secara sistematik dan terus
menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang
membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan . Data yang
telah disusun dan dikompilasi, selanjutnya dianalisis dan
dilakukan interpretasi untuk memberikan arti dan memberikan
kejelasan tentang situasi yang ada dalam masyarakat.

20
Analisis data diperlukan untuk menjamin bahwa sumber
data dan proses pengumpulan data adalah adekuat. Untuk
menganalisis data surveilans kita harus memperhatikan
beberapa hal berikut:
1) Apa keistimewaan atau kekhasan data yang didapat?
2) Memulai dari data yang paling sederhana ke data yang
paling kompleks
3) Menyadari bila ketidaktepatan dalam data menghalangi
analisis-analisis yang lebih canggih. Jika ada data yang
bias maka data tersebut tidak perlu digunakan.
4) Sifat data surveilans
5) Perubahan dari waktu ke waktu
6) Beberapa sumber-sumber informasi
7) Masalah kualitas dan kelengkapan
8) Butuh pengetahuan yang mendalam tentang sistem
evaluasi.
D. Desiminasi Informasi
1. Definisi Desiminasi informasi
Menurut Depkes RI (2003), diseminasi adalah suatu kegiatan yang
ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka
memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya
memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi data Surveilans adalah
penyebarluasan informasi, yang baik harus dapat memberikan informasi
yang mudah dimengerti dan dimanfaatkan dalam menentukan arah
kebijakan kegiatan, upaya pengendalian serta evaluasi program.
Tujuan dari proses ini adalah memungkinkan pengambil kebijakan
untuk melihat dan mengerti implikasi dari informasi yang didapatkan
sehingga keputusan yang diambil tepat untuk dijalankan dipopulasi
tersebut. Lebih lanjut, para penentu kebijakan juga dapat mengevaluasi
efektifitas, keuntungan dan kerugian dari intervensi kesehatan
masyarakat tersebut. Berkenaan dengan itu, hendaknya suatu data

21
disajikan dalam bentuk yang memudahkan orang untuk mengerti hal-hal
yang ingin disampaikan, baik dalam bentuk tabel, grafik maupun
pemetaan.
2. Proses Desiminasi
Informasi
a) Diseminasi di puskesmas
Kegiatan diseminasi di puskesmas di tujukan kepada lintas
program di kecamatan dan pada masyarakat melalui pertemuan-
pertemuan tingkat desa.
b) Diseminasi di Dinas kesehatan kabupaten/kota
Diseminasi di dinas kesehatan kabupaten dapat dilakukan melalui
penerbitan bulletin epidemiologi secara berkala. Diseminasi melalui
bulletin dapat dilakukan setiap bulan. Penyebarluasan informasi
dilakukan kepada pemegang kebijakan baik di dinas kesehatan atau
pemerintah daerah dalam bentuk laporan kegiatan atau laporan
program.
c) Diseminasi di dinas kesehatan provinsi
Diseminasi di dinkes provinsi dilakukan melalui pertemuan lintas
program yang melibatkan petugas dinas kabupaten/kota, dan melalui
buletin. Penyebarluasan informasi melalui buletin epidemiologi
dapat dilakukan secara berkala. Idealnya penyebar luasan informasi
dilakukan setiap bulan, hal ini terkait dengan sistem pelaporan dari
dinas kesehatan dilakukan setiap bulan.
E. Feed Back
1. Surveilans Epidemiologi
Surveilans menurut WHO adalah proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interprestasi data secara sistematik dan terus menerus serta
penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk diambil
tindakan. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu definisi surveilans
epidemiologi yang lebih mengedepankan analisis atau kajian epidemiologi
serta pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya
kegiatan pengumpulan dan pengolahan data.

22
Sehingga dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans
epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan (Masrochah, 2006).
Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur
penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit
penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat
penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi
hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah kabupaten/kota, propinsi
dan Pusat (Azwar, 2003).
2. Definisi Feed Back
Data yang telah dilakukan analisis kemudian hasil analisis disebarkan
kemasyarakat dan dilakukan umpan balik kepada wilayah kerja di level
bawahnya. Kegiatan umpan balik dapat dilakukan dari dinas kesehatan
pusat ke dinas kesehatan propinsi, dari dinas kesehatan provinsi ke dinas
kesehatan Kabupaten/Kota, dari dinas kesehaan kabupaten/kota ke
puskesmas dan dari puskesmas ke wilayah kerja puskesmas tersebut.
Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumber-
sumber data (pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan
kegunaannya setelah diolah, merupakan suatu tindakan yang penting,
selain tindakan follow up.
Kegiatan umpan balik dapat berupa pertemuan berkala, pelatihan atau
yang lainya Unit surveilans puskesmas mengirim umpan balik laporan ke
puskesmas pembantu diwilayahnya. Kegiatan umpan balik diharapkan
dapat memperbaiki data yang dikumpulkan dan menjadi informasi pada
level bawahnya.

23
Unit surveilans rumah sakit bekerja sama dengan rekaman medik,
petugas rawat inap dan rawat jalan melakukan validasi data. Dinas
kesehatan kabupaten/kota memberikan umpan balik bulanan ke
puskesmas, rumah sakit serta laboratorium diwilayah kerjanya. Dinas
kesehatan provinsi memberikan umpan balik bulanan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota. Unit surveilans laboratorium melakukan umpan balik
terhadap instansi terkait untuk melakukan validasi data.
3. Kunci Keberhasilan Feed Back
Kunci keberhasilan surveilans adalah memberikan umpan balik
kepada sumber-sumber data surveilans agar mudah memberikan kesadaran
kepada sumber data tentang pentingnya proses pengumpulan data. Bentuk
umpan balik yang biasanya adalah ringkasan informasi atau korektif
laporan yang diberikan (Depkes RI, 2003:17).

24
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang


dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang
dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional
variabel yang bersangkutan. Metode pengumpulan data yang umum
digunakan dalam suatu penelitian adalah kuesioner, observasi, dan
wawancara.
2. Pengolahan dan Penyajian Data
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan
angka-angka yang disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data
kasar atau data mentah menunjukkan bahwa data itu belum diolah
dengan teknik statistik tertentu, maka dilakukan pengolahan data dan
kemudian data yang telah diolah disajikan dengan beberapa teknik
yaitu berupa tabel ataupun grafik.
3. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis data adalah proses menyusun data secara sistematis yang
diperoleh dari observasi melalui pengorganisasian data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan hipotesa sampai
membuat kesimpulan yang dapat dimengerti oleh pengamat sendiri dan
orang lain.
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan
hasil analisis dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk
menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab
permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki.

25
4. Desiminasi Informasi
Desiminasi data Surveilans adalah penyebar luasan informasi, yang
baik harus dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti dan
dimanfaatkan dalam menentukan arah kebijakan kegiatan, upaya
pengendalian serta evaluasi program.
5. Feed Back
Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumber-
sumber data (pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan
kegunaannya setelah diolah, merupakan suatu tindakan yang penting,
selain tindakan follow up.

26
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiarto,Eko,Dewi Anggraeni.2003. Pengantar Epidemiolog. Jakarta:EGC.

Budioro. 2007. Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat.Semarang: Balai


Penerbit Universitas Diponegoro.

Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105.

Depkes RI. 2003, Surveilans Epidemiologi Penyakit, Jakarta.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan


Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Bogor.

Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.

Masrochah, S. 2006. Sistem Informasi Surveilans Epidemiologi Sebagai


Pendukung Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Di
Dinas Kesehatan Kota Semarang. PhD Thesis. Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.

Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah


Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59.

Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Atfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta.

Weraman, Pius. 2010. Dasar Surveillans Kesehatan Masyarakat. Jakarta :


Gramata Publishing.

27
Formulir Penilaian Praktik Mandiri Surveilance Epidemiologi

Nilai
No. Aspek yang Dinilai Bobot
YA TIDAK
1. Praktik Pengumpulan Data 20
2. Praktik Pengolahan dan Penyajian Data 20
3. Praktik Analisis dan Interpretasi Data 20
4. Praktik Desiminasi Informasi 20
5. Praktik Feed Back 20
Jumlah 100

28

Anda mungkin juga menyukai