HALAMAN JUDUL..................................................................................
SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS...................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I DEFINISI...............................................................................
BAB IV DOKUMENTASI
BAB I
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
A. Metode survelaint
1. Hospital wide, traditional Surveillance
Prospektif dan terus menerus mensurvei semua area perawatan.
Data dikumpulkan dari catatan medis, catatan keperawatan,
laboratorium, perawat ruangan. Memerlukan banyak waktu. Rate
infeksi, pola mikroorganisme dihitung setiap bulan.
2. Periodic Surveillance
Dilakukan secara interval seperti satu bulan dalam satu semester
atau melakukan survei pada satu atau beberapa unit pada masa
periode tertentu kemudian pindah lagi ke unit lain
3. Prevalence Surveillance
Adalah menghitung jumlah aktif infeksi selama periode tertentu.
Aktif infeksi dihitung semua jumlah infeksi baik yang lama maupun
yang baru ketika dilakukan survei. Jumlah aktif infeksi dibagi jumlah
pasien yang ada pada waktu dilakukan survei. Oleh karena semua
aktif infeksi dihitung yang lama dan baru maka rate infeksi biasanya
lebih tinggi dari rate insiden.
4. Target Surveillance
Pendekatan kepada Target surveilans. Fokus kepada critical care
unit, Mis, operasi kardiotorasik, transplantasi, hemodialisis,
bakteremia, infeksi luka operasi, Ventilator Associated Pneumonia,
dll
5. Outbreak threshold
Survei dilakukan ketika terjadi: Out break,Peningkatan hasil kultur
positif, Isolasi meningkat.
B. Perencanaan
1. Kaji Populasi
Setiap fasyankes memiliki karakteristik pasien serta resiko yang
bervariasi. Pertama harus diidentifikasi kejadian dan populasi yang
akan disurvei. Sistem surveilans sebaiknya didasarkan pada evaluasi
dari populasi yang spesifik. Untuk mencapai informasi dan mengerti
karakteristik populasi dapat dikaji beberapa hal seperti: tipe pasien
yang dilayani, diagnosa yang paling sering, tindakan yang sering
dilakukan, operasi atau tindakan invasive. Sumber informasi ini dapat
di ambil dari catatan medik, catatan keperawatan, data operasi, hasil
laboratorium
C. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data sebaiknya dilakukan oleh orang
yang sudah mempunyai dilatih PPI. Personil surveilans mencari
informasi dari sumber-sumber yang tepat, mengaplikasikan dan
mencatat data dengan metode yang tepat.
Format pengumpulan data dapat dientry dikomputer dan atau
formulir kertas. Pengumpulan data dapat dilakukan secara
concurrently (Prospective dan atau retrospective tergantung pada
sumber-sumber yang ada. Concurrent surveillance pengumpulan data
diawali ketika pasien masih dirawat. Keuntungannya informasi data
dapat diambil pada saat kejadian, interview kepada petugas
kesehatan, interaktif dapat dicapai, informasi dapat diketahui bila tidak
dicatat di catatan medical.
Data-data yang harus dikumpulkan yaitu data demografi,
infeksi, laboratorium, faktor resiko spesifik seperti pemasangan kateter
urine untuk infeksi saluran kemih/Urinary Tractus Infection (UTI), infus
set, dll. Untuk faktor resiko infeksi luka operasi/tindakan di data
tanggal operasi/tindakan, lama operasi/tindakan, kelas luka, ASA
Score, emergensi atau elektif.
Data dikumpulkan setiap hari pada waktu yang sama dicatat
pada formulir yang sudah disediakan. Dikumpulkan data Nominator
dan Denominator. Nominator yaitu jumlah yang terinfeksi pada pasien
yang beresiko. Denominator adalah jumlah pasien, dan jumlah hari
rawat pasien, total jumlah hari pemakaian ventilator, central line,
kateter urine.
D. Analysis
Data dicatat pada formulir yang sudah dibuat, kemudian
diorganisasikan sesuai pola yang mengandung arti. Data surveilans
dicatat secara sistematis di formulir. Sebaiknya di entry di data base
computer. Jika data dimasukkan dalam data base computer maka
dengan mudah dapat dilakukan plot jumlah atau rate infeksi setiap
saat untuk mengidentifikasi trend yang ada.
Untuk menghitung surveilens yang dipakai adalah insiden rate.
Insiden rate infeksi luka operasi/tindakan adalah jumlah pasien infeksi
luka operasi (Numerator) dibagi jumlah total kasus operasi/tindakan
(Denominator) dikali 100%. Sedangkan Rate VAP/ISK/Phlebitis
adalah jumlah VAP/ISK/Phlebitis (Numerator) dibagi total jumlah hari
pemakaian alat (Denominator) dikali 1000.
Data harus dianalisa dengan cepat dan tepat, untuk
mendapatkan informasi apakah ada masalah infeksi HAIs, yang
memerlukan penanggulangan atau investigasi lebih lanjut. Interpretasi
yang dibuat harus menunjukkan informasi tentang penyimpangan
yang terjadi. Bandingkan angka infeksi HAIs apakah ada
penyimpangan, dimana terjadi kenaikkan atau penurunan yang cukup
tajam.
Perhatikan dan bandingkan kecenderungan menurut jenis
infeksi HAIs, ruang perawatan dan patogen penyebab bila ada. Perlu
dijelaskan sebab-sebab peningkatan atau penurunan angka infeksi
HAIs, jika ada data yang mendukung relevan dengan masalah yang
dimaksud. Cara menghitung dan menganalisa data infeksi:
1. Insiden Rate ISK
Jumlah ISK
----------------------------------------------------------X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter urine menetap dalam kurun waktu
tertentu
BAB IV
DOKUMENTASI