BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
B. Tujuan
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
A. Langkah-Langkah Surveilans
1. Perencanaan
2. Pengumpulan data
3. Analisis
4. Interpretasi
5. Pelaporan
6. Evaluasi
1. Perencanaan Surveilans
a. Tahap 1 : Mengkaji populasi pasien
Tentukan populasi pasien yang akan dilakukan survei apakah semua
pasien/sekelompok pasien/pasien yang berisiko tinggi saja.
b. Tahap 2 : Menseleksi hasil/proses surveilans
5
B. Alur kerja
1. Alur pengisian surveillance yaitu dimulai di ruangan yang melakukan tindakan untuk
mengisi form yang telah tersedia
2. Form kemudian diisi setiap hari untuk memantau infeksi pasien terkait tindakan yang
dilakukan kepada pasien (ILI, IADP, ILO, VAP, HAP, decubitus)
3. Setelah pasien pulang form (ILI, IADP, VAP, HAP) disimpan di tempat khusus data
PPI kemudian ditotal lama hari perawatan dan jumlah kejadian infeksi. Jumlah
kejadian infeksi dijadiakan sebagai numerator sedangkan lama hari perawatan
dijadikan sebagai denomerator kemudian dikali 1000/ per mil.
4. Setelah pasien pulang form (ILO, decubitus) disimpan di tempat khusus data PPI
kemudian ditotal jumlah operasi atau decubitus dan jumlah kejadian infeksi operasi
atau decubitus. Jumlah kejadian infeksi operasi atau decubitus dijadiakan sebagai
numerator sedangkan jumlah operasi atau decubitus dijadikan sebagai denomerator
kemudian dikali 100/ persen.
6
5. Hasil dari perhitungan diserahkan kepada tim PPI untuk dilaporkan sebagai laporan
bulanan untuk kemudian dilaporkan kepada komite mutu.
1. Form surveillance phlebitis ada di dalam setiap buku status pasien. Untuk form
surveillance ISK (Infeksi Saluran Kemih) ada di setiap ruangan pelayanan, form ISK
dimasukan dalam buku status pasien bila pasien dipasang cateter urin.
2. Form ILO (Infeksi Luka Operasi) ada di ruangan yang berhubungan dengan
tindakan pembedahan.
3. Setiap hari petugas ruang memberikan tanda “√” pada cheklist surveillance yang
sudah ditentukan dalam buku status pasien.
4. Petugas yang menemukan kejadian infeksi mencatat dalam cheklist surveillance
yang sudah ditentukan dalam buku status pasien di ruang masing - masing
5. Petugas ruang (IPCLN) mencatat kejadian infeksi
6. IPCLN melaporkan kejadian infeksi kepada IPCN untuk di tindak lanjuti
7. Setelah pasien pulang, cheklist surveillance Phlebitis dan ISK dicopy satu kali.
8. Lembar asli dimasukkan di dalam buku status pasien yang copy disimpan di tempat
khusus data PPI di ruang masing-masing
9. Khusus form surveillance ILO bila pasien pulang form langsug diserahkan ke poli
bedah atau ke poli obgyn tergantung DPJP yang menangani.
10. Petugas poli obgyn atau poli bedah mengevaluasi luka operasi pasien. Bila pasien
dirasa sudah tidak perlu kontrol atau luka operasi sudah sembuh form surveillance
ILO disimpan di tempat khusus data PPI
11. IPCLN melengkapi data tersebut kemudian di tanda tangani oleh kepala ruang
12. Setiap awal bulan data kejadian infeksi dikirim ke TIM PPI
13. IPCN merekap hasil laporan setiap bulan dan melaporkannya tim PPI dan Komite
Mutu
14. Tim PPI menganalisa dan merekomendasikan tindaklanjut hasil dilaporkan kepada
direktur
15. Jika ada kejadian infeksi yang harus ditangani secara khusus akan ditindak lanjuti
oleh direktur
16. Untuk KLB (Kejadian Luar Biasa) dilaporkan setiap saat.
E. Kamus indikator
7
Area Klinis
Kategori Indikator Tindakan pengendalian infeksi RS
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
Komite PPIRS secara merata di seluruh unit
kerja/departemen.
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan Menurunkan kejadian infeksi saluran kencing (ISK)
Definisi Infeksi saluran kencing (ISK) adalah jenis infeksi yang
terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan permukaan
kandung kemih) atau melibatkan bagian yang lebih
dalam dari organ-organ pendukungh saluran kemih
(ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan jaringan
sekitar retroperitoneal atau rongga perinefrik), karena
penggunaan kateter urine > 48 jam.
menetap
Bobot Lihat pada Daftar dan Bobot Indikator
Sumber Data Formulir surveilans
Standar Kriteria Hasil ≤ 4,7 ‰ skor = 100
Penilaian 4,7 ‰ < Hasil ≤ 5,2 ‰ skor = 75
5,2 ‰ < Hasil ≤ 5,7 ‰ skor = 50
5,7 ‰ < Hasil ≤ 6,2 ‰ skor = 25
Hasil > 6,2 ‰ skor = 0
Wilayah Pengamatan Semua unit rawat inap
Periode Pelaporan Perbulan
Rencana penyebaran Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja,
hasil capaian kepada pengiriman analisa ISK setiap 3 bulan ke unit kerja dan
staf dinkes
PIC IPCN dan IPCN Link
Referensi 1. CDC NHSN, Maret 2011
2. Buku Pedoman PPI tahun
2011
3. Buku Pedoman Surveillance
infeksi RS Kemkes 2011
4. Center of Healthcare related
infections surveillance and prevention
5. Guideline Preventing
CAUTI/2009/www.cdc.gov; CAUTI
Event/2011/www.cdc.gov.
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi IDO
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi
Formula (Jumlah pasien yang terinfeksi IDO dibagi Jumlah pasien
yang dioperasi) x 100%
Inklusi A. Infeksi daerah operasi dibagi 3, yaitu:
1. Infeksi daerah operasi superficial/surgical site infection
superficial incisional site (SSI) adalah infeksi luka
operasi yang terjadi 30 hari etelah operasi dan hanya
mengenai kulit dan jaringan sub kutan dengan gejala:
aliran nanah purulen dari tempat insisi atau terdapat
minimal salah satu gejala infeksi berikut yaitu:
bengkak, kemerahan, nyari, panas.
2. Infeksi daerah operasi dalam (Profunda)/surgical site
10
3. Surgical Assistant
Interactive Infection Control workshop, Nerelle Dean,
April 2008.
4. Save live clean your
hand, WHO Agustus 2010.
5. Mangram A J, Horan T
C, Pearson M L,Silver L C, Jarvis W R.1999. Guidline
for prevention of Surgical Site of Infection. Columbia
University School of Nursing;New York
6. Guideline Preventing
SSI/2009/www.cdc.gov; SSI Event/2011/www.cdc.gov
6. Plebitis
Area Klinis
Kategori Indikator Tindakan pengendalian infeksi RS
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
Komite PPIRS secara merata di seluruh unit
kerja/departemen.
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan Menurunkan kejadian Plebitis
Definisi Plebitis adalah pada daerah local tusukan infus ditemukan
tanda-tanda merah, seperti terbakar, bengkak, sakit bila
ditekan, ulkus sampai eksudat purulent atau mengeluarkan
cairan bila ditekan.
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi plebitis
Denominator Jumlah hari pemasangan infus perifer x1000
Formula (Jumlah pasien yang terinfeksi phlebitis dibagi Jumlah hari
pemasangan infus perifer) x1000
Inklusi Pasien yang terpasang infus perifer
Eksklusi Pasien dengan plebitis sebelum pemasangan IVL
Bobot Lihat pada Daftar dan Bobot Indikator
Sumber Data Formulir surveilans
Standar Kriteria 1‰
Penilaian
Wilayah pengamatan Semua unit rawat inap
Periode Pelaporan Perbulan
Rencana penyebaran Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja,
hasil capaian kepada pengiriman analisa plebitis setiap 3 bulan ke unit kerja dan
staf dinkes
PIC IPCN dan IPCN Link
Referensi 1. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. DirJen Bina
2. Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
14
BAB IV
DOKUMENTASI
Demikian buku panduan ini dibuat untuk panduan tentang panduan surveillance
sehingga berjalan dengan baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Undang-
Undang Kesehatan yang berlaku, dengan terbitnya Buku Panduan surveillance di
RSUD .............. ini maka segala pelayanan yang berkaitan dengan surveillance infeksi
15
rumah sakit wajib berlandaskan buku panduan ini terhitung setelah ditandatangani oleh
Direktur RSUD ..............