DEFINISI
Surveilan infeksi Rumah Sakit adalah suatu proses yang dinamis, sistematis terus menerus,
dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi dari data kesehatan yang penting pada
suatu populasi spesifik yang didesminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang
memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan,dan evaluasi suatu tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan.Infeksi Rumah Sakit (IRS) atau Healthcare asociated infections
(HAIs) adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di RS yang tidak ditemukan dan
tidak dalam masa inkubasi saat pasien masuk RS. IRS juga mencakup infeksi yang didapat di RS
tetapi baru muncul setelah keluar RS dan juga infeksi akibat kerja pada tenaga kesehatan.
Surveilans infeksi rumah sakit bertujuan untuk :
1. Mendapatkan data dasar Infeksi Rumah Sakit
2. Menurunkan laju Infeksi RS
3. Identifikasi dini kejadian luar biasa (KLB) Infeksi Rumah Sakit
4. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang memerlukan
penanggulangan
5. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI di RS
6. Memenuhi standar mutu pelayanan medis
Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma adalah jenis rumah sakit khusus yang hanya menangani
pasien dengan gangguan jiwa saja, sehingga berdasarkan pedoman surveilans nasional jenis
surveilans yang dapat dilakukan terbatas hanya pada Phlebitis yang terkait dengan pemasangan
IV line. Kondisi lain yang ada di Rumah Sakit Jiwa adalah adanya diare. Oleh sebab itu Rumah
Sakit Jiwa Mutiara Sukma menentukan kegiatan surveilans akan dilakukan pada keadaan
phlebitis dan diare
Surveilans yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma adalah surveilans aktif
yaitu kegiatan yang secara khusus dilakukan untuk mencari kasus infeksi rumah sakit oleh orang-
orang yang telah dilatih dan secara terus menerus mencari data dari berbagai sumber untuk
mengumpulkan informasi dan memutuskan apakah terjadi infeksi rumah sakit atau tidak. Kasus
infeksi rumah sakit juga didapat berdasarkan klinis pasien atau temuan laboratorium dengan
menelaah faktor resiko, memantau prosedur perawatan pasien yang terkait dengan prinsip-prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi. Dalam hal ini diperlukan pengamatan langsung di ruang
perawatan dan diskusi dengan dokter atau perawat yang merawat.
A. Kriteria Diagnostik
1. Phlebitis
Phlebitis dalam klasifikasi HAIs oleh CDC dikelompokkan dalam Arterial or Venous
Infection. Infeksi arteri atau vena harus memenuhi minimal 1 dari kriteria berikut:
a. Hasil kultur positif dari arteri atau vena yang di ambil pada saat operasi
b. Terdapat bukti infeksi dari arteri atau vena yang terlihat saat operasi atau berdasarkan
bukti histopatologik.
c. Pasien minimal mempunya 1 gejala dan tanda berikut, tanpa diketemukan penyebab
lainnya :
1) Demam (>380 C), nyeri, eritema atau panas pada vaskular yang berhubungan
dengan pemasangan IV line
2) Kultur semikuantitatif dari ujung kanula intravascular tumbuh > 15 koloni mikroba
3) Kultur darah tidak dilakukan atau hasil negatif
d. Tindakan pencegahan dan penanggulangan
1) Perhatikan dan lakukan tehnik sterilitas dalam pemasangan IV Line
2) Lakukan pemasangan IV Line sesuai prosedur
3) Lakukan perawatan IV Line tiap hari
4) Observasi tanda-tanda infeksi tiap 4 jam
5) Lepas IV Line saat sudah tidak diperlukan
2. Diare
Buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan
frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
B. Pengumpulan Data
Yang bertangguang jawab atas pelaksanaan pengumpulan dan pencatatan data adalah IPCN
dan di bantu oleh IPCLN. Mekanisme yang digunakan pada saat pengumpulan data adalah
1. IPCLN mengisi formulir surveilan setiap pasien di unit masing-masing setiap hari.
2. Pada awal bulan berikutnya paling lambat tanggal 5 formulir surveilans diserahkan ke
IPCN dengan diketahui dan di tanda tangani oleh kepala unit.
3. Apabila ada kecurigaan terjadi infeksi, IPCLN segera melaporkan hal tersebut ke IPCN
untuk di tindak lanjuti atau di investigasi.
E. Analisa Data
Analisa data dilakukan untuk Menentukan dan menghitung laju. Laju adalah suatu
probabilitas dari suatu kejadian. Biasa dinyatakan dalam formula sebagai berikut :
X = Numerator, adalah jumlah kali kejadian selama kurun waktu teretentu
Y = Denominator, adalah jumlah populasi dimana kelompok yang mengalami kejadian
tersebut berasal selama kurun waktu yang sama
F. Pelaporan
Laporan sebaiknya sistematik, tepat waktu, informatif. Data dapat disajikan dalam berbagai
bentuk, yang penting mudah di analisa dan di interpretasikan. Penyajian data harus jelas,
sederhana, dapat dijelaskan diri sendiri. Bisa dibuat dalam bentuk tabel, grafik, pie.Pelaporan
dengan narasi singkat.
Tujuan untuk :
1. Memperhatikan pola infeksi rumah sakit dan perubahan yang terjadi (Trend)
2. Memudahkan analisis dan Interpretasi data
3. Laporan dibuat secara periodik, setiap bulan, triwulan, tahunan.
Dokumentasi berupa pengisian formulir, check list surveilans harian dan laporan surveilans
setiap bulan, triwulan dan laporan tahunan.
Ditetapkan di Mataram
Pada tanggal 18 Januari 2019